Home / Romansa / MISTERI KEMATIAN ISTRIKU / 4. TUMOR DALAM RAHIM

Share

4. TUMOR DALAM RAHIM

Author: Herofah
last update Last Updated: 2024-02-25 00:05:04

Semenjak tahu bahwa Aisha kini tengah mengandung, sikap Samudra semakin perhatian saja.

Apapun keinginan Aisha pasti akan dikabulkannya.

Bahkan Samudra meminta Aisha untuk tidak mengerjakan pekerjaan rumah karena Samudra yang akan turun tangan mengerjakan semuanya.

Meski hal itu justru seringkali membuat kehidupan rumah tangga mereka kerap dihantui pertengkaran-pertengkaran kecil.

Seperti contoh, ketika Samudra melarang Aisha mencuci pakaian, alhasil Samudra sampai kehabisan pakaian ganti karena pakaian-pakaian itu yang belum dicuci.

"Terus aku pakai baju apa dong kerja?" Tanya Samudra yang jadi kebingungan sendiri.

"Makanya Mas, jangan lebay! Suruh aku jangan nyuci, tapi kamunya malah nggak nyuci-nyuci juga. Yaudahkan, habis pakaiannya! Nggak mungkinkan kamu ke kerjaan pakai sarung?" Tutur Aisha sambil menyembunyikan senyum. Padahal, Aisha sengaja menyembunyikan pakaian Samudra yang sudah rapi di tempat lain, hanya untuk membuat suaminya itu sadar bahwa dalam rumah tangga itu suami dan istri sudah memiliki peran dan tugasnya masing-masing.

Memang maksud Samudra baik, tapi jika akhirnya malah merugikan diri sendiri kan percuma?

Aisha tau bahwa Samudra lelah setiap kali suaminya itu pulang bekerja, jadi mana mungkin dia akan melanjutkan mengerjakan pekerjaan rumah setelahnya?

Aisha sendiri pun tahu diri untuk tidak memanfaatkan kehamilannya dengan berdiam diri dan hanya bersantai-santai ria saja sementara suaminya banting tulang sendirian.

"Nih, udah kucuciin dan aku setrika satu biji," kata Aisha seraya memberikan pakaian sang suami yang telah rapi.

Samudra tersenyum masam, menerima pakaian itu dan langsung mengenakannya.

"Akukan baru libur besok, jadi niatnya mau kucuci besok aja gitu bajunya," ucap Samudra masih tetap berkilah dari kesalahannya.

"Nggak usah, nanti aku aja yang cuci semua hari ini,"

"Eh jangan, nanti kamu kecapean sakit lagi kayak kemarin," larang Samudra menegaskan. Sebab semenjak hamil, daya imunitas tubuh Aisha benar-benar menurun drastis.

Bisa-bisa, sebulan dua sampai tiga kali Aisha mengalami sakit demam dan nyeri di area perutnya yang tak tertahankan.

Itulah sebabnya, terakhir kalinya Samudra mengantar Aisha berobat ke Klinik seminggu yang lalu, Dokter Klinik yang biasa memeriksa Aisha menyarankan pada Aisha untuk melakukan USG dan check up kehamilan ke rumah sakit besar yang peralatannya lebih lengkap.

"Besok kita ke rumah sakit aja, nanti surat rujukannya keburu kadaluarsa kalau ditunda-tunda terus," ucap Aisha seraya mengangkat ember berisi pakaian kotor itu menuju kamar mandi, tapi dengan sigap Samudra langsung menggantikan, membuat Aisha jadi tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala.

Saat ini, usia kandungan Aisha sudah masuk usia empat bulan. Mereka memang belum melakukan USG sejauh ini karena memang biayanya yang sangat mahal untuk ukuran perekonomian mereka.

Tapi, berkat surat rujukan itu, mereka bisa mendapat layanan gratis USG di rumah sakit.

"Oh ya, kemarin Shaka dibawa ke rumah sakit lagi ya? Aku nggak lihat Santi sama Hendrik dari semalam," tanya Samudra yang saat itu hendak menyantap sarapannya.

"Iya Mas. Kemarin itu, akhirnya Mbak Santi cerita juga sama aku, tentang penyakit yang diderita Shaka selama ini, katanya Shaka divonis gagal ginjal stadium akhir. Makanya, mereka harus bulak-balik rumah sakit terus buat cuci darah. Kasian banget mereka, biaya cuci darah kan mahal banget Mas, nggak kebayang deh sama kesulitan mereka saat ini," cerita Aisha yang juga turut sarapan.

Saat itu, Samudra menjeda sejenak sarapannya, berjalan cepat memasuki kamar dan keluar membawa sebuah ampop putih yang berisi sejumlah uang.

"Ini, uang simpananku kasih saja ke Santi dulu," kata Samudra saat itu.

"Tapi, ini kamu kumpulin bukannya buat biaya lahiran aku?"

"Iya, kan masih ada waktu lima bulan lagi, nanti aku kumpulin lagi."

Mendengar hal itu, seketika senyuman di wajah Aisha merekah.

Meraih sebelah tangan Samudra dan menggenggamnya.

"Terima kasih ya Mas. Aku bangga punya suami seperti kamu."

"Kan kamu yang ajarin aku untuk saling bantu membantu. Apalagi terhadap tetangga sendiri," balas Samudra yang juga menggenggam jemari Aisha yang sedikit kasar.

Aisha mengusap perutnya yang masih rata, seketika berkata pada sang jabang bayi di dalam perut, "Nak, nanti kalau kamu mau keluar, kasih kode ya, biar Ayah bisa cari uang dulu, hehehe,"

Dan Samudra pun tertawa melihat kekonyolan Aisha saat itu.

*****

Keesokan harinya sebelum berangkat ke rumah sakit untuk USG, Samudra dan Aisha menyempatkan diri mampir menjenguk Shaka dan memberikan uang tabungan mereka untuk meringankan beban hidup Santi dan Hendrik selaku kedua orang tua Shaka.

Pekerjaan Hendrik yang hanya seorang kuli panggul beras di pasar jelas membuat semua menjadi lebih sulit. Jangankan membayar biaya pengobatan Shaka, bahkan untuk sekedar menyisihkan uang membayar sewa kontrakan dan biaya makan saja, mereka selalu kekurangan, sekarang ditambah Shaka sakit, jadilah kehidupan mereka jadi bertambah sulit.

Dan bantuan yang diberikan oleh Samudra dan Aisha saat itu jelas sangat membantu mereka.

Bahkan saat itu, Santi sampai menangis ketika Aisha memberinya uang.

"Aku tau gimana sulitnya hidup kalian berdua, tapi kalian tetap memikirkan untuk membantu Shaka. Terima kasih, Sam, Aisha, aku benar-benar tak akan melupakan budi baik kalian," ucap Santi dalam tangis seraya memeluk Aisha.

Aisha yang hatinya memang teramat sangat lembut pun jadi ikutan menangis juga.

"Sabar Mba, Allah tidak akan menguji seorang hamba di luar batas kemampuan hamba-Nya. Justru dengan cara inilah, mungkin Allah ingin mengangkat derajat kalian kelak di sisi-Nya," ucap Aisha dengan ceramahnya yang selalu mampu menenangkan jiwa, menentramkan hati.

Setelah pertemuan mengharu biru itu, Samudra dan Aisha pamit ke rumah sakit diantar oleh Santi sampai di depan teras kontrakannya.

"Kami pergi dulu Mba, titip rumah,"

"Oke sip,"

Hari itu untungnya rumah sakit tidak begitu ramai.

Mereka mendapat antrian nomor delapan.

Setelah hasil USG sudah mereka terima, Samudra dan Aisha diminta oleh suster menunggu sejenak, karena Dokter yang memeriksa belum datang.

Setelah menunggu sekitar lima belas menit, sepasang suami istri itu pun diminta suster memasuki ruang pemeriksaan.

Dokter meminta hasil USG Aisha dan menelitinya sejenak, lalu melihat catatan riwayat medis Aisha dari klinik tempat Aisha biasa berobat dan check up kehamilan.

"Sejak kapan ibu sering mengalami gejala-gejala ini?" Tanya Dokter menunjuk pada data keluhan-keluhan yang dirasakan Aisha semenjak dirinya hamil.

Sakit punggung yang parah, perasaan sesak, nyeri, atau tekanan di perut bagian bawah. Kram yang menyakitkan, mirip dengan kram menstruasi. Lebih sering buang air kecil. Sakit saat berhubungan seks dan terakhir, Aisha juga seringkali mengalami sembelit atau buang air besar yang menyakitkan, padahal dia sudah mengkonsumsi buah-buahan dan air putih yang cukup.

"Semenjak saya hamil sih, Dok," jawab Aisha apa adanya.

Dokter tersebut diam sejenak, menatap Samudra dan Aisha secara bergantian.

"Jadi begini, Pak, Bu, dari hasil pemeriksaan USG Ibu Aisha, kami menemukan adanya Tumor dalam rahim Ibu Aisha. Meski sifatnya Non-Kanker, tapi hal ini bisa mempengaruhi pertumbuhan janin ke depannya dan tentunya, keselamatan Ibu Aisha sendiri..."

Saat itu, sang Dokter terus menjelaskan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan dialami Aisha di masa kehamilannya kelak, hanya saja, suara Dokter tersebut lambat laun terdengar layaknya sebuah kaset kusut yang berputar di kepala Samudra.

Lelaki itu, benar-benar syok!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   68. EPILOG

    Menghirup udara pagi di Switzerland yang asri dengan pemandangan perbukitan landai di sepanjang mata memandang.Rumput hijau bak permadani, bunga warna-warni yang bermekaran, serta suara gemericik aliran air sungai yang merdu.Puncak pegunungan Alpen yang tertutup salju, danau biru berkilauan, lembah zamrud, gletser, dan dusun kecil tepi danau yang indah menghiasi negara daratan ini.Sungguh ajaib ciptaan-Nya.Ini adalah pagi pertama aku bisa menikmati keindahan alam kota Swiss bersama Ibu.Bersama menaiki sepeda sambil berolahraga. Tawa ceria ibu terus terdengar dengan begitu banyak ceritanya tentang keindahan alam Swiss yang bisa dia nikmati saat ini.Kesehatan mental Ibuku sudah jauh lebih baik sejak para pelaku kejahatan terhadap kami mendapat ganjaran atas kesalahannya. Bahkan, ibuku sudah bisa terlepas dari obat penenang yang selama ini dia konsumsi secara rutin.Melihat keadaan ibuku yang sudah jauh lebih baik saat ini, aku sangat bahagia."Ibu nggak pernah mimpi bisa tinggal di

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   67. SESEORANG BERINISIAL "N"

    Setiap manusia di muka bumi, pasti akan merasakan yang namanya cinta.Entah itu cinta terhadap keluarga atau pun pasangan, yang pasti setiap cinta yang telah dihadirkan Allah untuk hambanya akan terasa indah di hati."Meski setiap manusia dapat merasakan cinta, jangan sampai perasaan cinta terhadap sesama, melebihi rasa cintamu kepada Allah. Niatkan mencintai seseorang karena Allah, untuk mencapai ketenangan hati yang sempurna," ucap Aisha saat dirinya, Samudra dan Angkasa baru saja selesai menunaikan Shalat Isya berjamaah.Seperti biasa, Aisha akan senantiasa berceramah sesuai dengan ilmu agama yang dipahaminya sejauh ini.Dan tema ceramah Aisha malam ini adalah tentang Cinta seorang hamba kepada Tuhannya.Samudra dan Angkasa mendengarkan dengan seksama. Angkasa tampak nyaman duduk di atas pangkuan lelaki dewasa yang kini senantiasa ada untuknya. Menemani kesehariannya, menjadi rekan bermainnya, serta menjadi partnernya dalam menggoda sang ibunda.Keberadaan Samudra dalam kehidupan A

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   66. GEBETAN BARU

    Pada akhirnya, semua kejahatan harus dibayar dengan hukuman yang setimpal.Pengadilan baru saja menjatuhi hukuman seumur hidup bagi Talia dan Dawis sebagai terdakwa kasus pembunuhan terencana yang dialami oleh Rika dan Narendra berpuluh-puluh tahun silam, di mana kejadian itu awalnya diduga karena sebuah kecelakaan biasa.Sementara Alden, hanya dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena dia hanya lah orang suruhan untuk membantu terjadinya tindak pidana.Bersamaan dengan hukuman pidana yang diterima Alden, tak ingin membuang banyak waktu, Senja yang sudah tahu bagaimana busuk suaminya selama ini, langsung menggugat cerai Alden ke pengadilan.Meski Alden menolak, namun dia tak memiliki kuasa apa pun lagi untuk menampik semua kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan. Hingga akhirnya, pengadilan pun menyetujui gugatan Senja dan meresmikan perceraian mereka beberapa bulan setelahnya.Hari itu, saat Senja datang ke lapas untuk memberikan akta cerai pada Alden, perut Senja sudah terlih

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   65. MAAF, KARENA TELAH MENCINTAIMU

    Untuk Aisha...Ini adalah surat ketiga yang ku tulis untukmu, setelah surat pertama dan kedua gagal kuberikan hingga harus berakhir dengan sobekan kecil di tempat sampah.Surat ini tak akan kuberikan selama aku masih bernapas, karena aku tak ingin ada siapa pun yang mengetahui perasaanku selama ini, apalagi Samudra.Itu artinya, jika sampai surat ini jatuh ke tanganmu, maka aku pastikan bahwa aku sudah tiada lagi di dunia ini.Sebut aku pengecut karena terlalu takut untuk mengutarakan isi hatiku yang sebenarnya selama ini, terhadapmu, Aisha.Itulah sebabnya, aku hanya mampu mengungkapkannya dalam bentuk tulisan tanpa sanggup mengucapkannya melalui lisan.Entah bagaimana caranya aku memulai karena perasaan ini sudah jelas tidak mungkin bisa terbalas dengan sempurna.Kamu memang pernah mengatakan bahwa kamu mencintaiku. Impianmu adalah menikah denganku. Akan tetapi, semua itu kamu ucapkan dalam keadaan dirimu yang tidak utuh Aisha. Kamu hilang ingatan, dan karena dalam kehidupan barumu

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   64. PELURU YANG MENEMBUS TUBUH

    Begitu tahu Riki berhasil melarikan diri keluar dari area rumah sakit, sementara pihak kepolisian dan Gara turut mengejar, Samudra pun tak tinggal diam dan langsung menaiki kendaraan roda empatnya bersama Riko.Ponsel Gara yang dipegang Riko tampak berbunyi, ternyata itu adalah kiriman pesan yang berisi share-loc dari ponsel Samudra yang kini sudah berada di tangan Gara.Sudirman yang sudah memberikan ponsel Samudra pada Gara saat Gara bertemu Airish dan Sudirman di ruang radiologi tadi.Cepet bawa polisi ke sini, Riki ada di tempat ini sekarang.Itulah isi pesan dari Gara selanjutnya.Memutar balik arah mencari jalan pintas, Samudra pun langsung memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh, tentunya setelah dia meminta Riko untuk mengirimkan lokasi yang dimaksud kepada pihak kepolisian.*****Sampai di sebuah rumah mewah yang sepertinya sudah lama tak berpenghuni, Gara melihat kendaraan yang dikendarai Riki terparkir di sana.Dari cara mengemudinya yang sangat ugal-ugalan tadi, Gara ya

  • MISTERI KEMATIAN ISTRIKU   63. KESALAHAN TERBESAR

    "Mama sudah tidur?" tanya Samudra pada Mutiara."Sudah Kak. Tadi, habis ditemani Angkasa menggambar, terus Angkasa tidur, Mama juga ikut tidur," jawab adiknya yang paling bungsu itu. "Tadi Angkasa ngeluh laper, Muti teleponin Kakak nggak di angkat-angkat," keluh Mutiara kemudian.Reflek Samudra pun meraba saku celana jeansnya, dan baru ingat jika ponselnya sepertinya tertinggal di ruang rawat Airish tadi."Memang Bi Murni kemana?""Bi Murni izin pulang tadi, malam ini dia nggak bisa jagain Mama di sini, karena anaknya sakit.""Oh begitu. Yaudah malam ini kamu yang jaga Mama berarti. Hp Kakak ketinggalan di tempat Airish kayaknya, Kakak ambil dulu ya. Nanti Kakak ke sini lagi bawakan makanan, tapi mau ke ICU dulu lihat Aisha," ucap Samudra sebelum hengkang dari hadapan Mutiara.Samudra masih berjalan hendak menuju lift, ketika seseorang keluar dari lift samping dan langsung menghentikan langkah tergesa begitu melihat keberadaan Samudra."Sam," panggilnya seraya membuka masker wajah yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status