Share

Bab 7

"Apa maksud kamu ngomong begitu di depan Bapak, Mas?" 

Setelah berdiskusi dengan bapak, akhirnya disepakatilah Nazwa memaafkan suaminya dan Pak Rahman meminta mereka menyelesaikan masalah secara baik-baik.

Dan Pak Rahman terus menasihati anaknya tentang hakikat pernikahan. Juga menasihati Reza bahwa sang menantu harus banyak-banyak memahami agama lagi. Banyak-banyak membaca Al-Qur'an dan bermuhasabah diri serta bertobat pada Allah atas dosa yang dia perbuat. 

Dan serentetan ceramah lainnya yang membuat Reza jengah mendengarnya. Tapi beruntunglah dia, bapak mertuanya itu baik dan bijaksana. Tidak memarahi dan menyudutkannya yang sudah berselingkuh.

Kini suami-istri itu berdiskusi dalam kamar. Nazwa tidak bisa lagi leluasa marah pada suaminya karena takut di dengar bapak yang menginap di rumah mereka selama beberapa hari ke depan.

"Yang mana?" Reza bertanya balik dengan santai.

Nazwa yang sedang menatap cermin sambil melepas kerudungnya, berbalik menghadap suaminya yang baring di kasur.

"Kenapa kamu bilang menyesal dan berani berjanji nggak akan selingkuh lagi?"

"Ya, karena aku memang menyesal," jawab Reza masih santai.

Nazwa menggeleng. "Aku tahu kamu nggak benar-benar menyesal. Kamu bohong sama Bapak! Mas, Bapak itu datang ke sini bela-belain dari kampung buat jengukin kamu. Tapi kamu malah--"

"Lihatlah, kenapa kamu nggak mempercayai suamimu, Nazwa? Kalau Bapak aja bisa percaya sama aku, kenapa kamu nggak?"

"Karena aku tahu sifat-sifatmu, Mas. Sedangkan Bapak enggak. Kamu bisa bodohin Bapak, tapi aku enggak!"

"Kamu udah su'udzan sama suamimu sendiri, lho."

Tangan Nazwa terkepal geram meremas baju tidurnya. "Aku bukan su'udzan, tapi nyatanya kamu masih berhubungan sama Nabila kan? Tadi siang dia neleponin kamu."

"Dia yang neleponin aku, bukan aku yang nelepon dia."

"Kamu bisa jauhin Nabila?"

"Aku kan udah bilang jangan kasih tahu masalah ini pada siapa pun. Kalau orang tuaku nggak tahu, orang tuamu juga nggak boleh tahu. Dan aku hanya berusaha agar rumah tangga kita terlihat baik-baik aja." Reza malah membahas hal lain. 

Nazwa kembali menatap cermin, menatap pantulan wajahnya polosnya dengan rambut tergerai panjang. Jawaban itu memberitahunya bahwa suaminya tidak bisa meninggalkan wanita itu. Nazwa memejamkan mata seiring dengan air mata meleleh di pipi. 

'Kalau kamu mau rumah tangga kita baik-baik aja, harusnya kamu nggak berulah, Mas' batin Nazwa.

Dia sudah tak kuasa lagi berdebat dengan suaminya. Hingga dia hanya bisa menahannya dengan tangis.

"Nazwa, aku minta kamu nggak bersikap dingin sama suamimu sendiri. Kamu nggak cuek sama suamimu yang lagi sakit," ucap Reza lagi. "Kamu tetap harus berbakti pada suamimu."

'Termasuk sama suami yang berselingkuh?' 

Reza menarik selimutnya. Tanpa sepengetahuan Nazwa, dalam selimut, Reza mengetikkan pesan untuk seseorang.

To: Nabila

Saat ini keadaannya masih kacau. Jangan hubungi aku dulu sampai beberapa bulan ke depan.

Reza lalu meletakkan ponselnya di atas nakas. Dan mencoba tidur.

***

Di seberang sana, Nabila yang membaca pesan itu merengut kesal. Teleponnya tadi siang baru digubris oleh Reza malam ini. Pesan yang dikirim Reza juga terdengar tidak menyenangkan. Reza masih saja mementingkan perasaan istrinya.

Padahal sejak kemarin dia mengkhawatirkan pria itu. Pria itu tidak memberi kabar sudah sembuh atau belum. Ternyata Reza memang sudah sembuh tapi tak memberi kabar padanya. Ketika dia menelepon malah dijawab seperti itu. 

"Sepandai-pandanya orang menyimpan bangkai, lama-kelamaan bau busuknya akan tercium juga. Itu pribahasa yang tepat buatmu, Reza," gumam perempuan berambut sebahu itu sambil menatap pesan yang enggan dia balas. "Akhirnya ya istrinya yang sok alim dan si paling bahagia itu merasakan sakit juga. Gimana rasanya dikhianati? Enak?" Nabila tertawa licik.

Sudah lama Nabila ingin merebut Reza dari Nazwa. Dia bahkan ingin membongkar perselingkuhan Reza di depan Nazwa, tapi Reza selalu menghalanginya. Benci hatinya mengingat Reza yang sangat tidak ingin kehilangan Nazwa, tapi masih mau berhubungan dengannya. Dan kini semua sudah terbongkar, dengan sendirinya.

"Aku mau lebih. Aku mau mereka bercerai aja. Kayaknya aku harus lakukan sesuatu, deh, biar Nazwa makin benci sama suaminya dan menceraikan suaminya."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status