Share

Ch. 145 Kenapa Harus Bastian?

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-25 14:28:10

"Mana anak-anak?"

Aji menerima plastik yang disodorkan Nirina, mereka melangkah beriringan masuk ke dalam rumah. Suasana rumah Gerrard nampak sepi, padahal Nirina tahu dua anaknya yang lain ada di sini.

"Ada di kamar masing-masing, tidur semua." jawab Aji lirih.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Nirina yang langsung bisa menyadari sesuatu di balik sorot mata sang suami.

Ditanya begitu, Aji hanya mengangguk pelan, mempersilahkan istrinya duduk di kursi meja makan. Nirina segera patuh, mereka sudah duduk di sana, menantikan obrolan apa yang hendak dibicarakan Aji dengan dirinya.

"Evelyn izin habis beres koas mau nikah."

Mata itu seketika membelalak lebar. Ia menatap Aji dengan tatapan tidak percaya, ekspresinya begitu terkejut, membuat Aji tersenyum simpul sembari menatap mimik wajah Nirina.

"Sama siapa, Pa?" pekik Nirina syok. "Bawa pacar kagak, bilang ke orang tua kagak, tau-tau minta kawin?"

Astaga!

Belum lama dia harus pusing dengan pernikahan dadakan Gerrard dan segala dramanya,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
virna putri
Tarik napas Buuuu.. ikhlasin aja.. orangtua mah ngedoa'in yg baik2 aja ya Bu.. klo dah takdir nya mereka berjodoh mau jungkir balik dipisahin jg ga akan bisa..
goodnovel comment avatar
Yelloe Duassatu
Ya gimana dong mah mas Bas Durensawit...
goodnovel comment avatar
Muza Ulum
anak"nya luarbiasa ya ma
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 201 Terpaksa Berbohong

    "Lama sekali, kamu nggak lagi nyoba ngehindari mama kan, Wil?" Cecar Nirina begitu Wilson muncul di meja makan seperti janji mereka tadi."Tadi mas Ge ngajak ngobrol dulu, Ma. Masa ya aku tinggal gitu aja sih?" Kilah Wilson sembari duduk di kursi yang ada di depan Nirina.Nirina menyesap teh yang hampir dingin itu, meletakkan cangkir itu di atas meja dan menatap Wilson dengan saksama. Wilson hanya berani membalas tatapan mata itu selama sepersekian detik, selanjutnya Wilson mendukkan wajah, tidak berani menatap mata ibunya,"Sudah tahu kenapa mama ngajak kamu bicaranya, kan?" Ucap Nirina mengabaikan jawaban dari Wilson barusan."Tentu sudah, Ma. Jadi bagaimana?" Balas Wilson dengan penuh percaya diri, tak peduli jantungnya berdegup dua kali lebih cepat."Mama pengen tahu siapa dia, Wil. Nggak salah, kan?"Wilson tersenyum, kepalanya menggeleng cepat. Memang tidak salah, sebagai orang tua tentu Nirina ingin tahu siapa yang akan menjadi pendamping seumur hidup anaknya ini. Namun dengan

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 200 Sepusing Ini!

    Pertanyaan itu diikuti oleh tatapan yang membuat hati Bastian rasanya seperti diremas-remas. Meskipun agak pecicilan dan slengean, ternyata Evelyn cukup peka. Ia bisa menyadarinya! Bastian tersenyum, ia sedikit lega karena pertanyaan Evelyn bukan seperti yang dia takutkan. Tetapi bagaimanapun, ia tetap harus berhati-hati menjawabnya. Bastian tentu tidak ingin menyakiti hati Evelyn! "Aku jawab jujur, janji jangan punya pikiran yang neko-neko. Gimana?" tawar Bastian sembari tersenyum. "Deal!"Evelyn mengulurkan tangan, langsung disambut oleh Bastian dan digenggamnya erat. "Jadi gimana? Bener kalo mama nggak suka sama aku?" kejar Evelyn nampak tidak sabar. "Bukan nggak suka, cuma ...." Bastian menghentikan kalimatnya, berusaha mencari susunan kata yang tepat. "Jujur mama itu ragu, takut dan trauma dengan apa yang terjadi padaku kemarin, Yang ... dan melihat umurmu ... mama sedikit ragu."Ah! Rasanya sungguh berat mengatakan hal ini. "Mama takut aku cuma main-main sama kamu?" cecar E

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 199 Pening Kepala!

    "Wil, mama mau ngomong."Wilson yang tengah menurunkan barang bawaan dari bagasi, seketika menengang. Ibunya itu sudah berdiri di sampingnya, dengan raut wajah datar dan sorot penuh penasaran. "Wilson anterin ke kamar mas Ge dulu tapi, Ma." ucapnya yang secara garis besar sudah tahu, apa yang mau dibicarakan oleh ibunya ini. "Mama tunggu di meja makan, oke?"Tanpa menunggu jawaban dan persetujuan Wilson, Nirina segera melangkah pergi meninggalkan Wilson yang masih berdiri mematung dengan tangan penuh barang bawaan. Seketika kepala Wilson pening. Kenapa mulutnya pakai kelepasan bicara? Agaknya ia akan dicecar panjang kali lebar oleh ibunya ini! Untungnya besok sore dia sudah terbang ke Korea, kalau tidak? Bisa-bisa Wilson hipertensi! Dengan lunglai Wilson melangkah masuk ke dalam rumah, ia melangkah menapaki anak tangga, semangatnya lenyap, pikirannya seketika merasa penuh, ia harus jawaba apa dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditujukan padanya nanti. "Wil, kenapa?" tanya She

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 198 Wilson Keceplosan!

    "Kamu balik kapan sih, Wil?" tanya Gerrard gemas, adiknya itu masih belum ada tanda-tanda akan berangkat ke Korea. Ditanya begitu, Wilson yang melangkaj dengan tas dan beberapa barang bawaan ditangan, kontan menoleh ke belakang, menatap kakaknya dengan tatapan kesal. "Liat, Ma! Mas Ge ngusir aku!" lapornya yang membuat tangan Gerrard terayun menjitak kepala lelaki itu. "Nggak gitu maksudnya, Wil!" salak Gerrard galak. Nirina hanya mendengus, melirik dua kakak-beradik itu saling ribut, sementara Sherly, ia melangkah di sebelah Gerrard sembari menahan tawa. "Besok sore noh aku terbang ke Korea, udah dapet tiket nih. Mau ikut?" jawab Wilson pada akhirnya. "Nggak! Nggak minat aku." jawab Gerrard singkat. "Ceweknya cakep-cakep loh, Mas! Bening!" ucap Wilson mengompori. "Cakep hasil tangan sejawat bedah plastik?" sindir Gerrard tanpa tedeng aling-aling. "Ah! Nggak semua! Yoona SNSD sama Song Hye-kyo itu sample cewek Korea yang cantik tanpa oplas-oplas." jawab Wilson tenang. "Rasio

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 197 Boleh Pulang

    "Bener ini sudah boleh pulang, Prof?" tanya Gerrard dengan nada gembira.Akhirnya ia lulus juga dan diizinkan pulang! Kenapa tidak dari kemarin sore, kenapa harus menunggu visite pagi ini? "Lha kamu mau pulang apa enggak, Ge? Masih mau di sini?" kelakar profesor Hendrawan sembari melirik Gerrard dengan gemas."Ya mau dong, Prof. Udah kangen sama anak di rumah." ucap Gerrard jujur. "Terimakasih sudah banyak menolong saya, Prof."Profesor Hendrawan tertawa, ia mengangguk-angguk sembari menyerahkan selembar kertas itu pada perawat yang mengikutinya visite pagi ini."Sudah tugas saya, Ge. Jangan lupa kontrol minggu depan, oke?"Gerrard tersenyum lebar, sungguh dia begitu bahagia diizinkan pulang hari ini. Siapa yang betah berada di sini tak peduli kamarnya VVIP sekalipun. Ia tentu lebih memilih tinggal di rumahnya sendiri, bersama dengan istri dan anaknya. Lebih nyaman, lebih tenang dan lebih privasi."Sudah clear semua ya, Ge. Tahu apa-apa saja yang harus dilakukan, kan?"Gerrard mengan

  • Malam Panas Tak Terlupakan dengan Konsulenku   Ch. 196 Keraguan

    "Loh Mama belum tidur?"Tentu Bastian terkejut, Jihan masih duduk di sofa, belum pergi ke kamar untuk istirahat macam ayahnya. Bastian melepaskan jaket dan sepatunya, melangkah mendekati sang ibu seolah paham, alasan ibunya belum beristirahat adalah menunggu kepulangannya."Mama ada yang mau diomongin?" Tanya Bastian sembari duduk di sebelah ibunya."Kamu udah beneran serius sama Evelyn, Bas?" Tanpa menjawab pertanyaan Bastian, Jihan langsung mengajukan pertanyaan itu.Bastian menghela napas panjang, ia tidak segera merespon. Wajahnya tertunduk, diam membisu sampai kemudian ia menjawab pertanyaan itu."Kalau nggak serius, ngapain Bastian udah ketemu sama mama-papanya, Ma? Ngapain Bastian ngomong sama Mama?" Jihan nampak tertegun, ia menatap Bastian dengan tatapan penuh pertanyaan. Bastian menyadari tatapan itu, ia hanya bisa pasrah, balas menatap ibunya sembari menunggu ada apa lagi yang hendak disampaikan padanya. Yang Bastian tahu, pasti obrolan mereka ini mengenai Evelyn dan segal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status