Beranda / Romansa / MENJEMPUT ISTRIKU / 075 Introspeksi

Share

075 Introspeksi

Penulis: Wolfy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-17 11:11:48

**Bab 075 Introspeksi**

Ruang Rapat Manor Eldoria

Salju yang terus turun di luar jendela membuat suasana di dalam ruangan terasa semakin dingin dan suram. Cahaya lampu minyak berpendar samar di dinding batu, menciptakan bayangan yang bergerak seiring api yang bergetar.

Vadim Griffith duduk di kursinya, wajahnya tanpa ekspresi seperti patung marmer. Di hadapannya berdiri tiga orang: Helena, Alwyn, dan Saihan.

"Grand Duke," Alwyn akhirnya memecah keheningan, "kami harus membicarakan sesuatu yang penting."

Vadim menatapnya sekilas, lalu menoleh ke arah Saihan dan Helena. "Bicaralah."

"Tiga minggu sudah berlalu, tapi kita belum memiliki kepastian tentang keberadaan Duchess," ujar Saihan, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. "Tuan Ash jelas semakin tidak sabar. Dan Duke Hugh… kondisinya semakin buruk."

"Aku tahu itu." Suara Vadim tetap datar.

"Tapi apakah Anda benar-benar menyadari dampaknya?" kali ini Helena yang angkat bicara. "Duke Hugh adalah pemimpin Skythia, tetapi dia juga seorang p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • MENJEMPUT ISTRIKU   077 Kembali ke Caihina

    **Bab 077 Kembali Ke Caihina**Lorong di Manor Eldoria terasa sunyi ketika Ash akhirnya menemukan Helena berdiri di dekat jendela besar, menatap langit malam yang kelam. Cahaya lilin dari dinding menerangi wajahnya yang terlihat tenang, tetapi Ash tahu ada beban berat yang disembunyikannya."Lady Helena," panggil Ash dengan suara lembut.Helena menoleh, sedikit terkejut. "Tuan Galina.""Ash, saja."Helena terdiam sesaat, seolah menimbang sesuatu sebelum menjawab. "Bagaimana saya akan memanggil begitu pada—""Lady Helena, putriku telah mengakuimu sebagai sosok pengganti ibunya. Aku tahu siapa putriku, dia tidak akan mengakui itu pada sembarangan orang."Helena tertegun. Tatapan Ash serius, penuh kehangatan seorang ayah yang menilai seseorang tidak hanya dari tindakan, tetapi juga dari hatinya."Aku sendiri pun memahami kenapa putriku bisa bersikap seperti itu padamu. Kau memang memberikan kenyamanan. Aku tidak tahu bagaimana Atthy melihatnya, tapi aku nyaman bersamamu."Helena menunduk

  • MENJEMPUT ISTRIKU   076 Meyakinkan

    **Bab 076 Meyakinkan**Manor Eldoria – Ruang Perjamuan PribadiHawa dingin masih terasa meskipun api di perapian menyala terang. Dua pria duduk berhadapan, keduanya memancarkan aura yang tak bisa diabaikan. Ashton Galina, dengan ekspresi tegas dan bahunya yang menegang, menatap Vadim Griffith yang tetap duduk tenang, meski sorot matanya tajam dan tak kalah kuat.Sejenak, keduanya hanya diam, menakar satu sama lain dalam keheningan yang penuh ketegangan.“Bagaimana bisa hingga saat ini, tidak ada satu pun petunjuk tentang keberadaan putri saya?” tanya Ash akhirnya, suaranya terdengar berat dan dipenuhi kekecewaan. “Dengan kekuasaan sebesar ini, Anda ingin saya percaya bahwa Anda benar-benar tidak memiliki apa pun di tangan?”Vadim tetap tak bereaksi. Dia hanya mengambil cangkir teh di depannya, meniup uapnya sebentar, lalu menyeruputnya dengan tenang sebelum akhirnya menjawab, “Aku mengerti frustrasimu, Tuan Galina. Kau ingin jawaban cepat, seperti seorang ayah yang kehilangan putrinya

  • MENJEMPUT ISTRIKU   075 Introspeksi

    **Bab 075 Introspeksi**Ruang Rapat Manor EldoriaSalju yang terus turun di luar jendela membuat suasana di dalam ruangan terasa semakin dingin dan suram. Cahaya lampu minyak berpendar samar di dinding batu, menciptakan bayangan yang bergerak seiring api yang bergetar.Vadim Griffith duduk di kursinya, wajahnya tanpa ekspresi seperti patung marmer. Di hadapannya berdiri tiga orang: Helena, Alwyn, dan Saihan."Grand Duke," Alwyn akhirnya memecah keheningan, "kami harus membicarakan sesuatu yang penting."Vadim menatapnya sekilas, lalu menoleh ke arah Saihan dan Helena. "Bicaralah.""Tiga minggu sudah berlalu, tapi kita belum memiliki kepastian tentang keberadaan Duchess," ujar Saihan, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. "Tuan Ash jelas semakin tidak sabar. Dan Duke Hugh… kondisinya semakin buruk.""Aku tahu itu." Suara Vadim tetap datar."Tapi apakah Anda benar-benar menyadari dampaknya?" kali ini Helena yang angkat bicara. "Duke Hugh adalah pemimpin Skythia, tetapi dia juga seorang p

  • MENJEMPUT ISTRIKU   074 Tamparan

    **Bab 074 Tamparan**Salju yang turun perlahan membungkus Manor Eldoria dalam keheningan yang semakin menyesakkan. Di beranda kamar Atthy, Hugh berdiri mematung, memandangi hamparan putih yang seolah tak berujung. Dingin yang menggigit tidak ia pedulikan, sama seperti ia tidak memedulikan waktu yang terus berjalan."Tuanku Duke..." panggil Helena, suaranya lembut namun cukup tegas untuk menembus lamunan Hugh.Hugh tidak menjawab, tapi Helena tahu bahwa ia sadar akan keberadaannya."Tuanku Hugh, Anda peduli pada Duchess, bukan?"Hugh tetap diam, tatapannya masih terpaku pada pemandangan luas di hadapannya dengan sorot mata sayu."Apakah Anda benar-benar peduli pada Duchess atau ini hanya formalitas karena harga diri Anda terusik?"Kali ini, mata Hugh beralih menatap Helena—bukan dengan kesedihan, melainkan dengan ketajaman yang menusuk.Helena menahan napas sejenak, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih mantap. "Saat ini saya tidak memposisikan diri saya sebagai pelayan Anda, melain

  • MENJEMPUT ISTRIKU   073 Kegundahan Ash

    **Bab 073 Kegundahan Ash**Salju turun perlahan di luar Manor Eldoria, menambah kesan sunyi dan muram yang sudah menyelimuti tempat itu selama dua minggu terakhir. Dingin menusuk hingga ke dalam, merayapi dinding-dinding batu yang kokoh. Di halaman, prajurit-prajurit masih berjaga, wajah mereka menunjukkan kelelahan yang tak terucapkan. Pencarian terus berlanjut, namun harapan semakin menipis.Di dalam sebuah ruang tunggu yang diterangi api perapian, suasana tak kalah tegang. Beberapa orang berdiri dalam diam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri.''Tuan Ash, bagaimana dengan Tuan Rowt dan anak-anak?'' tanya Saihan, suaranya penuh kehati-hatian.Ash menghela napas panjang, sorot matanya yang lelah menatap lurus ke depan. ''Bagaimana aku akan pulang jika tidak ada kepastian mengenai putriku?''''Tuan Ash, Anda pun tahu kalau kami telah mengerahkan segala yang kami bisa... Lagi pula, Leah tidak akan diam-diam menunggu. Kita percaya padanya,'' ujar Saihan, mencoba meyakinkan.

  • MENJEMPUT ISTRIKU   072 Vadim dan Ash

    **Bab 072 Vadim dan Ash**"Selamat siang, Yang Mulia Grand Duke Griffith." sapa Ash saat memasuki ruangan di mana Vadim telah menunggunya."Selamat siang, Tuan Ashton Galina," balas Vadim sambil mempersilakan Ash duduk di hadapannya. Tatapannya tajam, menilai pria di depannya dengan penuh kewaspadaan."Tuan Galina, mari kita langsung ke pokok permasalahan. Aku yakin kita berdua tidak menyukai basa-basi yang tidak perlu."Ash mengangguk, ekspresinya tetap tegas. "Terima kasih atas pengertiannya, Grand Duke. Kita sama-sama tahu situasi yang sedang terjadi. Maka, izinkan saya bertanya langsung. Sebagai pemimpin keluarga Griffith, bagaimana pertanggungjawaban Anda atas hilangnya anak perempuan saya?"Vadim tidak segera menjawab. Dia menatap Ash, membiarkan ketegangan menggantung di antara mereka sebelum akhirnya berbicara, suaranya dalam dan penuh otoritas. "Aku mengerti keresahanmu. Anak perempuanmu adalah menantuku. Kehormatan Griffith dipertaruhkan atas dirinya."Mata Ash menyipit sedi

  • MENJEMPUT ISTRIKU   071 Vadim dan Athaleyah

    **Bab 071 Vadim dan Athaleyah**Kediaman Manor Eldoria - Ruang Tamu KhususRuangan itu luas, namun atmosfernya terasa menekan. Api di perapian menyala redup, memancarkan cahaya keemasan yang membentuk bayangan panjang di dinding batu. Hawa dingin dari luar tetap terasa, meski ruangan ini sudah dihangatkan. Di dalamnya, duduklah seorang wanita dengan sorot mata yang tajam, tetapi posturnya tetap menunjukkan kehormatan yang dijunjungnya.Athaleyah Galina Nauruan.Di hadapannya, berdiri seorang pria dengan aura dominasi yang luar biasa. Vadim Griffith.Sejenak, tak ada yang berbicara. Hanya suara api yang berderak perlahan.Vadim menatapnya, dalam dan tajam. Dia telah mendapatkan cukup banyak informasi tentang wanita di hadapannya, wanita yang memiliki nama yang sama dengan istri putranya. Namun, mengetahui dari laporan dan menghadapinya secara langsung adalah dua hal yang berbeda.Athaleyah tidak gentar. Meskipun di hadapannya berdiri salah satu pria paling berkuasa di wilayah utara, ia

  • MENJEMPUT ISTRIKU   070 Terpuruk

    **Bab 070 Terpuruk**Dua minggu telah berlalu.Dua minggu tanpa kabar, tanpa jejak, tanpa secercah harapan.Salju terus turun, membekukan tanah dan menghapus setiap kemungkinan jejak yang bisa ditemukan. Udara di Skythia semakin menusuk, seolah ikut menekan beban yang menghantam tubuh dan pikiran semua orang di Manor Eldoria.Di dalam ruangan yang diterangi cahaya lilin, Hugh berdiri di dekat meja kerjanya. Lingkaran hitam di bawah matanya semakin jelas, wajahnya semakin tirus, dan posturnya yang biasanya tegap kini terlihat goyah.Helena berdiri di hadapannya dengan ekspresi penuh kecemasan."Tuanku Duke, saya mohon, Anda harus beristirahat." Suaranya lembut namun penuh penekanan.Hugh tidak segera menjawab. Matanya tetap menatap peta yang terbentang di atas meja, tangannya terkepal di sisi tubuhnya."Bagaimana aku akan beristirahat, istriku belum ditemukan hingga hari ini, Helena."Nada suaranya dalam, tapi ada kelelahan yang tersirat di dalamnya.Helena menggigit bibirnya, menahan

  • MENJEMPUT ISTRIKU   069 Kerinduan

    **Bab 069 Kerinduan**Tok tok tok.Suara ketukan terdengar di balik pintu ruang kerja Hugh."Masuk."Helena melangkah masuk dengan hati-hati. Wajahnya tegang, tetapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam. Kesedihan yang tak ia katakan.Hugh, yang duduk di balik meja dengan tubuh sedikit membungkuk, menatapnya dengan ekspresi letih. Wajahnya pucat, lingkaran gelap di bawah matanya semakin jelas, tetapi sorot matanya tetap tajam."Dia bahkan tidak beristirahat."Helena menahan napas sejenak sebelum akhirnya bicara."Ada apa, Helena?" Suara Hugh berat, serak, seolah kelelahan telah menggerogoti tubuhnya.Helena menggenggam sesuatu di tangannya, lalu melangkah lebih dekat. Dengan hati-hati, ia meletakkan benda itu di atas meja di depan Hugh, sebuah syal bulu yang terlipat rapi."Saya ingin memberikan ini kepada Anda."Hugh meliriknya sekilas, lalu mendesah pelan."Kenapa kau berikan padaku barang itu?" Nada suaranya terdengar kesal, tetapi kelelahan yang luar biasa melemahkan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status