Share

Bab 6

Kalau begini Nazwa sendiri bingung harus menjelaskan apa? Apa dia tetap memberitahu bapaknya bahwa Reza sudah berselingkuh? Lalu bagaimana reaksi bapak jika tahu yang sebenarnya? Apa bapak sanggup menerimanya? Rasanya Nazwa tak tega memberitahu bapak yang sebenarnya. Tapi berbohong rasanya juga tak mungkin. Sudah banyak dosa berbohong yang dia lakukan. Apalagi tadi bapak sepertinya mendengar kalimatnya dengan jelas.

"Aku bilang jangan mendekat, Mas! Aku jijik sama kamu! Kamu udah menyentuh perempuan yang bukan mahrammu. Apa aja yang udah kalian lakukan selama ini, hah?!"

Alasan masuk akal apa yang bisa dia berikan untuk kalimat semacam itu selain perselingkuhan?

Nazwa sekali lagi menatap Reza yang memberi isyarat melalui tatapan mata kalau Nazwa jangan sampai memberitahu yang sebenarnya. 

"Jujur saja ceritakan masalah kalian yang sebenarnya," ucap Bapak lagi.

Nazwa sontak menatap bapaknya kembali. "Iya, Pak. Nazwa akan jujur."

'Baiklah, aku akan bongkar semuanya, Mas. Aku akan kasih tahu Bapak kalau kamu selingkuh' batin Nazwa geram.

"Pak, tapi Nazwa mohon ya tolong jangan kasih tahu Mama Rissa sama Papa Galih. Masalah ini cukup Bapak aja yang tahu ya, Pak? Dan Bapak harus tenang, ya. Jangan kaget, ya, Pak."

Si Bapak mengangguk meyakinkan. "Bapak janji."

Nazwa tersenyum, sedetik kemudian wajahnya kembali murung. "Mas Reza selingkuh, Pak."

Sementara Reza di tempatnya membeku. Tangannya terkepal geram. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Di kepalanya hanya dipenuhi tanya. Salah satunya apa yang akan bapak mertuanya lakukan setelah mengetahui masalah ini?

"Astagfirullahal'adzim ... Benar itu, Reza?" Pak Rahman tampak terkejut menatap Reza tak percaya.

Reza memberanikan diri menatap sang bapak mertua. Tapi dia tak langsung menjawab.

Melihat sang menantu hanya diam, Pak Rahman berpaling ke anaknya. "Nazwa, apa kamu sudah membuktikannya? Takutnya jadi fitnah, Nak."

"Nazwa nggak fitnah, Pak. Nazwa sendiri yang menyaksikannya, Mas Reza bohong ke Nazwa bilang ada urusan pekerjaan di rumah sakit. Tahu nya dia pergi ke hotel, ketemuan sama mantannya, Nabila, Pak. Nazwa lihat sendiri mereka bermesraan," jelas Nazwa panjang lebar sambil menangis.

"Astagfirullahal'adzim ...." Pak Rahman mengusap dadanya.

Reza memutar roda kursinya, mendekat ke Pak Rahman. Lantas meraih tangan krisut orang tua itu dan menciumi penuh hormat. "Ampuni saya, Pak. Bapak boleh hukum saya, asal setelah itu bapak memaafkan saya," suara Reza penuh penyesalan.

"Benar kamu selingkuh, Reza?" tanya Pak Rahman lagi.

"Saya menyesal, Pak."

"Kamu sungguh menyesal, Reza?"

Reza terdiam. Dia mengangkat kepalanya, menatap  bapak. Lalu melepaskan tangan orang tua itu, pelan.

Apakah dia sungguh menyesal? Rasanya tidak juga. Karena sejatinya dia masih mencintai Nabila, mantan terindahnya. Namun, dia tak mungkin berterus terang ke Bapak. Dia hanya tidak ingin mertuanya tahu masalah rumah tangga mereka. Jika Nazwa berusaha membongkarnya, maka dia berusaha untuk menutupinya. Akhirnya, Reza hanya mengangguk dalam diam. Nazwa tahu Reza hanya berbohong. Dia makin sengit melihat sikap suaminya itu.

"Bapak tidak tahu ada masalah apa dalam pernikahan kalian sampai kamu berselingkuh. Tapi apa pun alasannya, selingkuh tidak bisa dibenarkan. Apa lagi kamu sudah menikah, Reza. Kamu bukan remaja lagi, kamu punya tanggung jawab besar terhadap istrimu. Jika memang ada masalah, bersikaplah terbuka pada istrimu, bicarakan baik-baik, jangan melampiaskannya dengan berselingkuh," nasihat bapak panjang lebar.

"Kalau kamu memang menyesal, minta maaf lah pada Nazwa dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi," beritahu bapak lagi.

"Iya, Pak. Saya sudah minta maaf. Tapi Nazwa nggak mau maafkan saya. Saya juga berusaha menjelaskan tapi Nazwa nggak mau diajak bicara baik-baik."

Pak Rahman menoleh ke Nazwa. "Kenapa tidak dimaafkan, Nak? Beri kesempatan pada suamimu asal dia bisa berjanji tidak mengulanginya."

"Dia nggak bisa berjanji, Pak. Dia nggak bisa meninggalkan selingkuhannya!" jawab Nazwa.

Pak Rahman kembali menatap Reza.

"Beri saya waktu, Pak. Cepat atau lambat saya akan menyelesaikan masalah ini. Saya nggak akan menemui Nabila lagi." Reza lalu beralih menatap Nazwa. "Aku janji, Nazwa."

"Lihat, Nazwa. Apa kamu masih tidak mau memaafkan suamimu?" tanya Pak Rahman pada anaknya. "Masalah dalam pernikahan itu baiknya diselesaikan, bukan malah menjadikannya masalah besar apalagi sampai berujung perceraian. Astaghfirullah, bapak tidak mau itu terjadi dalam pernikahan kalian."

"Nazwa, aku minta maaf. Kamu mau kan maafin aku?"

Aprillia D

Menurut kalian mestinya Reza ini dimaafin atau nggak gaes?

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status