Share

Main Cantik Membalas Suamiku
Main Cantik Membalas Suamiku
Penulis: Kinanti Arunika

Bab 1

Penulis: Kinanti Arunika
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-05 11:31:18

Adzan subuh baru saja berkumandang, matahari pun sepertinya belum ingin menampakkan diri dari peraduannya. Tetes sisa hujan semalam masih bertahan di dedaunan yang semakin membuat malas untuk beranjak dari tempat tidur.

Namun kesibukan setiap pagi yang menjadi rutinitasku sehari-hari tidak membuatku malas. Setelah kutunaikan kewajibanku shalat subuh, gegas aku menyiapkan sarapan untuk keluarga suamiku. Mas Jaka, suamiku, sudah berangkat ke masjid untuk shalat subuh berjamaah disana. Sembari memasak aku juga merendam baju jadi nanti selesai masak aku bisa lanjutkan dengan mencuci baju.

"Heh Kinan, mana teh panas buatku?" ibu mertuaku datang sambil berteriak.

"Bentar Bu, airnya belum mendidih," jawabku dengan pelan.

"Hei kamu itu gimana sih, kan sudah aku bilang kalau setiap pagi itu aku harus minum teh panas setelah bangun tidur. Harus berapa kali aku ulangi hah? Dasar menantu sudah mandul lelet pula. Nyesel aku merestui anakku menikah dengan kamu. Anak lelaki kesayanganku itu harusnya bisa mendapatkan wanita yang lebih baik daripada kamu!" semprot ibu mertuaku.

Aku merasa nestapa disemprot pagi-pagi oleh ibu mertuaku seperti itu. Apalagi ibu mertuaku selalu mengungkit aku mandul karena sampai 4 tahun pernikahan, aku belum juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Siapa wanita yang tidak menginginkan anak. Tentu semua juga menginginkannya, tapi kalau memang masih belum diberi Allah, aku bisa apa. Toh selama ini mas Jaka, suamiku, selalu menolak jika kuajak untuk periksa ke dokter. Dia beralasan anak itu rejeki dari Allah, jadi dia hanya selalu menyuruhku untuk bersabar.

"Heh mantu mandul, malah ngelamun lagi. Kamu itu lelet banget sih, pagi begini itu harusnya semua sudah siap jam segini," oceh ibu mertuaku lagi.

"Ada apa ini, Bu? Masih pagi sudah ribut, kedengeran sampai depan?" tanya Mas Jaka yang baru pulang dari masjid.

"Ini Kinan sudah tau tiap pagi Ibu harus minum teh panas setelah bangun tidur tapi dia belum membuatnya. Sengaja sekali dia membuat Ibu marah, Jak. Bisa darah tinggi Ibu punya mantu model seperti ini. Sudah lelet kerjanya, mandul pula," cerocos ibu mertua mengadu ke suamiku.

Aku hanya menghela napas agar bisa meredam emosiku sebelum naik ke ubun-ubun. Ya begitulah ibu mertuaku kalau berbicara kepadaku selalu dengan teriak seolah aku tidak mempunyai telinga sehingga dia harus menggunakan nada tinggi untuk berbicara kepadaku.

"Sudah Bu, tidak usah diteruskan lagi marahnya. Mungkin Kinan masih repot sehingga belum selesai menyiapkan teh Ibu. Sabar ya Bu, nanti darah tingginya kumat, ayo kita ke ruang makan saja sambil menunggu Kinan menyiapkan teh Ibu ya?" jawab suamiku dengan sabarnya.

"Kinan tolong siapkan teh Ibu, sekalian kopi buat Mas ya. Mas tunggu di ruang makan," perintah suamiku dengan lembut.

Mas Jaka suamiku itu memang orang yang sabar, bicaranya selalu lemah lembut. Dia tidak pernah sekalipun berbicara kasar kepadaku semarah apapun dia. Selain itu dia juga pekerja keras dan tangung jawab kepada keluarganya. Itulah yang membuatku jatuh cinta kepada dia dan langsung menerima lamarannya meskipun kita baru berkenalan 4 bulan sebelum memutuskan untuk menikah.

***

FLASHBACK ON

"Kinan, Mas tau kita belum lama berkenalan. Tapi Mas ingin serius dengan kamu, Mas ingin menikahi kamu. Mas ingin menua bersamamu memiliki anak-anak yang lucu dengan kamu. Mas tau mungkin kedengarannya ini mendadak tapi Mas sangat berharap kamu mau menerima Mas sebagai suami kamu. Mas janji akan mencurahkan jiwa dan raga Mas untuk kamu, Kinan. Mas akan membahagiakan kamu seumur hidup Mas. Maukah kamu menikah dengan Mas, Kinan??" Mas Jaka bersimpuh sambil menyodorkan buket bunga lili putih yang merupakan bunga favoritku.

Pipiku terasa panas, kurasa wajahku pun sudah memerah sekarang. Mas Jaka, pria yang baru kukenal 4 bulan ini. Kami bertemu dengan tidak sengaja bertabrakan di toko buku saat aku berencana untuk membeli novel terbaru penulis favoritku. Dan Mas Jaka sedang mencari buku untuk adiknya yang masih duduk di bangku SMA. Setelah tabrakan yang tidak sengaja itu, dia minta nomerku. Dan kami pun melanjutkan perkenalan kami dengan obrolan via w******p dan sering makan siang bersama. Hingga akhirnya malam ini Mas Jaka mengajakku untuk dinner romantis di sebuah restoran.

"Emmm... Aku mau menjadi istri Mas, dan menemani Mas seumur hidup Mas hingga maut memisahkan kita," jawabku sambil tersipu.

"Alhamdulillah, terima kasih sudah menerima Mas menjadi suami kamu. Mas cinta sekali dengan kamu sayang," Mas Jaka tampak terharu dan bahagia sekali dengan jawaban yang kuberikan.

"Aku juga cinta sama kamu, Mas. Tapi apakah ibu kamu merestui pernikahan kita, Mas? Aku hanya bekerja di pabrik dan aku juga seorang yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan sejak orang tuaku meninggal saat usiaku masih 10 tahun karena tabrak lari. Dan aku pun hanya lulusan SMA, karena aku tidak mampu untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Apakah ibu kamu akan menerima semua masa laluku, Mas? Aku takut tidak diterima ibu kamu," sahutku sambil menundukkan kepala.

Tiba-tiba muncul rasa minder untuk menikah dengan Mas Jaka karena dia merupakan anak laki-laki kebanggaan dari calon ibu mertuaku. Aku takut jika calon ibu mertuaku mengharapkan Mas Jaka yang notabene anak lelaki satu-satunya di keluarganya untuk mendapatkan wanita yang sepadan dengan dia. Apalagi dari yang aku dengar dari cerita Mas Jaka, ayahnya telah meninggal dunia saat dia masih kuliah semester 3 di salah satu universitas negeri favorit di kotaku. Sedangkan adiknya waktu itu masih kelas 2 SMP. Jadi ibunya yang harus bekerja keras membanting tulang untuk menyekolahkan dia dan adiknya. Beruntung sewaktu ayahnya meninggal, dia meninggalkan warisan yang cukup untuk keluarga mereka melanjutkan hidup. Dan karena Mas Jaka merupakan orang yang tekun dan ulet sehingga setelah lulus kuliah dia langsung bekerja di sebuah perusahaan swasta cukup besar sebagai supervisor.

Dengan warisan peninggalan suaminya ibunya membangun sebuah toko sembako di depan rumah mereka untuk menyambung hidup. Mas Jaka selalu memuji ibunya, dan selalu berkata bahwa ibunya adalah orang yang sangat berjasa bagi hidupnya. Tanpa ibunya, Mas Jaka belum tentu bisa sekuat dan setegar itu menghadapi kenyataan bahwa ayahnya sudah meninggalkan mereka untuk selamanya. Karena Mas Jaka sangat dekat dengan ayahnya sewaktu ayahnya masih hidup.

"Sstt.. Jangan memikirkan yang aneh-aneh sayang. Ibu akan menerima kamu dengan tangan terbuka. Karena beliau adalah orang yang tidak melihat orang hanya dari statusnya saja. Jadi jangan takut ya sayang, Mas akan selalu membela kamu karena Mas sayang sekali sama kamu. Kita ketemu Ibu dulu saja lalu kamu buktikan sendiri kata-kata Mas," jawab Mas Jaka berusaha meyakinkanku sambil menggenggam tanganku.

"Baiklah Mas, ayo kita temui ibu Mas Jaka untuk meminta restu. Semoga beliau merestui rencana pernikahan kita ya sayang," jawabku sambil tersenyum.

FLASHBACK OFF

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 101

    "Bayi.. Bayiku," ujar Saskia ketika di jalan dia berpapasan dengan seorang suster yang sedang membawa bayi ke ruang bayi menggunakan inkubator."Bukan Sas, itu bukan bayi kamu. Itu bayi orang lain," ujar Jaka seraya mendorong dengan cepat kursi rodanya sebelum Saskia semakin histeris."Tidak itu bayikuu.. Huhu.. Itu bayikuuu," ujar Saskia sembari menangis.Tentu saja kelakuan Saskia tersebut menarik perhatian dari beberapa pengunjung yang lewat di lorong rumah sakit tersebut."Sayang sabar ya, itu bukan Nabila," jawab Jaka berusaha menyadarkan Saskia."Nggak, itu bayikuu, bayikuu," Saskia masih berteriak histeris.Jaka akhirnya berjalan menerobos kerumunan orang agar segera bisa membawa Saskia menuju mobil sebelum dia berteriak histeris kembali.Dalam hatinya Jaka merasa kasihan kepada nasib Saskia yang terlihat sekali begitu meratapi kepergian sang putri kecil."Jaka, lama sekali?" gerutu Bu Sarah yang sudah terlebih dahulu sampai di sebelah mobil milik Jaka."Maaf Ma, tadi Saskia se

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 100

    "Jadi Nenek Arini itu ternyata adalah nenek kandungnya Kinan. Dia adalah pengusaha pemilik HW Group yang bergerak di bidang FNB namun kini sedang merambah dunia fashion," jelas Jaka panjang lebar."Apa???" Bu Sarah membelalakkan matanya karena begitu terkejut dengan berita yang Jaka sampaikan.Bu Sarah tidak menyangka orang yang selalu dia rendahkan adalah orang kaya. Dan dia juga investor tunggal di bisnis anaknya. Tentu ini bukanlah kabar yang bagus."Kamu jangan bercanda gini, nggak lucu," bentak Bu Sarah.Meskipun mendengar suara keribuatan, Saskia hanya diam mematung sembari memandang ke jendela. Tatapannya mengarah ke arah jendela, memandang jauh ke depan sana seolah ada anaknya di ujung sana.Bu Sara memijit pelipisnya berasa pusing, padahal dalam hati dia sudah membuat rencana akan menculik Rayyan. Tentu saja jika dia melakukan itu, bukan tidak mungkin bisnis anaknya akan hancur."Sas, sembuh donk. Ayo ngomong sama mama," ujar Bu Sarah kepada Saskia.Namun Saskia hanya diam ti

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 99

    "Gimana Jak? Berhasil atau tidak?" tanya Bu Lina ketika melihat Jaka masuk ke dalam rumah."Ah maaf Ma, Kinan tetap kukuh pada pendiriannya untuk tidak meminjamkan Rayyan. Dia bilang Rayyan masih asi jadi tidak bisa dia pinjamkan," keluh Jaka.Bu Lina gondok dengan jawaban yang diberikan oleh anaknya tersebut. Dia marah karena Jaka gagal melaksanakan tugas yang diberikan oleh mertuanya. Dia takut jika besannya tersebut menjadi marah mengingat kelakuan besannya yang seperti itu."Apa tidak bisa kamu paksa Jak?" tanya Bu Lina."Tidak bisa Ma, malah Nenek Arini juga ikut bicara memarahi Jaka egois dan hanya memikirkan diri sendiri," ujar Jaka.Bu Lina meradang dengan penjelasan yang diberikan oleh Jaka tersebut."Sombong sekali Jak, mentang-mentang mereka orang kaya terus bisa berbuat seenak dengkulnya sendiri gitu sama kamu. Mama benar-benar tidak habis pikir dengan mereka. Ngakunya orang kaya tapi sama sekali tidak punya hati," gerutu Bu Lina.Jaka mengabaikan gerutuan dari sang ibu. D

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 98

    "Apa Mas, coba ulangi permintaanmu?" ujar Kinan yang begitu terkejut mendengar permintaan dari Jaka tersebut."Aku minta tolong sekali Kinan agar aku diijinkan untuk meminjam Rayyan untuk dibawa menemui Saskia. Seminggu saja, bukankah Rayyan itu adalah anak aku juga Kinan?" ujar Jaka.Kinan terperangah dengan permintaan Jaka yang begitu absurd. Dia tidak menyangka seorang Jaka Saputra yang dia kenal dulu begitu bijak dalam membuat keputusan bisa menjadi begitu bodoh seperti ini."Mas, Rayyan bukan barang yang bisa dipinjamkan seperti itu!" ujar Kinan sembari menahan amarah yang mulai bergolak di dada."Ayolah Kinan, tolong Mas sekali ini saja. Demu kesembuhan Saskia," ujar Jaka yang kini berlutut di kaki Kinan."Kamu rupanya belum puas juga Jaka?" ujar Nenek Arini yang tiba-tiba muncul dari ruang tengah.Jaka yang sedang dalam posisi berlutut kepada Kinan langsung berdiri ketika mendengar suara Nenek Arini. Jaka merasa segan dengan wanita paruh baya tersebut."Kamu masih mencoba untuk

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 97

    "Silahkan masuk Pak," ujar security tersebut setelah beberapa lama menelepon.'Alhamdulillah,' ucap Jaka dalam hatinya.Jaka pun bergegas untuk memacu kendaraannya untuk segera mencari rumah Kinan. Dan akhirnya setelah berputar beberapa kali, aku bisa menemukan mobil Nenek Arini yang terparkir rapi di halaman rumahnya. Jaka ternganga melihat kediaman Nenek Arini yang begitu mewah dan besar. Jaka tersadar dari kekagumannya setelah lama melihat rumah tersebut. Dia bergegas melangkahkan kakinya menuju gerbang security yang ada di depan."Permisi Pak, saya ingin bertemu dengan Kinan," ujar Jaka kepada security yang berjaga di pos satpam."Oh iya Pak Jaka ya? Silahkan masuk Bu Kinan sudah menunggu di dalam," ucap security tersebut dengan ramah.Jaka segera memarkirkan motornya lalu dia mmpun memencet bel di pintu depan. Ternyata Kinan sendiri yang membuka pintu. Jaka termangu melihat penampilan Kinan yang kini semakin cantik seetelah melahirkan."Silahkan masuk Mas Jaka, ada perlu apa ya?"

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 96

    POV Jaka"Gimana Jak? Berhasil kan, apa neneknya Kinan mau diajak kerjasama?" tanya ibu begitu melihatku yang baru saja masuk rumah.Aku menggelengkan kepalaku dan mendesah pelan."Nenek Arini menolak mentah-mentah usul yang Jaka berikan Ma," ucapku sembari menghela nafas panjang dan merasa sangat frustasi."Loh kenapa? Kan hanya meminjam Jak, kamu juga punya hak loh atas anak kamu. Mereka nggak bisa seenaknya saja melarang kamu untuk bertemu anaknya!" gerutu ibu dengan kesal.Aku hanya diam tidak mampu lagi untuk menjawab celotehan dari ibu. Kepalaku pening memikirkan jika nanti mama mertuaku datang dan menyuruhku untuk mengikuti saran untuk mengambil hak asuh. Aku sudah pasti kalah."Imel kemana Bu?" tanya Jaka menanyakan kemana sang adik yang tidak kelihatan."Imel ke butik, katanya dia tidak mau ditegur karena kelamaan cuti dari kerjaan," jawab Ibu yang langsung aku jawab dengan anggukan.Kulihat ibu memilih untuk duduk di sebelahku sembari menggigiti kukunya, sepertinya beliau ik

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 95

    POV Jaka"Kamu harus bisa merebut hak asuh anak yang dilahirkan mantan istri kamu. Hanya dengan itu Saskia bisa sembuh," jawab Bu Sarah dengan tegas.Kalimat permintaan Ibu mertuaku terus menerus berputar di dalam benakku. Entah apa yang ada di dalam benak beliau hingga bisa tercetus ide gila seperti itu. Jelas Kinan akan mempertahankan mati-matian hak asuh bayi tersebut, apalagi Kinan sekarang bukanlah wanita biasa-biasa saja. Dia adalah penerus satu-satunya dari Hadwiryawan Group, salah satu pengusaha kuliner yang cukup terkenal di kotaku.Tetapi menolak keinginan ibu mertua tentu bukanlah hal yang mudah juga. Apalagi beliau termasuk orang yang tidak gampang digoyahkan dan akan memakai cara apapun agar keinginannya tercapai. Termasuk cara yang kotor sekalipun, aku bisa paham hal tersebut mengingat Saskia juga menuruni sifat dari beliau. Hanya saja satu yang masih mengganjal dari semua ini, apakah Saskia akan menyetujui tentang ide gila ini."Jaka, ayo kamu kapan mendatangi Kinan?" u

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 94

    "Kinan, kamu begadang lagi malam ini?" tanya Nenek Arini ketika melihat wajah Kinan yangbterlihat sayu."Iya Nek, Rayyan semalam rewel dan baru tidur sekitar jam 3 tadi," jawab Kinan sembari menguap."Kamu tidur lagi saja kalau Rayyan sedang tidur, kamu juga harus banyak istriahat, agar kondisi kamu tidak drop. Ini sudah nenek siapkan madu hangat agar badan kamu terasa lebih baik," ucap Nenek Arini seraya meminta Kinan untuk menghabiskan madu yang ada di depannya."Makasih banyak Nek," ujar Kinan sembari menandaskan madu hangat yang sudah dipersiapkan Nenek Arini untuk dirinya."Apa kamu perlu nenek panggilkan tukang urut agar badan kamu lebih terasa segar?" tanya Nenek Arini."Wah boleh juga, tetapi besok saja ya Nek. Hari ini Kinan sudah ada janji dengan bidan home care untuk memijat Rayyan," jawab Kinan."Oh gitu, yasudah biar besok nenek panggilkan tukang urutnya. Kamu harus happy Kinan, makan yang banyak biar ASInya juga lancar," ujar Nenek Arini mengingatkan Kinan."Siap nenek,

  • Main Cantik Membalas Suamiku   Bab 93

    "Kamu harus bisa merebut hak asuh anak yang dilahirkan mantan istri kamu. Hanya dengan itu Saskia bisa sembuh," jawab Bu Sarah dengan tegas.Jaka sangat terkejut dengan permintaan yang diucapkan oleh mama mertuanya. Jaka tidak habis pikir dengan permintaan mama mertuanya yang cukup aneh di telinganya tersebut."M-maksud mama apa ya?" tanya Jaka."Kamu tadi kan bilang sendiri kalau kamu mau melakukan apapun demi eksembuhan Saskia. Dan satu-satunya cara ya itu dengan merebut anak Dari Kinan kemudian Saskia yang akan merawatnya," ujar Bu Sarah dengan pandangan tajam."T-tapi Ma, mana mungkin Jaka tega berbuat seperti itu?" tanya Jaka pada sang mertua."Kenapa Jaka, bukannya kamu bisa dengan mudah mengambil anak Kinan? Kamu bilang saja kalau Kinan tidak bekerja jadi dia tidak bisa memiliki hak asuh dari anaknya. Kamu ini gitu aja kenapa dibikin pusing sih?" ujar Bu Sarah yang masih belum mengetahui siapa Kinan sebenarnya."Tapi Kinan bukanlah orang yang bisa dengan mudah kita hadapi sekar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status