Beranda / Romansa / MY SEXY CEO / 6. Hai, Airyn!

Share

6. Hai, Airyn!

Penulis: Noviyadep
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-05 21:22:41

"Pa, kenapa malah mintain Pak Arion uang?" Airyn memejam jengah dengan sikap Guntur, tidak habis pikir jika berdebatan mereka malah berujung pemerasan.

Guntur berhasil memeras Arion sebesar dua juta akibat perlakuan tidak baik dan pukulan yang diterimanya. Jika tidak, Guntur mengancam akan membawa masalah ini ke pihak berwajib.

"Sudah sepantasnya dia ganti rugi. Kamu pikir hidung dan bibir Papa nggak berdarah akibat pukul satpamnya yang gendut itu?" Guntur balas mengomeli Airyn yang sejak tadi juga lumayan menyulut emosi di hadapan Arion. Anaknya itu terlalu lemah, padahal Guntur memang sengaja memanfaatkan keadaan.

Kapan lagi memeras orang kaya secara cuma-cuma?

Uangnya bisa Guntur pakai untuk membeli minuman dan modal berjudi nanti malam.

Sementra Airyn, dia hanya tidak ingin papanya semakin dipandang sebelah mata oleh orang lain. Namun, sikap Guntur sendirilah yang membuat dirinya tercela.

"Apa kata Pak Arion nanti, Pa? Aku nggak enak." Terlebih dia akan bersama Arion selama dua bulan mendatang, selama periode magang yang Airyn ambil.

Magang berlangsung awal bulan, setelah Airyn menyelesaikan ujian akhir semester.

"Ngapain dibuat ribet sih, Ai, mereka orang kaya. Dua juta bagi mereka nggak ada apa-apanya. Nggak usah dipikirin."

Belum apa-apa, Airyn sudah membuat dua kali kesalahan. Dia kaget bukan main saat mengetahui Arion Harrison adalah orang yang sama dengan pria yang Airyn peluk sewaktu di kampus kemarin.

Tanpa sepengetahuan Guntur, Airyn menyelipkan sepenggal kertas di tangan Arion sebelum pergi. Airyn janji akan menyicil uang yang dua juta tadi, anggap saja sebagai hutang. Entah bagaimana reaksi Arion setelah mereka pergi, bisa saja pria itu risih sekaligus murka pada dia dan papanya.

"Kamu mau beli makanan apa? Kita beli sekarang, mumpung masih di jalan."

"Enggak usah, Pa, langsung pulang aja."

"Nanti malam doakan Papa menang judi. Kamu jadi mau beli laptop, 'kan?"

"Iya, Pa."

"Besok kita beli, tapi yang bekas saja. Uang Papa nggak cukup kalau beli baru, mending sisa uangnya buat beli printer."

"Makasih, Pa." Dia menyandarkan kepala pada punggung Guntur, menangis dalam diam.

Di saat yang sama, ternyata Guntur memiliki niat baik untuk memenuhi kebutuhan Airyn. Seperti yang pernah Guntur bilang dulu, "Apa pun akan papa usahakan buat Airyn."

***

Kertas dari Airyn tadi masih Arion simpan, dia tersenyum tipis membacanya untuk kesekian kali. Bisa-bisanya gadis itu kepikiran untuk menyicil, padahal Arion tidak mempermasalahkannya sama sekali.

Lucu.

Satu kata yang Arion sematkan untuk Airyn. Gadis itu benar-benar berbeda.

"Arion, kamu kenapa tiba-tiba pergi tinggalin Fevita? Kesian banget anak gadis orang, dia jadi pulang sendirian." Nyonya Harrison langsung mendatangi Arion ke kamar ketika mengetahui sang putra sudah kembali. "Apa yang terjadi di kantor? Kata Ayah ada keributan di lobi."

"Satu-satu tanyanya, Bun. Tadi ada sedikit kesalahpahaman di lobi. Udah selesai kok, bukan masalah serius."

"Fevita mungkin sedikit merajuk sama kamu. Anak itu baik banget, Arion, bahkan dia masih bisa bilang nggak pa-pa setelah kamu tinggalin. Bunda nggak enak sama orang tuanya."

"Mendadak, Bun."

Nyonya Harrison memicing. "Kertas apa itu? Kenapa disembunyikan?"

Arion memasukkan dalam saku, menggeleng. "Cuman pesan singkat."

"Dari siapa?"

"Seorang gadis."

"A—apa? Kamu serius sudah punya kekasih?"

Arion menghela, memijat pangkal hidungnya. "Bukan kekasih, Bun."

"Lalu? Kamu suka dia?" Arion tidak menjawab, tapi Nyonya Harrison langsung memutuskan dugaannya sepihak. "Siapa perempuan itu? Kerja di mana dia, Arion? Bawa dia ke sini, kenalkan sama Bunda dan Ayah."

"Belum bekerja."

"Kok belum bekerja?"

"Masih muda, Bun."

"Kamu penyuka anak kecil, Arion? Ingat umur, ngapain pacarin gadis belia. Cari yang seperti Fevita, umur kalian nggak beda jauh."

Arion menatap bundanya, geleng-geleng. "Bun, cukup. Dia bukan kekasih aku, baru kenal." Melihat Nyonya Harrison memicing, Arion kembali meluruskan, "Sedikit lucu anaknya. Berbeda dari yang lain. Cukup, Bun?"

"Siapa gadis itu? Kok bisa bikin kamu jatuh hati padahal baru kenal?"

"Bun, aku ada kerjaan yang harus diurus. Bunda sebaiknya istirahat." Arion menarik bundanya menuju pintu, mengakhiri obrolan ini agar tidak semakin berkelanjutan. Nyonya Harrison akan terus mencecar sampai ke akar, Arion bingung menjawabnya. "Sampai ketemu makan malam nanti. Berhenti jodohin aku dengan perempuan di luar sana, aku bisa pilih sendiri." Mengulas senyum, lalu segera menutup pintu.

Arion membawa segelas air dan ponsel ke balkon, menghubungi tangan kanan sekaligus sekretaris pribadi Arion.

"Sudah saya kirimkan profil singkat gadis itu melalui email pribadi. Kamu cari lebih lanjut tentang dia. Saya tunggu, secepatnya."

"Kamu serius tertarik sama anak preman itu, Arion?" Bagas tidak habis pikir, apalagi melihat sikap Guntur yang tidak tahu sopan santun. Kalau Bagas jadi Arion, tidak ingin lagi berurusan dengan mereka. Orang seperti itu jika sekali diberi hati, ke depannya semakin melunjak.

"Dilarang bertanya urusan pribadi."

Bagas tertawa mengejek. "Fevita jauh lebih unggul, Arion. Nurut sama kata Bu Megan saja, kalian setara dalam hal apa pun."

"Kamu suka padanya? Ambil saja."

"Kamu serius menolak Fevita? Sehat atau sedikit demam?"

"Sedang jatuh cinta."

Mau tidak mau, Bagas tergelak. "Wow, seorang Arion Harrison jatuh cinta sama gadis kecil? Kalau media tahu, langsung viral ini."

"Omong kosong. Saya tunggu kabar selanjutnya dari kamu, kalau bisa malam ini sudah rampung datanya. Satu lagi, tolong kirimkan beberapa dokumen yang harus saya selesaikan untuk rapat besok."

"Baik. Saya juga akan mengirimkan jadwal Anda untuk besok dan lusa, Pak Arion. Ada beberapa meeting dan pertemuan dengan pihak agensi." Arion bergumam kecil mengiyakan. "Besok pagi perlu saya jemput ke kediaman orang tua Anda?"

Jika pembicaraan mereka serius, Bagas menghindari candaan agar sekiranya tetap professional meski Arion adalah sahabatnya.

"Tidak usah. Saya mau ke Penthouse sebentar, ada yang mau saya ambil. Kamu bisa tunggu saya di lobi, kita berangkat bersama dari sana."

"Baik, Pak Arion."

***

Sekitar jam sepuluh malam, Airyn bersiap tidur, tiba-tiba Sera datang. "Ai, ayo ikut Mama."

"Ke mana, Ma? Aku mau tidur, nanti dimarahin papa keluyuran malam-malam. Besok ada kelas pagi juga."

Sera buru-buru mencarikan pakaian yang pantas untuk Airyn. "Mama punya mangsa baru, kayaknya anak orang kaya. Dia ajak kamu kenalan."

"Ma, aku nggak mau jadi pelacur."

"Mama pukul juga kamu ya lama-lama. Bebal banget dibilangin orang tua. Ini buat kebaikan kamu, Ai, demi uang." Sera menarik Airyn agar bangkit dari kasur, dipaksa mengenakan dress yang pernah Sera belikan saat Airyn ulang tahun. "Pakai, sebelum Mama yang kasarin kamu."

Airyn terisak pelan sambil mengenakan dress. Dia tidak punya pilihan, karena Sera mengambil hanger untuk memukulnya jika tidak menurut.

"Ayo, pakai sepatu kamu yang agak bagusan."

Keluar dari rumah, Airyn langsung melihat seseorang yang dia kenali sedang menunggunya.

"Hai, Airyn!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MY SEXY CEO   65. Hukuman Orang Jahat

    Airyn mondar-mandir di ruang tengah, sebab hingga jam delapan Arion belum juga pulang. Makan malam sudah siap, seketika rasanya tidak tenang, terlebih nomor pria itu tidak bisa dihubungi. Sebal, karena Arion tidak mengabari apa pun sebelumnya."Aneh. Kenapa rasanya nggak enak gini? Apa karena udah jadi suami istri?" Airyn menggigit kuku, memegangi dadanya yang berdebar lebih kencang. "Atau ini perasaan gugup karena kepikiran ancaman Mama tadi?""Aish! Sejak kapan khawatir banget gini sama Pak Arion? Padahal sebelumnya kamu sendiri yang nggak rela nikah sama dia, Ai."Airyn bermonolog sendiri. Tatapan dan gerak-geriknya memang menunjukkan kecemasan, tidak tenang sebelum memastikan Arion baik-baik saja. "Setidaknya kalau pulang telat, bilang!" gerutunya sebal. "Aku bisa makan dan tidur dengan tenang tanpa harus khawatir gini. Senang banget bikin merasa bersalah."Airyn mengambil ponselnya di meja, mencoba menghubungi Bagas sekali lagi. Nomor pria itu aktif, hanya saja tidak diangkat. K

  • MY SEXY CEO   64. Kedatangan Tamu

    Ketika jam makan siang, tiba-tiba Airyn kedatangan tamu. Sebelumnya dia tidak mengira jika yang datang adalah ibu mertua. Airyn baru saja bangun tidur, belum sempat menyiapkan apa pun karena Arion juga membebaskan Airyn untuk istirahat sepanjang hari ini. Airyn ingin menyapa sebagai basa-basi agar kelihatan tetap sopan, namun urung karena merasa sungkan. Terlebih Megan juga langsung masuk dan meninggalkannya. Wanita itu terlihat membawa sekotak kue."Kamu baru bangun jam segini?"Megan melihat sekitar ruangan tersebut. Kebetulan di wastafel masih ada piring kotor, bekas Airyn menyiapkan sandwich untuk bekal Arion tadi. Keranjang pakaian kotor mereka juga terlihat penuh karena belum dijemput jasa laundry. Niatnya memang setelah ini baru akan Airyn bereskan semuanya."M—maaf, Bun, tadi aku ketiduran. Setelah ini baru beres-beres. Bunda mau aku bikinkan minum apa?" Airyn memainkan ujung tali bathrobe-nya, gugup. Mimik Megan tidak seramah biasanya, Airyn tahu wanita itu sudah terlanjur t

  • MY SEXY CEO   63. Cintaku

    Katanya Arion punya hadiah spesial untuk Airyn. Ternyata benar. Usai Airyn berendam dan menghabiskan banyak waktu untuk merawat diri, dia dikejutkan dengan sebuket mawar di kasur. Tidak lupa, ada kertas kecil yang terselip di sana juga membuat Airyn terkekeh kecil.—Untuk cintaku yang baik hati—Airyn suka aroma mawar segar, menciptakan senyum kecil yang mewakili isi hatinya. Masih menggunakan jubah mandi, Airyn turun ke bawah sambil memanggil Arion beberapa kali. Terdengar suara kecil dari ruang makan, lagi-lagi senyum Airyn merekah."Wow!" pujinya menutup mulut sambil menatap dengan binar takjub. Di meja makan tersedia menu makan malam mereka, Arion yang memasak. "Wangi, pasti enak. Aku laper banget, dari luluran tadi perut aku bunyi."Arion selesai memotong buah, kemudian menghampiri Airyn dan mencium pipinya. "Duduk, Sayang, waktunya isi tenaga."Dengan riang, Airyn duduk ketika Arion menarik kursi untuknya. Kenapa tiba-tiba Arion semanis ini? Airyn sampai keheranan."Kamu juga wa

  • MY SEXY CEO   62. Saling Menjaga

    "Pak Arion, ngapain?" Airyn terkesiap ketika melihat sang suami itu berdiri tak jauh dari posisinya dan Aldo. Bahkan mereka baru saja ingin memulai obrolan, seketika sungkan. "B—boleh tinggalin kami dulu, ada yang mau dibicara sebantar?""Bicara saja, anggap saya tidak ada." Arion memasukkan kedua tangannya ke saku celana, menatap dengan sorot setajam belati—seolah sedang memperingati Aldo agar tidak macam-macam pada miliknya. "Lima menit, setelah ini kamu harus mengantarkan surat ke atas. Pak Abimayu sudah menunggu."Airyn menganga, lantas terpaksa senyum karena tahu mimik Arion tengah kesal. Jangan sampai dia mendebat, nanti malah muncul masalah baru."Ada apa, Aldo? Kamu repot-repot ke sini. Lain kali bilang ya kalau mau ketemu, jangan di sini. Aku posisinya lagi magang, nggak boleh seenaknya terima tamu sembarangan di luar kepentingan dengan Pak Arion." Aldo menatap Arion sekali lagi, dia juga melempar tatap permusuhan. "Lo serius menikah dengan pria aneh ini, Ai?" tanyanya senga

  • MY SEXY CEO   61. Semangat Membara

    Arion mengusap puncak kepala Airyn ketika wanita itu diam lagi saat dia meminta bantuan memasang dasi. Sejak mereka mandi bersama, Airyn tampak malu dan pendiam, Arion sangat memahami situasi ini untuk mereka yang baru saja menjalani kehangatan sebagai pengantin baru. Bagi Arion, Airyn justru semakin lucu dan menggemaskan.“Ini dasinya, Ai. Apa kamu masih merasa nggak nyaman? Kalau pegal, nanti aku panggil jasa pijat ke sini, kamu nggak usah ke kantor.”Airyn menggeleng cepat, menegak saliva cukup sulit. Dia juga kesusahan mengumpulkan kata yang tercekat di kerongkongan. Wajah Airyn tidak berhenti memanas, rasanya masih tidak sanggup memandangi pria di hadapannya ini.“E—enggak usah. Aku baik kok, aku nggak pa-pa. K—kamu agak nunduk dikit, badan aku nggak sampe.” Dengan pipi kemerahan paham, Airyn berusaha tetap waras. Dia tahu Arion terus saja memandanginya, sesekali berusaha memberi perhatian dengan kecupan hangat dan kalimat manis penuh kekhawatiran. Padahal Airyn baik, dia tidak k

  • MY SEXY CEO   60. Pengantin Baru

    "Ayah tidak percaya akhirnya kamu akan jatuh cinta." Abimayu tersenyum singkat. "Hanya saja, Ayah tidak bisa bohong, kami terkejut mengetahui siapa sebenarnya Airyn. Kamu dan Bagas sejak awal yang membuat kebohongan ini, Arion. Kamu kasih data diri Airyn yang berbeda ke Bunda, tidak salah jika Bunda juga kecewa dengan perbuatan kamu."Arion mengangguk, menyadari dosanya. Memang benar, selama-lamanya menyimpan dusta pasti akan ketahuan juga."Aku tahu aku salah, Yah. Aku juga awalnya terlalu takut memberi tahu siapa Airyn. Takut Ayah dan Bunda nggak setuju. Maaf kalau sikap aku masih kekanak-kanakan sekali.""Tunggu Bunda kamu lebih tenang dulu, lalu datanglah ke sini lagi untuk bicara padanya. Jangan sekarang, Ayah juga tidak bisa memaksakannya saat ini. Biarkan Bunda sendiri dulu, sambil belajar menerima.""Iya, Yah. Aku berharap Bunda bisa memahami pilihan aku. Percaya, aku tahu siapa yang terbaik untuk hidupku."Abimayu menghela panjang, memijat pangkal hidungnya. "Untuk saat ini,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status