Share

Bab 17

Aku terdiam, kemudian tersenyum kembali sebelum akhirnya memutuskan keluar. Sampai di luar, Mas Kino tengah duduk di sofa tunggal, sementara Mas Andra duduk d sebelah Mbak Rosa yang seperti cacing kepanasan. Astghfirullah, Nining, kamu solimi sekali!

Malam hari.

Mas Andra datang membawa sebuah nampan. Aku yang masih kesal pun hanya diam tak menanggapi.

"Ning."

"Kamu masih marah?'

"Ning?"

Kuatur napas, lalu menghembuskan perlahan.

"Mas, tolong ceraikan aku!"

--

Mas Andra sempat mematung sesaat, kemudian meletakkan makanan itu di atas meja. Aku kembali mengalihkan pandangan, tak ingin menatap mata indahnya yang mungkin saja bisa membuatku luluh.

"Ning, jangan bercanda tentang hal ini," ucap Mas Andra.

"Siapa yang bercanda? Bukankah itu Mas, yang terlalu plin plan sehingga tak bisa memilih? Mas pikir, terbuat dari apa hatiku ini?"

Mas Andra terdiam, lalu meraih pinggangku dan memeluknya. Sempat kutepis tangannya, tapi kembali lagi memeluk. Hingga aku pasrah dan diam.

"Aku bingu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status