Share

Bab 150

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-25 20:35:56

“Nikmati saja waktumu yang singkat ini,” cibir Julian.

Julian tidak repot menyapa Tania dan keluarganya. Calon mertua Tania itu beranjak pergi. Bersama sang istri, ia berlalu tanpa pamit.

Sesaat, Tania melihat wajah Anggi yang terlipat kesal. Agus pun sudah memicing penuh kebencian. Keduanya menatap Tania lekat, memandang dengan penuh tuduhan.

Tania menelan salivanya payah. Ia mengangguk pasrah. Benar. Keduanya adalah calon mertua Tania.

Hal ini lah yang paling Tania takutkan. Ia tidak diterima. Keluarganya tidak diterima. Semua orang tahu jika ia adalah menantu yang tak diinginkan.

“Ayo masuk.” Rafael meraih tangan Tania.

Pria itu tidak membiarkan Tania berpikir lebih banyak. Rafael membawanya masuk ke dalam butik.

Keluarga Tania jadi tidak memiliki pilihan. Anggi, Agus, dan Tyo mengikuti langkah Tania masuk.

Pegawai butik menyambut wajah mereka yang tertekuk. Tania memilih diam. Ia tidak mau mengucapkan apa pun.

“Silakan lewat sini.” Pegawai butik mengantar mereka ke ruang g
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 153

    “Jaga putriku.” Agus memberikan kalimat terakhir sebelum ia menyerahkan tangan Tania pada Rafael. “Dengan seluruh hidupku, Ayah,” sahut Rafael. Agus melangkah mundur saat MC mulai bicara kembali. Keadaan berubah menjadi hening saat proses pernikahan berjalan. Tania menarik napas dalam. Ia menundukkan kepala, tak berani menatap sampai akhirnya suara tepuk tangan terdengar nyaring. “Sekarang, tatap aku.” Rafael menarik lengan Tania. Tania mendarat dalam pelukan Rafael. Tanpa memberikan aba-aba, Rafael meraih dagu Tania. “Mulai hari ini, kamu hanya boleh berada di sisiku, Sayang.” Rafael menyatakan klaim Tania untuk dirinya. Pria itu menandai Tania, dengan sebuah kecupan dalam di depan semua tamu undangan. Pekikan tertahan bergema di setiap sudut ruangan. Tania tidak bisa menolak. Ia membiarkan Rafael mengambil hak penuh atas dirinya. “Selamat untuk kedua mempelai!” MC meminta para tamu untuk bertepuk tangan. Tania bersyukur karena Rafael tampak tak ingin melepaskannya sama sek

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 152

    “Tania!” Lia dan Keisha berseru bersamaan saat melihat Tania. Tania menoleh. Ia mendapati dua temannya itu meloncat heboh dalam pakaian bridesmaid. “Ya ampun! Kalian ternyata jadi bridesmaid?!” Tania tidak tahu tentang hal ini.Ia terlalu sibuk dengan pekerjaan dan masalah ini itu sampai melupakan hal lain. Namun, Tania malah dikejutkan seperti ini. “Kok bisa?!” Tania masih memekik tak percaya. “Kenapa kalian enggak ngabarin aku?!” protes Tania. Baik Lia maupun Keisha tidak memberikan satu pun petunjuk. Keduanya menyimpan rahasia dengan begitu rapi sampai hari ini. “Pak Rafael yang hubungi kita,” jawab Lia.Keisha ikut mengangguk. “Pak Rafael juga yang minta kita enggak bilang apa pun ke kamu. Katanya biar jadi kejutan,” sambungnya. Tania tidak bisa menahan ujung bibirnya yang terangkat. Ia jadi tersenyum lebar. “Kita susah payah tahan bibir sama jempol biar enggak buka rahasia,” ucap Keisha. Tangan Keisha membuat kode menutup mulut, menunjukkan jika ia merahasiakannya dengan

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 151

    “Jangan biarkan siapa pun menyakitimu, Tania.” Agus menambahkan. Agus menunjukkan wajah tak rela. Sebagai seorang ayah, ia selalu menjaga Tania dengan baik. “Jika bukan karena kamu menyukai Rafael, Ayah sudah menggilingnya sejak kemarin,” sambung Agus. Ayah Tania itu benar-benar serius. Agus melepaskan Rafael karena Tania ingin Rafael menjadi ayah dari anak mereka. “Andai saja kamu tidak membelanya, Rafael mungkin ada di dalam mangkuk bakso sekarang.” Agus mengucapkan perumpamaan yang membuat Tania bergidik ngeri. Tania tak ingin membayangkannya sama sekali. Apa yang dikatakan Agus terdengar seperti ancaman seorang psikopat. “Tania akan bahagia bersama Rafael.” Sebuah senyum Tania paksa keluar. Ia tidak mau menunjukkan jika dirinya tertekan. Sebisa mungkin Tania harus terlihat bahagia. “Pegang janjimu, Tania.” Agus mendesis mengancam. Tania salah tingkah saat Agus menatapnya lekat. Ia mengangguk dalam diam. Hari berjalan tenang keesokannya. Sehari sebelum pernikahan, Rafael

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 150

    “Nikmati saja waktumu yang singkat ini,” cibir Julian. Julian tidak repot menyapa Tania dan keluarganya. Calon mertua Tania itu beranjak pergi. Bersama sang istri, ia berlalu tanpa pamit. Sesaat, Tania melihat wajah Anggi yang terlipat kesal. Agus pun sudah memicing penuh kebencian. Keduanya menatap Tania lekat, memandang dengan penuh tuduhan. Tania menelan salivanya payah. Ia mengangguk pasrah. Benar. Keduanya adalah calon mertua Tania.Hal ini lah yang paling Tania takutkan. Ia tidak diterima. Keluarganya tidak diterima. Semua orang tahu jika ia adalah menantu yang tak diinginkan. “Ayo masuk.” Rafael meraih tangan Tania. Pria itu tidak membiarkan Tania berpikir lebih banyak. Rafael membawanya masuk ke dalam butik. Keluarga Tania jadi tidak memiliki pilihan. Anggi, Agus, dan Tyo mengikuti langkah Tania masuk. Pegawai butik menyambut wajah mereka yang tertekuk. Tania memilih diam. Ia tidak mau mengucapkan apa pun. “Silakan lewat sini.” Pegawai butik mengantar mereka ke ruang g

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 149

    Rafael mengacak rambut Tania sebelum mengambil tempat duduk di sampingnya. Pria itu menatap isi mangkuk Tania yang masih setengah berisi. “Apa aku mengganggumu? Aku datang lebih cepat karena ada urusan di luar tadi.”Tania belum tahu menjawab apa, tapi Rafael sudah bicara lagi.“Aku sudah izin pada Ibu untuk istirahat sebentar sebelum pergi nanti malam. Kamu lanjutkan makan saja.” Rafael beranjak setelahnya. Tania yang heran, ingin gegas menyusul. Namun, ia harus menghabiskan makanannya dulu. Setelah isi mangkuknya tandas, Tania langsung mencari Rafael ke ruang tamu. Namun, tidak ada siapa pun di sana. “Enggak mungkin dia pulang tanpa pamit,” cicit Tania. Rafael tidak pernah begitu. Meski mereka sedang bertengkar, Rafael akan tetap mengabari Tania. Tania sampai mengecek ke luar rumah dan mengirimkan pesan untuk Rafael. Namun, tak ada balasan. Menyerah, Tania memilih untuk beristirahat saja. Ia masuk ke dalam kamar, dan malah menemukan Rafael di sana. Pria itu sedang tertidur ny

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 148

    “Kamu masih berangkat kerja?” Anggi menegur Tania yang duduk di meja makan untuk sarapan.Waktu berlalu cepat, dan lusa adalah hari pernikahannya. Semuanya masih terasa tidak nyata bagi Tania.“Besok baru aku izin, Bu,” sahut Tania. Anggi mengangguk. Tangannya membantu Tania menyendokkan sarapan. “Nanti malam Rafael datang. Kita mau ke butik. Terakhir fitting baju sebelum diambil,” ucap Anggi tenang. “Rafael udah bilang, kan?” tanya Anggi, memastikan. Tania mengangguk. Rafael memang sudah mengabarinya. Sekarang, Tania sudah tidak mengabaikan pesan-pesan Rafael lagi. Ia membalasnya. Mereka saling berkirim pesan setiap hari. Meski tidak setiap jam, tapi Rafael selalu memberi kabar pada Tania. “Habis kerja langsung pulang. Istirahat dulu sebelum pergi nanti malam,” sambung Anggi. “Iya, Bu.” sahut Tania. Tak ada pembicaraan setelahnya. Tania sibuk menahan mual sambil menyantap sarapan perlahan. “Tania berangkat, Bu.” Selesai makan, Tania langsung berpamitan. Taksi sudah menunggu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status