Share

Bab 131

Penulis: Viona
Tidak peduli sekeras apa pun mereka berusaha, mereka tak akan mampu melawan Kaisar.

Kalau begitu, jangan salahkan mereka karena bersikap kasar.

Si Bisu kini berada di Istana Langit Emas, dan mereka tak punya celah untuk memulai serangan. Setelah dia menjadi kesayangan Kaisar, dia harus tinggal di istana para selir. Pada saat itu, di istana selir mana pun dia berada, akan ada banyak kesempatan yang menanti.

Sebagai Permaisuri di era sebelumnya, Ibu Suri juga berjuang keluar dari badai berdarah di istana para selir. Begitu melihat ekspresi para selir, dia langsung tahu apa yang mereka rencanakan.

Tetapi apa yang bisa dia lakukan?

Kaisar hampir gila karena wanita itu. Siapa pun yang menentangnya, akan mati.

Dia bukan ibu kandung Kaisar. Karena dia pernah membesarkan saudara kembar Kaisar, Kaisar selalu membencinya. Untuk menghentikan rumor di luar sana, mereka berperan sebagai ibu yang penyayang dan anak yang berbakti bersama-sama. Oleh karena itu, dia tidak memiliki kemampuan untuk menen
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 136

    Kepala Lyra berdengung, dia menatap Selir Sienna dengan mata terbelalak. Darah di tubuhnya langsung membeku saat itu juga."Apa yang kau lihat? Jangan bilang kalau kau belum tahu?" Selir Sienna menyombongkan diri, "Bukannya Toni pergi ke rumahmu? Apa dia nggak memberitahumu kalau ibumu sudah gantung diri di tengah malam?"Lyra menatapnya kosong, pikirannya juga kosong, dan rasanya seperti ada batu besar yang menekan dadanya, menarik jantungnya langsung ke jurang.Pantas saja dia selalu merasa Toni dan Raka berlaku aneh tadi. Ternyata ibunya sudah meninggal...Ternyata mereka bersekongkol untuk menipunya dan mengatakan kebohongan yang terdengar seperti kebenaran.Dan Kaisar, dia begitu tenang dan acuh tak acuh saat itu, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Tubuh Lyra mulai gemetar hebat. Keringat yang baru saja dia keluarkan karena perjalanan ke taman istana kini berubah menjadi keringat dingin, membasahi seluruh pakaian dalamnya dan menempel dingin di kulitnya. Rasa dingin itu menembus s

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 135

    Sorot mata Lyra meredup.Kata-kata Kaisar bagaikan jarum yang menusuk jantungnya, membuatnya tiba-tiba tersadar.Apa yang dia anggap masalah besar ternyata hanyalah masalah sepele di mata Kaisar.Ternyata semua kebaikan Kaisar selama ini hanya karena sedikit rasa bersalah, tetapi Lyra malah menanggapinya dengan serius.Dia menurunkan pandangannya, membungkuk padanya, lalu pergi, berencana meminta Fiona menyampaikan pesan kepada Roni, meminta Roni mencari cara untuk menemui ibunya.Namun Kaisar menolaknya, dan berkata dengan dingin, "Kau itu kan dayang pribadi Kaisar. Ruang teh bukanlah tempatmu. Kemarilah dan giling tinta untukku."Kaisar bertekad untuk tidak memberi tahu Lyra tentang ibunya. Hanya dengan membuatnya selalu berada di bawah hidungnya, dia dapat memastikan bahwa berita itu tidak akan sampai ke telinganya.Lyra tidak bisa pergi, jadi dia harus tinggal dan menggiling tinta untuknya.Kaisar menatap Toni, memintanya untuk segera bertemu Bangsawan Andrian.Toni mengerti dan di

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 134

    Toni segera menyesuaikan ekspresinya dan memaksa tersenyum pada Lyra, "Ibumu nggak ingin hidup sendiri. Dia bilang nggak akan pernah meninggalkan Keluarga Serena."Lyra tertegun, dan cahaya di matanya langsung meredup.Toni terlalu merasa bersalah untuk menatap matanya.Raka juga berjalan ke rak pakaian di dekat dinding dengan perasaan bersalah, mencoba merapikan jubah Kaisar, menepuk-nepuknya dengan tangan, berpura-pura sibuk mengibaskan debu.Salju turun lebat, bagaimana bisa berdebu?Lyra merasa reaksi kedua orang itu agak berbeda, dan Damian sudah memulai ocehannya sambil tersenyum."Anak baik, lihatlah, ibumu memang bijaksana. Nggak mudah bagi seorang wanita untuk bertahan hidup sendiri. Seorang wanita nggak bisa bertahan hidup tanpa perlindungan seorang pria.""Kamu beruntung dilindungi oleh pria paling berkuasa di dunia. Banyak wanita merasa iri. Kamu harus belajar dari ibumu dan berhenti membuat Yang Mulia khawatir, mengerti?" Lyra terlalu malas untuk memperhatikannya. Dia ing

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 133

    Toni dimarahi oleh Kaisar, dia lalu segera menenangkan diri dan berkata dengan suara rendah, "Ibunya Lyra telah meninggal.""Apa?" seru Raka, lalu melihat ke luar pintu dan mengecilkan volume suaranya lagi, "Benarkah? Tuan, apa Anda melihatnya dengan mata kepala sendiri?""Tentu saja, aku harus melihatnya dengan mata kepala sendiri sebelum berani melapor pada Yang Mulia." Toni memelototinya, "Mengapa kau malah ribut? Jaga pintunya."Raka menciutkan lehernya, berjalan ke pintu dan berdiri diam, tak berani menyela lagi.Toni menoleh untuk melihat Kaisar, dan melihat bahwa dia terdiam dengan wajah muram, jadi dia memanggil dengan hati-hati, "Yang Mulia?"Kaisar bergumam ringan, wajahnya masih seperti gunung yang tak tergoyahkan. Suaranya masih dingin dan tak berubah, "Bagaimana dia meninggal?"Toni tak dapat menebak apa yang sedang dipikirkannya saat itu, dan menjawab dengan jujur, "Dia gantung diri. Untuk alasannya, hamba juga nggak tahu kenapa. Lagipula, saat hamba pergi menemuinya, tub

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 132

    Ketika Ibu Suri mendengar tentang Kediaman Keluarga Serena, dia tertegun sejenak sebelum teringat bahwa Bangsawan Andrian sudah diturunkan pangkatnya menjadi Bupati Andrian oleh Kaisar.Tak heran Kaisar begitu ingin kembali, dan itu semua karena urusan keluarganya Lyra.Dia tak tahu harus berkata apa, jadi dia berdiri dan berkata, "Pergilah dan kerjakan tugasmu. Jangan khawatirkan aku, jaga dirimu baik-baik."Para selir juga berdiri untuk mengantarnya pergi.Kaisar mengangkat tangannya untuk menghentikan mereka, menyuruh mereka untuk tidak mengikutinya keluar, lalu melangkah pergi.Begitu Kaisar pergi, semua orang duduk kembali seperti bola kempes."Ibu Suri, lihatlah, Kaisar terobsesi dengan si bisu itu sekarang. Jika Anda nggak mengurusnya, seluruh istana mungkin akan berubah menjadi Istana Pengasingan.""Benar sekali, Ibu Suri. Kalau Kaisar begini terus, bagaimana nasib kami? Tanyakan saja pada Biro Urusan Dalam Istana, sudah berapa lama Kaisar nggak memilih kartu selir? Kalau terus

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 131

    Tidak peduli sekeras apa pun mereka berusaha, mereka tak akan mampu melawan Kaisar.Kalau begitu, jangan salahkan mereka karena bersikap kasar.Si Bisu kini berada di Istana Langit Emas, dan mereka tak punya celah untuk memulai serangan. Setelah dia menjadi kesayangan Kaisar, dia harus tinggal di istana para selir. Pada saat itu, di istana selir mana pun dia berada, akan ada banyak kesempatan yang menanti.Sebagai Permaisuri di era sebelumnya, Ibu Suri juga berjuang keluar dari badai berdarah di istana para selir. Begitu melihat ekspresi para selir, dia langsung tahu apa yang mereka rencanakan.Tetapi apa yang bisa dia lakukan?Kaisar hampir gila karena wanita itu. Siapa pun yang menentangnya, akan mati.Dia bukan ibu kandung Kaisar. Karena dia pernah membesarkan saudara kembar Kaisar, Kaisar selalu membencinya. Untuk menghentikan rumor di luar sana, mereka berperan sebagai ibu yang penyayang dan anak yang berbakti bersama-sama. Oleh karena itu, dia tidak memiliki kemampuan untuk menen

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status