Share

Bab 5

Pov Deni

Ada meeting di kantor, tapi aku belum juga sampai. Jalan ibu kota hari senin begini, MasyaAllah macetnya. Sampai di kantor, aku bergegas berlari ke ruangan meeting. 

BRUUGG

"Aw ...," teriak seorang wanita kesakitan saat tak sengaja aku menabraknya.

 

"Maaf mbak...." Kubereskan berkas-berkasnya yang berantakan. Ku berikan berkas itu. 

"Deni ya? Deni Permana," ucap wanita itu,kuinggat-inggat siapa gerangan wanita cantik nan seksi ini?Mataku sampai tak berkedip melihat body nya yang, aduhai. Bikin hasratku naik saja. 

Hahahahaa... 

"Iya siapa ya?" Mataku tak bisa lepas darinya. Dag dig dug, jantungku malah semakin berdetak. 

"Lupa ya? aku Kamila, teman sekelas kamu waktu SMA dulu," Jelasnya.

Ku ingat-ingat, bukannya Kamila dulu yang suka mengejarku, si gendut tapi sekarang duh bodynya...Hemmm. Aku sampai menahan air liur menatapnya. 

"O,ya aku ingat," ku berikan kartu namaku,"aku buru-buru, lain waktu kita ngobrol lagi." Kutinggalkan dia, bergegas melangkah ke ruang meeting. 

***

Hari demi hari aku dan Mila semakin dekat, baru aku tau dia satu kantor denganku. Ternyata dia seorang janda yang ditinggal suaminya.Ah,semakin lama rasanya aku mulai tertarik dengannya. Apalagi ditambah rasa kesal karena Nita tak kunjung bisa memberiku keturunan. 

Hingga suatu hari, saat aku masuk kantor. Tiba-tiba dia mengeluh sakit kepala dan memintaku mengantar ke rumahnya. Dengan senang hati aku mengantarkannya tentu setelah izin. 

Kreeekk... 

Pintu rumah Mila dibuka, tak ada orang, ya karena Mila memang tinggal seorang diri. Rumahnya pun sederhana hanya ada dua kamar, ruang tamu dan dapur. 

"Duduk,Mas, sebentar aku buatin minum."

"Gak usah repot-repot Mil, aku cuman sebentar kok."

"Gak ngrepoti kok mas, itung-itung ucapan terima kasih." Mila beranjak ke dapur membuatkanku minum. 

"Ini Mas, diminum. Tapi maaf adanya cuman teh." Mila memberikan secangkir teh padaku. 

"Makasih lho,Mil." Aku meminumnya sampai tertinggal sedikit di cangkir. 

"Mas, aku ganti baju dulu ya, gerah nih."Ku anggukan kepala ini. 

Setelah meminum teh itu, entah kenapa aku merasa gerah yang luar biasa. Detak jantungku pun semakin kencang. Hasratku semakin menggebu-gebu. Sebenarnya apa yang diberikannya padaku? 

"Ahh ... Mas Deni tolong!" teriak Mila dari dalam kamar. 

Aku berlari ke kamarnya, takut terjadi apa-apa. Kubuka pintu kamarnya, kebetulan pintunya tak dikunci. 

"Astaghfirullah...." Aku terkejut saat tiba-tiba Mila memelukku. 

"Itu...itu ada tikus mas, di sana." Mila menarikku ke dalam kamarnya. 

"Tidak ada apa-apa,Mil." Kucoba melepas pelukannya, tetapi justru pelukannya semakin erat. 

Melihat Mila yang hanya mengenakan tank top dan hot pants, membuat hasratku semakin tak terkendali. Aku lelaki normal mana mungkin tahan dengan keadaan seperti ini. 

Kucium Mila, dia hanya diam, pasrah. 

"Maaf Mil, aku kelepasan." Aku melangkahkan kaki ingin keluar kamarnya. Takut dia marah padaku. Entahlah kenapa aku jadi agresif seperti ini. 

Mila tak menjawab, dia justru menarik tangan ku. Syok, 

BRUUGG...

Kami pun terjatuh,Mila tepat berada dibawahku. Tak ada jarak antar aku dan dia. Kucoba berdiri,tapi Mila justru  memelukku semakin erat. 

Seperti kucing mendapat mangsa, takku sia-siakan kesempatan ini.Tak kupikirkan apa yang akan terjadi ke depannya. Yang aku pikir hanya bagaimana  menuntaskan hasratku yang kian memuncak. 

Tak hanya sekali, bahkan kami sampai melakukan tiga kali pertempuran. Mila sungguh luar biasa, dia pandai memanjakanku di atas ranjang. Kucium keningnya, kupeluk tubuhnya erat. 

"Makasih,Sayang." Dia menenggelamkan kepalanya di dada bidangku. 

Tak sia-sia aku izin tak bekerja hari ini,puas aku. 

Hehehe...

***

Semakin lama hubunganku dengan Mila, semakin intim saja. Saat di kantor, aku selalu dimajakan Mila. Aku juga sering ke rumahnya. Dan dia selalu memenuhi kebutuhan batinku. Sampai saat ini Nita tak pernah sedikitpun curiga. Terbukti saat di rumah Nita melayaniku dengan baik. Sungguh nikmat sekali jika hidupku seperti ini terus. 

Aku sangat senang mendengar Nita terlambat datang bulan dan menyuruhku membelikan testpek. Aku sangat berharap ada janin di dalam rahim isteriku.

 

Tapi nampaknya aku harus bersabar lagi, Nita memberitahuku kalau dia tidak hamil.Kecewa,sedih.Ya, itulah yang kurasakan. 

Hingga rasanya aku jenuh harus menunggu. 

Mila menjadi pelarianku saat aku sedang galau begini,aku lebih sering meminta jatah padanya. Mila pun selalu dapat memuaskanku. Tak kenal tempat, sering aku melakukannya di kantor, di rumah Mila, di hotel.Aku jadi sering izin dan membolos hanya untuk menuntaskan hasratku. 

Hingga suatu hari, Mila menyuruhku datang ke rumahnya, terpaksa aku meminta izin dengan alasan ibu sakit. Untung pihak kantor mengizinkan. 

***

"A-apa? Kamu hamil Mil?" tanyaku saat Mila memberikan bukti testpek padaku.

Harusnya aku senang, tapi entah kenapa aku jadi takut kalau harus bertanggungjawab dan menikahi Mila, padahal aku masih sangat mencintai Nita. Aku tak mau kehilangan Nita.

 

"Kamu harus tanggung jawab,Mas, Aku gak mau tau! Nikahi aku! Kalau tidak akan kubongkar aibku di depan istrimu!" ancam Mila. Kuanggukan kepalaku, pasrah. Mila memelukku erat. 

***

Sampai rumah, bingung harus bagaimana, tak mungkin aku jujur pada Nita. Bisa-bisa dia minta cerai kalau tau aku sekingkuh. 

Huft...

 

"Kenapa kamu,Den? Masam begitu mukamu," tanya ibu, ku ajak ibu kekamarnya. Aku tak mau sampai Nita mendengarnya. 

"Ibu akan segera dapat cucu." Wajah ibu tampak berbinar bahagia. 

"Nita hamil?" 

"Bukan Bu, calon anakku dengan Mila." Menundukkan kepala takut ibu murka. 

"Kamu punya selingkuhan? Tak masalah, kenalkan dia pada ibu." 

Lega rasanya ternyata ibu mendukungku. 

"Dia, minta aku menikahinya,Bu." 

"Ok, besok minggu ajak dia ke pesta Om Mahmud tanpa Nita tentunya. Ibu akan pamerkan dia sebagai menantu ibu. Tak sabar ibu punya cucu. Setelah itu ibu akan tinggal di rumah Rani untuk merencanakan pernikahan sirimu. Kamu hanya perlu siapkan uangnya saja." Ku anggukan kepalaku. 

Masalah satu beres, tinggal mencari uang. Tadi dari mana aku akan dapat uang. Tak mungkin aku meminjam kantor. Kemarin saja aku sudah pinjam kantor untuk membelikan tas branded Mila. 

Ahha...  

Aku punya ide bagus, akan kugadaikan BPKB mobil Nita, toh selama ini dia tak begitu memperhatikannya. 

Hahahahaa 

***

Sah... 

Aku dan Mila akhirnya sah menjadi suami isteri. Walau hanya nikah siri, untung saja Mila tak banyak menuntut.Hahaha, enaknya punya dua istri. Mila selalu memanjakanku di atas ranjang, dan Nita melayaniku dengan baik. Nikmatnya. 

Karena sudah dua hari aku dirumah Mila, ku putuskan  nanti malam pulang ke rumah. Aku tak mau Nita curiga karena aku tak pulang pulang. 

***

Sampai rumah kulihat ada yang berbeda dengan Nita. Ya, dia semakin cantik dan mempesona. Kalau Nita dandan seperti ini, dia lebih cantik dari Mila. 

Kuciumi Nita bertubi tubi, tapi justru dia mendorongku. Katanya aku bau asem. Memang benar badanku bau asem. Kuturuti dia, ku tunda dulu hasratku. 

"Dek..." panggilku saat kami sudah berada di atas ranjang. 

"Hemm." Masih asyik memainkan gawainya

Aku memeluknya dari belakang, semakin lama semakin erat. 

Diam, Nita tak membalas pelukanku. 

"Dek, mas pengen ehem -ehem," bisikku di telinganya. 

Perlahan kuciumi dia bertubi tubi,tak ada jeda. Berusaha mencumbunya melampiaskan hasratku yang tadi tertunda. 

"Mas..." Sengaja kuabaikan panggilannya. Terus saja aku melancarkan aksiku. 

"Mas,aku baru dapet nih," ucapnya tepat di telingaku. Sontak aku hentikan aksiku. 

Kecewa...

Ya begitulah,harus ku pendam lagi hasratku. 

"Mas..."

"Iya dek." Masih ku peluk Nita dengan erat. Rasanya enggan melepasnya.

"Kok BPKB mobil gak ada ya? Mas taruh dimana sih? " Terkejut ku lepas pelukanku,bingung harus menjawab apa. 

"Em,ya di dalam lemarilah,Dek," dustaku. 

"Kemarin tu aku rapiin isi lemari mas, iseng buka tempat biasanya mas taruh bpkb. Tapi gak ada. Mas pindah ya? "

"Emm...besok pagi aja ya dek, Mas capek mau istirahat. Besok kan mas harus kerja." Memutar badan membelakanginya. 

Aku harus mencari alasan yang tepat agar Nita tak curiga. Pusing Mendadak kepala ini tak bisa diajak kompromi. Sial. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status