Digosipkan

Sella, karyawan di salah satu divisi kantor, memang selalu ingin tahu tentang semua hal yang terjadi. Apalagi itu menyangkut bos besarnya, Wisnu. Sebagai tangan kanan Bella yang notabene teman dekat Wisnu, membuatnya selalu merasa sok berkuasa. Hampir semua karyawan di kantor itu pernah menjadi korban gosip murahan Sella. Tak terkecuali Amanda.

Kebetulan Sella memergoki Amanda pagi-pagi sudah masuk ruang kerja Wisnu, dan baru keluar setelah beberapa lamanya. Tentu saja dia seperti mendapatkan informasi berharga sebagai bahan materi gosipnya di kantor. Dan dalam waktu yang tak lama, seluruh kantor sudah sibuk mencibir si office girl cantik itu. khususnya para pegawai wanita.

"Apa kamu tidak mendengar bahwa seluruh kantor ini sedang membicarakanmu?" ujar Lesti pada Amanda.

"Kenapa?" Amanda belum peka dengan keadaan juga. Dia masih asyik menyantap makanannya.

"Mereka membicarakanmu, katanya kau terlalu centil pada Pak Wisnu, belum lagi mereka juga bilang kalau kau sering ngobrol bersama Pak Purwa"

“Pak Purwa memang beberapa kali datang dan memintaku menemaninya ngobrol,” ujar Amanda masih terlihat santai.

Astaga ini bocah, lola nya kambuh. Batin Lesti karena Amanda masih dengan santai melahap makanannya seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi.

“Terus tentang gossip kamu yang sok centil pada Pak Wisnu bagaimana?” Lesti mengulang pernyataannya.

“Centil?” Amanda terlihat baru terkejut.

Lesti mengangguk, “Mereka bilang kamu sok centil pada Pak Wisnu di ruang kerjanya.” Seolah diulang dua kali belum membuat Amanda sadar.

"Apa?!" Amanda menghentikan kegiatan makannya, sejenak mengambil napas untuk mengatur emosinya,”Kapan aku bersikap centil pada Pak Wisnu? Sembarangan mereka!”

"Aku sudah bilang kau tak cocok jadi OB, ini salah satu resikonya." Lesti menjelaskan saat Amanda baru peka juga dengan keadaan.

"Aku tidak mengerti?"

"Ya ampun Amanda, kau itu cantik, semua orang pasti syirik dengan itu. Mereka tak bisa terima ada OG tapi secantik dirimu. Jadi mereka menganggap kau sengaja jadi OG untuk mendekati Pak Wisnu."

“Kayak cerita drama korea saja,” tukas Amanda kesal dibilang yang bukan-bukan.

“Kok malah nyambungin ke drakor, bukannya galau malah ingat drakor!” Lesti menggerutu.

“Biarin, aku jadi pengen cepat pulang trus nonton drakor sambil rebahan dan minum coklat hangat daripada ngurusin mulut lemes mereka,” ujar Amanda berusaha mengalihkan sedihnya.

"Sudah, sudah, aku harap kau segera bisa menghubungi Tante Marina biar bisa tebus liontin mamamu.  Habis itu mending kamu pulkam karena kuliahmu masih tahun depan juga. Jadi kau tak perlu kerja lagi seperti ini"

"Tante mungkin tidak bisa kasih pinjamannya, Les." Amanda berubah murung karena tantenya saat ini sedang punya masalah. Dia jadi tidak enak meminta pinjaman saat ini.

"Ya ampun,  apa kau tidak berniat mengatakan saja yang sebenarnya pada Tante Moana atau Om Dirja? Kau perlu bantuanku untuk menyampiakannya? Mereka pasti mengerti dengan keadaanmu."

Lesti berusaha ingin membantu temannya itu. Dia tak tega melihat Amanda harus menghadapi semua ini.

"Apaan sih, Les. Jangan cepat menyerah begitulah. Aku akan coba minta pengertian dan perpanjangan waktu. Lagipula lumayan kan kalau aku kerja. Uang kiriman dari papa buat butuhan sehari-hari, dan gajiku bisa ditabung buat tambahan nyicil kekurangannya."

"Tapi, Say ... kurangnya itu banyak banget. Kau mau berapa lama jadi seperti ini?"

Tiba-tiba terdengar suara cempreng dari Dora yang mengingatkan untuk kembali kerja. Amanda dan Lesti saling menepuk bahu satu sama lain dan bertekad untuk lebih semangat dan kuat.

"Jangan hiraukan bibir-bibir jahannam itu. Kau tetaplah sahabatku yang hebat!" ujar Lesti dengan lagak seperti menyemangati team bola yang akan tampil.

"Baiklah, semangat!!!" Amanda mengangkat tangan yang terkepal itu tinggi. Dan keduanya terkekeh bersama.

Nun jauh dari elevator kaca yang sedang bergerak itu, Wisnu bisa melihat prilaku Amanda sembari tersenyum kecil. 

****

"Hey Amanda, kemarilah! Ada kerjaan untukmu," ujar Sella saat melihat Amanda lewat.

"Iya, Mbak," sahut Amanda menghampiri.

"Bersihkan tuh meja, ada jus yang tumpah," tukas Sella sinis.

Amanda tak banyak bicara mengingat wanita ini tukang gossip dan sangat menyebalkan. Jorok banget sih, meja sampai lengket begini. Batin Amanda sambil membersihkan meja wanita itu. 

"Kalau sudah, tuh sampah dibuang ke tong sampah!" Sella masih menyuruh meski dia sedang mengusapkan lipstik di bibirnya sambil bersolek.

Amanda mengambil kresek berisi sampah-sampah kertas itu dan buru-buru hendak berlalu. Perutnya sudah eneg saja mau muntah karena membersihkan meja tadi.  Namun Sella seolah belum puas dan terus ingin mengerjai Amanda. Dia pun memanggilnya lagi.

"Apa lagi sih mbak?" Amanda menahan kekesalannya.

"Eh, jangan nyolot kalau saya ngomong, kamu itu cuma OG disini. Ingat O-G. Jadi jangan sok centil di depan Pak Wisnu. Aku laporin bu Bella mampus kamu!" Bella mengancam

Tidak terima karena dibilang centil Amanda justru balik mengancam. Diletakannya kresek sampah itu di meja lagi dan berkata,"Dengar Mbak Sella, saya disini kerja, memang status saya sebagai OG, tapi saya bukan pembantu Mbak Sella. Jadi jangan coba-coba perlakukan saya seperti itu!"

Amanda kesal karena wanita ini tiba-tiba menyinggung tentang Wisnu untuk memarahinya. Dia tidak centil dan tidak macam-macam tapi digosipkan yang bukan-bukan. Sungguh tidak bisa diterima.

"Eh, berani kamu?!" Sella melotot agar Amanda sedikit segan padanya. Namun ternyata tak mempan.

"Kenapa tidak? Aku tidak salah. Aku bukan wanita seperti itu dan tolong jangan pernah lagi menggosipkan yang macam-macam!" Amanda memungkasi pembicaraan dan hendak berlalu pergi. Namun dia belum puas dan masih sempat mengkritik Sella, "Sekedar tips buat Mbak Sella yang selalu ingin tampil mempesona, kalau pakai lipstick jangan terlalu menor, kayak ondel-ondel”

Amanda segera berlalu dengan kesal dan duduk di pantry menenangkan diri. Setelah mulai tenang dia merasa sudah keterlaluan harus berdebat dengan wanita itu. Bagaimanapun dirinya memang hanya seorang OG di kantor ini dan harus menghargai atasan dan senior. Tapi Amanda tidak suka dipandang rendah dan diremehkan.

Apa hanya karena dia seorang OG jadi mereka punya hak untuk berbuat sekena hatinya? Tentu itu tidak dibenarkan!

Yang merisaukan hatinya saat ini adalah, Sella pasti tidak akan tinggal diam. Wanita itu sudah menggosipkan hal buruk tentang dirinya, tentu setelah ini dia akan memberitakan yang bukan-bukan tentang perdebatan tadi. Ya Tuhan, bisakah aku menghadapi wanita itu?