Share

8. Membayar Tubuhmu

Author: rindiyoon
last update Last Updated: 2022-06-28 19:52:41

"Bibi, aku mau menemani om saja disini," celetuk Jelita.

Jonathan menatap keponakannya dengan dalam dan bukan ini yang ia inginkan, saat ini Jonathan hanya ingin berduaan dengan Riani. Bukan dengan anak kecil yang sangat cerewet seperti Jelita, tapi walaupun Jelita sangat cerewet. Jonathan sangat menyayangi dan mencintainya seperti pada anaknya sendiri.

"Jelita harus ganti pakaian dulu," ucap Riani sambil menatap Jelita yang masih berseragam sekolah dengan sangat lengkap dan tas yang masih ia gendong di belakangnya.

"Nah benar, sebaiknya kamu ganti pakaian dulu lalu makan siang setelah itu istirahat!" Terlihat jelas dari raut wajahnya Jonathan yang sepertinya tidak mengizinkan keponakannya untuk menemani dirinya.

Tapi Jelita tidak menghiraukan itu karena ia benar-benar masih kecil dan belum peka, lalu Jelita mengatakan. "Ya sudah aku ganti pakaian dulu, om istirahat ya!" Jelita mengusap kepalanya Jonathan dengan lembut.

Jelita benar-benar memiliki sikap yang lemah lembut dan sangat penyayang. Setelah itu, Jelita melangkah pergi dari kamarnya Jonathan. Riani juga ingin melangkah pergi dan mengikuti langkahnya Jelita, tapi tiba-tiba saja tangannya Riani di tahan oleh Jonathan.

Riani sedikit menepisnya dan membalikkan tubuhnya dan menatap Jonathan. "A ... ada yang bisa aku bantu, tuan?" Sangat gugup saat Jonathan menyentuh lengannya karena tangannya masih panas.

"Selesai mengurus Jelita tolong kembali ke kamarku!" titah Jonathan dengan kedua mata yang membulat dengan sempurna.

"Baik tuan!"

Setelah itu. Riani melangkah pergi keluar dari kamarnya Jonathan. Jonathan sedikit tersenyum saat mendapati respon bahwa Riani akan kembali setelah mengurus Jelita.

***

Tepat 1 tahun.

Riani bekerja di rumah keluarga Prawira tanpa mendapatkan bayaran apapun. Karena ini adalah syaratnya agar semua hutang-hutang ayahnya lunas. Riani tidak merasa menyesal bekerja menjadi pembantu disini, setidaknya saat ia bekerja disini aku di berikan tempat dan makan yang yang layak.

"Sepertinya hari ini keluarga Prawira masih berlibur di Dubai," batin Riani.

Beberapa hari yang lalu keluarga Prawira pergi ke Dubai untuk berlibur, karena tuan Prawira telah mendapatkan pencairan yang menggiurkan. Akhirnya ia mengajak keluarganya pergi berlibur, sebenarnya Riani dan bi Yani diajak. Namun, Riani dan bi Yani memutuskan untuk menjaga rumah saja walaupun di rumah ini sudah banyak satpam.

"Aku lupa belum menyalakan lampu kamarnya tuan Jonathan," gumam Riani.

Riani langsung keluar dari kamar dan melangkah kelantai atas, ia langsung melangkah masuk kedalam kamarnya Jonathan. Saat ia masuk kedalam kamarnya Jonathan, ia mendengar suara air didalam kamar mandinya.

"Bukannya tuan Jonathan juga ikut berlibur," batin Riani yang bertanya-tanya pada diri sendiri.

Riani ingin masuk kedalam kamar mandi itu untuk melihat ada siapa disana, ia takut saat melihat kedalam kamar mandi ternyata ada pencuri atau semacamnya. Riani langsung melirik kearah sekitar dan mencari sesuatu yang bisa ia genggam saat membuka pintu kamar mandi itu.

"Itu dia, cutter!"

Riani langsung melangkah menuju meja kecil di samping tempat tidur mewah milik anak majikannya. Setelah diambil cutter itu, ia menyembunyikan di belakang tubuhnya.

"Semoga bukan pencuri," batin Riani yang mencoba melangkah menghampiri kamar mandi.

Tepat didepan pintu kamar mandi, perlahan-lahan aku membuka pintu kamar mandi itu dan suara air terdengar sangat jelas. Riani sudah bersiap memunculkan cutter saat wajah seseorang muncul di hadapannya. Benar saja tidak lama kemudian wajah seseorang keluar dari kamar mandi, Riani langsung memunculkan cutter yang sedang ia sembunyikan. Namun, ia kembali menyembunyikan cutter itu.

"Riani," ucap seseorang yang baru saja keluar dengan menggunakan handuk di pinggangnya.

"Tu ... Tuan!" Riani sangat tidak percaya saat pemilik kamar ini keluar dari kamar mandi.

Jonathan yang baru saja selesai mandi dengan bertelanjang dada dan hanya memakai handuk di pinggangnya membuat Riani membalikkan tubuhnya. Riani mencoba melangkah menjauh darinya, namun Jonathan melangkah mendekati dirinya.

"Tu ... Tuan, kenapa tuan ada disini?" tanya Riani tanpa menatapnya.

"Kenapa kau berbicara denganku seperti itu?" Jonathan tidak menghiraukan pertanyaannya Riani.

Dengan cepat Riani langsung membalikkan tubuhnya namun kelapanya masih menunduk, karena Riani tidak bisa melihat tubuhnya Jonathan seperti ini.

Jonathan menegakkan berdirinya dengan menyentuh kedua pundak Riani secara bersamaan. "Kau kenapa?" Jonathan menatap Riani seolah ia tidak peka dengan apa yang terjadi disini.

"Ma ... maaf tuan," ucap Riani yang ingin menundukkan kepala namun Jonathan berhasil menyentuh dagunya agar tidak menunduk.

"Tidak perlu malu-malu melihat tubuhku," kata Jonathan dengan tatapan santai seolah sudah biasa mengatakan ini.

Jonathan merasakan kalau Riani sedikit tidak nyaman, lalu ia melepaskan tangannya dari pundaknya.

"Tolong bersihkan tempat tidurku!" titah Jonathan.

"Ba ... baik tuan!" Bergegas melangkah menuju tempat tidur Jonathan lalu Riani tidak lupa kembali menyimpan cutter tadi diatas mejanya Jonathan.

Beberapa menit kemudian. Riani selesai membereskan tempat tidurnya dan ternyata Jonathan masih saja belum memakai pakaian pada tubuhnya yang kekar itu. Tubuhnya Jonathan sangat kekar dan perfect, ia juga memiliki perut seperti roti sobek. Lalu, tiba-tiba saja Jonathan duduk diatas kasur dengan sedikit kasar membuat handuknya sedikit naik keatas.

Aku langsung melangkah sedikit jauh dari tempat tidur itu, lalu aku berkata. "Tuan, aku sudah membersihkan tempat tidurnya," ucap Riani dengan ramah.

"Oke sekarang waktunya kau tidur denganku!" Suara Jonathan sangat sensual membuat Riani mengangkat kepala dan menatapnya dengan bingung.

"Ti ... tidur? Maksudnya?" gugup Riani saat mendengar perkataan Jonathan.

Jonathan langsung menarik tangannya Riani dan menuntun dirinya duduk di pangkuannya. Seketika jantung Riani berdetak sangat kencang dan saat ia duduk di pangkuannya Jonathan seperti merasakan sesuatu yang tidak nyaman.

"Aku sudah membayar mahal tubuhmu dengan sangat mahal, sekarang sudah waktunya kamu melayaniku!" Jonathan berbisik di telinga Riani membuatnya langsung bangun dari pangkuannya.

"Tu ... Tuan, aku tidak akan membahas ini lagi dan aku harap tuan akan melupakan kejadian hari ini." Riani kembali gugup dan aku benar-benar tidak mengerti kenapa Jonathan mengatakan itu padanya.

Saat Riani ingin melangkah pergi. Jonathan langsung bangun dari duduknya dan mengunci pintu kamarnya, ia juga mengambil kuncinya dan melemparkannya ke sembarang arah.

"Tu ... Tuan." Riani hanya bisa menatap bengong saat Jonathan melemparkan kunci itu.

Riani berusaha mencarinya, tapi Jonathan langsung menggendong tubuh Riani dan menaruh tubuhnya diatas tempat tidur.

"Aku sudah membayar mahal tubuhmu pada ayahmu, Riani!" Jonathan terus-menerus membahas membayar tubuh Riani.

"Ayahku?" Kening Riani langsung mengernyit saat Jonathan membahas ayahnya.

"Iya ayahmu yang selama ini kau turuti ternyata dia menjual tubuhmu padaku!" Jonathan membelai pipinya Riani dengan sangat lembut.

"Tidak mungkin!" Sangat mustahil kalau ayahnya sendiri menjual dirinya. Riani berusaha pergi dari tubuh Jonathan yang sangat berat.

Jonathan semakin menekan tubuhnya agar diriku tidak pergi. "Apa susahnya melayaniku? Bukannya kamu juga akan menyukainya?" Jonathan membelai pipinya Riani lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Lanang Amba
Tahniah penulis, teruskan berkarya
goodnovel comment avatar
Atik Atik
wuisss...bakalan jatuh cinta setelah malam ini tuh.........
goodnovel comment avatar
b3kic0t
duhhhh pasti malam ini Riani nggak bakal bisa lepas dari nafsu Jonathan kamu sih RI nggak ikut aja tuan prawira pergi ke dubay
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   157. Dan Akhirnya, Kevin Prawira Lahir

    Riani mulai mengatur napasnya dalam-dalam, dan mengikuti semua perintah dari sang Dokter agar lahirannya lancar dan normal. Jonathan selaku suaminya Riani masih setia berada di sampingnya Riani, bahkan tangannya Jonathan sudah sangat merah dan penuh luka akibat remasan dari Riani. Namun, Jonathan tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting saat ini adalah proses lahiran Riani yang harus normal dan lancar.'Tuhan, lancarkan persalinan istriku,' batin Jonathan yang terus berdoa pada Tuhan agar persalinan istrinya berjalan dengan lancar.Hampir 1 jam lamanya, tangisan seorang bayi terdengar nyaring di dalam ruang persalinan membuat Riani dan Jonathan tersenyum bahagia, saat ini Riani dan Jonathan saling menatap satu sama lain, lalu air matanya Riani kembali menetes saat mendengar buah hati mereka sudah lahir, dan Jonathan juga ikut meneteskan air mata, air mata bahagia karena anak pertama mereka telah lahir ke dunia."Selamat Nyonya dan Tuan, anaknya seorang laki-laki dan tampan s

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   156. Sudah Sembilan Bulan

    Waktu berputar begitu cepat, dan tidak di sadari saat ini kandungannya Riani sudah berusia sembilan bulan, Riani dan Jonathan tidak sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, buah hati yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama oleh mereka."Sayang, apa kamu belum merasakan sesuatu?" Entah sudah berapa kali Jonathan mengatakan itu pada istrinya, Riani."Belum, sayangku," jawab Riani dengan gelengan kepalanya, lalu memberikan senyuman manis untuk suaminya yang begitu tidak sabar menantikan dirinya melahirkan.Suami mana yang bisa sabar menunggu istrinya melahirkan anak pertama mereka, pastinya semua suami tidak akan sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, apa lagi buah hati untuk anak pertama mereka."Kalau nanti gak kuat lahiran normal, sebaiknya lahirannya Caesar aja, ya?" Tidak tahu sudah berapa kali Jonathan mengatakan ini pada istrinya, tapi Jonathan sangat khawatir jika istrinya tidak kuat untuk melahirkan normal."Siap suamiku sayang." Riani manggut-manggut dan paham sekali d

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   155. Pesta Pernikahan

    Mendengar bisikan seperti itu dari Jonathan membuat Riani kembali mengulas senyum yang lebar, dan detak jantungnya Riani semakin berdetak tidak karuan, Riani mulai merasa bangga dan begitu bahagia saat Jonathan mengatakan seperti itu padanya seolah-olah Riani begitu berarti di dalam kehidupannya Jonathan."Aku akan selalu izin pada mu jika akan pergi ke mana-mana," balas Riani yang tidak akan tega membantah perkataan pria yang sebentar lagi akan menikahinya."Bagus." Jonathan langsung mengecup leher belakangnya sang gadis."Ih geli." Riani sedikit menjauhi tubuhnya agar sang pria tidak mengecupnya terus."Hei, sebentar lagi aku akan selalu mengecup ini," kekeh Jonathan yang terlihat sangat mesum sekali, dan sang gadis hanya tertawa saja saat mendengar kekehan seperti itu.Riani selalu melamun dengan mengingat semua nasib yang di alami olehnya saat ini, nasib yang entah baik atau buruk. Namun, Riani bersyukur bisa bertemu dengan sosok pria seperti Jonathan yang sebentar lagi akan menja

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   154. Sebentar Lagi Menikah

    "Bawa Riani pergi dari sini," titah sosok gagah itu pada beberapa bodyguard yang ada di belakangnya."Siap Bos." Beberapa bodyguard itu langsung membawa Riani dengan menyentuh tangannya. Namun, Jihan menahan tangan para bodyguard itu agar tidak membawa Riani begitu saja."Biarkan Riani hidup dengan tenang di sini tanpa perdebatan kalian," ucap Jihan pada sosok gagah itu, dan terlihat sekali jika Jihan begitu berani dengan mengucapkan seperti itu.Riani sudah menggeleng-gelengkan kepalanya pada Jihan agar tidak bertingkah seperti itu pada sosok pria gagah itu, pria yang tidak lain adalah Ayahnya Jonathan, Daniel Prawira."Cepat bawa Riani!" Daniel kembali memerintahkan para bodyguard nya."Siap Bos." Para bodyguard itu langsung membawa Riani pergi begitu saja dari dalam kamar.Jihan terlihat ingin mengejar Riani, tapi Jihan di tahan oleh dua bodyguard yang berada di dekat Daniel."Riani ingin hidup bebas dari tekanan istri anda, Tuan Daniel!" Jihan begitu berani sekali saat mengatakan

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   153. Sosok Pria Gagah

    Hari berganti begitu cepat, tapi Jonathan belum juga menemukan Riani semenjak dirinya sudah kembali ke Yogyakarta. Jonathan juga meminta orang suruhannya agar memantau Jeri, karena Jonathan yakin jika Jeri adalah dalang, dalang dari menyembunyikan Riani."Sayang, kamu di mana?" Jonathan terus saja bermonolog sendiri saat tatapannya memandangi foto gadisnya yang ada dalam wallpaper ponselnya.Jonathan pasti mengkhawatirkan Riani dan calon anak mereka, tapi Jonathan sulit sekali menemukan keberadaan Riani yang entah berada di mana. Jonathan juga sudah menghubungi nomor Jihan selaku sahabatnya Riani, tapi Jonathan tidak mendapatkan respon apapun dari Jihan."Oh Tuhan, aku harus ke mana." Jonathan memukul pelan kepalanya saat dirinya merasa bodoh tidak bisa menemukan gadis nya, gadis yang sedang mengandung anaknya.Setelah Jonathan di tipu oleh Tania yang katanya Daniel sakit dan di rawat di rumah sakit, Jonathan langsung kembali ke Yogyakarta menggunakan pesawat umum, dan Jonathan sudah

  • Mainan Cantik Sang Tuan Muda   152. Jonathan Merindukan Kamarnya

    Mendengar pertanyaan Daniel membuat Dona membulatkan matanya dengan sempurna, Dona juga langsung menatap sinis ke arah Daniel karena bisa-bisanya memberikan pertanyaan seperti itu, pikir Dona."Tidak perlu menatapku seperti itu," celetuk Daniel saat melihat pandangan yang tidak mengenakan dari istrinya sendiri.Dona berdecih kesal dan berkata. "Apa-apaan kau memberikan pertanyaan seperti itu? Jelas-jelas Jonathan akan menikahi Tania," kekeh Dona yang akan menikahkan Jonathan dengan gadis pilihannya, Tania."Apa Jonathan mau menikah dengan Tania?" Daniel memberikan pertanyaan itu untuk istrinya dengan ekspresi seperti menertawakannya."Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis itu," ucap Jonathan yang masih bersungut-sungut.Jefan hanya bisa geleng-geleng kepalanya saat melihat keluarganya yang selalu saja bertengkar seperti itu, dan Jefan juga tidak bisa mencampuri urusan Jonathan walaupun Jonathan adalah adik kandungnya."Aku akan kembali ke Jogja, tolong jangan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status