"Apaan lagi sih!" Jonathan menggerutu setelah membaca sebuah pesan.Jonathan langsung menghapus pesan itu dengan wajah kesal, ia langsung melirik kearah tempat tidur."Sepertinya dia lelah," batin Jonathan yang terus-menerus memperhatikan Riani yang sedang tertidur.Sebenarnya Riani belum tertidur, karena posisinya sedang membelakangi Jonathan. Riani menatap kearah lantai dengan mata sembab, ia sedang menangis meratapi kesedihan malam ini. Riani masih tidak menyangka dengan apa yang di lakukan Jonathan padanya."Ternyata semua laki-laki memang mesum," batin Riani yang sangat sedih dengan nasib sendiri.Jonathan naik keatas kasur dan Riani langsung memejamkan mata, ia mencoba untuk tidur agar Jonathan tidak melakukan hal keji tadi lagi.Jonathan sudah masuk kedalam selimut lalu memeluk Riani dari belakang. "Wangi sekali tubuhmu sayang," bisik Jonathan di telinganya Riani setelah ia mengendus-endus punggungnya.Sangat geli saat Jonathan melakukan itu pada Riani, tapi ia harus diam saja
Jonathan kembali masuk kedalam dan pasti menghampiri kamarnya."Riani," ucap Jonathan setelah masuk kedalam kamarnya, tapi kamarnya sepi dan tidak ada siapapun disana."Pasti dia malah balik ke kamar!" Jonathan bergegas keluar dari kamarnya dan melangkah menuju kamar Riani.Sampai didepan kamar Riani. Jonathan tiba-tiba saja memeluk Riani dari belakang."Tu ... Tuan!" Sangat tau siapa yang berani melakukan ini pada Riani, ia mencoba melepaskan pelukan itu. Namun, Jonathan semakin mempererat pelukannya dan menyimpan dagunya di pundak Riani."Diam Riani, aku sangat nyaman dengan tubuhmu!" Suara Jonathan membuat Riani sedikit merinding, karena suaranya seperti hantu tapi membuat candu.Riani mencoba untuk diam dan tidak bertingkah apapun, tapi tangannya Jonathan semakin membuatnya tidak nyaman. Jonathan meraba-raba kedua gunung kembar milik Riani, ia sangat ingin melepaskan tangannya itu."Tu .
"Apa lagi nona muda Jelita yang sangat cerewet, cantik dan sangat baik hati!" Bi Yani juga sangat mengagumi Jelita.Jelita memang gadis yang sangat cantik dan baik hati, ia juga selalu bersikap ramah pada semua orang. Namun, ia memiliki ibu yang sangat angkuh. Walaupun begitu, Jelita sangat menyayangi dan mencintai ibunya--Vany."Tapi bi, kenapa ibunya nona Jelita dengan tuan Jefan sangat berbeda ya?" Tiba-tiba saja Riani mengatakan itu dengan suara pelan seperti berbisik.Bi yani sedikit tersenyum dan berkata. "Nyonya Vany memang seperti itu dari dulu, tapi ia sangat baik," ucap bi Yani.Riani hanya menganggukkan kepalanya saja, setelah beberapa saat kemudian. Riani memilih untuk kembali ke kamarnya, karena saat ini tubuhnya benar-benar lelah dan ingin beristirahat di kamar saja."Sepertinya Riani terlihat berbeda dari biasanya," gumam bi Yani setelah melihat kepergian Riani begitu saja.Sampai di dalam
"Semoga, Tuan Jonathan tidak pulang hari ini," gumam Riani.Beberapa menit kemudian. Riani selesai berganti pakaian dan memasukkan beberapa barang ke dalam tas yang akan ia gunakan untuk menuju rumahnya. Riani tidak sabar melihat rumahnya yang sangat sederhana yang sudah lama tidak ia tempati atau ia kunjungi.Karena Riani sudah menetap di rumah keluarga Prawira, ia juga terpaksa melakukan itu demi hutang sang ayah lunas. Namun, rasa sakit dan sesak di dalam dadanya Riani membuat dirinya ada sedikit kekecewaan kepada ayah kandungnya itu.Namun, Riani harus tetap sabar sampai dirinya menemui ayahnya dan meminta penjelasan. Semoga hari ini ayahnya ada di rumah dan menjelaskan semuanya."Oke, waktunya pergi!" Riani tersenyum di depan cermin yang berada di dalam kamarnya.Riani sudah tampak rapih dengan menggunakan celana jeans berwarna navy, lalu kaos pendek berwarna putih dengan motif polkadot. Riani juga sudah membelai tas s
'DI JUAL? RUMAHKU DI JUAL? OMG!' batin Riani yang sangat syok.Pemilik rumah baru Riani hanya bisa saling tatap melihat Riani yang seperti syok dengan keadaan. Perlahan Riani memijat pelan pelipisnya sendiri, ia benar-benar tidak menyangka pada ayah kandungnya yang tega menjual rumahnya.Rumah Riani yang di jual oleh Roni--ayah kandungnya itu adalah rumah hasil kerja keras Riani selama ini. Kerja keras yang tidak akan pernah bisa di ulang lagi, sungguh Riani sangat sakit hati dengan apa yang terjadi saat ini.Riani benar-benar tidak percaya dengan semua yang terjadi, semua yang hancur begitu saja. Bahkan masa depan Riani sudah tidak ada lagi, lalu rumah miliknya yang berharga sudah hilang begitu saja. Sungguh nasib Riani benar-benar menyedihkan."Hei, kamu mau masuk dulu," celetuk wanita itu sambil menatap ke arah Riani dengan sedikit khawatir.Karena terlihat dari wajahnya Riani yang agak pucat dan hampir saja ia terjatuh
"Astaga, ayahmu tega sekali!" Jihan menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mendengar semua cerita Riani.Riani hanya bisa terdiam dan sudah malas membahas sang ayah, ia tidak mengerti kenapa ayahnya tega sekali melakukan ini padanya. Riani juga saat ini bekerja dengan keluarga Prawira tidak mendapatkan gaji sepeserpun, karena itu sudah perjanjiannya saat itu.Sungguh, Riani sudah bingung harus melakukan apa lagi saat ini. Sebenarnya ia ingin sekali pergi dari rumah keluarga Prawira, tapi saat ini ia belum memiliki uang yang cukup untuk pergi.Jihan menatap lekat kepada sahabatnya, ia paham pasti Riani sedang memikirkan sesuatu. Jihan juga bingung harus membantu Riani bagaimana, apa lagi ia tidak tau di mana keberadaan ayah kandungnya Riani."Kalau gitu, aku mau kembali saja ke rumah majikan aku," ucap Riani setelah beberapa menit suasana menjadi hening."Ri, apa kau yakin mau kembali ke sana? Kamu aja tidak di berikan uang, kan?
"Baby, sepertinya kita harus mampir terlebih dahulu," celetuk Jonathan."Ma ... mampir? Mampir ke mana?" tanya Riani dengan gugup.Jonathan tidak menjawab pertanyaannya Riani, tapi ia menghentikan mobilnya di tepi jalan dan melirik ke arah samping mobilnya.Riani ikut melirik ke arah pandangan Jonathan, lalu keningnya mengerut saat melihat sebuah gedung yang terdiri dari puluhan lantai. Gedung itu adalah sebuah hotel mewah, entah apa yang ada di dalam pikirannya Jonathan.Namun, Riani sudah tau apa yang di pikirkan Jonathan. Otaknya Jonathan sudah pasti sangat mesum, pikirnya Riani."Aku ingin pulang, Tuan!" Riani mencoba melepaskan tangannya yang saat ini masih berada dalam genggaman Jonathan.Jonathan tidak merespon apapun, ia kembali menancap gas dan masuk ke dalam gedung itu. Gedung yang ternyata hotel, jantungnya Riani sudah tidak karuan.Riani ingin sekali pergi dan kabur dari dalam mobilnya Jonathan
"Mandi yang bersih baby." Jonathan mendaratkan bibirnya pada bibir ranum milik Riani, setalah itu Riani melangkah pergi dari hadapannya Jonathan.Riani tidak mengatakan apapun lagi, ia langsung pergi saja ke dalam kamar mandi. Sampai di dalam kamar mandi. Riani mengunci pintu kamar mandi itu dengan tergesa-gesa, ia tidak ingin Jonathan menerobos masuk ke dalam kamar mandi.Tubuh Riani lemas dan tiba-tiba saja tubuhnya langsung jatuh dan ia duduk di lantai kamar mandi. Air mata Riani juga jatuh membasahi pipinya, sungguh ia sangat sedih dengan semua nasib yang saat ini sedang ia jalankan.Berkali-kali Riani menghela napas dan memejamkan matanya, lalu ia menatap sekitar kamar mandi. Riani mencoba berpikir untuk kabur dari sini, tapi sepertinya tidak bisa."Tas aku ada di kamar," gumam Riani yang mengingat dompet, ponsel dan lainnya ada di dalam tas itu.Sungguh, Riani sudah kehilangan akal sehat dan ingin sekal