Share

Bab 3

Penulis: Aura_Aziiz16
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-09 21:27:44

Part 3

 

Pukul tujuh malam akhirnya kedua orang tua Ning tiba juga di rumah. 

 

Perjalanan jauh ditambah suasana hati yang tidak baik-baik saja membuat penampilan kedua orangtua Ning terlihat begitu lusuh dan memprihatinkan.

 

Keduanya tampak begitu terpukul dan sedih. Sorot mata hampa jelas terlihat di kedua bola mata ibu dan bapak Ning.

 

Ya, selama ini Ning adalah harapan besar sepasang suami istri itu. Sebagai anak tertua, Ning adalah tulang punggung keluarga. Sejak bapaknya terkena hernia dan tak bisa kerja berat lagi, praktis Ning-lah yang mengambil alih peran sebagai kepala di keluarga itu.

 

Sayang, untuk ke depannya, tentu tak bisa lagi. Ning sudah meninggal dunia dan tak mungkin bisa membantu kedua orang tuanya lagi.

 

Entah bagaimana suami istri itu harus memenuhi kebutuhan hidup mereka kelak. Pasti kesulitan, sementara aku juga tak mungkin bisa membantu kecuali ada yang bersedia menggantikan Ning, karena bagaimanapun aku butuh asisten rumah tangga pengganti Ning.

 

Begitu ibu dan bapak Ning duduk, segera aku dan Mas Reno mengajukan permintaan maaf karena sebagai majikan, kami merasa tak bisa menjaga Ning hingga membuat gadis itu nekad memilih jalan yang salah seperti ini.

 

Beberapa saat, Ibu dan bapak Ning tampak diam, hingga akhirnya keduanya sama-sama menghela nafas.

 

"Sebenarnya kami yang salah, Bu. Seandainya kami izinkan Ning menggugurkan kandungannya, dan mencarikan orang yang bisa membantunya menggugurkan bayinya, tentu Ning tidak akan memilih bunuh diri. Kami yang salah, Bu. Kami yang salah ... ." Bapak Ning sesenggukan. Sementara aku  seolah-olah mendengar bunyi petir tiba-tiba meledak tepat di atas kepalaku.

 

Apa? Ning hamil? Jadi itu yang membuatnya nekad memilih bunuh diri? Karena hamil di luar nikah dan lelaki yang sudah menghamilinya tak mau bertanggungjawab? Ya, Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi? Siapa yang menghamilinya kalau begitu? Apa ... Mas Reno atau bahkan ... Andre? Ya, siapa lagi yang punya kesempatan melakukan itu kalau bukan satu di antara dua orang lelaki di rumah ini? Cuma mereka yang intens berada di dekat Ning karena setahuku gadis itu tak pernah punya pacar dan jarang keluar rumah. 

 

Ya, siapa lagi ayah janinnya kalau bukan ... kalau bukan Mas Reno atau Andre???

 

"Astaghfirullahhaladzim, Pak, Bu. Menggugurkan kandungan bukanlah tindakan yang bisa dibenarkan, baik secara agama maupun kesehatan. Secara agama, sudah jelas itu dosa besar. Dan secara kesehatan, aborsi ilegal juga bisa membahayakan nyawa ibunya. Kalau memang benar Ning hamil, harusnya biarkan saja hingga melahirkan. Banyak 'kan pasangan yang belum dianugerahi buah hati yang mau mengadopsi anak seperti itu? Tapi, siapa yang sudah menghamilinya? Selama ini saya lihat, Ning tak pernah punya teman dekat lelaki. Ning juga jarang keluar rumah kecuali ke supermarket atau ke mall sesekali, dan nggak pernah cerita kalau punya pacar. Lalu siapa yang menghamilinya kalau begitu? Apa Bapak atau Ibu nggak pernah diberitahu?" tanya Mas Reno dengan tatapan menyelidik.

 

Dari tempatku duduk, aku hanya diam sembari mengatupkan bibir. Rasa curiga tak mampu kutepis, mulai menyelusup masuk ke dalam hati. Entah kenapa, aku merasa ada yang ditutup-tutupi dari sikap Mas Reno. 

 

Sikap biasa-biasa saja seolah berita kehamilan Ning adalah sesuatu yang biasa saja baginya, membuatku tak mampu menepis rasa buruk sangka itu terhadap suamiku sendiri, walau aku tahu hal itu salah.

 

Namun, kalau sekelas ustad saja kadang tanpa diduga-duga tiba-tiba punya istri muda, apalagi cuma Mas Reno yang laki-laki biasa meskipun suamiku itu juga rajin ke masjid?

 

Tidak menutup kemungkinan bukan, jika Mas Reno memiliki hasrat kepada Ning dan melampiaskannya hingga gadis itu hamil dan akhirnya bunuh diri karena tahu tak mungkin merebut Mas Reno dariku?

 

Ya, kemungkinan itu akan selalu ada!

 

"Kami nggak tahu siapa yang sudah menghamili Ning, Pak. Ning nggak mau cerita, katanya takut. Dia cuma nangis dan bilang ingin menggugurkan kandungannya karena takut dipecat dari sini kalau ketahuan hamil. Tapi saya cegah, saya suruh dia minta pertanggungjawaban pada laki-laki yang sudah membuat dia hamil, tapi Ning bilang nggak berani, karena laki-laki itu mengancam akan membunuhnya kalau dia sampai minta dinikahi apalagi kalau sampai berani cerita ke orang lain tentang kehamilannya," sahut Bapak Ning lagi dengan raut wajah sedih.

 

"Jadi, Ning nggak cerita siapa laki-laki itu?" potongku keras dan tak sabar. Ingin mendengar nama itu keluar dari bibir Bapak Ning. Meskipun pahit, tapi aku harus siap menerimanya. 

 

Mendengar pertanyaanku, Bapak Ning hanya menggelengkan kepalanya lemah.

 

"Ning nggak mau bilang meskipun sudah saya paksa, Bu. Cuma ... dari beberapa bulan lalu, Ning memang sudah ingin pindah kerja dari sini, tapi saya cegah karena nyari majikan yang baik kan susah. Saya tahu Ibu dan Bapak orang baik, nggak pernah berlaku zalim pada pembantu. Selalu membayar gaji Ning tepat waktu. Itu alasan saya kenapa saya melarang Ning pindah dari sini."

 

"Oh ya, Ning nggak cerita kenapa dia mau pindah?" kejarku lagi tak sabaran. 

 

Aku memang harus menemukan penyebab yang menjadi alasan bunuh dirinya Ning agar benakku tak lagi dihantui rasa penasaran. Agar ketidakjujuran itu bisa dibuka dan semuanya menjadi terang benderang. Sebagai istri, aku juga tidak mau terus menerus dibohongi kalau memang benar Mas Reno ada hubungannya dengan hamil dan bunuh dirinya Ning.

 

"Dia cuma bilang nggak enak sama Ibu, takut Ibu marah."

 

"Maksudnya?" Aku mendongak kaget. Merasa curiga dengan jawaban Ning itu. Aku kemudian menoleh pada Mas Reno dan bertanya tegas. "Pa, jujur sama aku, apa kamu ada hubungannya dengan kematian Ning?" 

 

💌💌💌💌

 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MISTERI KEMATIAN ART-KU    Bab 23 (Ekstra Part)

    Part 23Nungky menatap lelaki muda berwajah tampan yang barusan menjadi saksi sidang kasus pembunuhan Ning Adelia, kakak kembarnya dengan senyum terulas di bibirnya.Sejak sidang kasus itu mulai bergulir, Ferdy memang menjadi saksi utama kasus pembunuhan itu, selain Bram dan kedua orang tuanya yang juga ikut menjadi saksi yang memberatkan para terdakwa.Kesaksian Ferdy sendiri soal kedatangan Varo dan kawan-kawannya ke kediaman majikan kakaknya malam di mana Ning dinodai, memang menjadi bukti permulaan kejahatan Varo dan para pembantunya terkuak.Satu persatu tabir kejahatan itu akhirnya terbongkar juga, hingga terakhir adalah terungkapnya kejahatan dokter Herman, yang bukan saja telah sengaja menghilangkan nyawa Ning atas permintaan Varo tetapi juga kejahatannya selama ini telah membuka praktek aborsi ilegal yang dilarang oleh agama dan pemerintah.Oleh karena itu, selain dihukum atas kesalahannya yang telah sengaja melakukan upaya pembunuhan dan malpraktek terhadap Ning dengan membe

  • MISTERI KEMATIAN ART-KU    Bab 22 (Ending)

    Part 22"Aku tak akan pernah mengakui hal yang tidak aku perbuat! Lagipula apa hak kalian memaksaku bicara? Andai pun benar aku yang menyuruh orang lain untuk menghilangkan nyawa perempuan itu, kalian mau apa? Ingat, orang tuaku orang terpandang dan berpengaruh di sini, kalau aku tidak pulang sampai besok pagi, bisa dipastikan polisi akan mengejar kalian ke manapun kalian pergi. Siap-siap saja kalian masuk penjara!" sahut Varo dengan bibir tersenyum sinis.Mendengar kalimat itu, Joe menggertakkan rahangnya."Oh ya? Coba kau lihat aku sekarang! Apa kelihatannya aku orang yang takut pada ancaman polisi? Kau salah, aku justru berteman baik pada mereka. Itu sebabnya hanya dengan sedikit bukti dan pengakuan saja darimu, kupastikan polisi justru akan membekukmu dan memasukkanmu dalam penjara! Kau tidak percaya? Perlu aku buktikan?" tanya Joe sembari menaikkan sedikit sudut bibirnya tak kalah sinis, membuat Alvaro mencibir mendengarnya."Terserah, apapun katamu, aku tak akan pernah mengakui

  • MISTERI KEMATIAN ART-KU    Bab 21

    Part 21Perempuan muda bernama Lira itu membuka pintu mobil yang terparkir di depan tempat hiburan malam di mana mereka baru saja menghabiskan waktu bersama lalu membantu Alvaro yang tampak sempoyongan tidak berdaya dalam pelukannya untuk masuk dan duduk di bagian kursi penumpang.Laki-laki itu terlihat mabuk berat hingga tak memungkinkan baginya untuk mengemudikan kendaraan sendirian. Apalagi Lira memang bukan tak punya tujuan tertentu membawa Alvaro saat ini. Ada sebuah rencana yang sedang bermain di benak gadis itu saat ini, tentu saja atas perintah Joe, partner kerjanya.Usai membantu Alvaro duduk, Lira kemudian bergeser ke bagian sopir dan bersiap-siap pergi dari tempat itu.Tetapi sebelum pergi, ia mengambil ponsel miliknya lebih dulu dari dalam tas lalu menghubungi Joe yang saat itu juga sedang mengawasi dua teman Lira yang lain yang saat itu tengah menemani Dicky dan Bram, menghabiskan minumannya di bar.Berkali-kali Joe menggeleng-gelengkan kepalanya demi melihat keliaran Bra

  • MISTERI KEMATIAN ART-KU    Bab 20

    Part 20 "Sekarang ceritakan padaku, bagaimana kronologi kematian Ning sebenarnya sepanjang yang kamu ketahui?" tanya Nungky sembari menatap Ferdy yang sedang memainkan pipet minumannya dengan gerakan tak tenang di depannya. Ada mendung bergayut di sepasang bola mata elang lelaki itu, membuat Nungky sadar jika lelaki di depannya itu memang benar-benar telah kehilangan seorang Ning. Sebelum menjawab, Ferdy menghembuskan nafasnya terlebih dahulu. "Baiklah. Aku akan bicara jujur apa adanya tanpa ada satu hal pun yang akan aku tutup-tutupi. Silahkan berikan penilaian apa saja padaku setelah kau mendengar penjelasanku, tapi satu hal jangan pernah ragukan ketulusanku pada Ning karena aku berani bersumpah atas nama Tuhan, jika aku memang benar-benar ingin menolong saudarimu." Ferdy menghela nafas lalu melanjutkan kembali ucapannya. "Malam itu ... aku terpaksa mengantar Andre, anak majikan kakak kembarmu yang sedang mabuk, pulang ke rumahnya. Aku hampir saja pergi setelah itu ta

  • MISTERI KEMATIAN ART-KU    Bab 19

    Part 19[Kamu siapa?] tanya Ferdy pada gadis pengirim inbox.[Aku Ning.] Jawab Nungky dengan harap-harap cemas menanti sebuah petunjuk dari laki-laki di seberang telepon yang akan mampu membongkar misteri kematian saudari kembarnya itu sesungguhnya.[Ning? Jangan bercanda! Dia sudah meninggal dunia!] sahut Ferdy dengan tegas. Ia memang tak sudi dipermainkan, apalagi oleh orang yang tidak ia kenal seperti gadis ini.Senyum simpul tampak terukir di bibir Nungky demi membaca balasan pesan darinya itu. Ia merasa pancingannya kena. Sejauh ini Ferdy menunjukkan sikap mengenal Ning dengan cukup baik. Itu membuatnya tinggal mengorek sejauh mana lelaki itu mengenal Ning.[Kamu yakin? Aku Ning. Dan aku masih hidup.] balas Nungky lagi. Keukeuh.[Jangan main-main! Aku tahu Ning sudah meninggal dunia, dan orang yang sudah meninggal dunia tak akan bisa hidup lagi dan kembali lagi ke dunia. Jadi berhentilah mempermainkanku karena aku nggak punya waktu untuk bercanda!] tegas Ferdy lagi.[Tapi aku ben

  • MISTERI KEMATIAN ART-KU    Bab 18

    Part 18Nungky menatap pria di depannya yang tengah duduk dan terlihat tidak sabar menunggu instruksi darinya.Lelaki bertubuh gempal dengan tatto menghiasi hampir sekujur tubuhnya itu tampak menyeringai lebar sambil memandangi foto yang terlihat berserakan di hadapannya. Semuanya ada tujuh buah foto dengan orang yang berbeda-beda."Jadi, katakan apa tugasku?" tanya pria itu dengan suara parau sembari mengambil foto-foto itu dan mengamatinya satu persatu.Pada foto yang memperlihatkan gambar Alvaro, lelaki itu mengamatinya lebih lama dan tajam. Keningnya berkerut, mata memicing lalu detik berikutnya hembusan nafas keluar dari hidungnya. "Andai ada tugas lain yang lebih menyenangkan daripada harus berurusan dengan begundal-begundal ingusan ini. Mereka berbuat kejahatan bukan karena terpaksa tapi karena tak ada yang bisa mereka lakukan untuk mengisi hidup mereka yang kosong. Bocah butuh pengakuan! Butuh jati diri tapi orang tuanya tak peduli dan jadi bocah sampah! Hanya bisa berlindun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status