Share

Bab 27

Author: Stary Dream
last update Last Updated: 2025-06-03 11:36:40

Bukan sekali, dua kali ini Amar harus menerima keluhan dari pelanggannya. Ini untuk kesekian kalinya.

Amar memijat keningnya yang mulai berkerut. Kali ini keluhan datang dari penyebab yang sama.

Parkir liar dan premanisme.

Sudah tak terhitung berapa kali Amar menegur lelaki bertubuh besar dan memiliki tatoo itu, tapi hening hanya sebentar. Selanjutnya dia melakukan aksinya lagi.

Meminta sekaligus memaksa pengunjung resto untuk memberikan uang parkir. Tak segan kadang mengancam.

Dia juga beberapa kali merusak motor atau mengempeskan ban pengunjung sampai restoran yang didirikan oleh Wijaya ini sempat sepi beberapa bulan.

"Pak Taufik!!" Panggil Amar.

Lelaki bertubuh tambun itu nampak berdiri di depan restoran miliknya.

"Yoho.. pak Amar..." balasnya ramah.

"Sudah berapa kali saya ingatkan untuk tidak mengancam pengunjung restoran! Tapi kenapa tidak pernah diindahkan??" Ucap Amar hampir kehil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 28

    Wijaya tak berhenti memuji Amar ketika mereka sudah sampai di rumah. Dia senang sekali dengan pencapaian anak semata wayangnya itu."Harusnya memang dari dulu ya pa kita suruh Amar memegang restoran itu.." kata Erina sama bangganya."Betul. Tapi kan dulu mama juga gak suka kalau Amar ikut campur bisnis papa! Mama bilang biarkan dia menentukan nasib dia sendiri.." goda Wijaya.Erina mencubit lengan suaminya dengan gemas."Alhamdulillah papamu udah bisa opa lepas sekarang ya, cu.. opa gak ragu lagi menyerahkan bisnis opa ke papamu.." kini Wijaya beralih ke cucu cantiknya yang berada di gendongan Erina."Ini rezekinya Amara ya, pa.." ucap Erina menimpali.Keduanya lalu tertawa bersama. Berbeda dengan Raina. Wanita itu merasa tak enak hati. Dia terlalu banyak merepotkan keluarga mantan suaminya ini.Raina juga merasa tak enak dengan Amar. Secara tak sengaja, ia meminta Amar keluar dari

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 27

    Bukan sekali, dua kali ini Amar harus menerima keluhan dari pelanggannya. Ini untuk kesekian kalinya.Amar memijat keningnya yang mulai berkerut. Kali ini keluhan datang dari penyebab yang sama.Parkir liar dan premanisme.Sudah tak terhitung berapa kali Amar menegur lelaki bertubuh besar dan memiliki tatoo itu, tapi hening hanya sebentar. Selanjutnya dia melakukan aksinya lagi.Meminta sekaligus memaksa pengunjung resto untuk memberikan uang parkir. Tak segan kadang mengancam.Dia juga beberapa kali merusak motor atau mengempeskan ban pengunjung sampai restoran yang didirikan oleh Wijaya ini sempat sepi beberapa bulan."Pak Taufik!!" Panggil Amar.Lelaki bertubuh tambun itu nampak berdiri di depan restoran miliknya."Yoho.. pak Amar..." balasnya ramah."Sudah berapa kali saya ingatkan untuk tidak mengancam pengunjung restoran! Tapi kenapa tidak pernah diindahkan??" Ucap Amar hampir kehil

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 26

    Tergesa-gesa Raina kembali ke rumah mantan mertuanya dan memburu Erina dengan beberapa pertanyaan."Untuk apa kamu menanyakan hal seperti itu?" Tanya Erina bingung kenapa tiba-tiba Raina harus bertanya hal seperti itu. Raina ikut duduk bersama Erina di ruang keluarga. Si kecil Amara sedang diayunkan dalam ayunan elektriknya."Raina hanya ingin tahu, ma.." jawab Raina getir."Biaya pengobatan Raina pastilah tidak sedikit..""Kamu tidak perlu memikirkan hal itu, nak. Yang penting kamu sudah sehat. Itu saja.""Hutang budi Raina begitu banyak, ma!" Kata Raina tak enak hati.Erina menoleh ke arah Raina."Hutang budi apa yang kamu maksud, nak? Kamu itu bagian dari keluarga ini! Jelas, apapun akan kami lakukan demi kamu.. Sudah-sudah! Jangan kamu pikirkan masalah ini! Yang penting kamu sudah sehat sekarang!" Sanggah Erina.Wanita paruh baya itu lalu menyuruh Raina untuk memb

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 25

    Amar mengalah. Iya. Dia memilih pergi dari rumah untuk menenangkan suasana. Ia tak mau melihat Raina membawa Amara pergi dari rumah ini dan kembali hidup sendirian di luar sana.Amar tak tega.Oleh karena itu, dia memilih pergi dari rumah.Walaupun awalnya Raina sempat berkeras untuk pergi dari rumah mantan mertuanya, tapi hatinya masih tak egois. Setidaknya saat ini, Ia tak lagi tinggal satu atap dengan mantan suaminya.Raina juga masih dalam tahap penyembuhan.Ia bertekad setelah ia sembuh total, ia akan membawa Amara keluar dari rumah ini. Tak ingin berhutang budi pada keluarga mantan suaminya.Berat hati Amar meninggalkan putri mungilnya, tapi untuk keselamatan Amara dan ketenangan hati Raina, ia harus rela berpisah. Sementara Amar juga akan tinggal di restoran saja.Untungnya disana memiliki dua kamar tidur, satu kamar tidur untuk penjaga dan satu lagi kamar yang cukup besar yang sering dipakai d

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 24

    "Raina.." ucap Amar tak percaya.Wanita dihadapannya memandang dengan tatapan kebencian yang luar biasa. Begitu dingin dan menusuk."Ada apa?""Jangan mendekat!!!!!" Teriak Raina menunjuk Amar agar menghentikan langkahnya untuk masuk ke kamar."Aku sudah mengingat semuanya! Mengingat perbuatan jahatmu kepadaku!"Deg!Amar merasa kepalanya sedang diguyur es batu."Raina, aku.." kata Amar mencoba menjelaskan tapi segera dipotong oleh Raina."Jahat kamu, mas!!" Pekik Raina. Wanita itu terhuyung mundur. Air mata mengalir deras di wajahnya. Dia sudah mengingat semua kejahatan Amar yang dulu diberikan kepadanya."Aku bisa menjelaskan semuanya, Raina. Aku mohon tenangkanlah dirimu dulu.." pinta Amar cemas melihat Raina yang seperti hilang kendali. Ditambah Amara yang semakin menangis di peraduannya."Tidak!! Kamu tega menyakitiku dan selingkuh di hadapanku!! Kamu juga sudah kejam mengambil kehormatanku hingga aku harus mengandung anak ini!! Kamu jahat mas! Kamu bukan manusia! Kamu iblis!!"

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 23

    Raina masih termagu memandang wanita yang ada di sebrangnya.Kekasih? Maksudnya, dia kekasih Amar?Raina masih belum mengerti.Ditha terkekeh mendengar ucapannya sendiri."Hmm.. sebetulnya mantan. Mantan kekasih. Karena kami berpisah tak lama dari kalian juga bercerai.." ucap Ditha mengoreksi ucapannya.Raina menaikkan salah satu alisnya.'Apa maksud dari wanita ini? Mereka berpisah tak lama dariku bercerai? Apa maksudnya mereka pernah berhubungan ketika kami masih menikah?'"Kamu memang berhati luas, Raina.. aku kagum padamu.." cetus Ditha lagi."Maksud kamu apa?" Tanya Raina akhirnya."Iya. Jika aku jadi kamu, aku pasti sudah merasakan trauma seumur hidupku.."Raina menatap intens wanita yang ada disebrangnya itu. Entah bom jenis apa yang ingin dijatuhkannya."Kamu sudah disakiti begitu banyak oleh Amar. Bahkan dia berselingkuh secara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status