Share

Bab 11

"Gam, sarapan dulu, Nak."

Mama menghampiriku yang baru saja menuruni tangga. Wajahnya memelas, mungkin karena aku masih bersikap dingin padanya. Bukan bermaksud durhaka, tetapi aku masih kecewa pada dia yang sudah tega mempengaruhi Hilya agar pergi dari rumah ini.

"Agam sarapan di kantor saja," jawabku.

"Nak, jangan seperti itu. Mama tahu kalau Mama salah, tetapi tolong jangan bersikap tak acuh begitu. Mama janji akan minta maaf pada Hilya kalau nanti dia sudah ditemukan," tuturnya seraya memegang sebelah lenganku. Kali ini aku tak menolak. Tidak ingin bersikap kasar yang bisa menyakiti perasaan wanita yang telah melahirkanku ini.

"Sarapan dulu, ya. Safia dan mertuamu sudah menunggu di meja makan," pintanya.

Aku pun mengangguk pasrah. Senyum Mama mengembang karena kali ini aku tidak membantahnya.

Safia segera berdiri begitu melihatku berjalan ke arah meja makan. Dia mengambil jas yang tersampir di sebelah lenganku. Kemudian membawanya untuk disimpan di sandaran kursi.

"Aku senang, Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
pertahankan terus gundik mu yg g lebih dari pelacur itu. g usah mengaku mencintai hilya njing!! cinta sampah yg kau berikan buat istri sah mu. sok2an kau poligami njing dan sok2an bersikap adil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status