Share

Bab 5 : Pertemuan Kedua

Penulis: Backin_parade
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-27 14:05:14

"Lyn, kamu antar mama pulang ya," ujar Nayra setelah keluarga Julian pergi.

"Memangnya kamu mau ke mana?"

"Aku ada janji sama orang."

Sebelah alis Evelyn terangkat. "Siapa?"

"Ada, kamu nggak kenal. Titip mama ya."

Evelyn mengangguk meski ia cukup penasaran. "Ya udah, kamu hati-hati. Aku sama tante balik duluan."

Setelah Evelyn dan ibunya pergi, Nayra menghela napas berat. Ia berbalik, kembali ke dalam hotel. Dari mobil yang belum jauh, Evelyn melihat Nayra memasuki hotel melalui spion mobilnya.

"Ngapain dia balik ke hotel?" tanya Evelyn dalam hati.

Nayra sampai di lantai 21, ia berjalan di lorong depan kamar sembari mencari kamar yang ia tuju. Kamar 2079, Nayra menemukan kamar yang ia cari. Sedikit ragu, Nayra kemudian membuka kunci kamar menggunakan kartu yang sebelumnya diberikan oleh Damian.

Kunci terbuka, Nayra mendorong pintu dan berjalan masuk. Kala itu Damian duduk menyilangkan kaki di tepi ranjang dengan tangan yang memegang gelas kaca berisi air berwarna gelap. Laki-laki itu mengenakan bathrobe hotel sebagai atasan dan celana panjang berwarna hitam. Tampak rambutnya yang masih sedikit basah.

Sudut bibir Damian tersungging ketika menemukan Nayra berdiri di hadapannya.

"Kamu benar-benar datang?"

Pria itu, Nayra masih mengingatnya dengan jelas. Mereka pernah berbagi malam yang panas bersama. Mimpi buruk Nayra, bagaimana mungkin ia melupakan hal itu. Tapi siapa sangka jika pria pertama yang menghabiskan malam itu bersamanya justru calon kakak iparnya. Nayra merasa sudah terjebak dalam mimpi buruknya.

"Masih ingat saya?" Damian kembali menegur.

"Kamu tahu nama saya, itu berarti kamu sudah tahu siapa saya sebelum malam itu." Nayra memutuskan untuk bersikap ketus, mengingat bahwa keduanya terlibat hubungan yang sulit.

Lagi-lagi Damian tersenyum, hal kecil yang justru mengancam lawan bicaranya.

"Kamu bertanya atau menuduh saya?"

"Kamu tahu kalau saya akan menjadi adik ipar kamu tapi kamu masih meniduri saya." Nayra tampak tak terima.

"Saya baru tahu kalau perempuan mabuk yang tidur dengan saya adalah calon adik ipar saya," sahut Damian dengan santai.

"Kamu pikir saya percaya! Kamu bahkan tahu nama saya. Kamu pasti merencanakan ini sejak awal."

Damian tertawa kecil tanpa suara, merasa bahwa ucapan Nayra cukup menggelitik perutnya.

"Siapa yang datang ke ruangan saya? Siapa yang mencium saya lebih dulu? Saya tahu nama kamu karena saya memeriksa KTP kamu."

Nayra tampak tak percaya. Damian kemudian beranjak berdiri, berjalan pincang mendekati Nayra. Tapi lagi-lagi pandangan Nayra terjatuh pada kaki Damian.

"Saya akan tersinggung jika kamu terus memandangi kaki saya yang cacat," tegur Damian.

Nayra langsung mengalihkan pandangannya pada wajah Damian.

"Kamu menyesal? Orang pertama yang menggauli kamu adalah orang cacat?"

"Apa mau kamu? Urusan kita sudah selesai. Saya akan menikah dengan Julian!"

Damian tertawa kecil. "Kamu masih bermimpi menjadi Nyonya Muda Wiratama?"

"Kamu dengar baik-baik, Damian Wiratama—"

Ucapan Nayra terhenti ketika Damian tertawa lebih keras.

"Damian Wiratama? Siapa?"

Nayra menatap bingung.

"Siapa yang kamu maksud?"

"Saya—"

"Sylvester," Damian menyela. "Damian Sylvester."

"Damian Sylvester?" batin Nayra. Cukup aneh saat mendengar nama belakang Damian yang berbeda dengan Julian.

"Julian tahu kalau kamu pernah menghabiskan satu malam dengan pria lain?" Damian tiba-tiba berkata.

Nayra merasa posisinya terancam, ia tahu sepertinya tidak akan mudah menghadapi Damian.

"Psikopat," gumam Nayra.

Tubuh Nayra tersentak ketika Damian tiba-tiba menarik pinggangnya.

"Silakan kamu menikah dengan anak haram itu. Tapi tubuh ini... sudah menjadi milik saya."

Kedua netra Nayra membulat, terkejut akan pernyataan Damian. Sebuah seringai melukis rahang tegas pria bengis dengan senyum mengerikan itu.

"Kamu lupa satu hal, ucapan saya sebelum kamu pergi pagi itu."

Nayra berpikir keras di bawah tekanan. Pria gila ini seolah tak ingin mengizinkannya untuk bernapas.

"Perlu saya ingatkan lagi?"

Pikiran Nayra terbuka, ia mengingatnya, dengan sangat jelas ketika Damian kembali mengulangi ucapannya hari itu.

"Jika setelah ini kita bertemu lagi, kamu akan jadi milik saya."

"Psikopat!" Nayra mengutuk dengan lirih. Dalam satu kali dorongan, ia terlepas dari pria itu.

Nayra berbalik, hendak pergi. Namun, ketika ia akan membuka pintu, gelas kaca yang sebelumnya dipegang oleh Damian tiba-tiba menabrak pintu dan hancur berkeping. Nayra refleks merunduk sembari menutupi kedua telinganya. Ia memandang pecahan gelas di sampingnya dengan tatapan tak percaya. Pandangannya kemudian terangkat, mengarah pada sosok yang berdiri dengan angkuh di ruangan itu. Kala itu Nayra sadar. Damian Sylvester bukan hanya psikopat, tapi juga seorang iblis yang mendambakan sesuatu.

Sepertinya...

Mimpi buruk Nayra mulai mengambil alih kehidupannya.....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 81 : Bukan Akhir Yang Kau Janjikan

    Julian menyusuri jalan setapak yang menurun sembari sesekali memeriksa keadaan di belakangnya. Ia berniat menghubungi seseorang, tapi karena tidak berhati-hati ponselnya justru terjatuh di tumpukan dedaunan kering yang kemudian menyembunyikan benda pipih itu."Sial! Ada-ada aja sih!" gerutu Julian. Ia pun bergegas mencari ponselnya.Tak butuh waktu lama bagi Julian untuk mendapatkan kembali ponselnya. Namun, ketika ia bangkit, ia tak sengaja menangkap bayangan seseorang yang berdiri di atas melalui layar ponselnya. Perlahan Julian menoleh. Netranya membulat begitu ia melihat Damian tengah menodongkan senapan ke arahnya."Bajingan," gumam Julian.Dorr!Satu tembakan memekakkan telinga dan langsung menarik perhatian Haedar serta Nayra yang sebelumnya kembali memeriksa rumah."Haedar!" Nayra bergegas menghampiri Haedar."Kita susul Damian sekarang, bayi saya nggak ada di sini."Keduanya segera berlari memasuki hutan. Julian refleks menunduk sembari melindungi kepalanya. Tapi alih-alih l

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 80 : Seorang Buruan

    Dua minggu setelah Julian menghilang. Damian kembali mendatangi rumah Julian yang kini sudah kosong. Damian memasuki paviliun di mana Nayra terkurung selama satu tahun terakhir. Sungguh, ia merasa sangat bodoh. Selama satu tahun ia habiskan untuk mencurigai Julian tanpa berusaha untuk mengungkap kejahatan Julian dengan serius.Kasus penculikan Julian sedang diselidiki pihak kepolisian, mereka juga turut membantu pencarian Julian yang kini membawa bayi Nayra."Damian." Nayra datang dengan langkah terburu-buru."Julian barusan telepon aku," ujar Nayra setengah panik."Dia mengatakan sesuatu?"Nayra mengangguk. "Dia minta kita mencabut laporan. Anak kita ada sama dia sekarang.""Itu tidak akan merubah keadaan," gumam Damian."Julian nggak akan berbuat nekad, kan?"Damian kemudian menggandeng tangan Nayra. "Dia tidak akan melakukan hal yang pada akhirnya akan merugikan dirinya sendiri."Damian lantas membawa Nayra pergi. Setelah pemakaman Veronica, Julian langsung kabur dengan membawa an

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 79 : Kebenaran Dan Karma

    Veronica menunggu kedatangan Damian di bandara. Tapi karena hujan, ia berteduh di dalam mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Veronica ingin memastikan jika Damian benar-benar pergi meninggalkan Jakarta hari itu.Setelah menunggu cukup lama pada akhirnya yang ditunggu-tunggu oleh Veronica tiba. Wanita itu baru menyadari keberadaan Damian setelah Damian turun dari mobil."Bajingan itu, seharusnya dia sudah mati sejak dulu," desis Veronica penuh kebencian.Begitu besar kebencian Veronica terhadap Damian hingga ia ingin menyingkirkan Damian saat itu juga. Veronica menyalakan mesin mobil, berniat untuk menabrak Damian. Akan tetapi keberadaan sosok yang berlari menerobos hujan dan melewati mobilnya berhasil menyita perhatian Veronica."Nayra?"Veronica tampak terkejut. Orang yang katanya sudah menghilang tiba-tiba muncul. Sudut bibir wanita itu tersungging."Bagus dia di sini, kalian bisa mati bersama."Tanpa pikir panjang, Veronica langsung menginjak gas. Mengemudi dengan kecepatan ya

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 78 : Tak Bisa Membiarkannya Pergi

    Hari itu Julian pulang lebih awal dengan senyum yang membuat wajahnya terlihat lebih bahagia. Seperti hari-hari sebelumnya, ia akan langsung mengunjungi Nayra saat pulang. Dan saat ia tiba di paviliun, Nayra tengah merajut. Menjadi tahanan selama satu tahun bukan berarti Nayra tak pernah berusaha untuk melarikan diri. Nayra kerap mencoba untuk kabur, tapi dari semua usahanya tak membuahkan hasil apapun dan kini ia tak berkutik setelah Julian membawa kelemahannya."Mana bayi aku?" tegur Nayra dengan dingin.Dengan senyumnya, Julian duduk di hadapan Nayra. Memang ada bayi di rumah Julian dan itu adalah bayi Nayra yang lahir beberapa bulan yang lalu dan itulah alasan kenapa Nayra tak bisa melarikan diri. Alih-alih melakukan persalinan di rumah sakit, Julian membiarkan Nayra melakukan persalinan di paviliun sehingga bayi yang dilahirkan Nayra belum terdaftar dan bahkan Nayra sendiri tak bisa memberikan nama untuk bayinya. Julian tak mengizinkan Nayra untuk merawat bayinya. Sesekali Juli

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 77 : Kepergian Damian

    Zizan memasuki sebuah pusat perbelanjaan dengan mengenakan topi untuk menyamarkan wajahnya. Ia mengikuti Julian yang memasuki swalayan. Menuruti perintah Damian, Zizan berusaha memastikan apa saja yang dibeli oleh Julian. Zizan berusaha untuk terlihat sibuk ketika Julian tampak tengah memilah barang. Tapi yang membuat Zizan heran adalah ketika ia melihat barang-barang yang berjajar di rak di hadapan Julian."Susu bayi? Tuh orang ngapain beli susu bayi? Emangnya punya bayi?" batin Zizan bertanya-tanya dalam hati.Dan benar saja Julian hanya membeli susu formula untuk bayi. Dari sana, Julian naik ke lantai atas dan Zizan terus mengikuti Julian hingga pria itu memasuki sebuah restoran yang berada di gedung pusat perbelanjaan itu.Kala itu Julian mendatangi seorang wanita yang tengah duduk sendirian. Zizan pun segera mencari tempat duduk terdekat tapi tetap aman."Mama udah lama?" tegur Julian seraya duduk.Veronica tersenyum tipis, tampak prihatin dengan keadaan putranya saat ini."Mama

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 76 : Si Pengecut Yang Sebenarnya

    Malam itu Julian memasuki sebuah restoran ternama karena undangan dari Suganda. Namun, langkah pincang Julian terhenti ketika ia menemukan bahwa bukan hanya Suganda yang ada di sana, melainkan juga Damian."Julian, kamu sudah datang," tegur Suganda.Julian mendekat dan langsung melayangkan protes. "Papa nggak bilang kalau Papa ngundang orang lain.""Kamu duduk dulu.""Perjalanan dari sini ke area parkir cukup jauh, jangan sia-siakan perjuangan kaki cacat kamu untuk bisa sampai di sini," sarkas Damian dengan tenang.Julian menatap tajam, tapi Suganda segera menengahi."Kalian di sini untuk makan malam, papa tidak ingin ada pertengkaran. Julian, kamu duduk."Dengan wajah terpaksa, Julian pun pada akhirnya duduk berhadapan dengan Damian. Meski Damian terus menatapnya, ia enggan untuk membalas dan lebih memilih untuk berpaling."Papa ngapain ngajak makan malam, aku udah biasa makan sendirian," ujar Julian."Damian yang meminta papa mengundang kamu."Dengan begitu pandangan keduanya kembal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status