Home / Young Adult / MEREBUT HATIMU / Bab 3 Kejar Kejaran Mobil

Share

Bab 3 Kejar Kejaran Mobil

Author: Rosida20
last update Last Updated: 2021-08-01 01:20:03

Rico menoleh pada Anisa yang sedang berjongkok membersihkan tempat yang terkena tumpahan makanan cateringnya.

"Ngapain berhenti, Ric?" Melinda yang duduk di samping Rico menatap menatap pemuda itu.

Tanpa menjawab Rico memundurkan mobilnya, hingga kini berada tak jauh dari Anisa yang memilih box makanan untuk dimasukkan ke tempat susunannya semula.

Rico bergegas turun dari mobil diikuti Melinda.

"Makanannya berantakan, ya, sori, ya ..."

"Udah Ric kasih ajah duit ganti beres, keburu Tony bisa ngejar kita, lho ..." ujar Melinda dengan suara cemas, tapi gadis itu sama sekali tak punya rasa kasihan pada Anisa.

Anisa tak bersuara menenteng rantang box makanannya.

Rico merogoh kantong celananya untuk mengambil uang.

"Rico buruan itu Tony di seberang ..."

Rico terkejut saat menoleh ke seberang jalan sedan Tony tengah terhalang traffick Light.

"Sial!!" Gerutunya langsung melemparkan lembaran uang ratusan ribu pada Anisa, "Untuk ganti makananmu yang jatuh dan betuli tebeng motormu ..."

Anisa tertegun melihat kelakuan Rico. Sedangkan pemuda tampan dua puluh satu tahun itu, tak perduli diikuti Melinda lari ke mobilnya.

Mobil Rico sudah tancap gas. Anisa memungut uang yang dilempar Rico.

Anisa menarik motornya yang roboh. Saat itu sebuah sedan berhenti .

Pengemudi mobil yang tak lain Tony mendekat pada Anisa, "Hei kamu temannya Rico, kan?!"

Anisa menatap Tony yang bersikap kurang sopan. Bertolak pinggang dan bersuara kasar.

"Assalamu'alaikum ... maaf saya tidak kenal yang namanya Rico.

"Ah kamu gimana, sih, barusan kalian bercakap cakap ...!!" Hardik Tony.

"Barulah Anisa mengerti yang ditanyakan adalah pemuda yang hampir menabrak.

"Aku nggak kenal Rico ..."

"Heh percuma ngelindungi pengecut kayak dia. Buat apa?!!" Tony tampak marah.

Anisa terkejut, "Mas salah sasaran kalau marah padaku, karena cowok itu menyerempet motorku  dan cateringku jadi rusak ..."

Tony menatap tangan Anisa yang menenteng susunan box yang sebagian kotor oleh bumbu lauk.

"Huh sial lagi ..." lalu menatap Anisa,  tak mau buang waktu, segera meninggalkan Anisa untuk mengejar Rico.

Anisa hanya geleng kepala memandang Tony yang bergegas ke mobilnya. Lalu pemuda yang sepantaran dengan Rico itu tancap gas meninggalkan Anisa yang sibuk dengan urusan motornya.

Dua pengendara motor lainnya berhenti dan mendekat. "Perlu bantuan, Dik?" Seru lelaki berhelm itu perduli pada sesama pengendara motor rupanya.

"Nggak usah, Mas nggak apa apa, kok ," balas Anisa tersenyum dari balik maskernya.

Pengendara satunya seorang perempuan. Ia mendekat pada Anisa.

"Waduh makanannya tumpah, keterlaluan mereka kebut kebutan di jalan. Dasar anak orang kaya tak tahu diri." Dumelnya, "Ada yang luka, Dik?" Lanjutnya menatap Anisa.

Anisa hanya geleng kepala memandang Tony yang bergegas ke mobilnya. Lalu pemuda yang sepantaran dengan Rico itu tancap gas meninggalkan Anisa yang sibuk dengan urusan motornya.

Dua pengendara motor lainnya berhenti dan mendekat. "Perlu bantuan, Dik?" Seru lelaki berhelm itu perduli pada sesama pengendara motor rupanya.

"Nggak usah, Mas nggak apa apa, kok ," balas Anisa tersenyum dari balik maskernya.

Pengendara satunya seorang perempuan. Ia mendekat pada Anisa.

"Waduh makanannya tumpah, keterlaluan mereka kebut kebutan di jalan. Dasar anak orang kaya tak tahu diri." Dumelnya, "Ada yang luka, Dik?" Lanjutnya menatap Anisa.

"Alhamdulillah tidak ada, Mbak, terima kasih atas perhatiannya." Anisa tersenyum.

"Ya mereka tak memikirkan keselamatan orang lain!" Geram lelaki yang berhelm menuju motornya.

"Silahkan dilanjut Mas dan Mbak perjalanannya, saya sedang menunggu ojek online yang mengantarkan catering baru. Teriima kasih atas perhatiannya ..."

"Ya sudah Dik aku tinggal ya,"pamit perempuan itu pada Anisa.

"Silahkan, Mbak " angguk Anisa.

                             *

           Rico yang didampingi  Melinda itu terus ngebut supaya terhindar dari Tony.

          "Mendingan juga kamu damai deh dengan Tony daripada dikejar kejar gini, " usul Melinda yang merasa lelah melihat Rico yang selalu dikejar Tony dan anak buahnya.

         "Harga diri. Kalau kamu mau turun yang udah aku turunkan di depan!" Rico tak suka diatur Melinda. 

*

Rico yang didampingi Melinda  terus ngebut supaya terhindar dari kejaran  Tony.

"Mendingan juga kamu damai deh dengan Tony daripada dikejar kejar gini," usul Melinda yang merasa lelah melihat Rico yang selalu dikejar Tony dan anak buahnya.

"Harga diri. Kalau kamu mau turun yang udah aku turunkan di depan!" Rico tak suka diatur Melinda.

 Baginya Tony sudah bertindak seenaknya. Jalan buntu milik sebuah perumahan yang terbengkalai itu dikuasainya untuk dijadikan balapan. Saat Rico mempergunakan tempat itu kedua anak buahnya melarang. Tentu saja Rico marah, hingga terjadi perkelahian dan salah satu anak buah Tony terluka. Maka Tony yang datang kemudian berhadapan dengan Rico. Tak terima salah satu anak buahnya terluka ia langsung menyerang Rico. Maka Rico pun kabur dengan mobilnya. Sejak saat itu Tony mencari Rico.

          "Oke deh terserah kamu aku nurut ajah ..." Melinda takut kehilangan Rico.

          Sedangkan Tony yang kehilangan jejak Rico jadi kesal. Pemuda dua puluh tiga tahun  yang tak kalah tampan dari Rico itu menghentikan mobilnya. Teringat pada Anisa yang tadi dibentak.

           "Gadis tadi boleh juga. Dibentak tapi nggak marah. Nyesel marahi dia ..." segera Tony memutar mobilnya dan kembali ke tempat dimana tadi Anisa berada.

         Tony ingin minta maaf pada gadis yang menarik perhatiannya itu?

        Tapi saat sudah di tempat Anisa tadi, ternyata gadis itu sudah tak ada.

         "Ah terlambat ...!" Tony menghela napas panjang. Memandang sekitar jalan itu. Berharap menemukan sosok Anisa gadis itu.

  Tiba tiba pandangannya tertuju pada saputangan warna pink muda. Segera diambilnya saputangan yang terlipat rapi   "Wangi, " sesaat Tony membawa ke hidungnya, "Pasti punya gadis yang tadi Tony mengantongi saputangan itu.

           "Siapa tahu besok dia lewat lagi di sini, " ada penyesalan yang dalam karena tadi menegur dengan nada kasar "Gadis Sholehah walau aku kasar tapi dia masih berbicara santun padaku .." dan Tony sudah bulat niatnya besok mau nunggu Anisa untuk minta maaf atas kekasarannya, sekaligus mau mengembalikan saputangannya.

         "Yes ..." tiba tiba saja ada harapan di dalam dadanya untuk bertemu gadis Sholehahnya.

Bagaimana perseteruan Rico dan Tony 

dan nasib Anisa dengan Ustadz Sofyan?

Ikuti lanjutannya, ya

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MEREBUT HATIMU   Bab.30 Memulai Persahabatan

    Rico sudah berdiri di depan Cafe Santai Tapi Sopan milik Tony. Melihat kedatangan Rico tentu saja Jono dan Gsni teringat pesan Tony supaya meminta maaf pada pemuda itu.Tentu saja Rico mundur beberapa langkah saat melihat Jono dan Gani langsung mendekat. Bukan hanya sekedar mundur. Tapi ia juga siaga penuh.Jono dan Gani saling pandang. Mereka tampak gugup. Sedetik kemudian Jono mengangguk pada Gani yang langsung tanggap. Gani maju selangkah ke hadapan Rico dengan tatap canggung dan ragu.Jono di tempatnya berdiri yang berjarak tak sampai satu meter memperhatikan dengan dada berdebar.Sedangkan Rico tetap tak bergerak di tempat berdiri. Ia hanya menunggu apa yang akan dilakukan anak buah Tony. Mau menyerang atau justru minta maaf seperti yang dikatakan Anisa.Jono menoleh pada Gani, dan Gani langsung menjejeri Jono. Hingga mereka berdua bak dua orang murid sedang ketakutan di hadapan gurunya.Rico masih menunggu apa yang akan dilakukan oleh Jono dan Gani. "Kami mihta maaf atas peny

  • MEREBUT HATIMU   Bab.29 Terpaksa Menyakiti Melinda

    Melinda masih menghadang di depan motor Anisa, dia sengaja memancing kemarahan gadis yang dikhawatirkan menggoda Rico.Sebenarnya Anisa bisa saja mendorong gadis itu, lalu pergi tapi itu tak dilakukannya."Tolonglah Melin, kasih lewat aku," setengah memohon Anisa mencoba melunakkan hati Melinda. Tapi rupanya gadis itu tak tergoyah hatinya atas bujukan Anisa. Ia tetap senyum sinis, sedangkan tatapannya pada susunan rantang yang terikat di boncengam motor. "Aku nggak suka ya sama cewek yang tebar pesona!" Seru Melinda kesal.Anisa terkejut. Yang tebar pesona siapa, ya?"Jangan pura pura deh, pasti kamu sengaja nyuruh orangnya Tony nyerang Rico, setelah itu kamu datang deh pura pura jadi penolong. Biasa kayak di sinetron sinetron, gitu!"Astagfirullah ..." seru Anisa menatap Melinda yang punya pemikiran negatif pada ketulusannya."Jangan bawa bawa Astagfirullah, deh, kalau emang bener, jangan berlindung dibalik ucapan istigfar deh!"Anisa tak habis pikir kenapa Melinda memiliki pikiran

  • MEREBUT HATIMU   Bab.28. Mencari Permusuhan

    Anisa berjalan ke parkiran motor. Tak disangkah Sisil sudah menunggu di sana."Asalamu'alaikum Bu Ustadzah Anisa," tersenyum Sisil menggoda Anisa."Wa'alaikum salam, sehat?" Anisa memandang Sisil."Badan sehat tapi hati sedih Bu Ustadzah karena sakit cinta," tersenyum Sisil. Anisa tertawa kecil ,"Masa sih?"Sisil lebih mendekat pada Anisa. Kini raut wajahnya serius, "Nis," "Serius, nih?" Anisa mengerling. "Oh beneran," tangan Sisil menarik tangan Anisa, sepasang mata bulatnya meredup."Duh kenapa lagi nih, anak," bisik hati Anisa."Nis,""Ya,""Aku mau ngomong serius," ujar Sisil ,"Masalah Bang Ustadz ,"Anisa terkejut. Tapi tersenyum beberapa saat kemudian."Nisa,""Ya,""Kayaknya Bang Ustadz nih membuat aku nggak bisa tidur, dia nggak naksir aku," tampakvwajah Sisil galau, "Nis aku mau bicara dari hati ke hatu," lanjutnya menatap Anisa dengan mata lekat ke wajah sahabatnya itu."Soal apa, ya, Sil?""Ustadz dan dirimu." mata Sisil lekat ke manik mata Anisa, "Waktu itu aku melihat

  • MEREBUT HATIMU   Bab. 27 Tak Disangkah Menjemput Gadis Pujaan

    Jono terdiam melihat Tony tak beriaksi saat melaporkan tentang pengeroyokan pada Rico."Kalau nggak dibantu cewek yang datang tiba tiba menyerang, dan mengancam polisi akan datang, sudah habis dia Bos," ujar Jono dengan gaya seorang yang berhasil memberi tindakan penyerangan pasa Rico. Dengsn begitu ia sudah mwringankan bosnya.Padahal bukan bwgitu tujuan Tony mengejar Rico."Itu namanya pengecut satu orang dikeroyok!" Dengus Tony yang tak suka pada cara Jono yang mengeroyok Rico. "Aku tak suka curang, dan apa yang kau dan Gani itu lakukan adalah sebuah kecurangan. Namanya tak gentle," "Tapi ...""Apa pun alasannya adalah curang. Aku kan tak pernah bilang padamu untuk mengeroyok Rico, "Lagi pula aku kan tak memberikan kuasa padamu untuk mewakiliku menyerang Rico, apalagi mengeroyok," bagi Tony apa yang dilakukan Jono adalah salah karena ia tak memerintahkan untuk menyerang Rico. "Maaf, Bos," "Jadi semua ada aturan mainnya. Aku memang mengejar Rico untuk memberi pelajaran pada dia su

  • MEREBUT HATIMU   Bab 26 Melinda Tak Suka Cowoknya Memuji Anisa

    Rico mematikan mesin mobil. Usron mendekat. Tentu saja terkejut melihat dagu Rico di tutup verban. Lalu pipi majikan mudanya itu agak lebam. Tapi ia tak berani bertanya. Rico juga tak mau membahas tentang kondisinya."Sron di mobil ada catering dibawa ke dalam, ya," seperti biasa ia memberikan kunci mobil pada pelayan setianya, supaya mobil dimasukkan ke garasi. "Catering?" Usron mengulang ucapan tuan mudanya, tapi tetap membawa rantang catering ke dalam rumah.Di kamar Rico langsung menuju cermin di lemarinya. Mengaca dan memeriksa raut mukanya serta ada lebam pula di lengan kanannya.Sekali lagi Rico memperhatikan mukanya di cermin. Menyentuh sebelah pipinya yang agak lebam. Agak perih. Lalu turun ke dagunya yang terluka terkena sodokan sepatu Jono.Tiba tiba ia terbayang saat dagunya diobati oleh Anisa. Tanpa sadar bibirnya tersenyum. Anisa itu orang lembut. Tapi kenapa ya, aku kok kasar selama ini sama dia, ya. Padahal kalau nggak ada Anisa nggak tahu, pasti udah bonyok sama anak

  • MEREBUT HATIMU   Menolong Rico

    "Oke kita habisi ajah..!" Jono langsung mundur dan setengah memutari tubuh Rico langsung saja menyerang dari belakang. Tak mau membuang kesempatan, Gani pun menyerang dari depan. Rico terkejut juga harus menghadapi serangan depan dan belakang dengan hitungan tepat bersamaan. Bisa lolos dari serangan Gani, tapi menerima tendangan serta kibasan tangan Jono yang menyerangnya dari belakang. Walau Rico bisa dan kuat menghadapi serangan mereka, namun Jono dan Gani yang sebelum bergabung dengan Tony adalah anak jalanan, tentu sudah kerap berkelahi dan mengenal berbagai tekhnik berkelahi, bukanlah lawannya yang bukan anak jalanan asli seperti kedua lawannya yang tangguh oleh berbagai suasana itu. Rico tersungkur terkena tendangan Jono. Saat bangun, dan sebelum berdiri tegak tiba tiba saja meluncur sodokan sepatu Gani yang mengarah ke kepalanya. Rico kaget segera menghindar , namun ujung sepatu Jono mengenai dagunya, membuat dagunya terasa perih. Bukan itu saja Gani tak mau membuang kesem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status