Share

Bab 266

Penulis: Viona
"Nggak." Lyra menjawab sambil menggelengkan kepala pelan, bahkan meliriknya sekilas. "Hamba langsung pergi ke Istana Langit Emas dan baru keluar pagi ini. Hamba nggak bertemu siapa pun."

"Oh, begitu." Ibu Suri menghela napas lega. Dia memang terlalu memikirkannya, tetapi ternyata itu hanya kekhawatiran yang tak berdasar.

Meskipun disayangkan Lyra tidak bertemu Pangeran Andre, setidaknya rahasia mereka tidak terbongkar.

Itu jauh lebih penting daripada apa pun.

Para kasim yang bersama Bagas bersujud dan bersaksi atas nama Lyra, "Benar, Yang Mulia. Selir Lyra memang mengatakan kalau baru saja turun dari tempat tidur Kaisar. Kami semua mendengarnya."

Selir Yuna benar-benar panik, tidak yakin harus berbuat apa.

Dia lalu bangkit dari tempat duduknya dan berlutut di lantai. "Yang Mulia, Bagas nggak pernah memberi tahu hamba apa yang dikatakan Selir Lyra barusan. Hamba sudah benar-benar ditipu olehnya."

"Hamba hanya fokus ingin menjaga kehormatan Yang Mulia dan kemurnian garis keturunan keraj
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 268

    Lyra tetap diam, tetapi dia tidak menolak air yang ditawarkan, menyesap beberapa teguk dalam diam.Kaisar tidak marah dan dengan sabar bertanya, "Kau menolak untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Selir Kartika. Apa kau takut Ibu Suri tahu kau menemuiku semalam dan memberi tahu kakakmu?"Lyra menelan ludah, senyum sinis tersungging di sudut bibirnya dan berkata. "Yang Mulia sepertinya tak pernah berhenti memikirkan kakakku sepanjang waktu."Kaisar yang tidak terpengaruh oleh kekasarannya, mengangkat sebelah alis dan menyindir, "Ada apa? Apa Selir Lyra sedang cemburu?"Lyra tetap terdiam.Kaisar mengulurkan jari rampingnya dan menyibakkan rambut berantakan dari pelipisnya, jarinya menyapu ke pipi pucatnya hingga menyentuh bibirnya yang sama pucatnya, lalu menyeka sisa air dari sudut bibirnya."Apa kau menyukai gelar baru ini? Apa kau puas dengan hukuman yang kuberikan kepada Selir Kartika dan Selir Yuna? Kalau kau punya permintaan, katakan saja.""Apa saja boleh?" tanya Lyra. Kaisar m

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 267

    Selir Kartika dan Selir Yuna sangat ketakutan. Mengetahui permohonan mereka kepada Kaisar akan sia-sia, mereka segera berlutut di hadapan Ibu Suri, masing-masing memeluk kakinya, dan menangis tersedu-sedu, memohon agar Ibu Suri membela mereka. Ibu Suri berkata dengan nada kesal, "Kalian berdua sungguh keterlaluan. Apa bisa tubuh Selir Lyra menahan delapan puluh pukulan? Sekarang tongkat itu akan menimpa kalian, baru kalian sadar. Kenapa kalian nggak mempertimbangkan apakah Selir Lyra dapat menahan pukulan itu atau nggak?" "Hamba salah. Hamba sungguh sadar sudah berbuat salah. Ibu Suri, mohon ampun. Yang Mulia, mohon ampun..."Ibu Suri menghela napas dan berkata kepada Kaisar, "Delapan puluh pukulan bisa mengakibatkan kematian. Jangan terlalu kejam. Menurutku, masing-masing mendapat lima belas pukulan saja, lalu potongan gaji selama enam bulan, dan satu bulan tahanan rumah sudah cukup.""Bagaimanapun, mereka juga orangmu, ayah dan saudara mereka mengabdi di pemerintahan. Jika mereka m

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 266

    "Nggak." Lyra menjawab sambil menggelengkan kepala pelan, bahkan meliriknya sekilas. "Hamba langsung pergi ke Istana Langit Emas dan baru keluar pagi ini. Hamba nggak bertemu siapa pun.""Oh, begitu." Ibu Suri menghela napas lega. Dia memang terlalu memikirkannya, tetapi ternyata itu hanya kekhawatiran yang tak berdasar.Meskipun disayangkan Lyra tidak bertemu Pangeran Andre, setidaknya rahasia mereka tidak terbongkar.Itu jauh lebih penting daripada apa pun.Para kasim yang bersama Bagas bersujud dan bersaksi atas nama Lyra, "Benar, Yang Mulia. Selir Lyra memang mengatakan kalau baru saja turun dari tempat tidur Kaisar. Kami semua mendengarnya."Selir Yuna benar-benar panik, tidak yakin harus berbuat apa. Dia lalu bangkit dari tempat duduknya dan berlutut di lantai. "Yang Mulia, Bagas nggak pernah memberi tahu hamba apa yang dikatakan Selir Lyra barusan. Hamba sudah benar-benar ditipu olehnya.""Hamba hanya fokus ingin menjaga kehormatan Yang Mulia dan kemurnian garis keturunan keraj

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 265

    Jawaban Kaisar itu bagaikan setetes air dingin yang jatuh ke dalam wajan berisi minyak panas, langsung menimbulkan keributan di istana.Namun karena statusnya sebagai Kaisar, gejolak itu pun tertahan dan cepat berlalu.Selir Yuna dan Selir Kartika saling bertukar pandang, ekspresi mereka berbeda.Wajah Ibu Suri memucat, jantungnya berdebar kencang.Apa maksud Kaisar dengan ini?Apakah Lyra telah bertemu dengan Pangeran Andre tadi malam, lalu juga pergi menemui Kaisar?Apakah Lyra pergi menemuinya atas kemauan sendiri, atau apakah dia tertangkap oleh Kaisar?Apakah Kaisar sudah tahu tentang konspirasi mereka?Jika demikian, mengapa dia tampak begitu tenang?Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam?Ibu Suri ketakutan. Dia ingin bertanya pada Kaisar, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana. Untungnya, Selir Kartika yang tidak bisa menahan diri, berbicara sebelum dia sempat bertanya. "Yang Mulia nggak memanggil siapa pun untuk menemani tidur semalam, dan

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 264

    Para kasim itu tanpa berpikir dua kali, langsung berbalik melawan Bagas, mereka langsung bersujud di lantai, dan mengatakan bahwa mereka hanya membantu Bagas memukuli Roni dan tidak melakukan apa pun. Selir Lyra tidak ada di sana ketika mereka menyerang Roni, dia hanya lewat dan menghentikan mereka.Bagas sudah tamat, dia tidak dapat menemukan sepatah kata pun untuk membantah. Dia lalu menatap Selir Yuna untuk meminta bantuan.Selir Yuna mengambil cangkir teh dan melemparkannya ke arah Bagas, "Dasar budak kurang ajar! Beraninya kau mengadu domba dan menipuku? Aku percaya padamu dan hampir membuat kesalahan besar. Kalau sesuatu terjadi pada Selir Lyra, seluruh keluargamu pun nggak akan cukup dipenggal!"Bagas tidak berani menghindar, cangkir teh itu tepat mengenai dahinya, membuatnya berdarah. "Yang Mulia, ampuni hamba. Mohon ampuni hamba, Yang Mulia..." Dia memohon dan bersujud di lantai. "Hamba memang sudah berbohong, tapi bukan semuanya salah. Arang yang hamba ambil untuk Selir Yuna

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 263

    "Terima kasih, Tuan." Dita menjawab dengan takut-takut, lalu melangkah bersama Kirana.Jantung Selir Kartika berdebar kencang saat dia melihat Dita muncul entah dari mana.Kaisar datang begitu cepat, apa mungkin gadis itu yang melaporkannya?Tetapi Kaisar sedang berada di pertemuan pagi saat itu. Bagaimana mungkin gadis pengecut itu berani berlari ke sana hanya untuk melaporkan berita itu?Saat sedang berpikir, seseorang menarik lengan bajunya. Selir Yuna berbisik di telinganya, "Apa pun yang terjadi, kau harus bersikeras bahwa pria liar itu adalah selingkuhannya."Selir Kartika tersadar dan mengangguk, "Jangan khawatir, Nyonya. Hamba tahu apa yang harus dilakukan."Memasuki aula, Kaisar membawanya ke sebuah sofa, menempatkan Lyra di atasnya, dan duduk di kursi utama bersama Ibu Suri.Selir Kartika dan Selir Yuna tidak berani duduk, jadi mereka berdiri di samping Ibu Suri. Seorang dayang istana membawakan teh hangat. Kaisar menyerahkan cangkirnya kepada Kirana, dan memintanya menyuapi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status