Share

BAB 2

Author: Mayasa
last update Last Updated: 2023-07-19 17:53:33

Lucia terdiam cukup lama, melihat seluruh ruangan yang sangat kotor dan berdebu. Dia berpikir bagaimana mereka bisa tidur dalam keadaan seperti ini.

“Jika kau ingin kabur, malam ini akan kuberi kesempatan padamu,” ucap Dariel datar saat melihat Lucia terdiam.

Lucia mengalihkan pandangannya ke Dariel dan tersenyum tipis. Lalu, dia melepaskan pegangannya pada kopernya, mengambil sapu, dan mulai membersihkan ruangan.

“Kita sudah menjadi suami istri dan sudah mengucapkan janji suka dan duka selalu bersama,” ucap Lucia dengan tenang. Meski situasinya tak ideal, dia merasa iba pada Dariel dan berusaha untuk memahaminya.

Pandangan Dariel agak melebar, terkejut dengan respons Lucia yang berbeda dari yang dia bayangkan. Meskipun sejenak, wajahnya menunjukkan kebingungan, sebelum kembali bersikap acuh.

“Debu di sini sangat tebal, aku tidak bisa membersihkannya semuanya saat ini,” gumam Lucia yang bisa didengar oleh Dariel dengan samar.

“Aku akan pergi ke kamar,” ucap Dariel datar, seolah tak peduli dengan apa yang akan dilakukan Lucia selanjutnya.

Dengan kursi rodanya, Dariel masuk ke salah satu pintu yang tampak usang. Lucia menghela nafas ringan dan memutuskan untuk segera menyelesaikan tugasnya. Dia membersihkan ruangan selama satu jam, dan kelelahannya akhirnya membuatnya tertidur di sofa.

Tapi lima belas menit kemudian, pintu kamar Dariel terbuka, dan pria itu keluar.

“Wanita aneh,” gumamnya datar. Dia menatap Lucia yang tertidur dengan tatapan datar, sebelum masuk kembali ke dalam kamar.

***********

Suara burung berkicau membuat Lucia terbangun dari tidurnya. Dia mengerjapkan matanya dan mencoba menghalangi cahaya matahari yang masuk. Tiba-tiba dia menyadari bahwa dia terbungkus selimut.

“Apakah sudah siang?” gumam Lucia sambil menguap.

Dia melihat ke sekeliling dan memperhatikan selimut yang menutupi tubuhnya.

“Siapa yang memberikan selimut ini padaku?” gumam Lucia sambil tersenyum tipis. Pandangannya kemudian tertuju pada pintu yang masih tertutup rapat.

“Dia sepertinya baik,” ucap Lucia dengan perasaan senang. Dia bangkit dari sofa dan bersiap untuk memulai hari dengan penuh semangat.

Lucia melipat selimutnya dan meletakkannya di atas sofa. Dia mengikat rambutnya yang terurai bebas.

“Sepertinya kemarin aku terlalu lelah sehingga tak sempat mengganti gaun pengantin ini,” gumamnya, sedikit melirik gaun yang dikenakannya semalam.

Setelah mengambil pakaian santainya dari kopernya, Lucia masuk ke kamar mandi untuk berganti baju. Dia kemudian kembali dan mulai membersihkan villa dengan semangat.

Namun, pikirannya mendadak melayang pada pekerjaannya. Lucia berhenti menyapu dan menghela nafas.

"Bagaimana dengan pekerjaanku? Bagaimana aku bisa mengurus semuanya sekarang, setelah menikah?" gumamnya dalam kepanikan.

Lucia menenangkan dirinya dan mengambil nafas dalam-dalam.

"Aku perlu membicarakannya dan membuat perjanjian pernikahan dengan Dariel," ucapnya dengan tekad.

Dia melanjutkan pekerjaannya membersihkan villa dengan semangat. Semua harus bersih hari ini, karena mereka berdua akan tinggal di sini.

Tiba-tiba, pintu dari salah satu ruangan terbuka. Itu adalah kamar Dariel.

"Apakah kau sudah bangun? Maaf, baru beberapa tempat yang aku bersihkan. Tapi dapur sudah bersih dan bisa kugunakan untuk memasak. Apa kau ingin sarapan?" tanya Lucia pada Dariel. Meskipun pernikahan mereka terpaksa, Lucia ingin membangun hubungan yang baik dengannya.

"Tidak ada bahan makanan," ucap Dariel dengan dingin.

Lucia tersenyum mendengarnya. "Aku sudah memesan beberapa bahan melalui layanan online. Jangan khawatir, aku akan memasak apa pun yang kau mau."

Dariel hanya menatap Lucia dengan dingin dan mengalihkan pandangannya.

"Sop," ucapnya singkat dan jelas.

Mendengar itu, Lucia pergi ke dapur untuk memasak. Setelah setengah jam, ia menghidangkan semangkuk sop dan segelas susu di hadapan Dariel.

"Makanlah. Aku akan melanjutkan pekerjaanku di sini," kata Lucia sebelum pergi dari hadapan Dariel.

****************

"Berapa yang mereka berikan?" Tanya nyonya Lauren pada suaminya, tuan Stephen. Mereka masih menerima tambahan hadiah pernikahan dari keluarga Filbert karena menikahkan putri mereka dengan putra cacat dari keluarga Filbert.

"Aku juga tidak tahu, sayang. Tapi kotaknya besar, jadi hadiahnya mungkin juga besar," jawab tuan Stephen dengan semangat. Dia tidak merasa bersalah karena telah menjual hidup anak dari istri pertamanya untuk mendapatkan uang dan hadiah ini.

"Coba buka, aku sangat penasaran," ujar nyonya Lauren tidak sabar. Dia berharap kotak tersebut berisi uang yang cukup banyak.

Tuan Stephen membuka kotak tersebut dengan cepat, dan mereka berdua terkejut melihat isinya. Namun, senyum cepat terukir di wajah mereka.

"Kita kaya!! Hahaha," teriak tuan Stephen dengan gembira setelah melihat beberapa batang emas di dalam kotak tersebut, masing-masing seberat satu kilogram.

"Benar sekali, suamiku! Kita kaya sekarang!" kata nyonya Lauren dengan penuh semangat.

"Apa maksud 'kita kaya'? Ibu?" Suara seorang wanita terdengar dari belakang mereka, membuat mereka berdua terkejut dan memalingkan kepala perlahan.

"Bela?!"

Wanita yang baru datang itu tersenyum pada orang tuanya dan masuk ke dalam ruangan.

"Aku pulang!" ucapnya dengan wajah ceria.

Nyonya Lauren segera mendekati putrinya dan memeluknya erat. "Kenapa kau kembali begitu cepat, sayang? Bukankah ibu menyuruhmu tinggal di sana selama tiga hari?"

"Aku merasa bosan, jadi aku pulang. Aku juga ingin mendengar cerita tentang pernikahan kemarin," kata Bela sambil tersenyum.

Nyonya Lauren tersenyum tipis dan mengajak Bela untuk duduk.

"Pernikahannya berjalan dengan lancar. Kakakmu setuju, kan? Benar, suamiku?" Tanya nyonya Lauren pada suaminya.

"Benar, sayang. Kakakmu setuju dan menyelamatkanmu dari pria lumpuh itu. Selain itu, kita juga mendapatkan keuntungan tambahan dari beberapa batang emas ini," ucap tuan Stephen sambil menunjukkan batang emas yang mereka terima.

"Hahaha, kakakmu memang baik. Tapi, ternyata kakak cocok dengan pria itu," ujar Bela dengan senyum jahat.

"Tapi, ayah, aku ingin menjadi menantu keluarga Filbert dan memiliki pewaris Filbert. Bisakah ayah melakukannya?" Tanya Bela dengan tatapan memohon.

"Sayang, itu tidak mudah dilakukan. Tapi, jika kakakmu berhasil mendapatkan hati tuan besar Filbert dan merekomendasikanmu, itu mungkin bisa terjadi," jawab tuan Stephen.

"Tapi, kakakmu menikah dengan aib keluarga Filbert. Mereka mungkin tidak akan membantu kita banyak," ucap tuan Stephen dengan sedikit sesal.

Bela mendengarnya dan mengernyit kesal.

"Bagaimanapun caranya, aku akan menjadi Nyonya Besar Filbert!" ucapnya dengan tegas dan meninggalkan tempat itu menuju kamarnya.

Tuan Stephen ingin menghentikannya, tapi nyonya Lauren menghalanginya.

"Suamiku, biarkan Bela merenungkan dirinya. Tapi, keinginan Bela tidak salah. Jika Bela menjadi menantu tuan besar Filbert, kita juga bisa mendapatkan manfaat dari situ," ucap nyonya Lauren dengan tersenyum tipis.

Tuan Stephen memandang istrinya, merenung sejenak, dan akhirnya mengangguk. "Apa yang kau katakan benar, istriku. Tapi, bagaimana kita bisa melakukannya? Tuan besar Filbert pasti akan memilih calon menantu pewarisnya dari keluarga setara dengannya."

"Tidak perlu khawatir, suamiku. Aku punya rencana," kata nyonya Lauren dengan senyuman licik.

************

Di sebuah kamar mandi yang tertutup dan tak dijangkau oleh Dariel, Lucia melakukan panggilan rahasia dengan rekan kerjanya yang ada di Singapura saat ini.

“Aku saat ini sedang cuti untuk beberapa hari kedepan.” Ucap Lucia dengan datar.

“Ayolah Al, kita sedang membutuhkan bantuanmu saat ini. Misi ini sangat penting bagi organisasi kita.” Zax memaksa Lucia untuk menyusulnya ke Singapura saat ini untuk urusan yang cukup berbahaya namun sangat penting bagi mereka.

“Aku sudah mengatakannya pada Ellard jika aku mengambil cuti untuk kembali ke kampung halamanku. Jangan memaksaku, masih banyak rekan lain yang bisa membantumu.” Ucap Lucia dengan sedikit pelan namun tegas karena dia mendengar seperti ada orang yang berada di depan pintu kamar mandi yang saat ini dia gunakan.

“Jika kau menelpon lebih baik di luar, jangan di dalam kamar mandi.” Suara dingin itu membuat Lucia langsung terkejut.

“Aku matikan telponnya, kita bicara nanti.” Ucap Lucia dengan segera lalu mematikan telepon tersebut sebelum Zax memberikannya respon.

Dia mengambil nafas panjang untuk menenangkan keterkejutannya kemudian langsung membuka pintu kamar mandi dan pria yang sedang duduk di kursi roda menyambutnya dengan tatapan yang menusuk.

“Apakah kau akan menggunakan kamar mandi?” Tanya Lucia dengan ramah untuk mengalihkan perhatian pria itu.

“Dengan siapa kau bicara?” Tanya Dariel dengan datar.

“Itu hanya teman, bukan hal yang penting.” Ucap Lucia dengan tenang seolah bukan masalah yang besar.

Dariel mengangkat salah satu alisnya, namun dia segera medatarkan wajahnya dan ingin berbalik pergi dari sana.

“Eh Dariel, ada sesuatu yang harus aku bicarakan.” Ucap Lucia tiba-tiba yang membuat Dariel berhenti memutar kursi rodanya.

“Jika ingin berbicara di ruang tamu, bukan di depan kamar mandi.” Ucapnya dengan datar lalu mulai memutar kursi rodanya kembali untuk berjalan.

Lucia yang mendengar itu hanya menghela nafasnya lalu mengikuti kemana pria itu pergi.

“Katakan.” Ucap pria itu setelah mereka berada di ruang tamu, aura yang dikeluarkan Dariel sangat menekan Lucia bahkan wanita itu cukup kagum dengan tampilan Dariel walaupun dia saat ini lumpuh tapi dengan aura seperti ini pria itu tak mungkin bisa ditindas dengan mudah.

“Aku ingin membuat perjanjian pernikahan denganmu.” Ucap Lucia dengan segera saat melihat pria itu semakin menatapnya dengan tajam ketika dia lama tak bersuara.

“Perjanjian apa? aku tak memiliki apapun jika kau ingin pembagian harta gono gini.” Ucap Dariel dengan tersenyum sinis.

Lucia yang mendengar itu terkekeh mendengarkan pikiran buruk pria itu.

“Tentu saja aku mengetahuinya, tapi bukan itu yang ingin aku bicarakan.” Ucap Lucia dengan tenang.

Dariel hanya diam menunggu wanita itu untuk mengatakan perjanjian apa yang dimaksud oleh Lucia.

“Aku ingin bercerai.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
ace hamzah
xeritanya seru
goodnovel comment avatar
thea&jared
llaahhh.... koo bercerai??
goodnovel comment avatar
Nova Ugara
bagus dan seru cerita ny
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   SELESAI

    Kabar kehamilan kedua Lucia disambut dengan penuh suka cita oleh semua orang.Bahkah saat mendengar ibunya mengandun seorang adik, Ethan tampak sangat senang dan berharap adiknya perempuan agar bisa dia jaga dan sayangi sepenuhnya.“Kapan adik akan muncul, bu?” Tanya Ethan dengan begitu antusias.“Adikmu akan lahir ketika kandungan ibu sudah mencapai sembilan bulan.” Jelas Lucia dengan penuh kelembutan pada putranya.“Lalu sekarang sudah berapa bulan? Aku sungguh tak sabar ingin menggendong adik.” Ucap Ethan dengan semangat.“Ini kemungkinan memasuki minggu ke lima, jadi kau harus bersabar. Okey?” Ucap Lucia sambil mengecup kening istrinya dengan penuh kasih sayang.Ethan begitu bersemangat menunggu kehadiran adiknya yang diinginkannya. Setiap hari, ia terus menanyakan kapan adiknya akan lahir, dan kegembiraan serta antusiasme dalam suaranya tak terbendung."Minggu ke lima? Artinya adik akan datang dalam tujuh bulanan lagi, benar?" tanya Ethan dengan riang, matanya berbinar-binar."Ya

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 235

    “Ceritakan pada kami, sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Dariel dengan serius pada Vinn.Sebagai orang yang mengenal Vinn cukup lama, Dariel terkejut ketika Vinn sudah memiliki putri sebesar putranya bahkan Vinn belum menikah.Namun, Vinn terlihat menunduk seperti penuh penyesalan. “ A-amira adalah kekasih saya, kami memang berencana ingin melangsungkan hubungan yang lebih serius, namun saat ibu angkatku mengetahuinya, dia tak setuju dengan Amaria karena menganggap Amaria hanya konsultan hukum junior yang tak terpandang. Anda tahu bagaimana ibu angkat saya tuan dan saya tidak mungkin melawan wanita yang telah merawat saya.” Dariel yang mendengar itu mendesah, “Lalu kenapa kau terlihat begitu menyesal? Bukankah hari ini adalah bagian dari pilihanmu?” Ucap Dariel dengan tenang.“S-saya saya tidak tahu jika Amaria waktu itu mengandung, jika aku tahu dia mengandung tentu aku akan berusaha keras mempertahankannya.”Lucia yang mendengar itu merasa tampak kecewa, “Aku sebagai wanita kecewa

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 234

    Obrolan Lucia dengan ibu Cila, yang bernama Amira tersebut berlangsung cukup akrab, ternyata mereka memiliki hobby yang sama.“Aku melihat kartu nama mu, pekerjaanmu sebagai konsultan hukum. Apa itu benar?” Tanya Lucia dengan ramah."Mendengar tentang pekerjaanmu sebagai konsultan hukum membuatku tertarik, Amira. Aku sendiri bukan konsultan hukum, tetapi aku memiliki minat yang besar terhadap hukum dan berbagai topik terkait. Aku sangat menghargai profesi seperti yang kamu lakukan," ucap Lucia dengan penuh antusiasme.Amira mengangguk, terlihat senang menemukan seseorang yang bisa diajak berbicara tentang minatnya. "Sama-sama, Lucia. Memang menarik memiliki kesamaan minat seperti ini. Apakah kamu sering membaca atau mempelajari topik hukum secara mendalam?""Ya, aku suka membaca dan memperluas pengetahuan saya tentang hukum akhir-akhir ini, meskipun tidak bekerja di bidang tersebut. Aku percaya pengetahuan hukum sangat berguna dalam berbagai aspek kehidupan," jelas Lucia sambil tersen

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 233

    “Terima kasih, om, tante, Ethan. Karena membantuku.” Ucap Cila dengan wajah polosnya. Baru kali ini dia dibantu saat dirinya dibully, selama ini semua orang seolah tutup mata bahkan ibunya sendiri tidak mampu melindunginya karena yang membullynya adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan yang tinggi.Dariel yang melihat gadis kecil itu tampak tersenyum, “Bukan apa-apa, sweety. Dimana orang tua mu? Apakah kau akan dijemput?” Tanya Dariel dengan lembut.Cila mengangguk, “Ibuku akan menjemput saat istirahat nanti, dia masih bekerja jadi tak bisa menjemput tepat waktu. Tapi aku tak apa, om. Aku akan menunggunya seperti biasa.” Ucap Cila dengan tenang.Lucia yang melihat keberanian di mata gadis itu langsung terenyuh, anak sekecil ini sudah bisa memahami keadaan orang tuanya. Apalagi

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 232

    “Aduh! Kenapa kamu mendorong Cila!” Teriak anak kecil dengan berani pada segerombolan anak kecil yang seusianya. “Hei, kau anak yang tak punya ayah itu kan? Kenapa kau bisa sekolah disini. Inikan sekolah bermain elite.” Tanya anak laki-aki tersebut pada gadis kecil bernama Cila. “Memang jika tak punya ayah aku tak bisa bersekolah, ha? sini kalau berani jangan mainnya keroyokan dong.” Ucapnya tanpa rasa takut sekalipun. anak-anak laki-laki itu langsung menjambak rambut anak gadis itu dengan keras dan merundungnya dengan tawa yang cukup keras. Ethan, dia yang sedang menunggu ibunya menjemputnya merasa terganggu dengan perundungan tersebut. Dengan berani dia langsung menolong gadis kecil itu yang tampak ingin menangis namun ditahan agar lawannya tak semakin menyiksanya. Situasi itu membuat Ethan merasa tidak enak hati. Dengan langkah mantap, dia mendekati anak-anak yang sedang merundung Cila. Meskipun merasa agak takut, dia bertekad untuk membantu. "Diam kalian!" teriak Ethan deng

  • MENIKAHI PRIA LUMPUH   BAB 231

    Tahun pertama Ethan memasuki waktu sekolahnya, saat usia tiga tahun ini Lucia memutuskan untuk mendaftar ke sekolah bermain agar Ethan bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.Ethan yang baru pertama kali ikut kelas ini hanya memegang tangan ibunya dengan erat, Lucia yang melihat itu tersenyum. “Jangan takut, mereka adalah temanmu semua. Ayo bergabunglah dengan mereka.” Ucapnya dengan lembut pada putranya tersebut.Saat melihat Ethan yang agak ragu-ragu di hari pertamanya di sekolah bermain, Lucia mencoba memberikan dukungan dan semangat padanya. Dia meraih tangan kecil Ethan dengan lembut, merasa getaran kecil dari kecemasan yang dipancarkan anaknya."Kamu akan memiliki waktu yang menyenangkan di sini, nak. Mereka semua adalah temanmu yang baru," ucap Lucia dengan lembut sambil tersenyum menghi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status