Hari yang berlalu kini terasa begitu lambat bagi Samudra.
Sejak dirinya mengetahui penyakit yang diderita Aisha, Samudra jadi seperti orang linglung. Seperti kehilangan pijakan saat dirinya harus meniti langkah ke depan.Terseok dalam ketakutan.Terjebak dalam dilema berkepanjangan.Samudra terlalu takut kehilangan.Hingga membuatnya kerap termenung sendirian, menangisi keadaan.Terlebih ketika dia harus melihat Aisha yang merintih kesakitan, meski terkadang Aisha sendiri kerap bersembunyi dari Samudra saat dirinya tengah merasakan sakit itu.Beban dalam hidup Samudra sudah terlalu besar semenjak kehadiran Aisha dalam hidup lelaki itu, lantas, masihkan kini Aisha terus membuat suaminya itu bersedih akibat keadaannya?Sejauh ini, Dokter memang tidak menganjurkan pengobatan fibroid rahim atau tumor jinak selama masa kehamilan. Jika terjadi gejala tertentu, dokter hanya merekomendasikan pereda nyeri ringan, istirahat yang cukup, dan hidrasi.Perawatan intensif baru akan dilakukan setelah persalinan yaitu dengan operasi miomektomi atau histerektomi yang dilakukan tergantung pada ukuran, pertumbuhan, jumlah, dan tingkat keparahan tumor.Hanya saja, dalam beberapa kasus tertentu, seperti solusio plasenta atau ketuban pecah dini, maka satu-satunya jalan keluar untuk menyelamatkan bayi dan ibunya adalah persalinan prematur.Mungkin bagi sebagian orang yang memiliki uang cukup untuk pengobatan, maka mendatangi dokter spesialis adalah satu-satunya cara ampuh untuk mengurangi resiko-resiko fatal di atas.Sayangnya, Samudra tak mampu melakukan hal itu karena terhalang masalah biaya.Sejauh ini jika Aisha mulai kesakitan, istrinya itu hanya bisa meminum obat pereda nyeri sementara yang efeknya tak akan bertahan lama.Tiga bulan ini menjadi bulan-bulan tersulit yang Samudra dan Aisha lewati bersama.Dan sialnya, saking seringnya tidak fokus dalam bekerja, hari ini Samudra dipecat dari pekerjaannya karena lagi-lagi dia melakukan kesalahan dalam bekerja.Ponsel Samudra berdering saat lelaki itu masih saja termenung di sisi trotoar yang tak jauh dari pabrik susu tempat dia bekerja.Samudra takut pulang.Karena saat ini dia sudah tak lagi bekerja di pabrik susu itu.Samudra melirik ponselnya dan mendapati satu pesan masuk dari Aisha.AishaAssalamualaikum.Mas, kok belum pulang jam segini?Lembur lagi?Samudra mengesah.Tak membalas pesan itu.Dan memilih untuk melanjutkan perjalanan untuk pulang.Malam itu, Samudra pulang berjalan kaki karena dia tak memiliki uang untuk ongkos.Biasanya dia memiliki sisa uang bensin dari hasilnya bekerja mengantar barang.Tapi karena hari ini dia dipecat, jadilah Samudra tak mendapat uang apapun.Selain caci maki atasannya sendiri.*****Di rumah, Aisha yang cemas jadi mundar-mandir di teras rumahnya sejak tadi.Panggilannya tak kunjung dijawab oleh sang suami, bahkan pesan-pesan yang dia kirim pun tak ada yang dibalas.Padahal ini sudah lewat dari jam Samudra biasa lembur. Harusnya sih, Samudra sudah pulang. Itulah sebabnya, Aisha kini merasa sangat khawatir.Saat sepasang netranya menangkap sosok di kejauhan gang sedang berjalan ke arahnya, Aisha yang tahu bahwa itu Samudra pun langsung tersenyum lebar untuk menyambut kepulangan sang suami."Assalamualaikum," ucap Samudra sambil memulas senyum. Raut sedihnya sirna seketika di hadapan Aisha. Samudra tidak ingin Aisha tahu kegelisahannya."Waalaikum salam, malem banget Mas pulangnya?" Tanya Aisha di teras."Iya, tadi banyak barang yang harus dianter," jawab Samudra sambil membuka sepatu dan kaos kaki. Terpaksa berbohong menjadi senjata terakhir Samudra agar Aisha tidak terbebani.Samudra langsung merebahkan tubuhnya yang lelah di tikar ruang tamu. Aisha memberikan bantal pada sang suami."Mau kubuatin teh manis, Mas?" Tanya Aisha."Gulanya habiskan, emang kamu udah beli?" Tanya Samudra balik mengingat tadi pagi dia tak jadi membuat Teh Manis hangat karena persediaan gula habis."Belum sih, tadi sisa uang aku belikan beras sama sayuran," jawab Aisha menyesal. "Aku hutang saja dulu di warung ya Mas? Nanti gajian kita bayar,""Nggak usah lah, ambilin air putih aja," potong Samudra yang jelas tahu bahwa bulan ini dia tak akan lagi menerima gaji."Mau makan sekarang, Mas? Apa mau mandi dulu?" Tanya Aisha yang kini sudah duduk di sisi Samudra selepas dia memberikan air putih untuk sang suami.Samudra menggeser rebahannya. Menaruh kepalanya di pangkuan Aisha, seperti biasa. "Pijitin kepala aku," pintanya manja."Kayaknya kamu cape banget hari ini," gumam Aisha yang seketika khawatir akan kondisi kesehatan suaminya.Samudra saat itu tak menjawab. Dengan kedua matanya yang terpejam, seolah menikmati pijitan lembut tangan Aisha di kepala dan keningnya."Besok nggak usah lembur dulu kalau gitu Mas. Jadi kamu bisa istirahat lebih lama di rumah,"Samudra masih saja diam, meski satu detik setelahnya, kepala Samudra bergerak cepat seperti orang kaget dengan tatapan yang tertuju ke arah perut Aisha yang tadi menempel di wajahnya."Kenapa Mas?" Tanya Aisha yang jelas tahu mengapa Samudra bereaksi seperti itu. Senyuman lebar Aisha pun mengembang seketika."Dia nendang pipi aku loh," ucap Samudra speechless. Senyum di wajah tampannya merekah masih dengan tatapan yang tertuju ke arah perut buncit sang istri."Iya, akhir-akhir ini dia memang lebih aktif Mas, sering banget nendang-nendang," beritahu Aisha yang sesekali mengelus perutnya.Tatapan Samudra perlahan meredup, dikecupnya perut Aisha beberapa kali seraya bergumam dalam hati.Yang kuat di dalam sana ya sayang...Kalau kamu kuat, InsyaAllah, Ayah dan Bunda juga akan kuat...*****Waktu Subuh telah tiba.Suara Adzan yang berkumandang di kejauhan menjadi jam alarm bagi Aisha untuk bangun."Mas, bangun. Sudah Subuh," Aisha mengguncang pelan bahu Samudra yang masih tertidur pulas di sisinya.Wanita itu hendak bangun untuk berdiri, ketika dia melihat darah segar mengalir di kakinya.Hanya saja, karena dia tak merasakan sakit, Aisha pun lekas bangkit meski darah yang keluar sempat menetes di lantai rumahnya saat itu.Dia lekas beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Sementara di kamar, Samudra yang masih tertidur akhirnya terbangun juga.Tubuh lelaki itu menggeliat sebelum akhirnya membuka mata, lalu bangun dan terduduk sejenak di sisi kasur.Hingga segenap nyawanya sudah terkumpul dengan pandangan yang semakin menjelas, lamat-lamat tatapan Samudra menangkap hal aneh di lantai kamar rumahnya.Darah?Pikir lelaki itu masih mencoba melihat lebih jelas lagi.Ketika pikiran Samudra mulai terkoneksi dengan Aisha, tubuh lelaki itu pun seketika mencelat bangun dari kasur dan berteriak memanggil nama sang istri.Tapi naas bagi Samudra, karena yang dia dapati setelahnya adalah tubuh Aisha yang sudah pingsan di dalam kamar mandi dengan area selangkangannya yang sudah banjir oleh darah yang terus mengalir."Astaghfirullah, Aisha..."Panik.Samudra langsung berlari ke depan sebelum mengangkat Aisha, dia membutuhkan pertolongan.Dan satu-satunya orang yang bisa dia harapkan saat itu hanyalah Santi dan Hendrik, tetangganya.Setelah berhasil membangunkan Santi juga Hendrik, Samudra pun mengangkat tubuh Aisha dan membawanya ke rumah sakit setelah Hendrik menyewa angkutan umum."Bang, lu punya duit simpenan nggak Bang? Semalam gue dipecat Bang, gue nggak pegang duit sama sekali sekarang Bang. Uang simpenan juga nggak ada karena kemarin harus beli obat terus buat Aisha," ucap Samudra dalam perjalanan menuju rumah sakit."Yah Sam, lu tau sendiri keadaan gue, kan? Paling gue ada buat bayar nih angkot doang. Coba deh, nanti gue suruh Santi pinjemin duit.""Iya Bang, bilangan ke Mbak Santi ya Bang, tolongin gue. Nanti gue usahain deh, yang penting sekarang gue ada buat bayar biaya rumah sakit dulu, Bang,""Iya, iya, nanti gue suruh Santi pinjemin duit buat lu.""Makasih Bang."Percakapan itu terhenti sampai mereka tiba di rumah sakit.Lalu pihak rumah sakit langsung menangani Aisha di IGD.*****Jangan Lupa Vote dan komennya kalau suka...Salam Herofah 😘🙏Menghirup udara pagi di Switzerland yang asri dengan pemandangan perbukitan landai di sepanjang mata memandang.Rumput hijau bak permadani, bunga warna-warni yang bermekaran, serta suara gemericik aliran air sungai yang merdu.Puncak pegunungan Alpen yang tertutup salju, danau biru berkilauan, lembah zamrud, gletser, dan dusun kecil tepi danau yang indah menghiasi negara daratan ini.Sungguh ajaib ciptaan-Nya.Ini adalah pagi pertama aku bisa menikmati keindahan alam kota Swiss bersama Ibu.Bersama menaiki sepeda sambil berolahraga. Tawa ceria ibu terus terdengar dengan begitu banyak ceritanya tentang keindahan alam Swiss yang bisa dia nikmati saat ini.Kesehatan mental Ibuku sudah jauh lebih baik sejak para pelaku kejahatan terhadap kami mendapat ganjaran atas kesalahannya. Bahkan, ibuku sudah bisa terlepas dari obat penenang yang selama ini dia konsumsi secara rutin.Melihat keadaan ibuku yang sudah jauh lebih baik saat ini, aku sangat bahagia."Ibu nggak pernah mimpi bisa tinggal di
Setiap manusia di muka bumi, pasti akan merasakan yang namanya cinta.Entah itu cinta terhadap keluarga atau pun pasangan, yang pasti setiap cinta yang telah dihadirkan Allah untuk hambanya akan terasa indah di hati."Meski setiap manusia dapat merasakan cinta, jangan sampai perasaan cinta terhadap sesama, melebihi rasa cintamu kepada Allah. Niatkan mencintai seseorang karena Allah, untuk mencapai ketenangan hati yang sempurna," ucap Aisha saat dirinya, Samudra dan Angkasa baru saja selesai menunaikan Shalat Isya berjamaah.Seperti biasa, Aisha akan senantiasa berceramah sesuai dengan ilmu agama yang dipahaminya sejauh ini.Dan tema ceramah Aisha malam ini adalah tentang Cinta seorang hamba kepada Tuhannya.Samudra dan Angkasa mendengarkan dengan seksama. Angkasa tampak nyaman duduk di atas pangkuan lelaki dewasa yang kini senantiasa ada untuknya. Menemani kesehariannya, menjadi rekan bermainnya, serta menjadi partnernya dalam menggoda sang ibunda.Keberadaan Samudra dalam kehidupan A
Pada akhirnya, semua kejahatan harus dibayar dengan hukuman yang setimpal.Pengadilan baru saja menjatuhi hukuman seumur hidup bagi Talia dan Dawis sebagai terdakwa kasus pembunuhan terencana yang dialami oleh Rika dan Narendra berpuluh-puluh tahun silam, di mana kejadian itu awalnya diduga karena sebuah kecelakaan biasa.Sementara Alden, hanya dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena dia hanya lah orang suruhan untuk membantu terjadinya tindak pidana.Bersamaan dengan hukuman pidana yang diterima Alden, tak ingin membuang banyak waktu, Senja yang sudah tahu bagaimana busuk suaminya selama ini, langsung menggugat cerai Alden ke pengadilan.Meski Alden menolak, namun dia tak memiliki kuasa apa pun lagi untuk menampik semua kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan. Hingga akhirnya, pengadilan pun menyetujui gugatan Senja dan meresmikan perceraian mereka beberapa bulan setelahnya.Hari itu, saat Senja datang ke lapas untuk memberikan akta cerai pada Alden, perut Senja sudah terlih
Untuk Aisha...Ini adalah surat ketiga yang ku tulis untukmu, setelah surat pertama dan kedua gagal kuberikan hingga harus berakhir dengan sobekan kecil di tempat sampah.Surat ini tak akan kuberikan selama aku masih bernapas, karena aku tak ingin ada siapa pun yang mengetahui perasaanku selama ini, apalagi Samudra.Itu artinya, jika sampai surat ini jatuh ke tanganmu, maka aku pastikan bahwa aku sudah tiada lagi di dunia ini.Sebut aku pengecut karena terlalu takut untuk mengutarakan isi hatiku yang sebenarnya selama ini, terhadapmu, Aisha.Itulah sebabnya, aku hanya mampu mengungkapkannya dalam bentuk tulisan tanpa sanggup mengucapkannya melalui lisan.Entah bagaimana caranya aku memulai karena perasaan ini sudah jelas tidak mungkin bisa terbalas dengan sempurna.Kamu memang pernah mengatakan bahwa kamu mencintaiku. Impianmu adalah menikah denganku. Akan tetapi, semua itu kamu ucapkan dalam keadaan dirimu yang tidak utuh Aisha. Kamu hilang ingatan, dan karena dalam kehidupan barumu
Begitu tahu Riki berhasil melarikan diri keluar dari area rumah sakit, sementara pihak kepolisian dan Gara turut mengejar, Samudra pun tak tinggal diam dan langsung menaiki kendaraan roda empatnya bersama Riko.Ponsel Gara yang dipegang Riko tampak berbunyi, ternyata itu adalah kiriman pesan yang berisi share-loc dari ponsel Samudra yang kini sudah berada di tangan Gara.Sudirman yang sudah memberikan ponsel Samudra pada Gara saat Gara bertemu Airish dan Sudirman di ruang radiologi tadi.Cepet bawa polisi ke sini, Riki ada di tempat ini sekarang.Itulah isi pesan dari Gara selanjutnya.Memutar balik arah mencari jalan pintas, Samudra pun langsung memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh, tentunya setelah dia meminta Riko untuk mengirimkan lokasi yang dimaksud kepada pihak kepolisian.*****Sampai di sebuah rumah mewah yang sepertinya sudah lama tak berpenghuni, Gara melihat kendaraan yang dikendarai Riki terparkir di sana.Dari cara mengemudinya yang sangat ugal-ugalan tadi, Gara ya
"Mama sudah tidur?" tanya Samudra pada Mutiara."Sudah Kak. Tadi, habis ditemani Angkasa menggambar, terus Angkasa tidur, Mama juga ikut tidur," jawab adiknya yang paling bungsu itu. "Tadi Angkasa ngeluh laper, Muti teleponin Kakak nggak di angkat-angkat," keluh Mutiara kemudian.Reflek Samudra pun meraba saku celana jeansnya, dan baru ingat jika ponselnya sepertinya tertinggal di ruang rawat Airish tadi."Memang Bi Murni kemana?""Bi Murni izin pulang tadi, malam ini dia nggak bisa jagain Mama di sini, karena anaknya sakit.""Oh begitu. Yaudah malam ini kamu yang jaga Mama berarti. Hp Kakak ketinggalan di tempat Airish kayaknya, Kakak ambil dulu ya. Nanti Kakak ke sini lagi bawakan makanan, tapi mau ke ICU dulu lihat Aisha," ucap Samudra sebelum hengkang dari hadapan Mutiara.Samudra masih berjalan hendak menuju lift, ketika seseorang keluar dari lift samping dan langsung menghentikan langkah tergesa begitu melihat keberadaan Samudra."Sam," panggilnya seraya membuka masker wajah yan