Share

Bab 26

"Apa benar apa yang Mama katakan, Mas? Kamu hampir saja meniduri Safia?"

Kulirik Mama yang tengah tersenyum penuh arti. Aku mendengus kasar menyadari kalau semua ini pasti ulah Mama.

"Nanti Mas jelaskan. Sekarang, ayok kita ke kamar."

"Tidak! Mas harus jelaskan di sini, sekarang juga!"

Hilya menolak ketika tangan ini akan menyentuh lengannya. Pandangannya padaku begitu tajam, tidak ada lagi tatapan lembut dan manja.

"Di kamar saja, ayok!"

"Aku bilang tidak!"

"Oke!" teriakku akhirnya.

"Waktu Mas sedang tidur. Entah karena masih jetlag atau terlalu merindukan kamu, yang ada di penglihatan Mas itu kamu, bukan Safia. Memang, Mas hampir saja melakukannya, tapi beruntung ada Mbok Parmi yang memergoki dan masuk ke kamar kita. Di saat itulah, Mas baru sadar bahwa itu Safia, bukan kamu," terangku.

"Lalu untuk apa Safia berada di kamar kita?"

"Katanya mau memberitahu kalau makan malam sudah siap."

Hilya mendengus seraya tersenyum miring. "Modus banget."

Aku beralih menatap Mama yang sejak tad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Arianto Chen Tan
ah mamanya pasti pura2 dan agam pasti lemah terus menerima sakit lagi, dasar laki2 egois
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status