Share

Bab 81

"Bu Nining, ayo di makan rujaknya," tawar Ibu-ibu yang lain.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Meski rujak begitu terlihat segar, tapi apa daya perutku tak bsa menolerir rasa pedas lagi sekarang.

"Makasih banyak, Bu. Asam lambung sering naik, nggak berani makan pedas."

"Oh, ya, Bu Nining. Emang benar kalau kemarin ini Bu Nining nuduh Bu Nesha pelakor lagi?" tanya Bu Aisyah.

"Hah? Kapan, Bu?"

"Beberapa hari lalu. Terus katanya, Bu Nining pulang kampung karena kabur. Cemburu pada Bu Nesha."

"Apa Bu Nesha yang mengatakan itu semua, Bu?" tanyaku.

"Benar."

Aku menggeram dalam hati. Jika masih ada di hadapanku, sudah pasti akan kucabik-cabik mulutnya itu. Aku bukan sembarang menuduh karena memang si Mbak Nesha itu calon pelakor.

"Dia memang pelakor, kan? Istri kedua, apa bedanya dengan pelakor?"

"Iya, sih. Tapi kemarin kasihan Bu Nesha sampai nangis-nangis pas ngomong ke kita. Nggak tega juga lihatnya."

"Kayaknya dia itu emang sensi ke saya, Bu Wina. Mulai dari jalan-jalan, sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status