Share

Aku tersiksa

Kubiarkan saja ponselku terus berbunyi. Pesan beruntun terus masuk, tetapi kubiarkan saja. Ibu mertua pasti sudah memantau di sana. Huh, dia pikir aku ini apa sehingga harus dalam pemantauan seperti ini?

"Ta, tadi kamu bilang habis memecahkan piring? Sudah dibereskan belum?"

Aku tidak menjawab pertanyaan Arka hingga membuat suamiku itu berteriak." Sitha! Piring yang pecah itu sudah kamu bereskan belum? Nanti ibu marah, lho."

Benar juga, jangan sampai ibu mertuaku yang selalu memakai banyak perhiasan untuk menunjukkan kekayaannya itu marah dan punya pikiran untuk mengembalikanku pada orang tuaku. Aku tidak mau tinggal di rumah jelek itu lagi setelah bisa merasakan tidur di rumah semewah ini.

Kupunguti pecahan piring dengan hati-hati, tetapi siapa sangka beling itu ternyata sangat tajam sehingga melukai tangan mulusku ini." Auw." Aku meringis saat merasakan perih di tanganku dan melihat darah segar mengalir dari jari telunjuk.

"Arka! Ar! Aduh, sakit!" Sengaja kuteriak sekencang-kenc
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status