Home / Romansa / Malam Panas Bersama CEO Tampan / Bab 4. Keputusan Yang Mengejutkan

Share

Bab 4. Keputusan Yang Mengejutkan

Author: Anggun_sari
last update Last Updated: 2025-06-11 11:03:35

Belvina menelan ludahnya berkali-kali, tenggorokannya mendadak terasa kering. Tangannya juga dingin, sedingin es. Sudah hampir lima belas menit ia berada di situasi mencekam ini. Bahkan bernapas pun terasa susah untuknya saat ini.

Tatapan mematikan dari Naomi Abigail---ibu Dante, yang terus tertuju padanya adalah alasan kenapa semua fungsi organ tubuhnya mendadak tidak bekerja dengan baik.

Lampu hijau yang tadinya sudah ia dapatkan dari Dante, rasanya mendadak berubah menjadi gelap. Janji yang sudah laki-laki itu ucapkan nyatanya hanya sebuah omong kosong belakang. Bagaimana tidak, Dante hanya diam dengan wajah datarnya, seolah tak terganggu sama sekali dengan sorot mata ibunya yang penuh intimidasi.

Bibir laki-laki itu tertutup rapat, engan menjelaskan situasinya. Ia sungguh berharap laki-laki itu mau sedikit berbohong dan menjaga nama baiknya.

“Jadi, siapa dia?”

Satu pertanyaan yang lolos dari bibir Naomi, membuat Belvina meremas ujung kemeja yang dikenakannya semakin kuat. Jantungnya berdegup tak berirama, menantikan jawaban yang akan dikeluarkan oleh Dante. Ia berharap bahwa laki-laki itu benar-benar akan menepati janjinya.

“Kekasihku!” jawab Dante dengan wajah tenang.

Belvina memejamkan mata sesaat, menarik napas lega atas jawaban yang diberikan oleh Dante. Setidaknya jawaban itu bisa menjaga nama baiknya meski tidak benar-benar baik. Ditemukan di dalam kamar bersama seorang pria saja sudah mencoreng nama baiknya. Jadi dia seharusnya berterima kasih karena Dante membuat alasan seperti itu.

Tapi melihat tatapan tajam dan raut wajah masam yang tidak luntur dari wajah Naomi membuat Belvina kembali menegang.

“Kekasih ...?” ulang Naomi seolah tak puas akan jawaban yang diberikan oleh Dante---putranya.

“Lalu Kimmy? Bagaimana dengan dia? Bukankah dia kekasihmu. Apa kamu berselingkuh?” Pertanyaan demi pertanyaan meluncur dari bibir Naomi. Apa yang dikatakan Dante, membuat berbagai macam pertanyaan berjejal minta diuraikan. Yang dia tahu, Dante menjalin hubungan dengan Kimmy.

Alis Belvina mengkerut. Kepalanya menoleh menatap Dante meminta penjelasan. Jika benar seperti apa yang dikatakan oleh Naomi, bahwa Dante memiliki seorang kekasih, bukankah dia sama saja dengan Alethea?

“Kami sudah putus! Dan itu terjadi sebelum aku memutuskan untuk bersama dengannya!” jelas Dante.

“Putus?” ulang Naomi, kembali merasa tak puas dengan jawaban putranya.

Naomi mengeram kesal. Matanya kini beralih menatap Belvina yang duduk di sisi Dante, sengit. Tidak ada kelembutan di sana, hanya ada kebencian dan rasa tak terima.

Tentu ini bukan sesuatu yang bisa diterimanya dengan mudah. Ia hanya mengenal Kimmy sebagai calon pendamping putranya. Hubungan mereka terlalu sempurna. Kimmy adalah putri dari seorang petinggi di Barcelona. Sementara Dante---putranya itu adalah pengusaha sukses yang namanya banyak diperhitungkan di kalangan pebisnis.

“Kami sudah tidak cocok! Tidak ada yang bisa dipertahankan dalam hubungan kami!” ungkap Dante yang tentunya merupakan sebuah kebohongan.

Naomi tersenyum miring. “Lantas, apa bersama dengannya kamu merasa cocok?” komentar Naomi bernadakan cibiran.

“Apa kamu benar-benar sudah mengenalnya. Siapa keluarganya? Bagaimana kehidupannya? Berasal dari mana keluarganya dan seperti apa status sosialnya?” cecar Naomi menambahkan.

Dante menghembuskan napasnya kasar. Tangannya memijat pelipisnya yang mendadak terasa pening. Dia tidak suka dengan segala keriwehan ini, terutama sikap ibunya yang dianggapnya terlalu berlebihan.

“Bu, jangan banyak tanya. Ibu membuat kekasihku tidak nyaman!” tanggap Dante, beralasan. Dia hanya ingin mengakhiri perbincangan ini dengan cepat.

“Aku rasa Ibu lebih baik pulang!” lanjut Dante, memaksa ibunya untuk pergi.

Naomi tersenyum miring. Hatinya mendengus kesal karena sikap kasar Dante. “Jadi kamu mengusir Ibu?”

“Aku hanya tidak ingin Ibu terus membuat kekasihku tidak nyaman. Jika aku sudah memilih dia, bukankah itu artinya dia adalah wanita baik-baik?” sahut Dante menanggapi.

Belvina menghela napasnya dalam-dalam. Hatinya seolah dikoyak akan perkataan yang baru saja dilontarkan oleh Naomi serta senyum penuh ejekan dari wanita itu. Pertengkaran Naomi dan Dante juga membuatnya semakin terlihat buruk di mata Naomi. Mungkin Naomi, memang menemukan dia dalam keadaan tidak baik. Namun, itu tentu tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk menjatuhkan namanya.

Dia tumbuh dan hidup di lingkungan yang layak. Ibu dan ayahnya adalah pemilik sebuah hotel bintang lima yang tersebar di beberapa kota. Mungkin status sosial mereka tidak bisa dianggap sama, jika dilihat dari penampilan Naomi dan segala benda yang wanita itu kenakan.

Gelang, cincin, tas, sepatu serta baju yang wanita itu kenakan semuanya berasal dari brand ternama. Nominal ratusan juta melekat pada tubuh wanita itu, membuat setiap orang yang memandang bisa mengerti seberapa kaya wanita di depannya ini.

“Maaf ..., mungkin pertemuan kita memang diawali dengan sesuatu yang kurang baik. Namun, ijinkan saya memperkenalkan diri!” Belvina berdiri dari duduknya. Wanita itu membungkuk sedikit, memberi hormat sebelum kembali berkata, “Saya adalah Belvina Sheila. Saya adalah pimpinan dari BELA Entertainment dan untuk latar belakang saya, saya adalah putri dari pemilik hotel bintang lima yang tersebar di seluruh Barcelona dan beberapa negara lainnya!”

Belvina menekankan setiap kalimat yang diucapkannya. Meski mungkin tidak ada artinya bagi Naomi, tapi setidaknya dia masih memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan. Setidaknya dia tidak akan dianggap sebagai wanita rendahan.

Menyadari akan ketegangan yang terjadi di ruang tengah, semakin memanas serta tanggapan dingin yang diberikan oleh sang ibu terhadap Belvina, setelah wanita itu memperkenalkan dirinya, Dante menarik tangan Belvina. Laki-laki itu menggenggam tangan wanita itu dan membuatnya kembali duduk di sisinya.

“Aku rasa Ibu, sudah mendapatkan jawaban yang Ibu inginkan!” kata Dante dingin, “Ah ... dan satu lagi, aku tidak ingin Ibu ikut campur mengenai kehidupan pribadiku.” imbuh Dante.

Naomi menggeram kesal. Tangannya mengepal hingga memperlihatkan buku-bukunya memutih.

“Ibu tidak setuju kamu menjalin hubungan dengannya! Jika tidak dengan Kimmy, maka Ibu akan mencarikan wanita lain!” ujar Naomi menanggapi ucapan Dante, “Wanita baik-baik tidak akan pernah mau diajak tidur sebelum mereka resmi menjadi suami istri!” sambung Naomi sukses, membuat Belvina mati kutu.

Tatapan mata Dante berubah tajam. Laki-laki itu menatap lurus ibunya penuh pemberontakan.

“Sayangnya, aku akan menikahinya, Bu!”

Baik Belvina maupun Naomi, kedua wanita itu tampak terkejut atas pernyataan yang baru saja diungkapkan oleh Dante. Belvina yang sama sekali tidak tahu menahu tentang hal ini, menatap penuh tanya Dante yang terlihat menyeringai seolah laki-laki itu memang berniat memanfaatkannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 8. Kenyataan Yang Terungkap

    “Jadi dia adalah laki-laki yang akan menggantikanku?”Meski tidak menunjukkan rasa marahnya secara langsung, namun tatapan menghunus yang dilemparkan oleh Aldric pada Dante menyiratkan semua emosi yang dirasakan oleh laki-laki itu.Dante Marquez---direktur utama VIN Construction, perusahaan konstruksi terbesar di Barcelona. Siapa yang tidak mengenal Dante Marquez? Di dunia bisnis, nama pria berusia 27 tahun itu begitu diperhitungkan. Entah bagaimana Belvina bisa mengenal laki-laki itu. Jika dilihat dari segi bisnis, tidak ada kemungkinan yang bisa mempertemukan keduanya.Aldric ingin menyangkal kedekatan yang dikatakan oleh Belvina. Namun, nyatanya tangan Dante yang bertengger indah di belakang bahu Belvina, cukup menjawab semuanya. Laki-laki itu seolah telah mengklaim bahwa Belvina memang benar-benar miliknya melalui itu semua.“Aku akan menikahinya. Di tempat, hari, dan tanggal yang sama dengan rencana pernikahan yang telah kita sepakati!” ucap Belvina, “Aku harap setelah ini kamu b

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 7. Siasat Licik

    “El ....” Panggilan yang menyapu indera pendengaran Belvina, membuat wanita itu mau tak mau menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan melihat Amora, ibunya, bersama dengan Aldric. Sudut bibir Belvina seketika tertarik ke atas. Sore ini, wanita cantik itu mendapatkan pesan teks dari pihak hotel tempatnya melangsungkan pernikahan sehingga Belvina segera datang ke hotel setelah pulang kerja. Tapi tak disangka, ia justru kembali menemukan Aldric, setelah pagi tadi pria itu terkejut dengan ucapan Belvina dan pergi begitu saja. Ia pikr, Aldric sudah menyerah. Tapi ternyata malah sibuk menempel pada ibunya, huh? Belvina cukup sadar jika Aldric masih menginginkan hubungan mereka terus berlanjut. Namun, sampai menggunakan ibunya untuk bisa meloloskan keinginannya sungguh membuat Belvina merasa semakin jijik. “Jadi Ibu yang mengatur semua ini?” ketus Belvina. Ia masih diam di tempatnya, melihat Amora dengan tatapan kesal terlebih pada Aldric. Senyum tipis yang menghiasi wajah Aldric

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 6. Memohon Untuk Kembali

    Belvina menengadah ke atas, matanya menatap kosong langit-langit ruang kerjanya. Sudah hampir lima belas menit wanita itu duduk di kursi kebesarannya tanpa melakukan apa pun. Pikirannya sedang kacau saat ini. Helaan napas berat terdengar beberapa kali memenuhi ruang kerjanya yang terasa sepi sampai suara decitan pintu terbuka menariknya dari lamunannya. Di ambang pintu, ada Aldric yang berdiri dengan wajah kusut. Laki-laki itu tidak terlihat tampan seperti biasanya. Pakaian Aldric juga masih sama seperti saat terakhir mereka bertemu.“El, aku mencarimu semalaman. Aku menunggumu di rumah. Aku juga datang ke apartemen, tapi kamu tidak ada,” kata Aldric, berjalan mendekat ke arah Belvina yang masih setia duduk di kursi kebesarannya.Belvina menarik napasnya dalam-dalam. Tangannya bergerak mencari dokumen untuk dijadikan alasan agar terlihat sibuk, meski tadi laki-laki itu sempat melihatnya melamun.“Maaf ....” Aldric memutar kursi Belvina, membuat wanita itu agar menghadap ke arahnya

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 5. Surat Perjanjian Pernikahan

    Belvina berjalan ke sana ke mari dengan raut wajah gusar. Entah sudah berapa kali wanita cantik itu mengitari ruang tengah yang tadi menjadi saksi bisu bagaimana Naomi menunjukkan rasa tidak sukanya.Saat ini, Belvina hanya seorang diri. Dante menyuruhnya tinggal, sementara laki-laki itu mengantarkan Naomi pulang. Dia perlu mendengar penjelasan Dante, mengenai perkataan laki-laki itu beberapa menit yang lalu. Namun, sudah hampir satu jam berlalu, tidak ada tanda-tanda laki-laki itu akan kembali.Menghela napasnya kasar, dia memilih untuk duduk di depan pantry. Kuku-kukunya yang dihiasi kutek berwarna putih bening itu mengetuk-ngetuk secara gelisah, sementara tangannya yang lain menggeser naik turun pesan teks di ponselnya.Ada puluhan panggilan tak terjawab dan pesan yang dikirim oleh Aldric sejak tadi malam. Laki-laki itu memohon dan mengatakan ingin bertemu dengannya.Helaan napas kembali terdengar, nasib sungguh membuat otaknya lelah. Pengkhianatan yang dilakukan oleh Aldric seolah

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 4. Keputusan Yang Mengejutkan

    Belvina menelan ludahnya berkali-kali, tenggorokannya mendadak terasa kering. Tangannya juga dingin, sedingin es. Sudah hampir lima belas menit ia berada di situasi mencekam ini. Bahkan bernapas pun terasa susah untuknya saat ini.Tatapan mematikan dari Naomi Abigail---ibu Dante, yang terus tertuju padanya adalah alasan kenapa semua fungsi organ tubuhnya mendadak tidak bekerja dengan baik.Lampu hijau yang tadinya sudah ia dapatkan dari Dante, rasanya mendadak berubah menjadi gelap. Janji yang sudah laki-laki itu ucapkan nyatanya hanya sebuah omong kosong belakang. Bagaimana tidak, Dante hanya diam dengan wajah datarnya, seolah tak terganggu sama sekali dengan sorot mata ibunya yang penuh intimidasi.Bibir laki-laki itu tertutup rapat, engan menjelaskan situasinya. Ia sungguh berharap laki-laki itu mau sedikit berbohong dan menjaga nama baiknya.“Jadi, siapa dia?”Satu pertanyaan yang lolos dari bibir Naomi, membuat Belvina meremas ujung kemeja yang dikenakannya semakin kuat. Jantung

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 3. Berakhir Dengan Pria Lain

    “Dante! Ibu tahu kamu ada di dalam! Keluar atau Ibu akan masuk ke dalam!”Suara teriakan dari luar kamar membuat sepasang mata si penghuni kamar mengerjap beberapa kali. Rasa nyeri dan denyutan hebat di kepalanya adalah hal pertama yang ia rasakan ketika membuka mata. Ia menggerakkan kepalanya ke samping, matanya dibuat membulat saat mendapati sosok pria tengah berbaring dengan posisi tengkurap memperlihatkan punggung polosnya.Belvina menyibak selimut di tubuhnya dan seketika membelalak ketika mendapati tubuhnya tak memakai sehelai benang pun kecuali selimut yang menutupi tubuhnya.Belvina merutuki dirinya atas apa yang terjadi saat ini. Ingatkan dia untuk tidak lagi meluapkan segala kekesalan serta rasa sakit yang dialaminya pada alkohol. Alih-alih mendapatkan ketenangan, dia justru jatuh ke dalam masalah baru seperti saat ini, terbangun di kamar pria yang bahkan tak dikenalnya.“Dante! Buka pintunya! Dalam hitungan ke sepuluh jika kamu tidak membuka pintunya, maka Ibu benar-benar a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status