Share

Bab 28

"Gimana, San?"

"Saya menemukan Nyonya Safia, Pak. Dia masih berada di kota ini. Sekarang dia tinggal di sebuah kontrakan."

"Syukurlah kalau dia masih di Jakarta. Tetap awasi dia dan kabari saya jika terjadi sesuatu yang buruk."

"Baik, Pak."

Setelah menutup sambungan telepon, aku kembali berkutat dengan pekerjaan yang masih menumpuk. Hati ini sedikit tenang setelah mengetahui keadaan Safia baik-baik saja. Aku sudah mempunyai rencana akan membelikan dia sebuah rumah dan modal usaha. Anggap saja sebagai harta gono gini dari perceraian kami dan semuanya sudah atas persetujuan Hilya.

Tepat jam lima sore aku sudah sampai di rumah dan langsung disambut istriku dengan manis. Kecupan aku berikan di kening, pipi, tapi saat bibir ini akan mendarat di bibirnya, Hilya menghindar sambil memberi isyarat dengan kerlingan mata.

Ah, rupanya ada Mbok Parmi yang tengah memperhatikan kami.

"Wangi banget sih yang sudah mandi," kataku sambil mengendus lehernya yang kini tidak tertutup jilbab karena kami s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sesilia Seny Ndruru
ah ....laki² plin plan,gk ada tegas nya sama sekali, katanya cinta sama hilya,tp masih ada rasa sm Safia,,,,,Thor laki² di ceritamu selalu plin plan...
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
jelas aja safia gak ikhlas. udah perhatian bgt, jg dilimpahi dg harta. gmn gak cinta coba. makanya jadi laki yg tegas, jgn php bin modus.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status