Share

4

Hari ini libur, Mona sedikit pusing dan badannya panas. Ia hanya mencuci wajah lalu mengosok gigi saja, melihat ke dalam kulkas ternyata tidak ada bahan untuk di masak. Melangkah dengan ragu menuju kamar Arka, baru saja hendak diketuk pintu itu sudah terbuka.

"Mau ngapain," tanya Arka dingin.

"I-itu, bahan makanan sudah habis," seloroh Mona dengan gugup lalu ia bersin.

"Kamu sakit?" tanya Arka masih dengan nada dingin.

Mona menggeleng dengan cepat. "Tidak Mas, Mona tidak sakit," sahut Mona dengan suara gemetar.

"Bahan untuk sarapan tidak ada?" tanya Arka lagi dibalas gelengan oleh Mona.

"Ya sudah, ayo kita belanja," lanjut Arka masuk ke kamar lagi untuk mengambil kunci mobil.

Arka mengendarai mobil di kecepatan rata-rata, perutnya sudah bergejolak minta diisi. Akhirnya mampir ke tukang bubur ayam dulu untuk makan. Alis Mona mengeryit saat Arka bukan pergi ke minimarket tetapi dia takut bertanya.

"Turun! Kita makan bubur dulu," seru Arka lalu melangkah meninggalkan Mona, gadis itu langsung turun karena ia juga lapar.

"Bubur dua," pinta Arka dibalas anggukan pelayan.

Pelayan langsung menghidangkan bubur di meja saat telah siap. Dia memandang wajah Mona yang pucat, sesekali gadis itu bersin. Ia menyodorkan air hangat untuk Mona membuat Mona mendongak.

"Apa Adek sakit? Mukanya pucet banget, ini air hangat buat minum," ucap pelayan itu.

"Makasih Bang, enggak kok." Mona menunduk lagi saat mendapatkan tatapan tajam dari Arka.

Setelah bubur mereka habis, Arka langsung membayar dan bergegas ke mobil melanjutkan perjalanan. Akhirnya sampai juga di pasar, lelaki itu bukan membawa ke minimarket. Arka telah memakai masker lalu memerintahkan Mona keluar.

"Beli bahan makanan untuk sebulan," perintah Arka dibalas anggukan Mona, gadis itu langsung melangkah dan memilih bahan m

akanan lalu lelaki tersebut yang membayar.

Setelah membeli semua bahan, Arka lekas menuju mobil meninggalkan Mona yang kesusahan membawa belanjaan. Jalannya mulai oleng, kepala gadis itu semakin berdenyut nyeri. Kaki sudah tak kuat menahan bobot, ia langsung ambruk membuat Arka menoleh dan berlari melihat Mona yang tergeletak tak sadarkan diri.

"Ishhh, kamu menyusahkan saja," gerutu Arka pelan lalu membopong masuk ke mobil, tak lupa mengambil belanjaan.

Setelah itu ia langsung menelepon dokter pribadi dan menyuruh ke rumah. Dia melajukan mobil untuk pulang, sehabis sampai menaruh Mona di kamarnya. Arka langsung menyuruh Hans yang baru sampai memeriksa adik ipar.

"Dia kenapa, Hans?" tanya Arka langsung setelah Hans selesai memeriksa Mona.

"Dia demam, ini obat Tuan berikan saat dia sudah bangun. Kompres juga agar panasnya agak turun," ujar Hans menyodorkan beberapa obat dan sudah ia tulis berapa kali harus di minum.

"Saya pamit pulang, Tuan," kata Hans dibalas anggukan Arka, lelaki itu langsung mengantar Hans keluar.

Arka lekas ke dapur mengambil air untuk mengompres Mona. Melangkah menuju kamar dan duduk disamping adik ipar yang berbaring. Dengan telaten ia menempelkan kain ke kening Mona lalu mengambil laptop untuk mengerjakan pekerjaan di sini, sambil merawat gadis tersebut.

"Eughhhhh," erang Mona lalu perlahan membuka kelopak mata, tatapannya langsung beradu dengan manik tajam Arka.

"Mas kok kita ada di sini?" tanya Mona dengan suara lemah.

"Terus di parkiran gitu! Ninggalin kamu di sana, terus Mas langsung viral karena ninggal kamu," sinis Arka membuat Mona terdiam.

"Ini minum obatmu, menyusahkan saja!" Arka langsung pergi meninggalkan Mona sendiri di kamar.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
Alhamdulillah masih baik juga yaa si arka
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
Arka jadi emosian karena kesal sama istrinya
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
kejam kali kakak ipar apa akibat ditinggal istrinya dan adik ipar yg jd korbannx
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status