Beranda / Urban / Madu Membawa Racun / Pindah Ke Jakarta

Share

Pindah Ke Jakarta

Penulis: ShilaKurnia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-20 12:03:27

"Apa syaratnya Om?"

Pak Danu mendekat ke telingaku dan berbisik. "Syaratnya Kamu harus cepat sembuh, janji ya!" bisik Pak Danu, lalu menautkan kelingkingnya pada kelingkingku.

"Kalo lama gimana Om?"

"Ya ... terpaksa Om tinggalin Kamu di Hutan lagi, mau?"

"Ga mau Om."

"Makanya cepet sembuh," ujarnya sambil mengelitik perutku, Aku pun tertawa geli.

"Udah Pak entar keselek, orang lagi minum susu kok di bikin ketawa." ujar Buk Yati protes.

___________

Setelah satu minggu dirawat di Puskesmas, akhirnya kondisiku mulai membaik, hanya tinggal pemulihan di bagian kaki yang patah. Pak Danu dan Bu Yati kemudian membawaku ke Jakarta.

Perlakuan mereka sangat baik terhadapku sejak di Puskesmas, Bu Yati sangat perhatian dan Pak Danu selalu berusaha menghiburku. 

Setelah perjalanan yang cukup jauh, akhirnya kami tiba di Jakarta. Mobil Pak Danu memasuki sebuah lorong, di sebelah kiri dan kanan jalan terlihat banyak sekali rumah yang berjajar rapih. Bangunan di sini terlihat seperti Komplek Perumahan. Kami berhenti di depan salah satu rumah.

Pak Danu menurunkan barang-barang dari dalam mobil, sementara Bu Yati mambantuku turun dari mobil, dan mendorong kursi rodaku masuk ke dalam rumah.

Rumah ini tampak begitu nyaman terlihat dari luar, dengan warna catnya yang berwarna hijau lumut, menambah suasana menjadi asri dan menyatu dengan alam sekitarnya.

Begitu masuk ke ruang tamu, terlihat sofa minimalis berwarna krem dan lemari sudut berisi berbagai pernak-pernik yang unik.

"Lastri, sementara sebelum kamu berjumpa Abahmu, kamu tinggal disini dulu ya nak!" Suara Bu Yati memecah lamunanku.

"Semoga Lastri betah tinggal di sini, walaupun rumahnya sederhana," ucapnya pula menambahkan.

"Lastri betah kok Buk, Lastri di kampung tinggal di rumah gubuk peninggalan nenek, lantainya juga tanah bukan ubin Buk," jawabku tulus dari dalam hati.

"Alhamdulilah kalo Lastri betah, Ibu juga senang Lastri di sini, biar Ibu ada temannya di rumah." tutur Buk Lastri, sembari tertawa kecil.

"Lastri juga senang, karena Pak Danu dan Ibu baik banget sama Lastri."

Buk Yati mendorong kursi rodaku hingga ke depan sebuah kamar.

"Ini kamar Lastri, nanti malam Lastri tidur disini ya!" pinta Bu Yati, lalu membukakan pintu kamar untukku.

"iya Bu," jawabku, tak sabar ingin melihat kamarnya.

Mataku melihat sekeliling kamar, kamar ini dicat dengan warna merah muda. Begitupun dengan lemari dan sprei tempat tidur, semuanya berwarna merah muda. Terdapat satu boneka beruang besar di atas tempat tidur, yang juga berwarna merah muda.

Kemudian Buk Yati mendorong kursi roda, membawaku masuk ke dalam kamar. Beliau membantuku berbaring ke tempat tidur.

"Kamu pasti capek, istirahat dulu ya!" Perintah Wanita yang selalu mengenakan gamis dan jilbab lebar tersebut, lalu Beliau duduk disampingku.

"Ini rumah Ibuk ya?"

"Ini Rumah Dinas Polisi nak, sekarang Pak  Danu di pindah tugaskan di Jakarta, jadi ya tinggal di sini sekarang."

"Tapi rumahnya rapih ya Buk, padahal kan kita baru saja sampai."

"Iya ..., karena sebelum pindah kesini, Ibuk sudah suruh orang buat bersih-bersih dan mengisi sebagian perabotan."

"Lastri, nanti walaupun Lastri sudah ketemu sama Abah, Ibuk harap Lastri masih mau tinggal sama Ibuk."

"Iya, nanti Lastri bilang sama Abah ya Buk."

"Ibuk dan Pak Danu ngga punya anak, makanya senang Lastri ada disini nemenin Ibuk." ucap Buk Yati sambil mengusap dan mencium pucuk kepalaku.

"Ngobrol terus! itu loh ada tukang bakso di luar, mau ngga?" Terdengar suara Pak Danu berbicara dari luar kamar. Aku dan Buk Yati tertawa bersama, menyadari Pak Danu hanya sendiriran di luar sedari tadi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Madu Membawa Racun   Masuk Ke Dalam Kehidupan Sri

    Aku bahagia melihat Anak Pakde ku itu hancur, suara tangisan nya ibarat nyanyian yang sangat merdu di telingaku. Aku akan terus mencari tahu tentang Pakde melalui Mas Ilham dan Sri, dan Aku tidak akan membiarkannya tidur tenang setiap malam."Kamu ga salah Sri, hanya saja Aku mencintai kalian berdua""Maafkan aku Sri, aku mohon terimalah Widya sebagai madumu." Mas Ilham berjongkok, mengusap air mata Istrinya sambil menggendong Arya."Jadi Kamu berharap Aku akan merestui kalian berdua?" tanya Mbak Sri nyalang, kedua matanya menatapku dan Mas Ilham bergantian."Iya Mbak, Aku & Mas Ilham saling mencintai, bahkan Mas Ilham & Aku sudah saling mencintai, sebelum Mas Ilham mengenal Mbak." Sengaja Aku jelaskan, agar Mbak Sri tau

  • Madu Membawa Racun   Terungkapnya Perselingkuhan

    Semakin lama suara ketukan itu semakin kuat sehingga terdengar seperti seseorang tersebut sedang berusaha merobohkan pintu. Perlahan Aku berjalan ke arah jendela, dan mengintip dari dalam.Ternyata Mbak Sri alias sepupuku tercinta, yang datang dan melabrakku di kossan. Dia datang sambil menggendong anaknya yg berumur sepuluh bulan, kemudian dengan kurang ajar nya dia menggedor-gedor pintu kosanku.Kukira Dia mau marah-marah atau nyakar-nyakar gitu kayak yang di sinetron ikan terbang.Eeehhhh ternyata pas Aku bukain pintu dia malah pingsan."Baru segini aja udah pingsan," gumamku di dalam hati.Demi melanjutkan rencana balas dendam, dengan sangat terpaksa Aku

  • Madu Membawa Racun   Surat Cerai

    Aku berjalan menyusuri ruang, menatap hampa pada kehidupan. Untuk apa Aku berada disini, jika kehadiranku tak dianggap ada. Jika takdir telah memilih jalannya, maka izinkan Aku untuk menikmati setiap langkah yang tertulis.Pagi ini sengaja Aku bangun lebih pagi, untuk sarapan di warung yang berada tepat di depan rumah Mbak Sri. Hanya untuk menikmati pemandangan yang luar biasa, yaaaa di depan sana terlihat Mbak Sri yang sedang terlihat terburu-buru masuk ke mobil sambil menggendong bayinya, sementara Mas Ilham nampak mengejarnya dari belakang.Aku tak mendengar jelas apa yang mereka katakan, hanya saja dari bahasa tubuh mereka Aku bisa menyimpulkan, bahwa mereka sedang ada masalah. Huhhhhh baru segini aja udah seru! Kalo gitu besok Aku bikin masalah yang lebih seru lagi, biar tambah wow.

  • Madu Membawa Racun   Satu Langkah Terlewati

    "Jika malam yang menjadi penghalang, maka izinkan Aku menjadi bintang, agar selalu mampu memeluk bulan di tengah gelapnya malam," jawabnya sambil menatap mataku dalam.Kunikmati suasana malam ini, kuikuti alurnya hingga menghasilkan sedikit kebahagian semu bersamanya. Detik demi detik berlalu, Ia masih memelukku, sedangkan Aku kini telah jauh kembali pada kenangan masa lalu.'Jika Pakde telah membuatku kehilangan orang tua dan Adikku, maka saat ini Aku akan membuat Anaknya kehilangan Suami …!' gumamku di dalam hati."Besok akan ada reuni SMA kita, Mas datang kan?" tanyaku."Mas akan datang, bersama kamu," ujarnya, sambil melepaskan pelukannya dan memandang senja yang kini telah berubah menjadi gelap.

  • Madu Membawa Racun   Hadir Disaat Yang Tepat

    Keesokan harinya Aku pergi ke Butik yang telah diserahkan Mas Randi kepadaku. Mas Randi sebelumnya pernah beberapa kali membawaku kemari, dan memperenalkan Aku kepada semua karyawannya. Sementara di sebelah Butik, Berdiri sebuah Restoran Jepang, yang juga telah diserahkan Mas Randi padaku. Beruntung letak Butik dan Restoran tidak jauh dari kosanku, sehingga hanya dengan memesan Taksi online, Aku bisa langsung sampai ke sana. Ada rasa perih ketika Aku melihat Butik, Biasanya ada Mas Randi yang selalu menemani, namun saat ini Ia telah bahagia menyambut kehidupan baru dengan perempuan lain, sehingga melupakanku. "Selamat Pagi Bu," Sapa salah seorang satpam padaku, ketika Aku sampai. "Pagi juga, ini kunci Butik dan ini kunci Restoran, silahkan dibuka pintunya!" ujarku, sam

  • Madu Membawa Racun   Rencana Membalas Dendam

    "Widya," serunya tertahan.Ternyata dunia ini sempit, Dia yang begitu lama menghilang bak ditelan Bumi tiba-tiba muncul di hadapanku, lebih tepatnya di rumah Pakdeku sendiri. Apakah Mbak Sri adalah istrinya?.Lidahku kelu dan leherku tercekat, sulit sekali mengeluarkan kata-kata, padahal sangat ingin Aku membucahkan segala isi hatiku saat ini, dan melontarkan berbagai pertanyan tentang keberadaannya di rumah ini."Kamu ada disini Widya?" ucapnya sambil menjatuhkan bobot tubuhnya pada sofa di depanku, tatapan matanya menatapku lekat."Aku hanya mencari Kosan, sejak kapan Kamu kembali ke Indonesia Mas?" tanyaku, sembari menunduk berusaha menyembunyikan wajahku, agar Ia tak dapat melihat mendung yang hampir menjatuhkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status