Raya termangu saat mendengar permintaan sang suami.
Seharusnya itu adalah permintaan yang wajar, namun bagi Raya yang masih terlalu bingung dengan perubahan yang terlalu drastis di dalam hidupnya saat ini membuatnya tak bisa menelaah apapun.
Bahkan dia terlalu ragu untuk memberikan jawaban atas permintaan Raihan saat pria itu dengan terang-terangan meminta untuk tetap bertahan bersamanya.
Mendapati tatapan Raya yang gamang, Raihan segera melerai suasana yang mendadak tegang dengan kekehan ringannya.
“Hah ini sudah siang, bentar lagi pasti dhuhur, ayo Dik kita pulang,” ajak Raihan berusaha mencairkan suasana.
Raya membalas dengan kekehan yang sama meski sikapnya kemudian menjadi sangat rikuh. Entah mengapa di depan seorang Raihan yang sederhana namun sangat bersahaja itu, Raya seakan mati gaya, padahal dulu dia selalu mudah menaklukkan lawan jenisnya. Tap
“Tunggu ...!” Raihan dengan terpaksa menahan langkah kakinya sembari perlahan menoleh ke belakang demi memenuhi panggilan dari saudara sepupunya yang sejak dulu selalu saja berusaha untuk menarik perhatian dirinya. Melihat perhatian Raihan kembali tertuju padanya Ida langsung menghampiri dengan antusias. Sebaliknya Raya kembali mengunggah kekesalannya meski gadis itu berusaha menahan diri untuk saat ini. “Mas, aku ada oleh-oleh buat Mas, besok akan aku antar ke rumah ya.” Ida masih saja menampakkan usahanya untuk mendekati sang sepupu yang sejak lama sudah diincarnya. Wanita muda yang beberapa waktu ini menjalani studinya di kota itu, baru kembali dan berencana akan melewati bulan puasa di kampung, memang biasanya Ida akan menyiapkan oleh-oleh untuk saudara sepupunya yang tampan, setiap kali dia datang. Mendengar ucapan Ida
Raya menjadi kaget saat mendapati sang suami masuk ke dalam kamar, ketika dirinya sedang asyik mencoba beberapa pakaian miliknya yang sudah lama tak dia pakai. Gaun-gaun miliknya yang dulu sering dia pakai buat nongkrong di mall, atau pergi ke cafe. Tentu saja sekarang semua pakaian itu tak bisa dia pakai di luar yang hanya akan semakin memantik omongan tentang dirinya yang sudah dianggap sebagai perempuan yang tidak benar.“Dik, kamu pakai pakaian apa itu?” sergah Raihan memekik tertahan dengan manik matanya semakin melebar karena pakaian Raya yang serba terbuka bahkan terlalu pendek yang membuat kaki jenjangnya terpampang lugas.Jantung Raihan sudah berdetak gelisah saat mendapati penampilan sangat istri yang terlalu mengundang seperti itu. Sebagai seseorang yang selalu menjaga pandangan apa yang dia lihat sekarang menjadi sangat menggusarkan dirinya.Untungnya Raya adalah wanita yang sudah di
Fokus pandangan Raihan hanya tertuju pada gumpalan daging lembut yang tampak basah dan merekah. Hasratnya merangkak naik yang membuatnya tak lagi bisa menahan diri lagi. Hingga sebuah dorongan semakin mendesaknya untuk menempelkan bibirnya pada bibir lembut sang istri yang berwarna pink merona itu.Segera rasa manis menjalar di inderanya, mencecap kelembutan bibir yang terasa basah saat dia pagut. Raihan terhanyut dengan nuansa romansa yang tercipta di antara mereka, terlebih saat dia mendapati sikap pasrah sang istri, seakan menerima dengan rela segala yang dia lakukan.Untuk pertama kalinya Raihan merasakan bagaimana manisnya sebuah ciuman yang segera membuatnya terbuai serasa tubuhnya teraliri listrik ribuan volt. Dirinya bergetar dengan dorongan semakin kuat ingin mendapatkan yang lebih dan lebih.Keberaniannya begitu mudah muncul ketika melihat penerimaan Raya yang tampak semakin pasrah.Tapi se
“Ida.” Raihan memberikan sapaan pada sang sepupu yang sontak disambut dengan senyuman menggoda oleh Ida yang selalu saja berusaha untuk menarik perhatian lelaki itu.Raya segera menatapnya dengan jengah melihat suaminya didekati oleh wanita yang sok merasa cantik itu.“Ada apa Da?” tanya Raihan kemudian sembari memandang gelisah pada sang istri saat mendapati Ida semakin merangsek mendekat.Raya tentu saja langsung bisa menduga jika perempuan itu memang berniat untuk menggoda sang suami. Raya menatap geram sembari mengepalkan tangan. Gadis itu malah disusupi kecemburuan melihat Raihan didekati oleh wanita lain, padahal selama ini mereka bahkan masih belum menjadi pasangan suami istri normal. Raya masih mempertanyakan banyak hal untuk sekedar bisa menerima takdirnya saat ini, menjadi istri seorang Raihan, yang hanya seorang ustadz kampung.“Mas, kemarin aku kan udah bilan
“Mas, menurutmu apa yang bisa aku lakukan untuk membersihkan nama baik kamu lagi?”Nyatanya Raihan tak bisa menjawab pertanyaan dari istrinya. Lelaki itu hanya bisa diam dan kembali menarik nafas dalam.Hati Raya menjadi semakin gundah, karena keberadaannya malah membuat susah dari pria yang sesungguhnya telah banyak menolongnya itu.Gadis itu segera bertekad di dalam hati untuk bisa melakukan sesuatu yang dapat meringankan kesusahan suaminya.“Eh sudah mulai masuk waktu isya’, ayo bersiap Di, kamu ringkas meja lipat ini dan Alqur’annya, aku akan bersiap untuk adzan.”Raihan segera mengkahiri percakapan itu demi bisa menghentikan segala gundah yang sempat dia tangkap dari wajah sang istri. Sungguh Raihan tak ingin membuat pikiran sang istri terbebani.Raya segera ikut bersiap dengan memperbarui wudlunya sebelum ikut mengenakan mukenanya kembali.***Setelah menimbang dengan baik, Raya dengan yakin baru mengungkapkan rencananya kepada sang suami.“Mas, aku punya rencana untuk menarik a
"Ibu mau bicara apa?” tanya Raihan sembari menatap gelisah pada wajah sang ibu yang saat ini terlihat sangat serius.Raihan mulai duduk di depan ibunya yang sejak tadi memandangnya dengan tatapan lekat.“Apa boleh ibu bertanya sesuatu yang lebih pribadi sama kamu Nak?”Masih dengan gelisah yang mengukung hati Raihan mengiyakan saja permintaan ibunya dengan hanya sebuah anggukan kepala.Sementara sorot mata Bu Siti menjadi kian intens.“Apa kamu sudah menjalankan kewajiban kamu pada istri kamu Nak?”Raihan mengernyit tipis saat mendengar pertanyaan ibunya yang masih belum bisa dia telaah dengan terang.Bu Siti mengulas senyuman samar tapi gurat wajahnya menampakkan sebuah keprihatinan.“Apa kamu sudah menggauli istri kamu Nak?”Pada akhirnya Bu Siti mulai menjelaskan maksudnya dengan gamblang yang membuat Raihan terperangah dan menjadi sangat sulit baginya untuk menutupi keresahannya saat mendengar pertanyaan dari sang ibu.Raihan malah mengunggah kegugupannya sembari mengusap tengkukn
Apa yang digelisahkan Raya pagi ini benar-benar terjadi. Saat akhirnya dia membuka mata setelah mendengar suara ayam berkokok dirinya mendapati sedang bergelung nyaman di dalam pelukan suami yang ternyata sepanjang malam mendekapnya hangat.Apa yang terjadi kemarin kembali terulang hari ini, dan tetap saja Raya menjadi sangat canggung dengan keadaan ini.Dengan perlahan Raya beringsut menjauh berusaha melepaskan dirinya dari pelukan sang suami. Tapi nyatanya gerakan Raya yang sepelan apapun tetap saja bisa dirasakan oleh Raihan yang membuat pria itu ikut terjaga.Melihat Raya masih berada dalam pelukannya, hati Raihan segera menghangat menjadi sangat bahagia meski saat ini dia harus menyembunyikan segala rasa di dadanya saat ini.“Sebentar lagi subuh, kita harus segera bangun,” gumam Raya yang sekarang menjadi semakin lebih keras berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukan sang suami.
Saat mendengar pertanyaan dari pria yang sudah menikahinya hati Raya malah menjadi kian bimbang. Bahkan kini dia menjadi tak yakin lagi dengan apa yang pernah dia rencanakan sebelumnya, tentang keinginannya untuk bisa segera balik ke kota.Raya sendiri masih tak bisa meraba apa yang membuat dirinya menjadi sebimbang ini.“Kalau boleh jujur, sesungguhnya aku tak pernah menganggap pernikahan kita ini sebagai sesuatu yang pura-pura meski kita dipertemukan dengan cara yang mungkin sangat memalukan.”Raihan mulai mengungkapkan apa yang tersimpan di dalam hatinya dengan gamblang.Raya menjadi tersentak gelisah ketika mendengar pengakuan dari pria yang sekarang bergelar suami baginya itu.Bahkan sekarang Raya menjadi tak kuasa menentang tatapan Raihan yang menjadi terlihat sangat dalam. Kecanggungan mulai meraja di dalam hati gadis itu.“Tak bisakah kamu mengubah rencanamu dengan tidak kembali ke kota dan tetap bertahan di sisiku saja, di desa ini?”Entah kekuatan dari mana mendadak Raihan m