ホーム / Romansa / Malam Panas Bersama CEO Tampan / Bab 8. Kenyataan Yang Terungkap

共有

Bab 8. Kenyataan Yang Terungkap

作者: Anggun_sari
last update 最終更新日: 2025-06-13 13:20:11

“Jadi dia adalah laki-laki yang akan menggantikanku?”

Meski tidak menunjukkan rasa marahnya secara langsung, namun tatapan menghunus yang dilemparkan oleh Aldric pada Dante menyiratkan semua emosi yang dirasakan oleh laki-laki itu.

Dante Marquez---direktur utama VIN Construction, perusahaan konstruksi terbesar di Barcelona. Siapa yang tidak mengenal Dante Marquez? Di dunia bisnis, nama pria berusia 27 tahun itu begitu diperhitungkan. Entah bagaimana Belvina bisa mengenal laki-laki itu. Jika dilihat dari segi bisnis, tidak ada kemungkinan yang bisa mempertemukan keduanya.

Aldric ingin menyangkal kedekatan yang dikatakan oleh Belvina. Namun, nyatanya tangan Dante yang bertengger indah di belakang bahu Belvina, cukup menjawab semuanya. Laki-laki itu seolah telah mengklaim bahwa Belvina memang benar-benar miliknya melalui itu semua.

“Aku akan menikahinya. Di tempat, hari, dan tanggal yang sama dengan rencana pernikahan yang telah kita sepakati!” ucap Belvina, “Aku harap setelah ini kamu b
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 52. Berdamai dengan keadaan

    Aldric terbujur tak sadarkan diri di lantai. Tangan pria itu terlihat lemah ketika Alethea menggoyangkan tubuhnya.“Al, bangun aku mohon….” Alethea menepuk pelan pipi Aldric. Air matanya sudah jatuh merembes membasahi wajahnya. Wajah pucat Aldric membuat hatinya panik bukan main. Jika sampai Aldric kenapa-kenapa, dia akan menyalahkan dirinya sendiri.Alethea menatap nanar wajah Belvina, ketika sepupunya itu berdiri di sampingnya di temani Dante. Tak jauh berbeda dengan Alethea, Dante dan juga Belvina terlihat panik.“Kita bawa Aldric ke rumah sakit!” ucap Dante bertindak cepat. Ia langsung menggendong tubuh Aldric membawanya turun ke lantai bawah menuju mobil.***“Dokter tolong.” Dante memanggil salah satu dokter jaga, membawa pria dengan jas kebesarannya itu kepada Aldric yang didudukkan di kursi tunggu.“Apa yang terjadi dengan teman Anda, Tuan?” tanya si dokter kepada Dante. Dia meminta bantuan para perawat untuk memindahkan Aldric ke atas ranjang pasien. Setelahnya baru memeriksa

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 51. Si Pria Pencemburu

    “Apa lagi?” Belvina menghela napas jengah. Mereka baru sampai setelah mengendara hampir satu setengah jam. Apalagi masalahnya jika bukan Dante. Pria itu terus merengek minta pulang setelah godaan yang dilakukannya. Salahnya memang, tapi jika tidak begitu surat izin yang dikeluarkan oleh Dante pasti akan diikuti oleh banyak aturan. Menghadapi Alethea saja sudah cukup membuatnya pusing, apalagi jika ditambahi Dante. bisa gila dia. Saat ini dia hanya ingin menyelesaikan ini secepatnya lalu pulang untuk beristirahat.“Bagaimana kamu tahu jika Aldric ada di sini? Apa kamu sering kemari saat kalian masih pacaran?” cecar Dante seperti polisi yang sedang mengintrogasi tersangka.Belvina memutar matanya. Tangannya terlipat ke atas, jika sudah begini semuanya tidak akan berjalan dengan mudah. Dari semua sifat Dante, dia paling benci dengan yang satu ini.“Hanya menebak,” jawab Belvina sedikit berbohong.Menjalin hubungan yang cukup lama tentu membuat Belvina tahu kemana tempat-tempat yang mung

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 50. Tak Tahu Malu

    “El, kamu janji kan kalau setelah ini akan membawaku menemui Aldric?”Alethea menatap penuh harap pada sosok Belvina yang ada di sisinya. Saat ini mereka sedang ada di lokasi tempat dimana akan diadakannya acara peluncuran baju ibu hamil yang harusnya dilakukan oleh Amora.“Jika aku bisa menemukan Aldric, aku tidak akan meminta bantuanmu, El.” Alethea meremas ujung bajunya. “Aku tidak tahu harus mencarinya kemana,” imbuh Alethea.Belvina menghela napas panjang. Telinganya muak harus mendengar curhatan saudaranya ini. Alethea pikir dia tahu dimana keberadaan Aldric. Berhubungan saja tidak pernah. Jika bukan karena terdesak, tentu dia tidak akan pernah mau mengiyakan permintaan Alethea.“El, kamu mendengarku kan?” Alethea menggoyang-goyangkan tangan Belvina, memohon lagi dan lagi.“Hem…,” jawab Belvina singkat.Alethea tersenyum. Namun, saat ia memalingkan tubuhnya, matanya menyipit tajam.Bibirnya menyungging seolah menyiratkan sesuatu.***Acara peluncuran berjalan lancar. Penampilan A

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 49. Sedikit Masalah

    “Eughh….” Lenguhan kecil keluar dari mulut Dante. Pria itu baru bangun, matanya belum benar-benar terbuka, tapi harum parfum Belvina serta suara hair dryer memaksanya untuk membuka matanya.“Mau kemana?” tanya Dante masih betah bergelung dibawah selimut. Tubuhnya tidak tertutup apapun kecuali selimut.Belvina melemparkan senyum. Ia mematikan hair dryer lalu menyisir rambutnya yang dibiarkan tergerai.“Ada sedikit masalah. Aku harus ke kantor untuk menyelesaikannya,” jawab Belvina tenang.Dante yang tadi bermalas-malasan langsung menegakkan punggungnya. Ia mendekat ke arah Belvina, tapi masih di atas kasur.“Ke kantor?” ulang Dante. Nadanya terdengar tak suka.“Apa tidak ada orang selain kamu yang bisa diandalkan di sana!” seru Dante, bersungut marah.Kebahagian yang dirasakan Dante semalam, rasanya mendadak lenyap seperti bulan yang menghilang digantikan matahari. Bukan kenapa-kenapa, dia hanya takut jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Belvina. “Aldric entah kemana. Dia sama sekal

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 48. Menghibur Tuan Putri

    Dante menggenggam sambil mengecup beberapa kalli tangan Belvina. Saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil hendak kembali ke rumah. keberadaan Kimmy yang tak kunjung pulang serta sikap Naomi yang jelas sekali mengunggulkan Kimmy, membuat Dante memutuskan untuk mengajak Belvina pulang. Dia tidak ingin membuat Belvina merasa tertekan atau tidak nyaman jika harus terlalu lama di sana.“Mau pergi jalan-jalan?” tanya Dante mencoba memecah keheningan. Belvina memang terlihat tidak marah, tapi tidak ada yang tahu apa yang ada di otak perempuan. Bisa saja diamnya Belvina saat ini adalah bentuk dari kemarahannya.“Jalan-jalan? Kemana?” tanya Belvina mendongak menatap wajah Dante. Tadi dia sedang bersandar di dada Dante, sambil membuka sosial medianya. “Kemanapun yang kamu mau,” jawab Dante, menoel hidung Belvina.Mata Belvina berbinar. Ia menarik tubuhnya untuk menatap wajah Dante sepenuhnya. “Sungguh?”Dante menganggukkan kepalanya. Bibirnya lalu menyentuh bibir Belvina, melumatnya seben

  • Malam Panas Bersama CEO Tampan   Bab 47. Terlihat Unggul Tapi Bukan Pemenang

    “Apa kamu yakin ini saja sudah cukup?” tanya Belvina kembali melihat barang bawaannya yang akan dibawa ke rumah mertuanya. Di atas meja sudah ada buah-buahan kesukaan Naomi, kue dan juga bunga.“Apa kamu ingin mengambil hati ibuku?” Dante meletakkan dagunya di atas pundak Belvina. Tangannya memeluk erat pinggang sang istri.Belvina tersenyum simpul. Tubuhnya yang tadi menghadap ke depan, kini berputar menghadap Dante. Tangannya mengusap dada Dante sambil berkata, “Tidak akan ada cara untuk membuat orang yang tidak suka dengan kita, menjadi suka. Pembenci selamanya akan tetap menjadi pembenci.”“Lalu kenapa kamu terlihat begitu berusaha?” tanya Dante penasaran.Belvina menghela napas panjang. “Setidaknya aku harus berusaha menjadi menantu yang baik, meski tidak disukai.”Dante mengulum senyum. Tangannya mengusap surai Belvina yang dikuncir kuda. Melihat sikap lapang dada yang ditunjukkan oleh Belvina, membuat hatinya semakin dipenuhi rasa suka. “Berangkat sekarang?” tawar Dante yang d

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status