Share

Bab 6 Pria bertopeng dan Gilbert

Dirumah Sakit tempat La Rossa dirawat perawat itu datang dengan membawa nampan yang berisi makanan, ia mengetuk pintu kamar tapi tidak ada jawaban. Ia kembali mengetuk pintu itu hingga tiga kali tapi tetap tidak ada jawaban.

Lalu ia mendorong pintu kamar itu, betapa terkejutnya ketika tidak mendapati La Rossa di sana. Ia meletakan nampan secara sembarang. Lalu Rita mendekat ke ranjang brangkar tempat La Rossa di rawat ia mendapati selang infus yang menggantung dengan meneteskan cairannya dan ada bercak darah di seperai putih itu.

Perawat itu lalu mengambil HP-nya dan ia mulai menelepon Lucas. Orang yang telah mengutusnya untuk menjaga La Rossa. Akibat keteledorannya La Rossa kabur dari RS tempatnya dirawat.

"Halo, Pak. Orang yang dirawat di kamar 305 ruang VVIP hilang," ucap Rita sang perawat dengan suara bergetar ketakutan.

"Bagaimana bisa? Bukankah ia sedang sakit dan baru sadar dari komanya?" tanya Lucas penasaran.

"Aku tidak tahu, setelah aku kembali dari luar ia sudah tidak ada ditempatnya," jelas Rita pada Lucas.

Lucas menasehati perawat itu agar tenang dan tidak panik, ia meminta perawat itu untuk tetap ditempatnya.

"Sekarang kamu tenang, dan ingat jangan memberitahu siapapun kalau pasien dikamar 305 hilang atau tepatnya kabur, mengerti!" ucap Lucas memberi perintah.

 "Iya Pak," jawab Rita.

Lalu sambungan telepon itu pun terputus, Lucas menghubungi pria bertopeng.

"Halo, pasien yang berada dikamar VVIP hilang," ucap Lucas dengan suara sedikit bergetar.

Lucas tahu bagaimana karakter dan sifat pria bertopeng. Ia mengabari pria bertopeng lewat telepon, tanpa ada jawaban sambungan teleponnya terputus.

"Dasar pria dingin selalu sesuka hatinya," dengus Lucas kesal.

Pria bertopeng langsung mendatangi Rumah Sakit tempat La Rossa di rawat. Pria bertopeng itu mendorong kasar pintu kamar di mana La Rossa pernah di rawat. Di dalam kamar itu ada Rita yang sedang duduk cemas.

Rita terkejut ketika pintu kamar terbuka ia menoleh dan melihat bahwa yang datang pria bertopeng. Pria bertopeng itu menatap tajam ke arah Rita yang membuatnya mengkerut ketakutan. Hawa dingin menguar dari balik tubuh pria bertopeng sehingga membuat suasana di dalam kamar itu mencekam.

Rita gemetar ketakutan, siapapun yang berhadapan dengan pria bertopeng akan merasa terintimidasi.

"Maafkan saya Tuan," ucap Rita lirih, suaranya hampir tak terdengar.

"Apa yang terjadi?" tanya pria bertopeng itu dingin.

"Saat saya meninggalkannya untuk mengambil makanan dan ketika kembali Nona itu sudah menghilang dengan meninggalkan selang infus yang menggantung," ucap Rita dengan suara yang bergetar.

"Jadi kamu meninggalkannya? Atas perintah siapa?" tanya pria bertopeng dingin dengan tatapan yang mengintimidasi Rita.

Rita langsung menjatuhkan tubuhnya untuk berlutut, ia tahu keadaannya kini sedang terancam bahaya.

"Maafkan saya Tuan," sekali lagi Rita memohon.

Pria itu masih menatap tajam ke arah Rita, "kemasi barangmu," ucap pria bertopeng.

Rita mengerti atas perintah itu, artinya ia dipecat. Rita segera bangun dan berdiri, ia dengan langkah seribu langsung meninggalkan kamar itu tanpa berkata-kata. Ia menghela nafas lega saat berada diluar kamar, dengan langkah yang setengah berlari ia meninggalkan kamar itu.

"Bereskan perawat itu jangan meninggalkan jejak sedikit pun," perintah pria bertopeng dengan nada dingin pada seseorang yang ada diseberang telepon.

"Baik," jawab singkat orang yang ada diseberang telpon. 

Lalu sambungan terputus, pria bertopeng menghampiri brangkar. Ia melihat bercak darah yang ada diseprai putih, ia mengusap noda darah yang sudah mengering itu. Sudut bibir atasnya terangkat, ia tersenyum tipis.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ratna Dewi
bagus banget ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status