Share

Bab 3 Kejar Kejaran Mobil

Rico menoleh pada Anisa yang sedang berjongkok membersihkan tempat yang terkena tumpahan makanan cateringnya.

"Ngapain berhenti, Ric?" Melinda yang duduk di samping Rico menatap menatap pemuda itu.

Tanpa menjawab Rico memundurkan mobilnya, hingga kini berada tak jauh dari Anisa yang memilih box makanan untuk dimasukkan ke tempat susunannya semula.

Rico bergegas turun dari mobil diikuti Melinda.

"Makanannya berantakan, ya, sori, ya ..."

"Udah Ric kasih ajah duit ganti beres, keburu Tony bisa ngejar kita, lho ..." ujar Melinda dengan suara cemas, tapi gadis itu sama sekali tak punya rasa kasihan pada Anisa.

Anisa tak bersuara menenteng rantang box makanannya.

Rico merogoh kantong celananya untuk mengambil uang.

"Rico buruan itu Tony di seberang ..."

Rico terkejut saat menoleh ke seberang jalan sedan Tony tengah terhalang traffick Light.

"Sial!!" Gerutunya langsung melemparkan lembaran uang ratusan ribu pada Anisa, "Untuk ganti makananmu yang jatuh dan betuli tebeng motormu ..."

Anisa tertegun melihat kelakuan Rico. Sedangkan pemuda tampan dua puluh satu tahun itu, tak perduli diikuti Melinda lari ke mobilnya.

Mobil Rico sudah tancap gas. Anisa memungut uang yang dilempar Rico.

Anisa menarik motornya yang roboh. Saat itu sebuah sedan berhenti .

Pengemudi mobil yang tak lain Tony mendekat pada Anisa, "Hei kamu temannya Rico, kan?!"

Anisa menatap Tony yang bersikap kurang sopan. Bertolak pinggang dan bersuara kasar.

"Assalamu'alaikum ... maaf saya tidak kenal yang namanya Rico.

"Ah kamu gimana, sih, barusan kalian bercakap cakap ...!!" Hardik Tony.

"Barulah Anisa mengerti yang ditanyakan adalah pemuda yang hampir menabrak.

"Aku nggak kenal Rico ..."

"Heh percuma ngelindungi pengecut kayak dia. Buat apa?!!" Tony tampak marah.

Anisa terkejut, "Mas salah sasaran kalau marah padaku, karena cowok itu menyerempet motorku  dan cateringku jadi rusak ..."

Tony menatap tangan Anisa yang menenteng susunan box yang sebagian kotor oleh bumbu lauk.

"Huh sial lagi ..." lalu menatap Anisa,  tak mau buang waktu, segera meninggalkan Anisa untuk mengejar Rico.

Anisa hanya geleng kepala memandang Tony yang bergegas ke mobilnya. Lalu pemuda yang sepantaran dengan Rico itu tancap gas meninggalkan Anisa yang sibuk dengan urusan motornya.

Dua pengendara motor lainnya berhenti dan mendekat. "Perlu bantuan, Dik?" Seru lelaki berhelm itu perduli pada sesama pengendara motor rupanya.

"Nggak usah, Mas nggak apa apa, kok ," balas Anisa tersenyum dari balik maskernya.

Pengendara satunya seorang perempuan. Ia mendekat pada Anisa.

"Waduh makanannya tumpah, keterlaluan mereka kebut kebutan di jalan. Dasar anak orang kaya tak tahu diri." Dumelnya, "Ada yang luka, Dik?" Lanjutnya menatap Anisa.

Anisa hanya geleng kepala memandang Tony yang bergegas ke mobilnya. Lalu pemuda yang sepantaran dengan Rico itu tancap gas meninggalkan Anisa yang sibuk dengan urusan motornya.

Dua pengendara motor lainnya berhenti dan mendekat. "Perlu bantuan, Dik?" Seru lelaki berhelm itu perduli pada sesama pengendara motor rupanya.

"Nggak usah, Mas nggak apa apa, kok ," balas Anisa tersenyum dari balik maskernya.

Pengendara satunya seorang perempuan. Ia mendekat pada Anisa.

"Waduh makanannya tumpah, keterlaluan mereka kebut kebutan di jalan. Dasar anak orang kaya tak tahu diri." Dumelnya, "Ada yang luka, Dik?" Lanjutnya menatap Anisa.

"Alhamdulillah tidak ada, Mbak, terima kasih atas perhatiannya." Anisa tersenyum.

"Ya mereka tak memikirkan keselamatan orang lain!" Geram lelaki yang berhelm menuju motornya.

"Silahkan dilanjut Mas dan Mbak perjalanannya, saya sedang menunggu ojek online yang mengantarkan catering baru. Teriima kasih atas perhatiannya ..."

"Ya sudah Dik aku tinggal ya,"pamit perempuan itu pada Anisa.

"Silahkan, Mbak " angguk Anisa.

                             *

           Rico yang didampingi  Melinda itu terus ngebut supaya terhindar dari Tony.

          "Mendingan juga kamu damai deh dengan Tony daripada dikejar kejar gini, " usul Melinda yang merasa lelah melihat Rico yang selalu dikejar Tony dan anak buahnya.

         "Harga diri. Kalau kamu mau turun yang udah aku turunkan di depan!" Rico tak suka diatur Melinda. 

*

Rico yang didampingi Melinda  terus ngebut supaya terhindar dari kejaran  Tony.

"Mendingan juga kamu damai deh dengan Tony daripada dikejar kejar gini," usul Melinda yang merasa lelah melihat Rico yang selalu dikejar Tony dan anak buahnya.

"Harga diri. Kalau kamu mau turun yang udah aku turunkan di depan!" Rico tak suka diatur Melinda.

 Baginya Tony sudah bertindak seenaknya. Jalan buntu milik sebuah perumahan yang terbengkalai itu dikuasainya untuk dijadikan balapan. Saat Rico mempergunakan tempat itu kedua anak buahnya melarang. Tentu saja Rico marah, hingga terjadi perkelahian dan salah satu anak buah Tony terluka. Maka Tony yang datang kemudian berhadapan dengan Rico. Tak terima salah satu anak buahnya terluka ia langsung menyerang Rico. Maka Rico pun kabur dengan mobilnya. Sejak saat itu Tony mencari Rico.

          "Oke deh terserah kamu aku nurut ajah ..." Melinda takut kehilangan Rico.

          Sedangkan Tony yang kehilangan jejak Rico jadi kesal. Pemuda dua puluh tiga tahun  yang tak kalah tampan dari Rico itu menghentikan mobilnya. Teringat pada Anisa yang tadi dibentak.

           "Gadis tadi boleh juga. Dibentak tapi nggak marah. Nyesel marahi dia ..." segera Tony memutar mobilnya dan kembali ke tempat dimana tadi Anisa berada.

         Tony ingin minta maaf pada gadis yang menarik perhatiannya itu?

        Tapi saat sudah di tempat Anisa tadi, ternyata gadis itu sudah tak ada.

         "Ah terlambat ...!" Tony menghela napas panjang. Memandang sekitar jalan itu. Berharap menemukan sosok Anisa gadis itu.

  Tiba tiba pandangannya tertuju pada saputangan warna pink muda. Segera diambilnya saputangan yang terlipat rapi   "Wangi, " sesaat Tony membawa ke hidungnya, "Pasti punya gadis yang tadi Tony mengantongi saputangan itu.

           "Siapa tahu besok dia lewat lagi di sini, " ada penyesalan yang dalam karena tadi menegur dengan nada kasar "Gadis Sholehah walau aku kasar tapi dia masih berbicara santun padaku .." dan Tony sudah bulat niatnya besok mau nunggu Anisa untuk minta maaf atas kekasarannya, sekaligus mau mengembalikan saputangannya.

         "Yes ..." tiba tiba saja ada harapan di dalam dadanya untuk bertemu gadis Sholehahnya.

Bagaimana perseteruan Rico dan Tony 

dan nasib Anisa dengan Ustadz Sofyan?

Ikuti lanjutannya, ya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status