Share

Bab 5

Tanpa mereka sadari Jesika melakukan ini semua agar menarik simpati mereka dan mengira jika Jesika beneran orang kaya dan sangat loyal.

Di sisi lain, Carisa dan keluarganya sedang jalan-jalan keliling kota semarang, dia sudah hampir lima bulanan ini tidak berkunjung karena tak mendapatkan izin dari Aditya tapi kali ini dia memberontak meskipun dia tau kalau ini dosa, tapi kalau dia tak langsung berangkat pasti Aditya tak akan memberikan izin seperti sebelumnya.

Apalagi Carisa juga tahu jika Aditya diluaran sana sering pergi bersama wanita lain, hanya saja Carisa belum mempunyai bukti yang akurat. Nanti jika sudah mendapatkan bukti yang akurat barulah Carisa menggugat dan membawa bukti-bukti itu ke pengadilan, selain perselingkuhan dia juga sudah capek selama ini selalu disayang-sayang jika uangnya mengalir, tapi jika Carisa menolak memberikan uang pasti Aditya akan marah-marah dan juga ibu serta adiknya yang juga ikut-ikutan merongrong minta ini itu. Hanya ayahnya saja yang tidak meminta apapun pada Carisa.

"Mau kemana kita ini Risa?" Tanya pak abi.

"Hmm Risa mau jalan-jalan keliling aja deh pa," jawab Carisa.

"Yakin cuma mau dijalanan kayak gini?" Tanya bu mira dengan mata memicing menoleh pada Carisa yang duduk dikursi belakang.

"Hehe ya kan Risa rindu jalan-jalan dikota ini ma, tapi kalau mau mampir kemana gitu juga gak apa-apa sih," jawab Carisa.

"Oke deh, gimana kalau kita kulineran aja ya?" Tanya ibu mira.

Akhirnya mobil yang dikendarai berbelok ke salah satu restoran yang konsepnya grill.

"All you can eat pa?" Tanya Risa.

"Iya.. kenapa? gak suka?" Tanya pak abi.

"Suka dong.. hehehe, Risa kira mau ke resto haha," jawab Risa.

"Haduh Ris, masa' iya mau kulineran ke restoran sendiri gak asik dong," jawab ibu mira dan mereka semua turun dari mobil.

Saat Carisa lagi jalan menuju masuk ke area resto ponselnya berdering ternyata Nadin yang menelfon dirinya.

"Mau ngapain nih anak, udah malam kok masih nelfon," gumam Carisa dan melirik ke arah ponselnya.

Sengaja Carisa tidak mengangkat panggilan dari Nadin hingga dirinya sampai diruangan yang sudah dipesan oleh ibu mira, dia malas meu angkat telfonnya karena pasti endingnya tak jauh dri uang dan uang.

"Siapa Ris? dari tadi kayaknya nelfon terus," tanya ibu mira

"Nadin ma.." jawab Carisa.

"Angkat saja," sahut pak abi yang baru duduk diantara mereka.

Akhirnya dengan sedikit ogah-ogahan dia mengangkat panggilan dari Nadin.

[Hallo.. assalamualaikum..] sapa Carisa.

[waalaikumsalam.. dari mana saja sih kak, kok gak diangkat-angkat, sengaja ya?] ucap Nadin.

[apaan sih Din..! aku lagi diluar jadi wajar dong kalau angkatnya lama. Lagian kamu ngapain sih jam segini nelfon kakak, kan kamu tahu kalau dihari weekend dan kakak juga lagi semarang pasti sedang family time] jawab Carisa dengan emosi.

[huh!! duitnya dihabisin sama keluarganya kok mau, pantas saja uang kuliah ku gak kakak bayar full, ternyata uangnya dibuat foya-foya disana] ucap Nadin.

[terserah aku dong, uang-uangku mau aku pakai buat apapun bukan urusan kamu! lagian urusan uang kuliah harusnya kamu minta sama ayah dan ibu kamu atau Mas Aditya] jawab Carisa.

[kan uangnya mas Aditya ada sama kak Risa, jelas dong aku minta sama kakak. lagian gaji kakak juga banyak sudah sewajarnya memberikan kami uang] jawab Nadin dengan percaya diri.

[ooh astaga... kamu tanya sama kakak kamu aja berapa dia kasih uang sama aku, lagian kakak udah bayar dua juta masih mending dari pada gak sama sekali] ucap Carisa kesal.

[pokoknya aku gak mau tau ya kak, segera transfer uang kuliah aku atau aku adukan sama kak Aditya kalau kak Risa foya-foya disana agak kak Risa dimarahin] ucap nadin mengancam Carisa.

[terserah kamu sajalah, udah dulu ya kakak mau ngegrill dulu nih. weekend gini emang paling enak buat kulineran] jawab carisa sambil terkekeh-kekeh dan mematikan panggilan secara sepihak.

Membuat Nadin mencak-mencak dikamarnya karena kesal dengan Carisa. Apalagi Caris malah mengirimkan foto aneka makanan yang berada dimejanya.

Tok.. 

Tok..

Tok..

Sang ibu mengetuk pintu kamar Nadin karena terdengar anak bungsunya seperti marah-marah. Nadin mendengar ketukan pintu gegas membuka pintu kamarnya, ternyata sang ibu yang mengetuk, lalu Nadin melangkah balik ke sisi kasur tempat tidurnya diikuti ibu sabrina yang duduk sisi Nadin.

"Kenapa Din? Gak dikasih uangnya sama Carisa?" Tanya ibu sabrina.

"Iya bu.. sebel tau gak bu sama kak Risa, masa' iya dia malah foya-foya sama keluarganya yang udik itu! Nih lihat..." jawab Nadin seraya menunjukkan sebuah foto yang dikirimkan oleh Carisa tadi.

"Waah.. gak bisa dibiarin ini din! pasti Carisa sengaja gak mau nurutin kita karena uangya sudah diberikan sama orang tuanya. Jangan sampai uang Carisa jatuh ketangan orang tuanya karena ada hak kita didalam gaji Carisa," jawab ibu sabrina dengan penuh kesal.

"Iya bener banget bu.." jawab Nadin sambil menganggukan kepalanya.

Entah bagaimana fikiran ibu dan anak ini, padahal jelas-jelas jika Carisa bekerja untuk dirinya sendiri bukan untuk keluarga suminy. Tapi mereka berfikir jika ada hak mereka digaji Carisa karena Aditya sudah memberikan izin pada Carisa untuk bekerja, kalau Aditya tak memberikan izin mana mungkin Carisa bisa bekerja.

"Oh ya kak Jesika udah pulang bu?" Tanya Nadin dengan sedikit berbisik kepada ibunya.

"Udah.. bagaimana kamu suka gak kalau Jesika jadi kakak ipar kamu?" Tanya ibu sabrina.

"hmm.... suka sih bu, asalkan uangnya ngalir kayak kak Risa dulu, tapi karena sekarang kak Risa jadi pelit aku males sama dia," jawab Nadin.

"Sama.. ibu juga males sama dia, kemarin aja ibu minta dibelikan gelang eeh Carisa menolak," sambung ibu sabrina.

"Nah kan bu... kak Risa udah pelit sekarang," jawab Nadin yang dianggukkan sama ibu sabrina.

Mereka terus menjelek-jelekan Carisa karena dibulan ini dia menolak membelikan barang-barang yang di mau oleh ibu mertuanya dan mengurangi jatah uang pada mereka berdua. Sedangkan di sisi lain Carisa sangat menikmati kebersamaan bersama kedua orangtuanya, hanya minus sang adik yang sedang berada diluar kota.

Setelah selesai menikmati kulineran tanpa terasa sudah menunjukan jam sebelas malam dan mereka bergegas untuk pulang. Sebelumnya Carisa sudah mengirimkan pesan pada Aditya jika dia meminta izin keluar bersama orangtunya, tapi hingga saat ini sama sekali tidak ada balasan dari sang suami.

Yaa mau dibalas gimana, orang Aditya juga menikmati malam weekendnya bersama selingkuhannya. Bahkan tak segan-segan dia membawa Jesika ke rumah mereka dan menginap disana.

"Mas aku mau pakai piyama ini boleh?" tanya Jesika menunjukan piyama berbahan satin yang dia ambil didalam lemari pakaian.

"Pakai aja sayang yang kamu suka," jawab Aditya.

"Makasih ya sayang, tapi kalau aku sudah jadi istri kamu belikan pakaian yang bagus-bagus dan mahal-mahal kayak gini juga ya sayang? aku mau pakai pakaian bekas istri kamu hanya malam ini saja," ucap Jesika sambil merengek manja didepan Aditya.

"Iya sayangku.. pasti aku akan membelikan kamu pakaian dan barang-barang yang kamu mau tenang saja," jawab Aditya dengan santai.

"Aah.. senangnya aku, berarti ini semua baju-baju milik Carisa kamu yang belikan?" tanya Jesika dan sambil memilah-milah baju milik Carisa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status