Share

Tersedak Bumbu Cinta

Author: Nia Kannia
last update Last Updated: 2025-05-16 13:06:11

"Ly, apa aku sudah boleh minta hakku malam ini?"

Lysandra diam. Menatap jendela yang tertutup tirai tipis. Hangatnya embusan napas Rayyan terasa menggelitik tengkuknya. Anehnya ia ingin terus merasakannya dan tak ingin bergerak.

Akan tetapi ada keinginan lain di hati wanita itu, menatap langsung pada pria yang sekarang menanti jawabnya darinya.

Lysandra membalikkan tubuh pelan. Kini mereka saling berhadapan. Mata Rayyan menatapnya dalam dan lemah.

“Kalau aku bilang belum siap?” bisik Lysandra kemudian.

Suaranya pelan, hampir tak terdengar, tetapi cukup untuk membuat dada Rayyan mengencang.

Rayyan mengangguk pelan. “Aku akan tetap di sini. Nunggu sampai kamu siap.”

Lysandra tersenyum kecil. Matanya menatap wajah suaminya yang kini begitu dekat. “Tapi sebenarnya kesiapanku tergantung kamu, Mas. Kalau masih ada keraguan di hatimu, aku yang gak akan siap menerima konsekuensinya. Tapi kalau memang gak ada keraguan lagi, aku milikmu seutuhnya, Mas."

Lysandra mencoba menyisir seluruh wajah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Tersedak Bumbu Cinta

    "Ly, apa aku sudah boleh minta hakku malam ini?"Lysandra diam. Menatap jendela yang tertutup tirai tipis. Hangatnya embusan napas Rayyan terasa menggelitik tengkuknya. Anehnya ia ingin terus merasakannya dan tak ingin bergerak.Akan tetapi ada keinginan lain di hati wanita itu, menatap langsung pada pria yang sekarang menanti jawabnya darinya.Lysandra membalikkan tubuh pelan. Kini mereka saling berhadapan. Mata Rayyan menatapnya dalam dan lemah. “Kalau aku bilang belum siap?” bisik Lysandra kemudian.Suaranya pelan, hampir tak terdengar, tetapi cukup untuk membuat dada Rayyan mengencang.Rayyan mengangguk pelan. “Aku akan tetap di sini. Nunggu sampai kamu siap.”Lysandra tersenyum kecil. Matanya menatap wajah suaminya yang kini begitu dekat. “Tapi sebenarnya kesiapanku tergantung kamu, Mas. Kalau masih ada keraguan di hatimu, aku yang gak akan siap menerima konsekuensinya. Tapi kalau memang gak ada keraguan lagi, aku milikmu seutuhnya, Mas."Lysandra mencoba menyisir seluruh wajah

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Kenangan, Bergantilah

    Lampu-lampu jalan berkelebatan di balik kaca jendela mobil. Suara musik instrumen mengalun pelan, membalut keheningan malam dengan lagu-lagu yang entah kenapa terasa cocok menemani perjalanan mereka.Lysandra duduk di sisi kiri, menoleh sesekali ke arah Rayyan yang menyetir dengan satu tangan, sementara tangan satunya bertumpu santai di pangkuannya. Wajahnya santai, mata fokus menatap jalanan, tetapi bibirnya sesekali mengulas senyum samar.“Mas suka banget tempat tadi, ya?” tanya Lysandra membuka percakapan. Entah sejak kapan, ketika di samping Rayyan ia tidak betah dengan kesunyian. Ia selalu ingin mendengar Rayyan berbicara. Mengalirkan setiap kalimat yang mampu menyejukkan seperti air terjun. Satu hal lagi, ia suka melihat bibir Rayyan saat bicara.Rayyan mengangguk. “Jujur saja, tempat itu punya cerita panjang.”Lysandra mengangguk pelan, lalu menatap ke luar. “Kita perpanjang ceritanya, tapi harus diganti tokohnya, ya.”Rayyan menoleh sejenak, tersenyum kecil. “Iya. Sekarang ak

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Mengganti Kenangan

    "Kalau suka, kamu pake, ya. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat," bisik Rayyan, "aku mau ke ruang ke bawah dulu, ada kerjaan dikit." Rayyan kemudian beranjak meninggalkan Lysandra.Akan tetapi ia terhenti dan menoleh saat baru saja akan membuka pintu. "Tapi, Ly. Kalau kamu gak suka dan gak nyaman, jangan dipake ya. Pake yang bikin kamu nyaman aja. Nanti kita cari yang gantinya, kamu bebas pilih yang kamu suka."Lysandra mengulas senyum kemudian mengangguk. Ia kemudian membuka isi paperbag setelah Rayyan pergi dan menutup pintu.Sebuah gamis berwarna pink dusty, dengan bahan dasar lembut dan halus dari brand ternama kini ada di tangan Lysandra. Setelah selesai membersihkan diri, Lysandra segera mengenakan gamis pemberian sang suami. Ia kemudian memakai riasan tipis natural. Terakhir dia mengoleskan lipstik bernuansa pink terang. Bertepatan dengan Rayyan yang masuk kembali ke kamar, Lysandra sudah berdiri siap dengan penampilannya. Rayyan pun ikut merapikan dirinya, mengambil momen si

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Hadiah Pertama

    Alya menaruh cangkir teh di atas meja kecil di samping suaminya. Lalu duduk di sebelah suami. Jemarinya menyentuh lengan Kaivan, yang tengah sibuk merapikan halaman majalah tua kesayangannya.“Mas, kayaknya Ray beneran udah berubah, deh.” Ia berbisik pelan di samping lengan Kaivan.Kaivan menoleh tanpa kata, lalu menyusul pandangan istrinya ke arah dapur, tempat Rayyan dan Lysandra sedang memasukkan piring-piring kotor ke dalam dishwasher. Keduanya berbincang, tertawa kecil saat Lysandra tanpa sengaja menjatuhkan sendok ke lantai. Rayyan membungkuk bersamaan dan dahi mereka hampir bersentuhan. Tawa kecil kembali terdengar."Mas lihaaat ... lihaaa!!!" bisik Alya kegirangan. “Cara Rayyan mandang Lysandra ... itu bukan pandangan orang yang terpaksa. Dia kayak mulai jatuh cinta, Mas. Pelan-pelan, tapi pasti.” Alya berucap lirih, tetapi antusias, sambil menatap suaminya, kemudian sepasang suami istri muda itu.Kaivan tersenyum tipis. “Mungkin kamu benar, Sayang.”Alya mengangguk pelan. “Ak

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Menumbuhkan Rasa

    "Ly, kita mulai dari awal lagi, ya?“Lysandra menatap Rayyan tak berkedip, berlawanan dengan denyut nadinya yang terus berpacu."Mas beneran gak menyesal dengan pernikahan ini?"Rayyan menggeleng. "Aku merasakan perih saat melihatmu menangis diam-diam setiap malam, dan itu karena aku. Aku rasa aku harus menggantinya dengan membuatmu selalu tersenyum."Lysandra menunduk menyadari pipinya seperti mengembang. Senyum itu terbit dengan sendirinya."Kita mulai pelan-pelan, ya. Maaf karena sudah menghadirkan luka di hatimu yang terlalu lembut." Rayyan berbicara lagi.Rayyan mencoba mulai mengikis jarak di antara mereka. Tangannya perlahan naik, menyapu sudut bibir Lysandra yang menyisakan selai cokelat, lalu memasukkan ke dalam mulutnya sendiri."Mas, itu ...?" Lysandra menatap tak percaya."Ini gak seberapa, Ly. Aku sering lihat Mama-Papa makan-minum dengan piring, sendok, dan gelas yang sama."***Cahaya remang dari lampu meja menyinari sebagian wajah Rayyan. Lelaki itu masih duduk di tepi

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Mulai dari Awal

    "Orang Chello? Siapa?" tanya Rayyan pelan, tapi penuh tekanan. Suaranya rendah, hampir berdesis. Dani menelan ludah. “Ardhina Rosita. Tim pemasaran digital.” Rayyan membeku. Kepalanya seperti disiram air es. Dhina? Staff muda yang beberapa kali ikut presentasi bersamanya. Perempuan cerdas, vokal, dan kelihatannya loyal. “Kami telusuri transaksi mencurigakan di rekening pribadinya. Ada tiga kali transfer dari akun atas nama Dewi Paramita." "Dewi Paramitha? Maksud kamu asisten pribadi sekaligus saudara sepupu Aira?" tanya Rayyan meyakinkan. Dani mengangguk. "Betul, Pak Ray." Rayyan membuang napas kasar. “Jadi semua ini permainan Aira?” “Menurut pengakuan Dhina, Aira tidak ada kaitannya. Tapi entahlah, jika tidak terlibat lalu apa motif Dewi melakukan ini?" "Maksud kamu, Dhina udah ngaku kalau dia dibayar sama Dewi?“ “Iya, Pak. Baru saja, saya sudah rekam pengakuannya. Kami konfrontasi sebelum saya naik ke sini. Dia bilang Aira menjanjikan exposure media kalau Dhina bantu viralk

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Penyesalan

    *Beralih pada Alya dan Aira-flashback beberapa jam lalu*"Saya gak tahu apakah ini bagian dari rencanamu atau bukan, itu tidak penting bagi saya. Yang saya mau, kamu harus bersihkan nama anak saya." Alya berbicara dengan tegas."Kenapa saya harus melakukan itu, Tante? Sampai sekarang saya bahkan gak tahu siapa yang melakukan ini dan apa tujuannya. Di samping itu saya juga mendapat serangan, sama seperti Rayyan saya juga dirugikan." Aira membela diri. Alya dan Aira memang pernah bertemu sebelumnya. Rayyan pernah mengenalkan mereka secara khusus."Karena melalui masalah ini saya bisa membuatmu makin kehilangan kepercayaan publik dan juga banyak pekerjaan, Nak." Alya menjelaskan. Mungkin bagi Aira lebih terkesan sebagai ancaman."Tante ngancam saya?" tanya Aira lirih."Bukan, Sayang. Tapi saya sudah memegang rekaman cctv kafenya. Dan rekaman itu lebih jujur daripada foto-foto itu, maka orang yang menilai kamu seperti apa. Tapi kalau kamu bisa klarifikasi untuk membersihkan nama anak sa

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Musuh dalam Selimut

    “Pak Ray, Aira baru saja posting video klarifikasi,” ujar Dani, kepala tim cyber security Rayyan, sambil menunjukkan layar laptop.Rayyan menggeser kursinya, mendekat. Tampilan thumbnail video dengan wajah Aira muncul di depan matanya. Judulnya mencolok: “Fakta di Balik Foto Viral—Aira dan Rayyan Satria”.Dani memutar videonya. Di sana, Aira tampak lebih kalem daripada biasanya. Nada suaranya sedikit dibuat-buat, tapi masih bisa ditangkap maksudnya.Rayyan menghela napas setelah video selesai. Matanya memejam sejenak. Suaranya parau ketika akhirnya berkata, “Dia bohong.”“Pak Ray?” Dani menoleh, bingung.“Dia bohong karena diminta. Karena seseorang memaksanya untuk selamatin nama saya, bukan karena keinginannya sendiri.”Dani menatap Rayyan dengan bingung, tak berani bertanya lebih jauh.Rayyan menatap ke layar laptop sekali lagi. Di bawah video itu, kolom komentar mulai dipenuhi komentar netral bahkan dukungan. Sebagian publik mulai berpihak, sebagian lagi masih skeptis. Tapi setidak

  • Malam Pertama dengan Dosenku   Harapan Lysandra

    Langkah Rayyan terhenti di depan kamar. Ia berpikir sejenak, Lysandra pasti sudah tahu semuanya. Tangannya sempat terangkat, lalu turun kembali. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya memutar kenop dan masuk. Lysandra sedang duduk di kursi rias, membelakangi pintu. Suara pintu terbuka membuatnya menoleh sebentar, lalu kembali menatap cermin. Wajahnya tenang, tetapi kantung mata itu tidak berbohong.“Ly … kita ... apa kita bisa bicara?” suara Rayyan terdengar hati-hati.“Boleh,” jawab Lysandra pelan, masih belum beranjak dari tempatnya. Sikapnya masih dingin. Seperti terakhir kali mereka mengobrol dalam pelukan paksa Rayyan.Rayyan menutup pintu perlahan dan berjalan mendekat. Ia berdiri di belakang Lysandra, menjaga jarak, lalu menarik kursi dan duduk menghadapnya.“Kamu pasti udah lihat semua. Aku minta maaf, benar-benar minta maaf. Tapi semua gak seperti yang orang bicarakan."Lysandra tak menjawab. Ia hanya mengangkat alis pelan.“Aku akui, malam tadi memang aku ketemu Aira.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status