Home / Romansa / MISTERI CINTA CEO TAMPAN / BAB. 3 Samuel Tidak Mengetahui Apapun

Share

BAB. 3 Samuel Tidak Mengetahui Apapun

last update Last Updated: 2025-05-30 21:58:54

Di sebuah sekolah dasar, Jakarta Pusat.

Seluruh sekolah sedang heboh saat ini. Bagaimana tidak, salah satu siswi telah menghilang. Siswi itu adalah Paula Anderson.

Tim keamanan sekolah segera memeriksa cctv dan menemukan jika Paula ke luar dari pagar sekolah, disaat jam pulang tiba. Begitu banyak kendaraan yang lalu lalang, ke luar dan masuk area sekolah. Sehingga keamanan sekolah tidak menyadari jika Paula menyelinap diantara kendaraan itu dan berhasil ke luar dari lingkungan sekolah.

Nyonya Dela Anderson, ibunda dari Paula. Tidak dapat menahan tangisnya saat ini.

"Bagaimana dengan putri saya? Kenapa tidak ditemukan juga! Sudah satu jam telah berlalu! Mana tanggung jawab sekolah ini!" isaknya tak tertahankan.

Kepala sekolah dan beberapa guru berusaha untuk menghibur hati Nyonya Dela. Namun kegelisahan hatinya tak kunjung hilang juga.

"Nyonya Dela. Saya mengerti dengan perasaan Anda saat ini. Akan tetapi kita juga harus menunggu hasil pihak keamanan yang sedang mencari keberadaan Paula saat ini. Saya harap Anda bisa bersabar. Saya selaku kepala sekolah juga sangar khawatir dengan Paula, saat ini." serunya dari dalam hatinya.

"Nyonya, saya juga ikut merasa bersalah tidak dapat menjaga Paula dengan baik. Sehingga dia bisa ke luar dari lingkungan sekolah." Wali kelas Paula juga ikut menangis. Merasakan kesedihan Nyonya Dela.

Keduanya pun saling berpelukan dan saling menguatkan saat ini. Di mata wali kelasnya, Paula adalah anak yang pintar, baik dan penurut. Sang wali kelas tak habis pikir kenapa bisa, Paula ke luar dari lingkungan sekolah. Pasti ada seseorang yang membujuknya," curiga Bu Ajeng dalam hatinya. Namun dirinya belum memiliki bukti apa pun saat ini.

Tak berapa lama Tuan Amos Anderson, ayah dari Paula. Baru saja tiba di sekolah itu. Dia segera menemui istrinya yang sedang berada di dalam kantor kepala sekolah.

Tuan Amos agak telat datangnya. Karena pesawatnya baru saja tiba di jakarta. Beliau baru pulang dari perjalanan di luar kota.

Beliau mendengar kabar jika putrinya menghilang dari sang asisten Akri. Mendengar hal itu, Tuan Amos segera berangkat menuju ke sekolah putri bungsunya.

"Papi ... Paula menghilang, Pi!" isak Nyonya Dela saat melihat suaminya baru saja tiba di tempat itu.

Tuan Amos segera membalas pelukan istrinya, dan mencoba untuk menenangkannya.

Namun bukannya tenang, tangisan Nyonya Dela semakin pecah.

"Mami, tolong berhentilah menangis. Paula pasti akan baik-baik saja," serunya kepada istrinya.

"Tapi mau sampai kapan aku bisa tenang, Pi. Paula telah hilang lebih dari dua jam."

"Mi, kita tunggu sebentar lagi. Papi telah bekerja sama dengan pihak berwajib untuk ikut membantu mencari Paula. Asisten Aksa juga telah mengerahkan banyak orang untuk menemukan Paula dengan cepat.

"Bagaimana dengan Samuel, Mi? Apakah anak itu sudah tahu jika adiknya menghilang?" tanya Tuan Amos kepada istrinya.

"Sam sedang les matematika, Pi. Aku belum menghubunginya. Takutnya dia akan terganggu dengan berita kehilangan Paula," tutur sang istri lagi.

"Ya sudah kalau begitu. Setelah selesai lesnya saja, kita baru mengabarinya," ucap suaminya.

Kepala sekolah dan beberapa guru turut prihatin dengan kehilangan Paula. Pihak sekolah pun berjanji untuk tetap ikut mengawal sampai Paula ditemukan.

Di suatu tempat rahasia Asisten Akri sedang membagi tugas para anak buahnya untuk mulai mencari keberadaan Paula.

"Grup A, menyusuri lokasi di dekat danau yang ada di dekat sekolah Nona Paula. Kalian berpencar mencarinya dan pakailah anjing pelacak. Setiap sudut di tempat itu kalian harus susuri jangan sampai ada yang terlewatkan," serunya panjang lebar.

"Siap, Asisten Akri!" Lalu orang-orang itu segera berlalu dan melakukan tugas mereka.

Lalu sang asisten berkata lagi,

"Untuk tim B. Saya tugaskan kalian untuk memeriksa setiap rumah sakit di daerah Jakarta pusat. Tanyakan data-data pasien yang baru saja dirawat di rumah sakit. Baik yang sakit maupun korban kecelakaan. Segera laksanakan!" perintahnya kepada anak buahnya.

"Siap! Laksanakan," seru para orang itu.

Asisten Akri juga sedikit was-was mengenai keberadaan putri atasannya. Pasalnya baik Paula maupun Samuel telah dirinya anggap seperti keponakannya sendiri.

Akri baru saja mendapatkan panggilan telepon dari Tuan Anderson yang menyuruhnya untuk menemui Tuan Muda Samuel di tempat lesnya.

Kembali ke kesekolahan,

"Tuan, Nyonya. Hari sudah hampir malam. Bagaimana jika Anda berdua pulang ke rumah dulu. Hal-hal apa pun nantinya yang terkait dengan hilangnya anak kita, Paula. Tuan dan Nyonya adalah orang pertama yang akan kami kabari," ucap kepala tim pencarian Paula kepada kedua orang tuanya.

"Bagaimana kami bisa pulang, Pak! Anak kami masih belum ditemukan! Apakah Anda pikir kami bisa tenang sekarang?" isak tangis Nyonya Dela kembali pecah dalam ruangan itu.

"Mami tenangkan dirimu. Kita memang harus pulang. Ada baiknya kita menunggu di rumah. Dari tadi siang kita berada di tempat ini. Mungkin gedung sekolah juga akan tutup," ucap Tuan Amos kepada istrinya.

Di sebuah restoran ayam cepat saji, seorang anak kelas enam SD sedang menikmati makan malamnya bersama Asisten Akri.

Samuel mulai curiga dengan situasi saat ini. Karena dari tadi dia melihat wajah Asisten Akri terlihat tegang dan sibuk dengan telepon genggamnya.

Setelah selesai makan. Samuel pun mulai bertanya kepada Asisten Aksa.

"Uncle ... apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Uncle terlihat sangat gelisah dari tadi?" cecar Samuel ingin tahu.

"Tidak ada hal apa pun yang terjadi, Sam. Apakah kamu ingin menambah makanmu? Uncle bisa memesannya lagi untukmu."

"Aku sudah sangat kenyang, Uncle! Aku hanya ingin Uncle jujur kepadaku! Apa yang sebenarnya terjadi, Uncle? Tolong katakan semua dengan jujur." Samuel tidak peduli dengan semua penjelasan Asisten Akri saat ini karena dia tahu jika sang asisten sedang berbohong kepadanya saat ini.

"Sam ... Uncle mohon tenanglah dulu. Uncle bingung harus memulai dari mana untuk bicara saat ini." Asisten Akri merasa tidak tega untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Samuel.

Akan tetapi Akri ternyata tidak pintar berbohong. Samuel langsung tahu jika dia sedang menyembunyikan sesuatu.

"Uncle, Paula mana? Kenapa Uncle tidak membawanya serta untuk makan di sini? Biasanya Uncle selalu membawa Paula ke mana pun. Kenapa sekarang tidak? Terus ... aku dari tadi berada di restoran ini. Apakah Papi dan Mami tidak marah? Besok kan aku sekolah. Sedangkan sekarang sudah pukul delapan malam!" tutur Samuel panjang lebar, ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Akan tetapi sungguh sulit meminta Asisten Akri untuk berkata jujur saat ini.

Sang uncle terlihat diam saja dan tidak mengatakan apa pun. Akan tetapi raut wajahnya dipenuhi dengan ketegangan.

Lalu tiba-tiba dering ponsel Asisten Akri mulai terdengar. Dia pun segera mengangkat panggilan itu. Seketika saja wajahnya berubah menjadi pucat pasi karena kabar yang diterimanya dari anak buahnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 27 Persaingan Dua Pria

    Beberapa waktu yang lalu,Pantai Indah Kapuk kala itu disinari cahaya keemasan saat Mikha duduk di tepi pantai, menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Tidak jauh darinya, Samuel dan Feivel berdiri, masing-masing memandang gadis itu dengan perasaan yang sulit dijelaskan.Pertemuan mereka bertiga terjadi lagi secara kebetulan beberapa minggu yang lalu, ketika Mikha, yang bekerja di sebuah minimarket, secara tidak sengaja bertemu dengan kedua pria muda itu dalam sebuah acara komunitas bisnis. Samuel, CEO muda yang supel dan mudah bergaul, sepertinya mulai tertarik pada Mikha karena keramahan dan senyum manisnya. Sementara Feivel, yang ternyata adalah pemilik jaringan minimarket tempat Mikha bekerja, merasakan sesuatu yang berbeda setiap kali melihat gadis itu.Sejak pertemuan itu, baik Feivel maupun Samuel seakan berlomba-lomba untuk mendekati Mikha. Mereka bahkan sering mengunjungi minimarket tempat Mikha bekerja, meskipun dengan alasan yang berbeda.Di sebuah minimarket,Mi

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 26 Berebut Mikha

    Setelah pertemuan yang tak terduga di tepi pantai, Feivel akhirnya mengajak Mikha dan Samuel untuk makan malam di kawasan Pecinan yang ada di Pantai Indah Kapuk.“Pasti kalian belum pernah coba restoran ini. Masakannya khas Indonesia banget,” ucapnya Feivel, mencoba bersikap santai, meskipun dalam hatinya ada pergolakan emosi yang sulit dijelaskan.Mikha mengangguk antusias. “Wah, aku suka makanan Indonesia! Samuel, kamu suka makanan Indonesia juga, kan?”Samuel hanya melirik Feivel sekilas sebelum menjawab, “Tentu saja.”Mereka pun masuk ke dalam sebuah restoran bergaya klasik dengan lampion merah menggantung di langit-langit. Aroma rempah yang menggoda langsung menyambut mereka.Ketiganya duduk di meja dekat jendela, dengan pemandangan ke arah jalan yang dipenuhi cahaya lampu kota. Pelayan datang membawakan buku menu, dan Mikha langsung membukanya dengan penuh semangat.Namun, sesuatu yang aneh terjadi.Feivel dan Samuel yang duduk berhadapan mulai saling menatap tajam, seperti dua

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 25 Tawa Bahagia Mikha

    Setelah beberapa saat berlalu, tangisan Mikha akhirnya reda. Dia menghela napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Samuel masih membiarkan gadis itu bersandar di bahunya, tanpa mengatakan apa pun. Pria itu hanya membelai rambut Mikha dengan lembut, memberikan ketenangan dalam diam.Mikha perlahan menjauh, menyeka sisa air mata di pipinya, lalu menatap Samuel dengan mata yang masih sedikit memerah. "Maaf ya, aku jadi cengeng."Samuel tersenyum tipis. "Nggak apa-apa, kok. Kadang, menangis itu perlu."Mikha mengangguk pelan. "Terima kasih, Samuel."Untuk membuat suasana lebih baik, Samuel tiba-tiba berkata, "Ayo kita jalan-jalan di tepian pantai. Udara sore di pantai ini cukup menyegarkan."Mata Mikha berbinar mendengar ajakan itu. "Serius? Apakah boleh?"Samuel tertawa lagi melihat antusiasmenya. "Tentu saja. Ayo."Mikha dengan cepat berdiri, lalu berjalan menuju bibir pantai. Tanpa diduga, dia langsung melepas sepatunya dan mulai berjalan tanpa alas kaki di atas hamparan pasir p

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 24 Malah Semakin Akrab

    Setelah Mikha sepenuhnya sadar dan dokter memastikan kondisinya stabil, Samuel segera mengurus administrasi rumah sakit. Dia tidak ingin Mikha terlalu lama di sana. Begitu semua urusan selesai, pria itu kembali ke kamar rawat dan melihat Mikha sudah duduk di tepi ranjang, bersiap untuk pergi."Kamu sudah siap, Mikha? Kita akan keluar dari rumah sakit sebentar lagi," ucap Samuel lembut.Mikha menoleh dan tersenyum tipis. "Ya, aku siap kok. Terima kasih, Samuel. Kalau bukan karena kamu, aku nggak tahu apa yang terjadi tadi."Samuel menggeleng. "Aku cuma kebetulan ada di sana. Lagi pula, aku nggak bisa diam saja melihat seseorang dalam bahaya. Tapi ku sarankan lain kali jangan melewati jalan yang sepi, itu bisa menimbulkan kejadian yang tak terduga. Seperti yang kamu alami tadi."Mikha menatapnya sejenak, lalu berdiri. "Iya, Sam. Lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi. Kalau begitu, ayo kita keluar dari sini."“Baiklah, Mikha.”Samuel pun menuntun Mikha keluar dari rumah sakit. Be

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 23 Pertemuan Tak Terduga

    Langit siang itu begitu terik, dan jalanan Kota Jakarta dipenuhi dengan suara klakson yang bersahut-sahutan. Samuel duduk di balik kemudi mobilnya, mengetukkan jarinya ke setir dengan gelisah. Dia baru saja selesai bertemu dengan seorang klien dan kini hendak kembali ke kantornya, SPAD Corp. Setelah tadi singgah sebentar melihat keadaan ibunya di sebuah rumah sakit jiwa.Nyonya Dela, sang ibu. Masih saja belum sembuh dengan depresi karena kehilangan Paula, putri kesayangannya. Padahal peristiwa itu telah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Akan tetapi perempuan tua itu masih mengingat jelas kejadian yang menimpa Paula, yang masih tak jelas sampai sekarang.Samuel mencoba menghela napasnya. Membiarkan perasaan kalutnya hilang begitu saja. Namun, kemacetan di depannya tampak tak berujung. Membuat dirinya malah semakin gelisah.“Hei, ada apa denganku? Kenapa aku menjadi gelisah seperti ini?” gumamnya dalam hati.Samuel mendesah panjang. "Sial, kenapa siang ini macet banget?" gumamnya lagi

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 22 Perasaan Gelisah Yang Tiba-tiba Menyapa

    Assisten Eki melangkah keluar dari ruang kerja Bos Samuel dengan perasaan berat. Dia tahu Mikha pasti berharap bisa bertemu langsung dengan Samuel hari ini, apalagi setelah usaha kerasnya menemukan gadis itu. Namun, keadaan berkata lain. Samuel harus segera ke rumah sakit untuk melihat ibunya, dan pertemuan dengan Mikha harus ditunda.Saat Asisten Eki kembali ke ruang tunggu, Mikha masih duduk di sana dengan sabar, sesekali memainkan ujung jemarinya di atas tasnya yang tergeletak di pangkuan. Dia menoleh ke arah Asisten Eki dengan tatapan penuh tanya saat pria itu muncul.“Bagaimana, Asisten Eki. Apakah saya akan bertemu dengan Tuan Samuel sekarang? Soalnya saya tidak bisa berlama-lama. Saya ada pekerjaan penting di tempat lain,” tutur Mikha kepada pria itu.Namun dengan cepat Asisten Eki berkata,"Maaf, Nona Mikha," ucap Asisten Eki dengan nada lembut. "Tuan muda Samuel tidak bisa menemui Anda saat ini. Dia memiliki urusan keluarga mendesak di rumah sakit."Mikha terdiam sejenak. Ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status