Share

Mereka Rindu Aku Bisa Apa

Malam Tanpa Noda

"Prily," panggil Putra lemah masih posisi rebahan. 

Prily tersenyum dan menatap iba lelaki itu. Sehari tak melihat Putra merasa bersalah kepada mertuanya apalagi dengan kejadian tadi. Semoga saja benih itu tak tumbuh di rahimnya. 

"Bodoh, kenapa aku baru menyadarinya," gerutu Prily dalam hati. Hanya menghela napas panjang dan berharap. 

"Prily," panggil Putra kedua kalinya. 

"Iya, Pak." 

"Aku mau kamu mengeluarkanku dari rumah sakit ini," pintanya. 

Fian mendengar hal itu terkejut dan melangakah lebih dekat. 

"Tapi, Anda. Belum sembuh dan harus rawat inap." 

"Prily, aku tak mau di sini." 

"Lalu mau di mana?" 

"Di rumah," ungkap Putra menatap langit-langit. 

"Rumah kakek Anda?" 

"Bukan. Rumah panti." 

Prily dan Fian saling berpandangan. Rumah panti yang dulu pernah ditempati Airi dan anak-anak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status