"BRENGSEK! BISA-BISANYA LO MEMFITNAH MAMA? HAH? LO PIKIR GUE BEGO BISA PERCAYA SAMA LO GITU AJA?"BUGH!Bogem mentah itu kembali menghantam wajah Alden yang sudah babak belur.Samudra yang kalap tak bisa dikendalikan, bahkan setelah beberapa security mall dan penjaga resto ikut turun tangan.Para pengunjung resto lari terbirit-birit meninggalkan resto saat Samudra memulai aksinya memukuli Alden kala itu.Bahkan perseteruan itu sukses meluluhlantahkan sebagian isi restoran Jepang tersebut."Ya ampun, Mas Alden!" Pekik Senja yang datang terlambat. Senja sudah salah perkiraan waktu dan tak menyangka jika hal buruk yang menimpa suaminya terjadi begitu cepat.Keterlambatan Senja kembali ke resto semua dikarenakan Airish yang terlalu lama memilih-milih tas tadi. Alhasil, Senja kini harus mendapati keadaan sang suami yang sudah babak belur akibat ulah sang kakak."Cukup, Kak! Cukup! Mas Alden bisa mati!" Teriak Senja saat itu. Aksi Samudra memukuli Alden sukses menarik perhatian orang banyak
Luka yang diderita Alden untungnya tidak terlalu parah.Alden hanya mengalami sebatas luka luar saja, sementara bagian dalam tubuhnya tak ada yang terdampak serius.Itulah sebabnya, Alden bisa langsung pulang usai luka-lukanya diobati.Saat itu, Alden masih berbaring di ruang UGD setelah mendapat sedikit luka jahit di dahinya, lelaki itu masih dalam pengaruh obat bius. Sementara Senja tampak duduk di bangku tunggu ruang UGD menunggu Airish yang sedang menebus obat.Akibat insiden pemukulan yang dilakukan Samudra terhadap suaminya di resto tadi, perut Senja sempat mengalami kontraksi kecil yang menyebabkan dirinya mengalami kram perut. Itulah sebabnya, Airish membantunya untuk menebus obat.Senja masih sibuk dengan ponselnya dan masih berbalas pesan dengan Jingga sang adik, saat seseorang tiba-tiba menyapanya."Senja? Kamu Senja, istrinya Alden, kan? Adiknya Samudra?" Sapa seorang lelaki berkemeja hitam, rambut klimis yang tersisir rapi dan wajah bersihnya yang tampak putih bersinar.S
Pagi yang cerah, keadaan jalan di Ibukota tampak ramai lancar.Di sebuah komplek perumahan elit yang berada di pusat Jakarta, kendaraan mewah Sudirman tampak terparkir di depan halaman sebuah rumah mewah yang dihuni oleh sepasang suami istri bernama Senja dan Alden.Setelah insiden pemukulan yang dilakukan Samudra terhadap Alden kemarin siang di salah satu restoran Jepang di kawasan Jakarta Selatan, Sudirman baru bisa menyempatkan waktunya menengok keadaan Alden pagi ini, sekalian dirinya berangkat ke kantor.Senja baru saja menyuguhkan secangkir teh manis hangat untuk sang tamu hingga setelahnya dia memberikan ruang bagi Sudirman dan Alden untuk bicara."Bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Sudirman memulai percakapannya."Ya beginilah Om. Om bisa lihat sendiri, kan?" jawab Alden yang masih menyimpan sedikit amarah dalam nada bicaranya."Om tidak menyalahkan Samudra atas tindakannya. Om justru menyayangkan tindakanmu yang ceroboh, Alden," ucap Sudirman lagi.Alden mengesah pasrah, ke
Setelah mengetahui cerita baru dari Alden mengenai Gara, Sudirman yang awalnya mempercayai Gara pun mulai curiga.Hingga lelaki paruh baya itu pun mengutus salah satu anak buahnya untuk mengikuti kemana aktifitas Gara seharian ini.Dan untuk masalah Gara kali ini, Sudirman kembali harus merahasiakan hal ini dari Samudra terlebih dahulu sebelum dia bisa memastikan sendiri kebenaran mengenai Rika dan Narendra yang masih hidup.Sudirman hanya ingin, Samudra fokus saja pada Airish dan rencana pernikahan keduanya."Saat makan siang tadi, Gara keluar dari kantor. Dia membeli cukup banyak makanan dan membawa makanan itu ke Daerah rumah susun di Blok S, Tuan," lapor salah satu anak buah Sudirman."Rumah susun? Di Blok S?""Ya, Tuan. Dan setelah saya mencari tahu lebih jauh, dari informasi tetangga sekitar rumah susun bernomor 55 itu, ada tiga orang yang menghuni rumah susun tersebut, mereka dua wanita dewasa dan satu orang anak kecil laki-laki." Lapor sang anak buah lebih jelas."Mereka hampi
Talia di kamarnya tampak kebingungan karena sudah beberapa hari ini, dia tak bisa menghubungi Dawis. Nomor Dawis tak pernah lagi aktif.Saking bingung dan cemasnya, Talia sampai berpikir buruk, kalau-kalau Dawis sudah tewas dibunuh oleh si peneror itu.Dalam keadaannya yang sedang kalut, posisi berbaring seperti apa pun tak terasa nyaman untuk tubuh rentanya. Bahkan Talia baru ingat bahwa sejak tadi pagi dirinya belum makan apa pun kecuali buah-buahan.Anehnya, Talia tak juga merasakan lapar di perutnya. Makanan dan obat yang sudah Jingga sediakan untuknya di nakas masih utuh tak tersentuh sedikit pun.Saat itu, Talia masih sibuk mengutak-atik ponselnya sambil duduk berselonjor kaki dengan tubuh bersandar ke kepala tempat tidur.Talia masih berusaha untuk menghubungi Dawis.Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Talia sangat terkejut hingga dia hampir saja menjatuhkan ponsel di tangannya. Buru-buru, Talia menyembunyikan ponsel rahasianya di balik bantal saat dia mendengar suara Samud
Sore harinya, Samudra datang ke kediaman Airish saat Sudirman mengabari bahwa Airish baru saja mendapat teror dari pelaku penyerangan di muara baru.Samudra yang saat itu berencana pergi bersama Mutiara untuk memesan kue ulang tahun Talia terpaksa memasrahkan segalanya pada sang adik.Selain pesta besar-besaran yang akan diadakan besok malam di Aula salah satu hotel mewah di pusat Jakarta, rencananya, malam ini tepat pukul dua belas malam nanti, Samudra dan ketiga adiknya akan memberikan surprise kecil-kecilan di kediaman mereka untuk Talia."Ini beli kuenya yang bagaimana? Kak Sam nggak tanggung jawab nih, masa ninggalin aku gitu aja sih di Mall?" Omel Mutiara di telepon setelah mengetahui bahwa Samudra sang Kakak malah meninggalkannya di Mall sendirian."Kuenya yang kecil aja, nggak usah besar-besar. Kamu pasti taulah selera mama kayak apa. Tadi Kakak sudah telepon Pak Jay untuk jemput kamu ke situ. Kakak harus ke rumah Airish sekarang, maaf ya?" Balas Samudra sambil menyetir mobil.
Seperti yang sudah Samudra dan ketiga adiknya rencanakan, malam ini mereka berempat akan memberikan surprise party kecil-kecilan untuk Talia tepat di pukul dua belas malam.Saat semua penghuni rumah mewah di kediaman Atlanta sudah tertidur lelap, Samudra, Jingga, Mutiara dan Senja sudah tampak bersiap melakukan aksi mereka.Malam ini, Senja memang sengaja menginap di kediaman utama keluarga Atlanta, tentunya tanpa kehadiran Alden sang suami. Senja sengaja tak mengizinkan Alden ikut bersamanya, karena tak ingin membuat suasana menjadi terkesan tegang. Selain itu, kedatangannya malam ini ke rumah kedua orang tuanya, dikarenakan Senja yang ingin meminta maaf pada Samudra atas apa yang sudah dilakukan sang suami terhadap sang Kakak.Saat itu, Samudra yang memang tak ingin memperpanjang masalah dengan Alden dikarenakan kondisi Senja yang sedang berbadan dua, terpaksa menurunkan egonya dan memaafkan Alden demi Senja.Itulah sebabnya, hubungan Samudra dengan Senja saat ini terlihat sudah kem
Malam itu, Gara datang ke kediaman utama keluarga Atlanta, untuk melancarkan rencana yang telah dia susun sebelumnya, yakni mempertemukan Samudra dan Aisha kembali, termasuk mengumumkan tentang Rika dan Narendra yang ternyata masih hidup.Gara sudah membawa serta Aisha, Angkasa, serta sang Ibunda di dalam mobilnya. Namun untuk memastikan keadaan tetap kondusif, Gara turun lebih dulu saat dia melihat kendaraan milik Alden terparkir di depan teras kediaman Atlanta.Entah kenapa, perasaan Gara tiba-tiba saja tidak enak begitu mengetahui keberadaan Alden di dalam sana, sebab yang Gara ketahui dari Senja, Alden tidak akan datang malam ini ke kediaman Atlanta.Berjalan pelan dan setengah mengendap, Gara mendapati seluruh penghuni inti keluarga Atlanta sedang berkumpul di ruang keluarga, di mana di tengah-tengah mereka, terdapat sosok wanita asing yang jelas-jelas Gara kenal.Santi?Pekik Gara dalam hati.Lelaki itu cukup terkejut, namun dengan cepat mengerti dan mampu menguasai keadaan.Pad