Share

Bab 6

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2023-09-30 16:47:41

Kalau begini Nazwa sendiri bingung harus menjelaskan apa? Apa dia tetap memberitahu bapaknya bahwa Reza sudah berselingkuh? Lalu bagaimana reaksi bapak jika tahu yang sebenarnya? Apa bapak sanggup menerimanya? Rasanya Nazwa tak tega memberitahu bapak yang sebenarnya. Tapi berbohong rasanya juga tak mungkin. Sudah banyak dosa berbohong yang dia lakukan. Apalagi tadi bapak sepertinya mendengar kalimatnya dengan jelas.

"Aku bilang jangan mendekat, Mas! Aku jijik sama kamu! Kamu udah menyentuh perempuan yang bukan mahrammu. Apa aja yang udah kalian lakukan selama ini, hah?!"

Alasan masuk akal apa yang bisa dia berikan untuk kalimat semacam itu selain perselingkuhan?

Nazwa sekali lagi menatap Reza yang memberi isyarat melalui tatapan mata kalau Nazwa jangan sampai memberitahu yang sebenarnya. 

"Jujur saja ceritakan masalah kalian yang sebenarnya," ucap Bapak lagi.

Nazwa sontak menatap bapaknya kembali. "Iya, Pak. Nazwa akan jujur."

'Baiklah, aku akan bongkar semuanya, Mas. Aku akan kasih tahu Bapak kalau kamu selingkuh' batin Nazwa geram.

"Pak, tapi Nazwa mohon ya tolong jangan kasih tahu Mama Rissa sama Papa Galih. Masalah ini cukup Bapak aja yang tahu ya, Pak? Dan Bapak harus tenang, ya. Jangan kaget, ya, Pak."

Si Bapak mengangguk meyakinkan. "Bapak janji."

Nazwa tersenyum, sedetik kemudian wajahnya kembali murung. "Mas Reza selingkuh, Pak."

Sementara Reza di tempatnya membeku. Tangannya terkepal geram. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Di kepalanya hanya dipenuhi tanya. Salah satunya apa yang akan bapak mertuanya lakukan setelah mengetahui masalah ini?

"Astagfirullahal'adzim ... Benar itu, Reza?" Pak Rahman tampak terkejut menatap Reza tak percaya.

Reza memberanikan diri menatap sang bapak mertua. Tapi dia tak langsung menjawab.

Melihat sang menantu hanya diam, Pak Rahman berpaling ke anaknya. "Nazwa, apa kamu sudah membuktikannya? Takutnya jadi fitnah, Nak."

"Nazwa nggak fitnah, Pak. Nazwa sendiri yang menyaksikannya, Mas Reza bohong ke Nazwa bilang ada urusan pekerjaan di rumah sakit. Tahu nya dia pergi ke hotel, ketemuan sama mantannya, Nabila, Pak. Nazwa lihat sendiri mereka bermesraan," jelas Nazwa panjang lebar sambil menangis.

"Astagfirullahal'adzim ...." Pak Rahman mengusap dadanya.

Reza memutar roda kursinya, mendekat ke Pak Rahman. Lantas meraih tangan krisut orang tua itu dan menciumi penuh hormat. "Ampuni saya, Pak. Bapak boleh hukum saya, asal setelah itu bapak memaafkan saya," suara Reza penuh penyesalan.

"Benar kamu selingkuh, Reza?" tanya Pak Rahman lagi.

"Saya menyesal, Pak."

"Kamu sungguh menyesal, Reza?"

Reza terdiam. Dia mengangkat kepalanya, menatap  bapak. Lalu melepaskan tangan orang tua itu, pelan.

Apakah dia sungguh menyesal? Rasanya tidak juga. Karena sejatinya dia masih mencintai Nabila, mantan terindahnya. Namun, dia tak mungkin berterus terang ke Bapak. Dia hanya tidak ingin mertuanya tahu masalah rumah tangga mereka. Jika Nazwa berusaha membongkarnya, maka dia berusaha untuk menutupinya. Akhirnya, Reza hanya mengangguk dalam diam. Nazwa tahu Reza hanya berbohong. Dia makin sengit melihat sikap suaminya itu.

"Bapak tidak tahu ada masalah apa dalam pernikahan kalian sampai kamu berselingkuh. Tapi apa pun alasannya, selingkuh tidak bisa dibenarkan. Apa lagi kamu sudah menikah, Reza. Kamu bukan remaja lagi, kamu punya tanggung jawab besar terhadap istrimu. Jika memang ada masalah, bersikaplah terbuka pada istrimu, bicarakan baik-baik, jangan melampiaskannya dengan berselingkuh," nasihat bapak panjang lebar.

"Kalau kamu memang menyesal, minta maaf lah pada Nazwa dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi," beritahu bapak lagi.

"Iya, Pak. Saya sudah minta maaf. Tapi Nazwa nggak mau maafkan saya. Saya juga berusaha menjelaskan tapi Nazwa nggak mau diajak bicara baik-baik."

Pak Rahman menoleh ke Nazwa. "Kenapa tidak dimaafkan, Nak? Beri kesempatan pada suamimu asal dia bisa berjanji tidak mengulanginya."

"Dia nggak bisa berjanji, Pak. Dia nggak bisa meninggalkan selingkuhannya!" jawab Nazwa.

Pak Rahman kembali menatap Reza.

"Beri saya waktu, Pak. Cepat atau lambat saya akan menyelesaikan masalah ini. Saya nggak akan menemui Nabila lagi." Reza lalu beralih menatap Nazwa. "Aku janji, Nazwa."

"Lihat, Nazwa. Apa kamu masih tidak mau memaafkan suamimu?" tanya Pak Rahman pada anaknya. "Masalah dalam pernikahan itu baiknya diselesaikan, bukan malah menjadikannya masalah besar apalagi sampai berujung perceraian. Astaghfirullah, bapak tidak mau itu terjadi dalam pernikahan kalian."

"Nazwa, aku minta maaf. Kamu mau kan maafin aku?"

Aprillia D

Menurut kalian mestinya Reza ini dimaafin atau nggak gaes?

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tth Im
Kaya anak kecil yg berantem,setelahnya saya minta maaf ya,mau kan kamu memaafkan?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mahligai yang Ternodai   Bab 86

    Semua pasang mata yang ada di sana menatap Nazwa, tidak terkecuali Hanif. "I-iya, Nazwa, maaf kalau ini mengejutkanmu, dan mungkin juga terlalu cepat buatmu setelah apa yang barusan kamu alami. Kalau kamu memang butuh waktu buat menjawab, aku siap menunggu." Nazwa malah terdiam. Begitu pun yang lainnya. Suasana ruangan itu seketika jadi hening. Hingga tiba-tiba Bi Ifah menjawab. "Gimana kalau kita beri Nazwa dan Hanif ruang? Biarkan mereka bicara dari hati ke hati. Iya kan, Nazwa?" *** Akhirnya Nazwa dan Hanif berbicara empat mata sambil berkeliling di sekitar lingkungan rumahnya. Sesekali melihat anak-anak mengejar layangan di tanah kosong yang dipenuhi ilalang. "Aku pikir kamu syok karena ini terlalu cepat bagimu," ucap Hanif yang berjalan di sisi Nazwa sejak tadi. Nazwa yang sejak tadi hanya menunduk, menggeleng pelan. "Bukan masalah waktu. Hanya saja ada banyak hal yang tiba-tiba mengganggu pikiranku," jawabnya. "Apa itu?" Nazwa mendongak menatap Hanif. "Aku nggak nyangka k

  • Mahligai yang Ternodai   Bab 85

    Lima bulan kemudian.Seminggu setelah perceraian mereka, seperti yang telah direncanakan, Nazwa memutuskan pulang ke kampung halaman bibinya di Cikidang. Beberapa hari setelah itu dia mendengar kabar bahwa Reza menikah dengan Nabila.Di Cikidang, Nazwa menyibukkan diri dengan mengajar mengaji bagi anak-anak sekitar desa itu di sebuah mushola. Di samping itu, Nazwa juga melanjutkan novelnya, novel yang dulu sempat tertunda. Novel yang terinspirasi dari pernikahannya dengan Reza."Shadaqallahul-'adzim' ...." Nazwa menyudahi bacaan Al-Qur'annya seraya menutup mushafnya. Dan diikuti oleh anak-anak didiknya. "Alhamdulillah sudah selesai." Nazwa lalu menatap anak-anak didiknya yang duduk bersila di hadapannya. "Ngajinya lanjut besok lagi ya anak-anak. Jangan lupa pe-er yang Ibu kasih tadi, hapalan surah Al-Kahfi-nya, ya. Besok boleh disetor.""Baik, Bu ....""Kalau begitu kalian boleh siap-siap pulang, ya."Anak-anak itu pun mulai memasukkan mushaf ke dalam tas masing-masing, bersalaman de

  • Mahligai yang Ternodai   Bab 84

    Seminggu kemudian. "Jadi apa yang mau kamu bicarakan?" Reza datang ke rumah orang tuanya dan mengabarkan bahwa dia ingin membicarakan sesuatu yang penting pada orang tuanya. Kini mereka berkumpul di ruang tamu. Kini kedua orang tuanya menatapnya penuh rasa penasaran. "Aku tahu mungkin Papa dan Mama nggak akan setuju dengan keputusan ini. Mama terutama Papa mungkin marah besar, tapi ini keputusanku. Dan aku udah bulat dengan keputusanku. Jadi aku harap Mama dan Papa harus setuju dan merestuiku." "Langsung saja katakan," potong Galih. "Aku ... bakal ngelamar Nabila, Pa, Ma." Reza menatap kedua orang tuanya bergantian. "Nabila?" Mama Rissa tampak terkejut. "Selingkuhanmu itu?" Sementara Galih tampak tenang saja. "Iya, Ma ...." Rissa menoleh menatap suaminya. "Bagaimana, Pa? Papa setuju?" Rissa berbisik, tapi Reza bisa mendengar. Wajah mamanya juga terlihat tidak senang. "Kenapa kamu harus menikahi dia?" tanya Galih setelah lama dia terdiam. "Ya iyalah, Pa. Aku sekarang juga uda

  • Mahligai yang Ternodai   Bab 83

    Proses sidang perceraian itu berjalan lancar. Nazwa dan Reza datang menghadirinya. Kedua orang tua Reza dan adiknya, Risma, ikut hadir di sana. Keduanya tidak menginginkan perdamaian dan mediasi. Keduanya mendukung perceraian itu diputuskan secepatnya. Bahkan ketika sang hakim menanyakan kasus perselingkuhan yang Reza lakukan, Reza pun mengakuinya, sama sekali tidak membantah tuduhan tersebut meskipun Nazwa tidak ada membawa bukti apa pun mengenai perselingkuhan suaminya. Semua yang hakim tanyakan diiyakan saja oleh kedua belah pihak seolah sidang perceraian itu hanyalah sebuah formalitas. Hingga akhirnya sang hakim memutuskan mereka resmi bercerai dengan mengetuk palu tiga kali. Dan semuanya selesai begitu saja dengan mudah secepat kedipan mata, tanpa sanggahan, tanpa penolakan, tanpa pertengkaran. Nazwa keluar dari ruangan itu dengan kesedihan meliputi hati. Dia sungguh tak percaya, pernikahannya benar-benar berakhir. Padahal rasanya baru kemarin dia menikah dengan pria pilihan ora

  • Mahligai yang Ternodai   Bab 82

    Mobil yang dikendarai Reza memasuki halaman rumahnya yang luas. Dia baru saja pulang dari rumah sakit. Begitu dia memasuki rumah, Bi Juminten muncul, mendatanginya tergesa-gesa. "Ada apa, Bi?" tanya Reza heran. "Eng ini, Pak." Bi Juminten merogoh saku dasternya. "Tadi ada surat panggilan buat Pak Reza." Bi Juminten menyodorkan amplop di hadapan Reza. "Surat panggilan buat saya?" Reza mengernyit sambil menerima surat itu. "Iya. Dari Pengadilan Agama." Seketika jantung Reza berdebar lebih kencang. Bergegas dia membuka amplop tersebut seiring dengan rasa penasaran yang membesar. Bi Jum pamit mundur dari hadapannya, kembali ke dapur. Reza mulai membentang dan membaca surat itu pelan-pelan. Benar, surat itu adalah surat gugatan cerai dari pengadilan agama untuknya. Reza lalu meremas surat itu dengan perasaan kesal yang tak dapat didiskripsikan. Percakapannya dengan Nazwa tempo hari pun terngiang. " .... Aku mantap untuk bercerai dari kamu." "Kamu nggak akan bisa melakukannya, Nazw

  • Mahligai yang Ternodai   Bab 81

    "Eh, gosip Dokter Nabila selingkuh sama Dokter Reza itu bener nggak sih?" "Ya benar lah. Itu bukan gosip lagi, tapi fakta. Bahkan katanya Dokter Reza terancam bercerai dari istrinya." "Dokter Reza cerai karena Dokter Nabila?" "Ya iyalah." "Kita tahu sih mereka dari dulu emang deket, kirain teman ternyata mereka ada udang di balik batu." "Dokter Nabila kan mantannya Dokter Reza dulu." "Ehem." Kedua koas manggang yang sedang menjaga IGD itu seketika terdiam mendengar suara dehaman yang amat familier itu. Mereka menoleh menemukan gadis yang baru saja mereka bicarakan. Gadis itu menatap mereka tak suka. Mungkin dia sudah mendengar bisik-bisik itu. "Eh, ada Bu Dokter Nabila," lirih salah satunya cengengesan. Sedangkan yang satunya lagi pura-pura sibuk merapikan lembar kertas di tangannya. "Selamat pagi, Bu. Pagi-pagi udah cantik aj--" "Ngomongin apa kalian barusan?" tanya Nabila menatap kedua cewek itu tajam. "Eng enggak, Bu ...." "Ingat, ya, kalian itu anak magang di sini! Saya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status