Share

Ch. 12 Malam Pertama

last update Last Updated: 2025-10-09 09:16:34

“Terima kasih sudah bantu pindahan, Dok. Maaf kalau ibu kos dan teman saya cerewet, jadi tanya macam-macam,” ucap Sherly. “Mereka memang begitu–tapi mereka baik.”

Gerrard mengangguk. “Kelihatan.”

Keduanya sedang berada di dalam kamar. Sherly sedang duduk dengan kaku di tepi tempat tidur, sementara Gerrard sedang mengurusi sesuatu di ponselnya.

Sherly masih merasa canggung. Kamar ini seperti bukan tempatnya, membuatnya kikuk dan tidak nyaman, meski mereka sudah resmi menikah sekarang.

Ya, hari ini mereka benar-benar mengurus semuanya–mulai dari kehamilan, kepindahan, bahkan surat-surat pernikahan.

Tapi tetap saja. Bagi Sherly, ini masih tiba-tiba.

“Kamu nggak tidur?”

“Eh–belum mengantuk, Dok.”

“Sampai kapan kamu memanggil saya begitu?”

Sherly berkedip, seperti baru sadar. “Maaf, Dok–eh, Mas. Belum terbiasa,” ucapnya. Untung mereka hanya sedang berdua dan ia tidak kelepasan memanggil suaminya sendiri seperti itu di depan ibu kos dan Ovi.

“Biasakan,” titah Gerrard singkat.

“Baik, Mas…”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Janni Qq
kapan ini ber 2 nikahny kok di bab ini dah nikah aj......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 61 Jangan Tinggalkan Aku, Sher!

    Gerrard buru-buru masuk ke dalam rumah, ia hendak naik ke lantai atas ketika sudut matanya menangkap ada cahaya dari celah pintu ruangan itu. Kening Gerrard berkerut, ia melangkahkan kaki ke pintu itu, membuka pintu dan tertegun mendapati apa yang ada di atas meja. Tawa Gerrard pecah, ia menghampiri buku itu, menatapnya sejenak lalu menghela napas panjang. Jadi karena ini? Gerrard tersenyum, membawa buku itu ikut bersamanya naik ke lantai atas. "Hai!" sapanya ketika mendapati Sherly asyik dengan ponsel, benda yang sejak tadi tidak bisa dia hubungi sama sekali. "Aku panik loh dari tadi." desis Gerrard lalu menghampiri sang istri. Gerrard menjatuhkan diri di tepi ranjang, meletakkan buku itu ke atas pangkuan Sherly. Melihat itu, wajah Sherly makin keruh. Ia bahkan masih bungkam, sama sekali tidak bersuara. "Kamu baca ini?" tanya Gerrard dengan sangat sabar. "Aku bahkan lupa masih nyimpen ini."Melihat istrinya yang masih pasang wajah cemberut, Gerrard tertawa lirih, ia meraih tan

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 60 Masa Lalu

    "Aku janji cepet pulang nanti."Cup!Kecupan itu mendarat di dahi Sherly. Pagi ini Gerrard hanya akan berangkat seorang diri, sementara Sherly, akan tinggal di rumah, menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga. "Hati-hati di jalan." ucap Sherly sembari merapikan kemeja yang Gerrard kenakan. "Aku tunggu nanti.""Aku dapat apa nanti malam?" pancing Gerrard dengan wajah menggoda. Sherly mencebik, mengerucutkan bibir sembari melirik Gerrard dengan gemas. "Emangnya mau apa?" tanya Sherly pura-pura kesal. "Kamu tahu apa yang suamimu ini mau."Gerrard tersebut, melangkah menuju mobil dengan segera. Sementara Sherly, ia bersandar di pintu, menatap Gerrard masuk ke dalam mobil dan mulai pergi dari halaman. Ah! Gerbang! Sherly hendak melangkah menutup gerbang ketika Gerrard ternyata lebih dulu turun dari mobil dan menutupnya untuk Sherly. "Masuklah. Aku urus ini!"Sherly tersenyum, berdiam di tempatnya berdiri lalu kembali membalas lambaian tangan Gerrard. Setelah mobil itu menghilang d

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 59 Kamar Bayi

    "Coba lihat!"Pintu itu terbuka, mata Sherly membelalak melihat bagaimana apik dan lucu lukisan di dinding kamar untuk calon bayi mereka. Nuansa warna putih dan biru begitu kental, dengan matahari besar dan hewan-hewan laut persis seperti yang Sherly inginkan. "Gimana? Masih garansi kata bang Yos." bisik Gerrard sembari memeluk Sherly dari belakang. "Mas ini bagus banget!" Di sisi lain tembok gambar ombak laut mendominasi, membuat kamar ini benar-benar terasa hidup. "Kurang sofa menyusui sama deep freezernya. Rencana aku taruh di sana dan deep freezernya di sini." ucap Gerrard dengan lugas. Mendengar itu, senyum Sherly lenyap. Ia menoleh, menatap Gerrard yang nampak begitu bersemangat menjelaskan keinginannya akan kamar bayi mereka. "Harus banget beli deep freezer, Mas?" tanya Sherly yang merasa keinginan Gerrard hanya akan menjadi pemborosan saja. "Tentu! Kita butuh untuk simpan stock ASIP kalau kamu sibuk residensi lagi nanti." jelas Gerrard lalu melepaskan pelukan. Gerrard m

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 58 Masih Penasaran

    "Siang, Sher!"Sherly seketika menurunkan ponsel, terkejut luar biasa ketika mendapati Antika dan beberapa seniornya muncul dari depan pintu. Senyum di wajah Sherly mengembang, terlebih ketika gerombolan itu masuk dengan plastik-plastik di tangan. "Kok tahu aku di sini?" tanya Sherly sembari meletakkan ponsel di nakas. "Tanya ke paduka, lah! Apa lagi?" Arsya meletakkan plastik yang di bawa di atas ranjang, "Silahkan baginda Permaisuri." ucapnya seketika memecah tawa mereka. "Coba gitu di depan dok Ge, berani kagak?" pancing Alvin kembali memecah tawa mereka dengan kompak. "Kalo baginda permaisuri berani menjamin kelangsungan pendidikan aku, aku berani kok."Sherly kembali tertawa. Sehangat ini interaksi para residen bedah sekarang. Sebuah keberuntungan di tengah-tengah kasus bullying yang seolah tidak selesai-selesai. "Sebenarnya kamu kenapa, Sher? Mau nanya ke dok Ge kagak berani kita." kejar Giwang diikuti anggukan kepala oleh yang lain."Plasenta previa, nutup full jalan lahi

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 57 Permohonan Gerrard

    "Sher, kamu nggak apa-apa?"Sherly yang masih duduk di tepi ranjang tak menjawab, tangannya mengusap perut, sementara satu tangan lagi mencengkram kuat tepian kasur, sebuah indikasi bahwa ada sesuatu yang dia rasakan. "Ke klinik Yanu, ayo!" Gerrard hendak membantu istrinya berdiri, ketika kemudian Sherly mengernyit dan sedikit melenguh menahan sakit. "Sher!" Gerrard seketika panik, terlebih wajah pucat dan ekspresi Sherly benar-benar mengkhawatirkan! Kandungannya baru masuk trimester tiga, baru awal sekali. Namun dengan kondisi plasenta yang menutupi jalan lahir secara total, maka hal ini sudah pasti akan terjadi. "Sher!" Gerrard meraih Sherly ke dalam pelukkan, tangan Gerrard sibuk mengusap-usap punggung Sherly, berusaha menenangkan Sherly tak peduli dia sendiri sangat panik saat ini. "Aku nggak apa-apa, Mas." ucap suara itu lirih. "Nggak! Aku nggak terima alasan apapun, ayo bangun kita ke Yanu!" paksa Gerrard lalu melepaskan pelukan. "Masih kuat jalan? Mau aku gendong?"Sherly

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 56 Mulai Cari Tahu

    "Eh, sudah bersih?"Sherly terkejut, mendapati kamar yang tepat berada di samping kamar utama sudah bersih dari barang-barang. Kemarin sepertinya masih ada satu set dipan dan almari. Entah kemana barang-barang itu sekarang, Sherly tidak tahu. "Tentu!"Gerrard meletakkan plastik-plastik hasil belanja mereka. Lelaki itu lantas kembali keluar kamar, tentu saja hendak membawa barang-barang lain yang kelak akan memenuhi kamar ini. Kamar yang sudah mereka pilih untuk bayi mereka nanti. Sepeninggal Gerrard, Sherly kembali mematung. Ia melangkah menuju jendela, menyingkap tirai sembari menatap pemandangan yang ada di sana. Bukan pemandangan laut yang indah dengan hamparan warna biru dan ombak. Bukan pula pegunungan yang asri dan hijau memanjakan mata, jendela itu hanya memperlihatkan suasana luar rumah, serta langit gelap yang berhiaskan bintang malam ini. Senyum di bibir Sherly tersungging, hanya sebentar. Karena perlahan rasa sesak itu kembali menyapanya. Rumah nyaman dan hangat ini ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status