Share

chapter 17

Penulis: Merry Heafy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-11 23:29:33

17)

Setelah Teguh menutup telepon dari Bu Dewi, suasana menjadi sedikit canggung ketika keduanya berada di kamar. Sakinah yang duduk di hadapannya di tepi ranjang pun merasa ada sesuatu yang berubah setelah ibu mertuanya menelepon tadi. Meskipun Teguh terlihat tenang, namun sebagai istri Sakinah dapat melihat ada sebuah kekhawatiran yang samar di matanya.

"Kamu kelihatan beda, Mas," ucap Sakinah akhirnya, memecah keheningan malam itu di kamar mereka. "Ada sesuatu yang terjadi ya? Kalau ada, ceritalah, Mas. Aku akan mendengarkannya."

Teguh menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan Sakinah. "Iya, Sakinah. Sebenarnya memang ada yang aku pikirin.”

“Kalau gitu … ayo cerita aja, Mas. Tentang apa itu? Apa tentang Mama yang nelepon kamu tadi, Mas?” tebak Sakinah yang benar saja tepat sasaran.

Teguh mengangguk pelan. “Benar, Sakinah. Mama tadi menelepon dan dia bilang ingin bertemu dengan kamu akhir pekan ini. Tapi aku belum mengiyakannya.”

Sakinah menelan ludah, dan terkejut mendenga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mahar 500 Juta   chapter 38

    38)Sementara itu di tempat lain ….Di ruang kerjanya yang megah, Juragan Brata terlihat duduk di kursi berlapis beludru merah dengan wajah yang sangat masam. Tangannya gemetar menekan meja kayu yang penuh ukiran, matanya memancarkan amarah yang sudah ia pendam sejak mendengar bahwa Sakinah, gadis incarannya, telah menikah dengan orang lain. Juragan tua bangka yang terkenal dengan koleksi istrinya itu tidak bisa menerima kenyataan bahwa ada orang yang berani mendahuluinya.“Ardan!” panggilnya dengan suara lantang.Seorang pria berbadan kekar segera memasuki ruangan dengan kepala tertunduk. “Ya, Pak Juragan?”Juragan Brata menatap Ardan dengan tajam. “Kamu udah tahu kabar terbaru tentang Sakinah?” tanyanya dengan nada yang mengintimidasi.Ardan mengangguk. “Ya, Juragan. Saya dengar dari kenalan saya di kampung sebelah kalau dia sudah menikah.”Juragan Brata mendengus kesal. “Brengsek! Kurang ajar! Padahal, Nenek tua itu sudah menerima uang DP dariku. Tapi sekarang, berani-beraninya mer

  • Mahar 500 Juta   chapter 37

    37)Nek Widia dan Ratih yang tampak tidak terlalu memercayai dua orang bule itu pun lantas mengikuti langkah Nunik dan Rara yang semakin jauh menyusuri jalan setapak menuju villa, di mana Pierre dan Mike sudah berjalan di depan dengan penuh percaya diri. Melihat langkah Nunik dan Rara semakin mendekati villa, perasaan Ratih merasa cemas dan mempercepat langkahnya, begitu pula Nek Widia yang tak ingin putrinya terjebak masalah di tempat asing."Nek, kita harus cepat bergegas. Firasatku nggak enak sama Ibu dan Tante Rara. Entah kenapa aku merasa mereka harus dicegah, jangan sampai telanjur ngikutin pria bule itu masuk," bisik Ratih merasa khawatir.Nek Widia mengangguk, dan mereka mempercepat langkah hingga mendekati Nunik dan Rara yang baru saja mau memasuki villa bersama Pierre dan Mike."Nunik! Rara! Tunggu sebentar!" panggil Nek Widia, suaranya tegas dan sedikit membuat Nunik serta Rara terkejut dengan kehadiran mereka berdua.Nunik berbalik dan mendengkus pelan. "Aduh, Bu, kenapa h

  • Mahar 500 Juta   chapter 36

    36)Sementara di Bali.Nek Widia, Tante Nunik, Tante Rara, dan Ratih akhirnya sampai di penginapan di Bali dengan perasaan campur aduk. Wajah mereka masih terlihat kesal, terutama Tante Nunik dan Tante Rara yang sepanjang perjalanan tidak berhenti mengomel. Setiap saat, mereka menyalahkan Sakinah dan merasa bahwa Sakinah pasti telah memengaruhi Arkan untuk mengubah rencana perjalanan mereka.“Ini pasti ulah Sakinah, Bu!” seru Tante Rara sambil membanting tasnya di atas tempat tidur. “Anak itu benar-benar keterlaluan! Pasti dia itu sengaja buat kita liburan terpisah dari Arkan. Kayak nggak mau kalau Arkan kita goda, ih syebel!”Tante Nunik mengangguk setuju, menimpali dengan nada sengit, “Dia pasti mempengaruhi Arkan untuk mengirim kita ke Bali! Coba kalau kita di Lombok, pasti sudah bisa lebih dekat dengan Arkan.”Nek Widia, yang duduk di tepi tempat tidur, akhirnya merasa perlu menyela ocehan anak-anaknya. “Udah, udah! Kalian ini berisik sekali. Ini Bali, lho, tempatnya juga nggak ka

  • Mahar 500 Juta   chapter 35

    35)Wanita yang kerap berpakaian modis itu menyandarkan tubuhnya di kursi hotel, menggenggam ponselnya dengan erat. Dalam benaknya, Irish sudah menyusun rencana baru. Jika Teguh tidak ada di Bali, maka ia akan mencari tahu di mana sebenarnya mereka berada dan memastikan bulan madu mereka tidak berjalan mulus.Sementara itu, di bandara yang berbeda, Sakinah dan Teguh bersiap untuk memasuki pesawat menuju Lombok. Sakinah yang melihat Teguh tersenyum penuh keyakinan, merasakan ketenangan. Meski tanpa mengetahui apa rencana Teguh sepenuhnya setelah mereka sampai di sana, ia percaya, perjalanan bulan madu kali ini akan menjadi momen istimewa untuk mereka berdua.Teguh meraih pinggang Sakinah dengan tangan kirinya dengan posesif, seakan ingin menunjukkan pada dunia kalau Sakinah adalah miliknya.“Mas, malu ih diliatin orang-orang,” ucap Sakinah dengan nada protes.“Bodo amat, Sayang. Toh mereka juga nggak kenal kita,” sahut Teguh yang makin mengeratkan dekapannya. Sakinah tersipu malu, kedu

  • Mahar 500 Juta   chapter 34

    Bab 34Hari-hari pun telah berlalu seperti biasanya sejak kejadian tempo hari. Tidak ada hal besar yang terjadi selama beberapa hari, baik Sakinah maupun para tantenya tampak mengurangi omelannya. Mengingat jika mereka harus menjaga sikap mendekati acara liburan ke Lombok dengan Sakinah dan Teguh.“Wah, akhirnya hari ini tiba juga,” ucap Ratih semringah.“Bener, Ratih. Ah, tante hadi nggak sabar pakai bikini dan main di laut,” sahut Tante Rara.Pun begitu juga dengan Tante Nunik dan Nek Widia yang tampak antusias. Deretan koper mereka sudah siap untuk dibawa. Pada pagi yang cerah itu, semua persiapan sudah selesai. Sakinah dan Teguh bersama Nek Widia, Tante Nunik, Tante Rara, serta Ratih tampak bersiap-siap setelah sarapan untuk menuju bandara. Hati Sakinah berdebar, dan ia sesekali melirik Teguh yang tampak tenang namun penuh percaya diri. Sakinah mulai pasrah dan menduga jika mungkin saja Teguh pasti sudah menyiapkan kejutan yang tak akan disangka oleh keluarganya.“Apa Mas Teguh p

  • Mahar 500 Juta   chapter 33

    Bab 33Sore itu, setelah menghabiskan waktu cukup lama di kafe untuk menenangkan pikiran, Sakinah akhirnya memutuskan untuk pulang. Ia menghela napas dalam-dalam sebelum melangkah masuk ke dalam rumah dan tentu saja bersiap menghadapi segala kemungkinan yang akan dia hadapi. Begitu memasuki rumah, ia mendapati suasana yang cukup lengang. Namun, tak lama kemudian, suara Tante Rara terdengar dari ruang tamu.“Dari mana aja kamu!” serunya dengan nada tinggi.Sakinah yang sudah mempersiapkan mental pun hanya menjawab singkat. “Aku ada urusan, Tante.”Namun, Tante Nunik yang juga berada di ruang tamu langsung memotong. “Urusan apa? Sekarang kamu udah mulai seenaknya sendiri, ya? Lupa kalau ini rumah siapa?”Nek Widia pun ikut bergabung, menatap Sakinah dengan tatapan tajam. “Kamu pikir kamu bisa bebas gitu aja, Sakinah? Kamu harus ingat siapa yang ngasih kamu tempat tinggal.”Sakinah merasa dadanya mulai sesak, namun ia tetap berusaha menjaga ketenangannya. Ia tersenyum penuh makna. “Ruma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status