Share

13. Remaja Tampan, Malik.

Bel sekolah nyaring berbunyi. Menyentak seluruh penghuni sekolah untuk berhamburan keluar menemukan tujuan baru mereka. Untuk Nea Oktaviana, tujuannya selepas pulang sekolah adalah menyambangi kafe favoritnya dengan sang kekasih ditemani oleh dua teman guna meramaikan suasana. Gadis berambut pendek dengan poni tipis itu kini menyandarkan tubuhnya di dinding sisi pintu kelas yang terbuka lebar. Menunggu Xena untuk datang sebelum akhirnya memutuskan berjalan menyusuri lorong untuk keluar dari lingkungan sekolah.

Untuk Hela? Siapa yang peduli dengan orang baru sekarang ini? Toh juga, Hela sudah menyetujui ajakan dari Nea tadi pagi. Jadi, Hela yang harusnya mencari Nea juga Xena. Bukan Xena dan Nea yang harus mencari gadis cantik si 'dewinya' sekolahan itu.

"Xena," panggil Nea kala gadis yang ditunggu menampakkan batang hitungnya.

Xena menoleh. Mengubah arah langkah kakinya untuk mendekat pada si teman dekat yang melakukan aktivitas sama dengannya.

"Gue mau ke kamar mandi dulu. Lo bisa ke sana duluan, nanto gue nyusul." Xena mengembangkan senyum manis untuk menutup kalimatnya. Menepuk pundak si sahabat yang hanya menganggukkan kepalanya mengerti. 

"Kalau bertemu dengan Hela, suruh dia datang bersama lo juga." Gadis berambut panjang dengan ujung sedikit ikal itu mengimbuhkan dengan nada lirih. Lagi-lagi mengembangkan senyum indah di atas bibir merah muda sedikit pucat miliknya kemudian mulai mengambil satu langkah untuk meninggalkan Nea di tempatnya. Melangkah dengan kecepatan sedang untuk sampai ke tujuannya kali ini, kamar mandi perempuan di sisi pertigaan lorong yang ada di depannya. 

•••My Stepbrother•••

Suasana sedikit riuh kala sebuah drama percintaan menjadi tontonan nyata di depan puluhan pasang mata yang menjadi penghuni kelas berbentuk persegi dengan jajaran kursi dan meja yang menghias rapi memenuhi ruangan. Sesekali sorak sorai menjadi melodi penyempurna betapa riuhnya suasana kelas kali ini. Seorang datang menghampiri Abian Malik Guinandra dengan sekotak cokelat beraneka macam rasa dan bentuknya. Kotak berpita merah jambu di sisi kirinya yang ada di dalam genggaman remaja jangkung itu sukses membuat banyak tanda tanya terbesit di dalam pemikiran orang-orang di sekitarnya. Akankah seorang Abian Malik Guinandra menyudahi masa lajang dan memulai hubungan dengan gadis berambut sedang yang rapi diikat menjadi satu di belakang kepalanya itu? Menerima pemberian dari sang gadis berkaca mata yang terus saja mengembangkan senyum manis di atas parasnya yang biasa-biasa saja itu adalah sebuah mukjizat dan pemandangan langka.

Malik hanya diam. Tak banyak menyahut ini itu untuk menanggapi kalimat-kalimat puitis yang dilontarkan oleh si gadis untuk menyatakan perasaan cintanya pada Malik.

Bukan hal asing lagi kalau ada gadis yang datang membawakan buah tangan untuk Abian Malik Guinandra. Yang asing adalah Malik yang diam sembari tersenyum dan menimang pemberian gadis itu.

"Beneran buat gue?" Malik kini mulai berbicara. Menatap si gadis berpenampilan cupu yang bisa dibilang sangat berani dalam bertindak. 

Gadis itu menganggukkan kepalanya ringan. "Tentu. Rasaku juga buat kamu," tukasnya malu-malu. Semua kembali bersorak. Membuat Malik mau tak mau harus mendiamkan teman-teman berisiknya itu. 

"Thanks," ucap Malik dengan singkat. 

Gadis yang ada di depannya itu kini kembali mendongak selepas menurunkan padangannya. Ia sadar bahwa Malik adalah si keren yang tak sebanding dengan penampilan cupunya itu. Akan tetapi, tak ada salahnya 'kan mencoba?

"K--kamu menerima perasaan aku?" Ragu. Mengucapamkan kalimat singkat seperti itu harus menyisihkan banyak keberanian sebab aksinya kali ini dibilang terlalu nekat.

"Lo tau Xena Ayudi?" Malik berkelit. Membuat gadis di depannya sejenak membulatkan matanya kala nama yang tak asing untuknya selepas momen pengkuan cinta yang dilakukan Malik di tengah lapangan berumput.

"Cewek yang kamu suka?" 

Malik mengangguk. "Dia juga suka makanan yang manis. Jadi, makasih untuk cokelatnya." 

Sialan! Selain suka melucu dan bertingkah usil mengerjai saudara tirinya, Malik adalah remaja sialan yang selalu saja mematahkan perasaan para gadis-gadis yang menyukai dirinya. Bukan remaja brengsek yang tak tahu diri dengan menyombongkan ketampanannya. Malik melakukan semua penolakan itu hanya sebab satu hal, dalam hati Malik gadis yang masih misterius identitasnya itu terlalu besar memdominasi masuk ke dalam hatinya. Malik hanya tak ingin, jikalau ia asal menerima perasaan orang yang menyukainya, semua hubungan yang terjalin baik pada awalnya hanya akan menjadi duka dan saling melukai satu sama lain nantinya.

•••My Stepbrother•••

Remaja jangkung itu kini tegas melangkah. Meninggalkan keramaian dan suasana kelasnya yang masih riuh sebab lagi-lagi ia menolak perasaan seorang gadis. Akan tetapi, bukan itu yang dibicarakan oleh mereka. Pasal Malik yang mengambil barang pemberian sang gadis tanpa mau mengambil serta perasaannya teruntuk Abian Malik Guinandra. 

Untuk Xena? Habislah riwayat Xena selepas ini nanti. Momen pengakuan cinta yang dilakukan Malik untuk membalaskan dendamnya pada Xena saja sudah membuat nama gadis itu dikenal oleh seluruh penjuru sekolah. Tak ada yang tak mengenal dan tak menyebut nama Xena Ayudi Bridella selepas momen itu terjadi. Sekarang, Malik menambah lagi masalah baru yang akan ditanggung oleh saudara tirinya. Kiranya berita yang akan datang di forum sekolah adalah Malik yang memberikan barang pemberian gadis lain untuk gadis yang dicintainya, Xena Ayudi Bridella.

"Honey!" sentak Malik mencoba mengagetkan gadis yang berjalan di depannya menuju parkiran belakang sekolah. 

"Honey pala kau," sahut Xena dengan nada malas. Tak mengubah ekspresi juga arah pandanganya. Tetap melangkah untuk menyusuri petak ubin yang samar memantulkan bayangan dirinya juga Malik.

"Kenapa lo berjalan ke parkiran belakang. Lo 'kan naik bus?" tanya remaja jangkung berponi naik itu mengiringi langkah kaki milik Xena.

"Gue mau pergi. Lewat gerbang belakang sekolah lebih cepet," tuturnya mempersingkat.

"Pas banget!" sentak Malik membuat Xena sedikit terkejut dengan tingkah konyol saudara tirinya itu.

"Temenin gue," tukas Malik menatap gadis yang kini menoleh tegas padanya. Berdecak ringan sebab Malik mulai lagi dengan tingkah seenak jidatnya sendiri.

Kebiasaan buruk nan menyebalkan milik remaja jangkung itu pada saudara tirinya adalah, Malik itu suka mengacau segala urusan Xena Ayudi Bridella.

"Gue gak—" Ucapan Xena terhenti kala Malik menyodorkan sekotak cokelat yang ada di dalam genggamannya.

"Uang mukanya. Kekurangannya nanti di rumah," katanya tersenyum kuda. 

Xena meliriknya sejenak. Tidak! Ia tak bisa mengkhianati dua teman dekatnya hanya sebab sekotak cokelat yang harganya ... tak bisa dibilang murah! Namun, persahabatannya sangat mahal sekarang ini. Toh juga, lebih baik menatap paras Daffa Kailin Lim ketimbang harus menatap paras Abian Malik Guinandra. Sebab jikalau ditatap dengan benar dan secara terus menerus, hati Xena akan semakin besar menaruh rasa pada remaja itu.

"Gak mau? Kekurangannya album K-Pop yang katanya lo suka banget. Gue beliin!"

"Setuju!" tukas Xena menyahut kotak cokelat yang disodorkan padanya.

Untuk Nea Oktaviana dan Daffa Kailin Lim, Xena meminta banyak pengampunan sebab mengkhianati janji hanya sebab sekotak cokelat manis kesukaannya dengan album sang idola sebagai bonusnya. 

... To be Continued ...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wahyuni Suriati
ternyata sudah saling menyukai tapi karena nggak mau jujur, ya gitu deh 😁
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status