Share

Shopping

Author: Kurnia_cy
last update Last Updated: 2025-12-04 21:00:23

Sementara itu, Runi yang sedang berjalan di lorong mall kembali sibuk memindai toko selanjutnya. Kali ini yang menjadi pilihannya adalah toko sepatu dan terulang kembali hal yang sama seperti di butik tadi dimana hal tersebut cukup memancing emosi para pelayan toko. Namun, Runi tak memedulikan hal tersebut. Dia menempatkan dirinya sebagai sosok raja karena berpegang pada prinsip bahwa pelanggan adalah raja.

Setelah selesai berbelanja, tentunya dengan membeli produk yang tidak menguras isi kantong, Runi segera meninggalkan toko sambil menenteng paper bag yang berisi barang belanjaannya dan sepeninggalnya, para karyawan di sana langsung menghibahinya.

Bukan tanpa alasan Runi hanya berbelanja produk yang berharga murah saja. Hal ini lantaran dia takut uang hasil penjualan perhiasannya cepat habis sementara dia belum menemukan seseorang yang bisa dijadikan sandaran hidupnya.

Runi juga tidak mau lagi menjual perh

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Madu Pemberian Ipar    Kunjungan Di Hari H

    Beberapa hari kemudian tiba lah hari yang dinantikan oleh Feyla dan Runi untuk menjalankan rencana mereka.Kebetulan hari itu jatuh pada hari Sabtu dimana Yanto hanya kerja setengah hari saja. Seharian itu Runi hanya berdiam saja di rumah, tetapi ekspresi wajahnya memancarkan kegembiraan. Hal tersebut membuat Yanto merasa heran."Kamu kenapa, Run? Abang lihat seharian ini kamu nampak happy terus. Kamu habis menang lotre, ya?" tebak Yanto di sore hari itu."Ini lebih dari sekedar menang lotre, Bang. Pokoknya aku gembira sekali hari ini," ujar Runi tersenyum lebar.'Gimana aku gak gembira, hari ini adalah langkah awalku untuk menjadi bagian dari keluarga orang kaya. Moga-moga kamu bisa diajak kerja sama, bang,' gumam Runi dalam hati."Ada apa, sih? Bilangin abang, dong. Kok main rahasia rahasiaan gitu," tukas Yanto penasaran."Aku gak mau kasih tau. Abang tebak saja sendiri."Yanto terdiam, tampak sibuk menerka-nerka dalam hatinya. Bebe

  • Madu Pemberian Ipar    Menyusun Rencana 

    Tring!Suara notifikasi chat masuk terdengar dari ponsel Feyla yang terletak di atas meja. Feyla yang sedang asyik bercengkerama dengan Randy seketika itu juga menghentikan aktivitasnya dan kini fokusnya teralih pada ponselnya itu."Runi?" gumamnya keheranan saat melihat siapa orang yang mengirimkan chat tersebut.Feyla langsung menatap Runi dengan bingung. Seolah mengerti akan kebingungan Feyla, Runi pun memberi kode kepada Feyla untuk membaca chat yang dikirimkannya.[Kak, ada yang pengen aku omongin sama kakak. Ini berhubungan dengan bang Yanto. Tapi aku tidak ingin Susi dan Randy ikut mendengarkannya. Jadi bisa kakak tolong untuk menyuruh mereka pergi dulu dari sini?]Kembali Feyla menatap Runi dan dibalas oleh Runi dengan anggukan kepalanya."Susi!" panggil Feyla akhirnyaSusi yang sedang asyik melihat-lihat sekitarnya tampak sedikit kaget ketika Feyla memanggilnya."Iya Bu, ada apa?""Tolong kamu pergi ke minimarke

  • Madu Pemberian Ipar    Kegusaran Feyla  

    "Hallo, Kak. Tumben ngajakin aku makan siang kali ini. Biasanya Kakak sibuk terus kalau aku ajakin," cetus Runi setengah menyindir ketika pada siang hari itu Feyla mengajaknya ketemuan sekaligus makan siang di restoran langganan Feyla.Feyla yang menyadari bahwa Runi tengah menyindirnya hanya tersenyum masam sambil meletakkan kedua tangannya di atas meja."Sekarang langsung saja. Aku tidak mau banyak basa-basi. Apa kamu sudah ada rencana untuk mendekatkan aku dan abangmu?" tanya Feyla dengan sorot mata tajamnya yang terarah kepada Runi."Hah? Rencana?" Runi mengerjap – ngerjapkan kedua matanya dengan ekspresi melongo.Melihat itu, Feyla menghembuskan nafas kasarnya."Hhh...sudah kuduga. Kau benar-benar tidak bisa diandalkan, Runi," ucap Feyla dengan wajah yang kian masam.Kini Runi mengerti akan maksud pertanyaan Feyla itu."Ma-maaf, Kak. A-aku belum menemukannya, tapi kakak harus percaya bahwa aku terus berusaha untuk mencari c

  • Madu Pemberian Ipar    Cemburu Yang Tidak Pada Tempatnya.

    "Arrrghh...brengsek! Sialan! Kenapa susah sekali untuk mendapatkanmu, Mas Yanto. Sudah banyak hal yang kulakukan untuk menarik perhatianmu termasuk memberikanmu gaji di luar batas kewajaran, tetapi tidak sedikitpun kau menyadari semuanya itu. Malah dengan bangganya engkau mengajak istrimu itu makan-makan di restoran mewah yang sebenarnya tidak akan pernah bisa kau masuki dengan gajimu yang sebenarnya. Aku bahkan sampai di gosipkan oleh para karyawanku karena perhatianku yang terlalu mencolok padamu. Masih kurang apalagi pengorbananku, Mas? Orang lain saja bisa melihat betapa besar perhatianku padamu, tetapi kau malah tidak merasakannya sama sekali. Apa sebegitu bucinnya engkau pada istrimu itu, hah?!" teriak Feyla sendirian saat berada di dalam kamarnya.Feyla berjalan mondar-mandir di depan ranjangnya dengan tangan terkepal erat dan hati yang dibalut amarah dan cemburu.Kemudian dengan napas tersengal-sengal karena masih diliputi emosi, Feyla terduduk di pinggir ranja

  • Madu Pemberian Ipar    Pertikaian Kecil

    Viana membolakan kedua matanya ketika mendengar nominal yang harus dibayar oleh Yanto.Meskipun sudah menduga sebelumnya, tetapi tak urung Viana menjadi kaget juga mendengarnya."Huss, Mbak! Jangan teriak kayak gitu. Malu kita nanti," tegur Runi dengan berbisik sambil matanya melirik ke arah si pelayan yang masih berdiri di samping meja mereka.Kemudian Runi mengeluarkan sebuah kartu debit dari dalam tas nya. Statusnya dulu sebagai istri Andri yang notabene adalah orang kaya membuatnya mengetahui dan terbiasa dengan hal-hal semacam ini."Saya bayar pakai ini, ya," katanya kepada pelayan itu."Baik, Bu," ucap pelayan itu seraya mengambil kartu yang disodorkan oleh Runi dan menggeseknya pada mesin EDC yang dibawanya kemudian memasukkan nominal yang harus dibayarkan."Silakan PIN nya, Bu."Runi lalu memencet beberapa tombol pada mesin tersebut dan tidak berapa lama kemudian mesin EDC itu mengeluarkan selembar struk bukti transaksi yang s

  • Madu Pemberian Ipar    Makan Malam Di Restoran Mewah 

    Akan tetapi, untungnya kekhawatiran itu tidak menjadi kenyataan. Si pelayan tetap bersikap profesional dalam menghadapi sikap Runi tersebut."Oh, kalau begitu silakan ikuti saya, Pak, Bu. Saya akan menunjukkannya pada Anda," jawab pelayan itu dengan tetap memasang senyum ramahnya.Singkat cerita, mereka bertiga kini tampak sedang menikmati makanan yang tersaji di hadapan mereka.Makanan tersebut merupakan rekomendasi dari pelayan restoran tersebut dan memang rasanya tidak mengecewakan."Hmm... lezat sekali makanan ini. Punyamu juga terlihat lezat, Dek. Boleh mas mencicipinya sedikit?" pinta Yanto kala matanya melihat tampilan makanan yang dipilih oleh Viana.Makanan itu begitu menggugah seleranya ditambah lagi dengan ekspresi Viana yang terlihat begitu menikmati makanan tersebut, membuatnya geregetan untuk mencoba."Hadeh, Abang ini norak banget. Kalau suka kan tinggal pesan saja lagi. Uang Abang kan banyak," cetus Runi dengan nada setengah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status