Share

6. Wiguna Boutique

"Aku bingung harus memulainya dari mana," ucap Jonathan.

"Terserah kamu mulai dari mana!" Tuan Prawira selaku ayah kandungnya Jonathan sepertinya sudah membebaskan anak bungsunya untuk melakukan tindakan hal seronok seperti itu.

Sebenarnya Daniel selaku tuan Prawira hanya ingin anaknya tidak main dengan banyak wanita di klub. Karena karir Jonathan juga yang seorang penyanyi terkenal membuat Daniel sedikit kesulitan untuk menghapus semua skandal yang selalu meliputi anaknya itu.

"Kalau begitu aku pergi dulu!" Jonathan seperti sudah memikirkan sesuatu, dan suaranya terdengar sangat semangat.

Jonathan langsung bangun dari duduknya dan berlari keluar kamar sang ayah. Dani hanya tersenyum miring melihat kelakuan anak bungsunya itu.

"Semoga ibumu tidak akan mengetahui kelakuan nakal kamu ini Jon," batin Daniel.

Daniel mencoba memakan makanan yang sudah di sediakan oleh pembantunya tadi.

"Aku harus melanjutkan aksi malam ini," batin Jonathan yang sudah ada didepan pintu kamarnya.

Sampai didalam kamarnya. Jonathan mencari keberadaan Riani, lalu saat ini Riani sedang membersihkan tempat tidurnya.

Riani langsung menoleh kearah pintu karena mendengar suara pintu terbuka, lalu Riani sedikit membungkuk dan menyapa. "Selamat malam tuan muda," ucapku yang sedikit bingung.

"Tak perlu formal!" Jonathan langsung melangkah menghampiri tempat tidur yang sedang aku rapihkan.

"Tu ... Tuan, maaf. Saya belum selesai rapihkan itu," gugup Riani sambil melirik tempat tidurnya.

"Sebaiknya sekarang kau rapihkan kamar mandi saja!" Jonathan menunjuk tangannya kearah kamar mandi.

"Ka ... Kamar mandi?"

"Iya kamar mandi, kenapa?" Jonathan mengerutkan keningnya saat Riani sedikit bingung dengan apa yang ia suruh.

"Baik tuan!" Karena Riani malas berdebat dan protes, akhirnya ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Jonathan terus-menerus menatap tubuh Riani yang sangat sempurna dengan tatapan aneh. Jonathan sepertinya sudah memikirkan rencana anehnya kali ini.

Sampai didalam kamar mandi.

"Kenapa aku harus membersihkan ini?" Lagi-lagi Riani tidak mengerti kenapa Jonathan menyuruhnya membersihkan kamar mandinya malam-malam begini.

Riani tidak menghiraukan dan mencoba membersihkan kamar mandinya agar ia pergi dari ruangan Jonathan. Riani juga sedikit lelah dan ingin beristirahat dengan cepat.

Beberapa menit kemudian.

Riani selesai membersihkan kamar mandi, namun saat ia ingin melangkah menuju pintu kamar mandi. Riani melihat Jonathan sudah berdiri disana. "ASTAGA!" Sangat terkejut saat melihat Jonathan ada disana.

"Kenapa?" Jonathan menatap Riani dengan wajah datar.

"Tu ... Tuan," gugup Riani yang langsung membalikkan tubuhnya.

Riani sangat terkejut dan bingung dengan tingkahnya Jonathan. Saat ini Jonathan hanya menggunakan handuk di pinggangnya. Jonathan tidak memakai baju juga untuk menutupi tubuh kekarnya itu.

Langkah kaki mulai terdengar dan tiba-tiba saja Riani merasakan seseorang sedang memeluk tubuh belakangnya.

"Tu ... Tuan!" Semakin terkejut saat Jonathan memeluknya dari belakang dan Riani merasakan sesuatu yang membuatnya semakin tidak nyaman.

"Hei kamu kenapa sih!" Jonathan sedikit menjauhkan tubuhnya. "Aku mau ambil alat cukur ini!" Jonathan memperlihatkan alat cukur yang sudah ia ambil.

"Oh, ma ... maaf tuan!" Jantungnya Riani benar-benar tidak karuan dan wajahnya sangat panik, lalu ia mencoba melangkah keluar dari kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi. Riani sedikit melirik kearah Jonathan yang benar-benar seperti orang sudah biasa memperlihatkan tubuhnya pada siapapun.

Riani langsung mengalihkan pandangan dan berkata. "Tuan, saya sudah selesaikan semuanya jadi saya pamit," ucap Riani dengan suara terburu-buru.

"Oke!"

Mendengar kata 'OKE' dan sudah pasti ia sudah mengizinkan dirinya untuk keluar dari kamarnya. Dengan cepat Riani langsung berlari keluar dari kamarnya.

"Wangi sekali aroma tubuhnya," gumam Jonathan yang sudah tidak waras.

Jonathan sepertinya memang sudah tergila-gila dengan banyak wanita, sampai-sampai ia selalu mengajak otaknya untuk traveling sangat jauh.

"Astaga, kenapa dengan detak jantungku," gumam Riani setelah keluar dari kamarnya Jonathan.

Jantungnya Riani masih saja tidak karuan akibat Jonathan yang seperti sedang memeluknya dari belakang tadi saat di kamar mandi. Riani mencoba melupakan kejadian itu dan bergegas melangkah menuju kamarnya.

***

Keesokan harinya.

Hari ini adalah hari dimana Dona Prawira selaku istri dari Daniel Prawira kembali dari perjalanan bisnisnya.

"Nenek!" Jelita berteriak saat mobil mewah terbuka dan keluar wanita yang agak tua.

"Cucuku!" Dona langsung berlari dan memeluk Jelita.

Terlihat jelas di raut wajah mereka seperti saling merindukan satu sama lain. Setelah cukup lama mereka berpelukan lalu nyonya Prawira menatap ke arah Riani.

"Siapa kamu?" tanya Dona sambil menatap ke arah Riani.

"Selamat siang nyonya," sapa Riani pada nyonya Prawira lalu membungkuk sopan padanya. "Perkenalkan saya Riani selaku pembantu baru disini," sambung Riani sambil sedikit tersenyum.

"Oh iya saya tau, kamu juga menjaga cucu saya kan?"

"Betul nyonya."

"Tolong jaga cucu saya dengan baik ya!"

"Itu pasti nyonya!"

Dona Prawira selaku nyonya Prawira di dalam rumah ini ia tersenyum manis pada Riani, sepertinya nyonya Prawira menerima Riani untuk mengasuh cucunya. Lalu ia masuk kedalam rumah dengan menuntun Jelita dari genggaman tangannya. Riani membawa dua koper yang sudah di turunkan oleh supir.

"Nenek, aku sangat rindu nenek!" Suara Jelita sangat girang ketika nyonya Prawira kembali ke rumah.

"Nenek juga rindu kamu!"

30 menit kemudian.

Keluarga Prawira makan siang dan hari ini adalah hari minggu jadi semua keluarga Prawira kumpul.

"Sayang, sepertinya kamu sakit ya!" Dona menyentuh pipi suaminya--Daniel dan tatapannya sedikit khawatir.

"Ya aku kurang enak badan," ucap Daniel.

Riani sedikit tersenyum melihat tingkah tuan Prawira dan nyonya Prawira yang sangat romantis di usianya yang sudah lumayan tua. Namun, disisi lain Jonathan menatap Riani dengan tatapan aneh lagi. Riani yang merasa tidak nyaman langsung menundukkan kepalanya.

"Aduh, kenapa tuan muda menatapku begitu," batin Riani yang sangat tidak nyaman di tatap seperti itu.

***

Pukul 2 siang di sebuah gedung Wiguna Boutique. Seorang laki-laki masuk kedalam boutique itu dan langsung melangkah menuju lantai atas.

"Selamat siang, tuan," sapa pegawai wanita pada seorang laki-laki itu.

"Dimana Riani?" tanya laki-laki itu pada pegawai wanita tadi.

"Riani sudah resign dari sini, tuan," jawab pegawai itu.

"Hah? Resign?" Laki-laki itu sangat terkejut lalu membuka seluruh penyamaran yang sedang ia gunakan.

Pegawai itu menganggukkan kepalanya, namun laki-laki itu seperti tidak percaya. Laki-laki itu melirik kearah Boutique ini untuk mencari seseorang yang bernama Riani.

"Wah lihat siapa yang datang," celetuk seorang laki-laki yang baru saja menghampiri mereka.

"Heru, dimana Riani?" Laki-laki tadi bertanya pada laki-laki yang baru saja datang.

Heru Wiguna adalah pemilik Boutique besar dan terkenal ini, ia adalah designer terkenal juga.

"Jadi artis Jeri yang terkenal ini kesini hanya untuk mencari Riani?" Heru sedikit bingung kenapa Jeri mencari keberadaan Riani.

Jeri Andara adalah seorang artis terkenal, ia biasa memakai busana dari Wiguna Boutique.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
b3kic0t
ada yah orang tua kaya Tuan prawira dia malah memfasilitasi hobi gila jonathan
goodnovel comment avatar
b3kic0t
duhhhh sepertinya Riani akan luluh dg pesona Jonathan bakalan mudah nih Jonathan menggagahi Riani secara Riani sudah kepincut duluan
goodnovel comment avatar
b3kic0t
kenapa jeri yg notabennya artis terkenal mencari Riani yah......... ada hubungan apa mereka berdua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status