Suasana Restoran Kenanga yang dipadati pengunjung saat di sore hari tampak terlihat dengan jelas. Sepulang bekerja dari rumah sakit Eric pergi ke restoran itu untuk bertemu Sera. Sera adalah pacar Eric dari dia masih duduk di bangku SMA kelas 3. Eric dan Sera bak sepasang sejoli yang tak terpisahkan waktu itu. Di mana ada Eric di situ Sera berada. Mereka melewati hari-hari indah bersama. Bahkan mereka kuliah di universitas yang sama. Demi tetap bersama cintanya, Eric tetap kuliah kedokteran meskipun awalnya tidak menyukai bidang itu karena sebenarnya Eric lebih senang kuliah jurusan informatika. Begitulah cinta apapun akan dilakukan asal tetap bersama.
Setelah lulus kuliah Eric dan Sera bertemu untuk membicarakan arah hubungan mereka. Tapi mereka tidak menemukan jalan keluar dari hubungannya yang tanpa arah dan tujuan itu. Keluarga Sera tidak merestui hubungan mereka karena Sera tergolong anak orang kaya. Dulu Eric hanya anak dari keluarga yang sederhana. Ayah dan ibunya guru SMP. Sementara Sera anak dari seorang pengusaha properti yang cukup besar. Kekayaan keluarga Sera tak sebanding dengan kekayaan keluarga Eric. Perbedaan yang mencolok itu membuat hubungan mereka tidak jelas arah tujuannya. Hingga pada suatu ketika orangtua Eric menjodohkannya dengan anak kenalannya yaitu Adelia. Eric terpaksa mengikuti kemauan orangtuanya karena tidak bisa membawa Sera ke rumahnya sebagai menantu.
Eric menikahi Adelia saat dia berusia 26 tahun dan Adelia berusia 22 tahun. Dulu Eric berpikir akan bisa melupakan Sera setelah menikah dengan Adelia. Tapi ternyata bayang-bayang Sera selalu ada di antara pernikahannya bersama Adelia. Sera masih saja mengajak Eric bertemu dan berkencan. Eric yang kala itu masih cinta dan masih muda tidak bisa menahan perasaaan hatinya dia tetap jalan bersama Sera walaupun sudah menikah dengan Adelia.
Pernikahan Eric dan Adelia hanya kedok untuk menutupi hubungannya dengan Sera. Adelia hanya sebagai boneka yang di pajang di rumah agar orangtuanya senang dan tidak menyuruh Eric menikah lagi. Adelia awalnya berusaha memperjuangkan hubungannya demi orangtua dan mertuanya. Tapi Eric malah memutuskan untuk menyudahi pernikahan mereka karena Eric tak bisa terus menerus membohongi perasaannya yang masih sangat mencintai Sera. Sera adalah cinta pertama Eric, dan wanita yang sudah lama bersama Eric jadi tidak mudah bagi Eric melupakannya dengan cepat.
Sera sudah menunggu di restoran itu, Eric masuk ke restoran itu untuk bertemu Sera. Sudah lama Eric tidak bertemu Sera. Sera bekerja di luar negeri karena mencoba hidup mandiri supaya tidak bergantung pada orangtuanya. Sera juga seorang Dokter seperti Eric. Dia berusaha agar suatu saat nanti orangtuanya dapat menyetujui hubungannya dengan Eric.
"Sera sudah lama menunggu?" Eric duduk satu meja dengan Sera.
"Belum, baru juga tiba."
"Sera, ayo pesan makanan."
"Aku datang kesini tidak untuk makan."
"Terus apa yang kau ingin bicarakan?" Eric penasaran. Sera memintanya bertemu dadakan dan tidak memberitahukan alasan pertemuan mereka.
"Begini Eric, aku akan ikut kegiatan kemanusiaan di suatu negara yang terpencil. Negara itu masih kekurangan dokter, aku ingin pergi kesana bersama relawan dokter lainnya."
"Lalu hubungan kita bagaimana? sampai kapan hubungan ini menggantung tanpa kejelasan."
"Aku akan segera kembali setelah di negara itu ada Dokter tetapnya."
"Dulu kita tidak bisa bersama karena terhalang restu orangtua, sekarang kita tidak bisa bersama karena terhalang oleh jarak dan waktu."
"Eric sebenarnya aku juga ingin segera bersamamu tapi sebagai seorang Dokter, aku ingin mengabdi pada tugas kemanusiaan. Aku tidak bisa berdiam diri saat orang lain membutuhkan pertolongan," ujar Sera.
"Baik, aku mengerti." Eric tidak bisa menahan kemauan Sera. Bila dia sudah ingin sesuatu susah untuk menahannya. Eric hanya bisa pasrah.
"Padahal aku ingin mengajakmu menikah," batin Eric.
Sera akan meninggalkan Eric ke negara yang jauh. Jarak dan waktu kembali memisahkan mereka. Eric yang sudah sangat lama menunggu masih harus menunggu dan menunggu. Kalau bukan karena rasa cintanya pada Sera tidak mungkin Eric bertahan selama ini.
Eric pulang ke rumah dengan perasaan kecewa dan putus asa. Dia tidak tahu lagi akan mampu atau tidak menunggu Sera yang tidak jelas kapan akan kembali. Impiannya untuk segera menikah sirna sudah. Kembali menelan pil pahit. Ibunya sudah menunggu di ruang tamu, ini penantian panjang Ibu Hana untuk mendapatkan menantu. Sejak bercerai dari Adelia, Eric hanya seperti pria lajang yang tak memiliki pasangan. Ayah Eric sudah meninggal setelah Eric bercerai dari Adelia. Kini tinggal ibunya satu-satunya yang Eric punya.
"Eric bagaimana, apa kau sudah bicara pada Sera?"
"Sudah Bu."
"Terus gimana apa dia bersedia menikah denganmu tahun ini?" Ibu Hana ingin tahu hasil pertemuan anaknya dengan Sera. Sudah lama Ibu Hana menunggu kejelasan hubungan mereka.
"Sera akan pergi ke negara terpencil untuk bekerja di sana."
"Apa?... mau sampai kapan kamu menunggu dia. Mau sampai kakek-kakek kamu menunggunya?" Ibu Hana sedikit tersulut emosinya. Bagaimana tidak, sudah lama Eric dan Sera bersama tapi masih saja belum pasti meresmikan hubungan mereka.
Eric hanya diam. Sebenarnya dia tak tega harus menyampaikan kabar ini pada ibunya. Kenyataan ini membuatnya putus asa. Dia tak sekuat dulu yang terus bertahan dan berharap pada Sera.
"Ayahmu sudah meninggal, mungkin besok ibu gantian yang meninggal. Terus kapan kamu menikah? mau nunggu ibumu meninggal dulu?"
"Bu jangan bicara seperti itu, Eric sayang ibu. Jangan tinggalkan Eric sendirian, Eric cuma punya ibu."
"Dulu kamu punya istri cantik dan baik, eh disia-siakan cuma buat nunggu Sera yang tidak ada kejelasan."
Eric kembali diam. Apa yang dikatakan ibunya ada benarnya. Dia sudah menyakiti Adelia dan menyia-nyiakannya.
"Gak ada wanita yang lebih baik dari Adelia sebagai pendampingmu, ibu harap kau bisa kembali merajut hubunganmu dengan Adelia. Ibu dengar dia masih sendiri Eric."
"Iya Bu, kemarin aku juga bertemu dengan Adelia di rumah sakit."
"Terus mau apa lagi, itu berarti kamu masih berjodoh dengan Adelia. Dekati Adelia lagi, kita kan kenal dekat dengan keluarga Adelia."
Eric mendengarkan saran dari ibunya. Sudah tak ada waktu lagi untuk menanti Sera.
"Keburu Adelia diserobot orang baru tahu rasa nanti. Mumpung masih ada kesempatan jangan disia-siakan."
"Iya Bu."
Eric merasa mungkin sudah seharusnya dia melupakan Sera. Hubungannya tidak mungkin terus begini tidak ada kepastian sama sekali. Penantian Eric sudah sangat lama. Banyak waktu, tenaga dan pikiran yang terbuang sia-sia menanti dan menanti Sera yang dia sendiri tidak bisa memberi kepastian pada Eric. Eric bukan tak bisa menunggu Sera lagi tapi usia ibunya sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Ibunya sangat ingin Eric memiliki pendamping dan memberikannya seorang cucu. Dia memang harus memperjuangkan Adelia kembali sekarang. Hanya Adelia gadis baik hati yang akan membuat ibunya bahagia dan dapat memahaminya.
Eric masuk ke kamarnya. Dia duduk di ranjang kamarnya. Seprai ranjangnya mengingat Eric pada Adelia. Seprei bunga-bunga kesukaan Adelia. Dia merasa dulu telah menyia-nyiakan Adelia yang baik. Dan malah berhubungan dengan Sera yang ternyata malah menggantung hubungannya.
"Adelia seandainya dulu aku tetap mempertahankan pernikahan kita, mungkin aku tidak akan seperti ini sekarang, dan mungkin kita sudah punya seorang anak," batin Eric.
Eric berdiri, lalu dia masuk ke toilet untuk wudhu. Dia melaksanakan sholat, berdzikir dan berdoa.
"Ya Allah kembalikan Adelia pada hamba. Hanya Engkau yang bisa membuat Adelia kembali. Hamba telah menyia-nyiakannya, padahal dia istri yang sholehah. Jadikan kami berjodoh kembali, amin," ucap Eric dalam doanya.
Setelah pulang dari kampus Irfan selalu pergi ke kamar anak semata wayangnya. Qisya adalah buah cinta Irfan dan Tiara istri pertamanya yang sudah meninggal. Dulu saat bersama Tiara, Irfan merasa hidupnya sempurna. Memiliki seorang istri yang cantik, baik, ramah, sabar dan penyayang serta seorang bayi perempuan mungil yang cantik membuat Irfan sangat bahagia dan tidak ingin melewatkan sedikitpun hari tanpa mereka. Irfan selalu menghabiskan waktu bersama istri dan anak di rumahnya yang sederhana. Meskipun begitu Irfan dan Tiara selalu bahagia dan mencurahkan semua cinta mereka untuk buah cinta mereka.Tapi kini Tiara telah tiada, Irfan berusaha menjadi ayah sekaligus ibu untuk Qisya. Meskipun dulu Irfan pernah menikah dengan Adelia tapi Irfan tidak pernah bisa mencintainya. Irfan hanya menikahi Adelia untuk anaknya Qisya yang begitu menyayangi Adelia. Irfan menikah dengan Adelia selama 2 tahun. Itu juga karena Adelia yang selalu berusaha bertahan demi Qisya yang w
Eric sedang bersiap untuk berangkat bekerja. Dia menemui ibunya yang sedang sarapan di ruang makan. Ibunya mengajak Eric sarapan bersama. Eric duduk di kursi, ikut sarapan bersama ibunya. Ibu Hana mengajaknya berbincang tentang Adelia."Eric bagaimana kalau kita mengundang Adelia makan malam di rumah?""Terserah Ibu.""Kalau begitu sepulang kerja nanti jemput Adelia ya.""Baik Bu."Setelah sarapan Eric berangkat bekerja tak lupa dia mencium ibunya. Eric memang sangat menyayangi ibunya. Semenjak ayahnya meninggal ibunya adalah keluarga satu-satunya Eric. Apalagi sekarang ibunya semakin bertambah tua dan sering sakit-sakitan. Eric ingin sekali bisa membahagiakan ibunya. Dengan membawa Adelia kembali itulah cara membahagiakannya.***Irfan mengendarai mobilnya mengantarkan Qisya berangkat sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah, Irfan pergi da
Setelah Tristan pergi, Adelia mengajak Eric untuk masuk ke rumahnya dulu untuk menunggu Adelia mandi dan berganti pakaian. Eric masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Ibu Ayu yang sedang berada di ruang tamu. Dia menyalami ibu Ayu, duduk di sofa dan mengobrol dengannya sambil menunggu Adelia."Nak Eric sudah lama tidak bersilaturrahmi seperti ini.""Iya Bu, maaf kemarin-kemarin saya sibuk. Ibu bagaimana kabarnya?""Baik, semenjak check up terakhir saya lumayan enakkan.""Yang terpenting ibu tidak boleh kecapean, stress, jaga pola makan, olahraga ringan dan istirahat yang cukup. Kalau ada keluhan bisa telpon saya langsung. Nomor telpon saya masih sama.""Terimakasih nak Eric."Mereka terus berbincang-bincang hingga Adelia keluar dari kamarnya. Adelia terlihat cantik dan anggun mengenakan dress berwarna merah. Eric melihat Adelia yang berjalan ke arahnya
Iya Bu," ucap Adelia ragu.Setelah mengobrol dengan Ibu Hana, Adelia pamit pulang karena sudah malam."Saya pulang dulu ya Bu," ucap Adelia."Biar Eric mengantarmu pulang," ucap Ibu Hana."Makasih sebelumnya Bu, tapi saya bisa naik taksi," ucap Adelia.Eric masuk ke ruang makan saat Adelia pamitan."Adelia biar aku yang mengantarmu pulang," ucap Eric."Iya Adelia, sudah malam. Biar Eric mengantar pulang," ucap Ibu Hana."Baik Bu," ucap Adelia.Eric mengantarkan Adelia kembali ke rumahnya. Sepanjang perjalanan Adelia terlihat murung. Mungkin karena ucapan ibunya membuatnya sepeti itu."Adelia tidak usah dipikirkan apa yang ibuku katakan, lakukanlah semua yang ingin kau lakukan jangan terbebani," ucap Eric."Terimakasih Kak Eric," ucap Adelia.&
Eric sedang istirahat di ruangannya saat jam istirahat datang. Dia sedang memikirkan sesuatu untuk mendekati Adelia. Tak mudah memulai kembali sebuah hubungan yang telah lama terputus apalagi meninggalkan luka mendalam. Pendekatannya kali ini harus penuh pertimbangan, dia tidak ingin membuat Adelia tak nyaman. Jangan sampai kedua mantan suaminya lebih unggul dan baik dari pada dirinya. Dia harus jadi winner.Eric sudah pernah pacaran tapi tidak tahu cara mendekati Adelia kembali. Dia takut salah tingkah dan aneh jika salah langkah. Di tengah kegalauannya, perawat masuk ke ruangan Eric untuk meletakkan berkas pasien di meja Eric."Suster Tari saya boleh bertanya?""Tanya apa Dok?" Suster Tari penasaran, dia merasa pertanyaan ini serius, terlihat dari ekspresi sang Dokter.Eric ingin tahu pendapat Tari karena dia seorang wanita seperti Adelia. Kebetulan Eric lumayan dekat dengan Tari.
Raisa melihat Adelia yang baru saja datang."Kak Adelia pas banget udah pulang, Kak ini Kak Frey," ucap Raisa menunjuk ke arah Frey."Adelia, perkenalkan saya Frey," ucap Frey mengenalkan diri pada Adelia."Iya, saya Adelia," ucap Adelia.Eric menatap lelaki yang ada di depannya. Dia mulai menyadari lelaki itu juga menginginkan Adelia, sekarang total rival menjadi tiga. Semakin sulit jalannya untuk jadi winner."Eh ada Kak Eric juga," kata Raisa."Iya, selamat sore Raisa," sapa Eric."Sore Kak Eric," balas Raisa.Frey menatap Eric, dia merasa lelaki di samping Adelia memiliki tujuan yang sama dengannya. Jalannya untuk mendekati Adelia tak akan mudah."Kak Frey, ini lho mantan suami pertama Kak Adelia, Kak Eric namanya," ucap Raisa memperkenalkan Eric pada Frey."Pe
Eric pulang dengan mobilnya selepas mengantarkan Adelia. Mukanya sedikit cemberut karena kesal bertemu dengan Frey tadi. Eric tak tahu kenapa ada rival lain lagi dalam memperebutkan Adelia. Dulu Adelia pernah jadi istrinya tapi sekarang mau menjadikannya istri kembali sepertinya tak semudah yang dibayangkannya. Rivalnya juga memiliki peran dan kelebihannya masing-masing. Tristan seorang CEO dari perusahaan besar, Irfan seorang Dosen Akuntansi di universitas ternama dan Frey seorang anggota kepolisian yang masih muda. Usaha Eric mendekati Adelia bisa saja gagal, Adelia mungkin akan memilih selain dirinya."Frey sepertinya juga menyukai Adelia, aku harus bersaing dengan tiga rival sekaligus. Bagaimana caranya aku mendekati Adelia?" Eric bingung, posisinya sekarang sulit, peluangnya satu banding empat. Adelia juga belum terlihat merespon perhatiaannya.Sampai di rumah Eric langsung pergi ke kamarnya. Eric mencari kembali foto pernikahanny
Pagi itu Adelia berangkat bekerja ke perusahaan tempat dia bekerja. Dia naik bus ke tempat kerjanya. Sampai di perusahaan Adelia mulai absen dan naik ke lantai atas menggunakan lift. Di dalam lift ada beberapa orang, salah satunya Sasa. Adelia berdiri bersampingan dengan Sasa. Dia cemberut melihat Adelia, dia kesal karena kemarin dimarahi Tristan cuma karena Adelia.Lift mulai terbuka, ketika Adelia berjalan lebih dulu, Sasa sengaja mendorong Adelia biar terjatuh tapi saat Adelia terdorong dan hampir jatuh, di luar lift ada Tristan, dia langsung menangkap tubuh Adelia."Sial, kenapa mereka malah pelukan sih," batin Sasa. Dia semakin tidak menyukai Adelia, bukannya Adelia celaka malah semakin nempel sama Tristan.Tristan masih memegang tubuh Adelia, mereka berhenti sesaat, kedua mata mereka bertautan satu sama lain.Deg!Jantung keduanya berdebar kencang. Tristan menyadari h