Share

Bab 13

Penulis: El Baarish
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-15 10:19:46

Seleb 13

.

Aku terbangun setelah semalam menyatukan rasa. Kulirik jam di ponsel yang ternyata masih menunjukkan pukul empat pagi, belum subuh. Di sampingku Bang Fahri masih terpejam.

Kesempatan nih buat puas-puasin natap wajah tampannya. Aku mendekatkan wajah di dekatnya, menatap wajah itu sambil tersenyum.

"Kek ada yang lagi natap nih!" Tiba-tiba aku mendengar suara Bang Fahri. Ternyata ia sudah bangun juga, tapi pura-pura tidur.

Spontan aku langsung menjauh dan membalikkan badan, entahlah rasanya malu kek udah ketahuan nyolong apa gitu. Nyolong hati mungkin ya.

Bang Fahri terdengar tertawa kecil, kemudian ia meraih bahuku dan membuat jarakku dengannya makin dekat.

"Apa sih, kek orang dipaksa dijodohin dan gak bisa cinta aja," katanya.

"Ayo, tatap aja wajah Abang yang ganteng ini sepuasnya."

"Dih, narsis!" kataku.

"Ya iya, kan sama istri sendiri. Kalau narsisnya sama istri orang emang boleh?"

"Awas aja, Bang! Berani Abang gitu ingatlah!" ancamku.

Dia malah tertawa.

"Iya, Dek, iya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 13

    Seleb 13.Aku terbangun setelah semalam menyatukan rasa. Kulirik jam di ponsel yang ternyata masih menunjukkan pukul empat pagi, belum subuh. Di sampingku Bang Fahri masih terpejam.Kesempatan nih buat puas-puasin natap wajah tampannya. Aku mendekatkan wajah di dekatnya, menatap wajah itu sambil tersenyum. "Kek ada yang lagi natap nih!" Tiba-tiba aku mendengar suara Bang Fahri. Ternyata ia sudah bangun juga, tapi pura-pura tidur.Spontan aku langsung menjauh dan membalikkan badan, entahlah rasanya malu kek udah ketahuan nyolong apa gitu. Nyolong hati mungkin ya.Bang Fahri terdengar tertawa kecil, kemudian ia meraih bahuku dan membuat jarakku dengannya makin dekat."Apa sih, kek orang dipaksa dijodohin dan gak bisa cinta aja," katanya. "Ayo, tatap aja wajah Abang yang ganteng ini sepuasnya.""Dih, narsis!" kataku."Ya iya, kan sama istri sendiri. Kalau narsisnya sama istri orang emang boleh?" "Awas aja, Bang! Berani Abang gitu ingatlah!" ancamku.Dia malah tertawa."Iya, Dek, iya.

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 12

    Seleb 12."Adek masih hutang penjelasan kan sama Abang?" Bang Fahri sejak tadi menatapku penuh selidik, dia masih sangat penasaran denganku.Setelah aku puas ditertawakan oleh Mayra dan Adel, aku dan suami pun masuk kamar. Ibu tampak percaya saja saat kukatakan itu uang tabungan dan hasil tunjuangan, bukan bermaksud membohonginya, tapi aku juga ingin melihat orang-orang bersikap alami denganku.Aku tak mau ada drama membandingkan antara menantu satu dan yang lainnya, ipar satu dan yang lainnya.Aku tak mau saat orang tahu aku banyak uang, mereka akan berpura-pura baik seperti pen jil at yang hanya ingin dekat denganku karena uang.Muak aku dengan keadaan seperti itu."Iya," kataku pada Bang Fahri sambil tersenyum.Kemudian aku menuntun Bang Fahri untuk duduk di sampingku. Malam ini aku akan menjelaskan semuanya tentang siapa aku ini. Tentang semua hal yang tidak diketahui suamiku selama ini."Apa yang mau Abang tanyakan? Apa yang Abang pengen tau?" tanyaku."Semuanya, Dek! Uang Adek

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 11

    Seleb 11."Kenapa pula ini, Bang? Kok narik narik tangan, masih jam 10 ini, masih banyak orang di luar, Bang!" kataku pada Bang Fahri seraya menggodanya."Sakit lah, Bang." Sengaja mengeluh sakit agar suami segera melepas tanganku. Padahal dia nariknya biasa aja, gak nyeret juga."Eh, maafin Abang, Dek." Bang Fahri memeriksa tanganku yang memang gak kenapa-napa."Lagian kenapa sih, Bang. Kita kan lagi ngomong sama Mamak!" kataku yang sedikit tak terima karena Bang Fahri seperti memotong pembicaranku dan Ibu tadi.Bang Fahri menatapku dengan serius, kemudian ia menepuk kasur dengan tangannya."Masih jam 10, Bang. Adek juga capek banget malam ini,""Bukan itu, Dek.""Jadi, apa?" tanyaku pura-pura tidak tahu.Kembali Bang Fahri menatapku sangat serius."Dek …," panggilnya.Aku menatapnya bertanya ada apa"Abang tau, Mamak pengen banget naik haji, tapi jangan pula kasih harapan untuk Mamak dengan menjanjikan haji untuknya." Bang Fahri berkata dengan lembut, mungkin takut aku tersinggung.

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 10

    Seleb 10."Ini sarungnya, Bang." Aku menyiapkan sarung beserta baju koko untuk Bang Fahri. Aku sendiri sudah siap dengan gamis dan bergo seperti yang biasa kupakai."Iya," sahut suamiku seraya memakaikan sarungnya.Malam ini, di rumah ada acara tahlilan tahunan untuk mengenang kepergian Bapak. Nanti akan ada Ustadz yang memimpin doa bersama. Kami juga sudah menyediakan nasi berkat yang dimasak siang tadi.Aku dan Bang Fahri keluar setelah siap. Beberapa orang sudah berkumpul di tikar yang kami gelar. Hanya menunggu ustad pemimpin doa yang belum datang.Aku menatap Bang Fahri saat melihat Mayra dan Adel yang pakaiannya terlihat tak sopan di acara agamis seperti ini. Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran mereka. Apa mereka memang gak terlalu memikirkan adab atau terlalu bablas stylenya.Adel mengenakan celana jeans robek robek yang ketat banget di kaki jenjangnya. Ia memadukan dengan kemeja yang dimasukin ke dalam celana. Jilbabnya dipakai, tapi gak dipentulin, cuma dipakai gitu aja d

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 9

    Seleb 9."Wah, Adel, barang baru kau ya?" seru Mayra saat baru sampai di rumah Ibu dan melihat sudut kecil tempat Adel biasa live.Saat itu aku sedang berada di kamar, tapi bisa mendengar obrolan mereka. Aku sengaja keluar keluar untuk menyapa Mayra, dan anaknya. Juga ingin mendengar apa selanjutnya yang mereka obrolkan.Terkadang bagiku, obrolan mereka bisa jadi lelucon. Tentang bagaimana mereka saling menunjukkan viewer, follower, dan konten-konten yang fyp menurut mereka.Lucu juga kalau lagi liat mereka ngonten. Saling adu keestetikan. Apalagi saat mereka saling berbagi pengalaman untuk mengambangkan konten, yang terkadang bagiku tersakiti kurang tepat dan lucu."Iya, Kak," kata Adel sambil cengengesan.Masih kuingat saat kemarin barangnya sampai. Adel berteriak kesenangan karena tripod yang kuberikan model kokoh dan punya kaki tiga. Duh, udah kek larutan penyegar aja ya, kaki tiga.Ya begitulah, aku juga memberikannya soft box biar pencahayaannya bagus, dan lebih meningkatkan ku

  • MERTUA BAIK, IPAR NYELEKIT!   Bab 8

    Seleb 8.Aku keluar dari kamar, seperti uring-uringan bolak balik dari ruang tengah, teras, dan ke kamar. Gak biasanya sinyal seperti lumpuh total, padahal sejak lama aku sudah pakai provider yang bisa dibilang paling kuat sinyalnya. Aku berkali-kali berdecak kesal karena harus mengecek beberapa data di ponsel ini, juga harus mengirimkan beberapa keperluan lainnya untuk orang lain. Namun, karena masalah sinyal, jadi terhambat.Ah, menyebalkan sekali. Padahal sejak awal menikah, aku sudah bertanya pada Bang Fahri mengenai sinyal di rumahnya. Bagus katanya.Aku kembali ke teras, dan menarik salah satu kursi. Bahkan aku tak peduli pada Adel yang sedang sibuk mereview salah satu produk bodycare lokal yang sangat terkenal, juga sangat terkenal suka bagiin sampel dan memakai jasa endorse seleb pemula yang memerlukan dukungan.Aku menjauh dari Adel, karena gak mau ribut, masih pagi."Pasti iPhone bekas kan?" Tiba-tiba aku menoleh pada Adel. Lalu, menatap ponsel yang kini kupegang. Mungkin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status