Share

Aku Selamat

Penulis: ShilaKurnia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-10 22:08:02

Satu suara tembakan terdengar jelas di telingaku, Aku terus merintih merasakan sakit bagian kaki dan punggungku.

"Siapa disana?" Terdengar suara seseorang diatas sana.

"Tolooong ...!" Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulutku.

"Astaghfirullah, suara anak kecil."

"Kamu harus bertahan ya nak, saya akan memanggil bantuan untuk menolong kamu!" teriak seseorang tadi dari atas jurang.

"Emak, Aku ingin ikut Emak dan Heru saja," rintihku pelan sambil memegang kakiku yang kini tak dapat lagi digerakkan.

Samar-samar kulihat cahaya senter yang dibawa orang itu, menyoroti wajah dan tubuhku yang terkulai tak berdaya di dasar jurang. Sayup-sayup pula Aku mendengar Ia menghubungi seseorang, agar datang kesini.

Entah berapa lama aku tergolek di sini, sampai kemudian Aku mendengar suara deru mobil datang dan terdengar suara beberapa orang lagi sedang sedang berbicara, tapi entah apa yang mereka bicarakan. Cahaya senter kembali mengenai tubuhku yang lemah tak berdaya di dasar jurang.

"Dek kamu bertahan ya ... kami akan menyelamatkan kamu!" teriak seseorang di atas sana.

Samar-samar Aku melihat dua orang yang memakai senter di kepala turun menggunakan tali, secercah harapan muncul kala itu, bahwa aku akan selamat.

Kemudian mereka menghampiriku dan mengangkatku ke atas tandu, lalu mengikat tubuhku pada tandu tersebut. Perlahan-lahan mereka yang berada di atas menarik tandu yang membawa tubuhku menggunakan tali.

Entah bagaimana salah satu tali bisa terputus, dan tubuhku terombang-ambing di tengah jurang. Pandangan mataku kini mulai gelap dan terdengar apapun lagi, hanya gelap dan hening yang kurasakan.

Seketika Aku berada di ruangan yang asing, semuanya serba putih. Aku melihat Emak dan Heru adikku tersenyum ke arahku. Aku berlari mengejar mereka, namun mereka semakin menjauh dan perlahan menghilang. 

__________

Aku tersentak kaget saat membuka mata, Aku melihat selang infus sudah berada di tangaku.

"Alhamdulilah, kamu sudah sadar nak," Ujar seorang ibu-ibu bertubuh gemuk dan mengenakan jilbab lebar, di sampingku.

"Dimana ini?" tanyaku bingung.

Aku berusaha duduk, namun gagal karena kaki dan punggungku terasa sangat sakit. Mengetahui hal itu, Ibu-Ibu tersebut lantas membantuku berbaring lagi.

"Kamu tiduran aja dulu, kaki kamu patah dan punggungmu terluka jadi jangan jangan banyak gerak dulu ya!" Perintahnya, sambil menyelimutiku.

"Ibu siapa?"

"Saya Bu Yati istrinya Pak Danu, Pak Danu itu orang yang menolong Kamu di hutan semalam," ujarnya sambil tersenyum, lalu mengeluarkan Roti dan sekotak susu coklat dari dalam kresek.

"Kamu makan roti dan minum susu dulu ya!" Beliau lalu menyuapkan roti ke mulutku.

"Kamu kok bisa sampe ada di hutan sendirian nak?" Tanya-nya, sambil menautkan alis.

"Aku ditinggal oleh Pakde dan Paklekku"

"Loh terus orang tuamu kemana? 

"Abah berangkat ke Jakarta, Sedangkan Emak dan Adekku sudah meninggal," Jawabku jujur.

"Ohh gitu, Kamu asalnya dari mana?"

"Dari Desa Cileunyi, Bu."

"Cileunyi? Ya ampun, jauh banget Desamu itu dari sini nak."

"Memangnya ini dimana Bu?"

"Ini di Hutan Halimun Salak nak, oh iya nanti kalo Kamu sudah sehat, biar Pak Danu aja yang nganter Kamu ke desa."

"Aku takut Bu, Paklek jahat sama Aku, Aku pengen nyusulin Bapak aja ke Jakarta."

"Ya udah Ibu ngomong dulu sama suami Ibu, kebetulan Beliau juga akan di pindah tugaskan ke Jakarta."

"Iya Bu."

"Ini Kamu minum susunya dulu ya, bisa kan minum sendiri? Tanya-ya sambil tersenyum ramah.

Aku mengangguk lemah. Kemudian perempuan berwajah bulat khas Jawa itu, memberikan sekotak susu coklat kepadaku, dan buru-buru keluar dari kamar.

Aku melihat sekeliling kamar tempatku dirawat. ruangannya lebih kecil daripada tempat Heru dirawat dulu. Terdapat satu tempat tidur kosong di sampingku, sebuah kursi dan sebuah meja nakas kecil, untuk sekedar menaruh makanan atau minuman.

Tedengar suara pintu dibuka, terlihat Bu Yati masuk kembali sembari ditemani seorang lelaki yang bertubuh kutus tinggi dan memiliki wajah yang tegas

"Nak ini suami saya, Pak Danu namanya." Bu Yati memperkenalkan laki-laki yang berada di sampingnya tersebut.

"Jadi Bapak yang menolongku?" tanyaku.

'Iya nak .... Bagaimana, Kamu jadi, mau ikut kami ke Jakarta?" tanya-nya, sambil menatap mataku dalam.

Entah mengapa Aku merasa tatapan matanya, sama persis seperti tatapan mata Abah, saat memandangku, seketika ada rasa tenang menyelusup ke dalam hatiku.

"Abahku juga di Jakarta, pastinya Aku mau ikut Om, biar bisa ketemu Abah." Aku tersenyum sumringah.

"Oke, kita akan segera ke Jakarta, tapi ada syaratnya!" ucap Pak Danu sambil berjalan lalu duduk di kursi yang ada di samping tempat tidurku.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Madu Membawa Racun   Masuk Ke Dalam Kehidupan Sri

    Aku bahagia melihat Anak Pakde ku itu hancur, suara tangisan nya ibarat nyanyian yang sangat merdu di telingaku. Aku akan terus mencari tahu tentang Pakde melalui Mas Ilham dan Sri, dan Aku tidak akan membiarkannya tidur tenang setiap malam."Kamu ga salah Sri, hanya saja Aku mencintai kalian berdua""Maafkan aku Sri, aku mohon terimalah Widya sebagai madumu." Mas Ilham berjongkok, mengusap air mata Istrinya sambil menggendong Arya."Jadi Kamu berharap Aku akan merestui kalian berdua?" tanya Mbak Sri nyalang, kedua matanya menatapku dan Mas Ilham bergantian."Iya Mbak, Aku & Mas Ilham saling mencintai, bahkan Mas Ilham & Aku sudah saling mencintai, sebelum Mas Ilham mengenal Mbak." Sengaja Aku jelaskan, agar Mbak Sri tau

  • Madu Membawa Racun   Terungkapnya Perselingkuhan

    Semakin lama suara ketukan itu semakin kuat sehingga terdengar seperti seseorang tersebut sedang berusaha merobohkan pintu. Perlahan Aku berjalan ke arah jendela, dan mengintip dari dalam.Ternyata Mbak Sri alias sepupuku tercinta, yang datang dan melabrakku di kossan. Dia datang sambil menggendong anaknya yg berumur sepuluh bulan, kemudian dengan kurang ajar nya dia menggedor-gedor pintu kosanku.Kukira Dia mau marah-marah atau nyakar-nyakar gitu kayak yang di sinetron ikan terbang.Eeehhhh ternyata pas Aku bukain pintu dia malah pingsan."Baru segini aja udah pingsan," gumamku di dalam hati.Demi melanjutkan rencana balas dendam, dengan sangat terpaksa Aku

  • Madu Membawa Racun   Surat Cerai

    Aku berjalan menyusuri ruang, menatap hampa pada kehidupan. Untuk apa Aku berada disini, jika kehadiranku tak dianggap ada. Jika takdir telah memilih jalannya, maka izinkan Aku untuk menikmati setiap langkah yang tertulis.Pagi ini sengaja Aku bangun lebih pagi, untuk sarapan di warung yang berada tepat di depan rumah Mbak Sri. Hanya untuk menikmati pemandangan yang luar biasa, yaaaa di depan sana terlihat Mbak Sri yang sedang terlihat terburu-buru masuk ke mobil sambil menggendong bayinya, sementara Mas Ilham nampak mengejarnya dari belakang.Aku tak mendengar jelas apa yang mereka katakan, hanya saja dari bahasa tubuh mereka Aku bisa menyimpulkan, bahwa mereka sedang ada masalah. Huhhhhh baru segini aja udah seru! Kalo gitu besok Aku bikin masalah yang lebih seru lagi, biar tambah wow.

  • Madu Membawa Racun   Satu Langkah Terlewati

    "Jika malam yang menjadi penghalang, maka izinkan Aku menjadi bintang, agar selalu mampu memeluk bulan di tengah gelapnya malam," jawabnya sambil menatap mataku dalam.Kunikmati suasana malam ini, kuikuti alurnya hingga menghasilkan sedikit kebahagian semu bersamanya. Detik demi detik berlalu, Ia masih memelukku, sedangkan Aku kini telah jauh kembali pada kenangan masa lalu.'Jika Pakde telah membuatku kehilangan orang tua dan Adikku, maka saat ini Aku akan membuat Anaknya kehilangan Suami …!' gumamku di dalam hati."Besok akan ada reuni SMA kita, Mas datang kan?" tanyaku."Mas akan datang, bersama kamu," ujarnya, sambil melepaskan pelukannya dan memandang senja yang kini telah berubah menjadi gelap.

  • Madu Membawa Racun   Hadir Disaat Yang Tepat

    Keesokan harinya Aku pergi ke Butik yang telah diserahkan Mas Randi kepadaku. Mas Randi sebelumnya pernah beberapa kali membawaku kemari, dan memperenalkan Aku kepada semua karyawannya. Sementara di sebelah Butik, Berdiri sebuah Restoran Jepang, yang juga telah diserahkan Mas Randi padaku. Beruntung letak Butik dan Restoran tidak jauh dari kosanku, sehingga hanya dengan memesan Taksi online, Aku bisa langsung sampai ke sana. Ada rasa perih ketika Aku melihat Butik, Biasanya ada Mas Randi yang selalu menemani, namun saat ini Ia telah bahagia menyambut kehidupan baru dengan perempuan lain, sehingga melupakanku. "Selamat Pagi Bu," Sapa salah seorang satpam padaku, ketika Aku sampai. "Pagi juga, ini kunci Butik dan ini kunci Restoran, silahkan dibuka pintunya!" ujarku, sam

  • Madu Membawa Racun   Rencana Membalas Dendam

    "Widya," serunya tertahan.Ternyata dunia ini sempit, Dia yang begitu lama menghilang bak ditelan Bumi tiba-tiba muncul di hadapanku, lebih tepatnya di rumah Pakdeku sendiri. Apakah Mbak Sri adalah istrinya?.Lidahku kelu dan leherku tercekat, sulit sekali mengeluarkan kata-kata, padahal sangat ingin Aku membucahkan segala isi hatiku saat ini, dan melontarkan berbagai pertanyan tentang keberadaannya di rumah ini."Kamu ada disini Widya?" ucapnya sambil menjatuhkan bobot tubuhnya pada sofa di depanku, tatapan matanya menatapku lekat."Aku hanya mencari Kosan, sejak kapan Kamu kembali ke Indonesia Mas?" tanyaku, sembari menunduk berusaha menyembunyikan wajahku, agar Ia tak dapat melihat mendung yang hampir menjatuhkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status