Share

Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir
Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir
Author: Rasyidfatir

Istri Wakil Direktur

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2025-06-11 06:14:34

Prang!

“Adelia? Sayang, kamukah itu?”

Adelia mengembuskan napasnya yang sempat ia tahan secara perlahan. Dengan hati-hati, ia bangkit dari kursi untuk membereskan pecahan gelas kaca yang tadi tanpa sengaja ia senggol karena terkejut mendengar kedatangan suaminya.

“Adelia?”

"I ... iya," jawab Adelia.

Tak berapa lama, suami Adelia, Adrian, di ambang pintu dapur. Keningnya mengernyit, dan bibirnya langsung cemberut saat melihat piring berisi makanan di atas meja.

“Kamu sedang makan?” tanya Adrian dengan nada tidak suka. Lalu tanpa menunggu jawaban Adelia, Adrian melanjutkan. “Sudah berapa kali aku biilang kalau jangan makan tengah malam begini. Kamu tidak mendengarkan ucapanku ya, Del?”

“B-bukan begitu–”

“Berkali-kali aku bilang padamu apa efek makan malam-malam. Perut kamu bisa buncit! Dan aku paling tidak suka perempuan yang tidak bisa menjaga tubuhnya," kata Adrian.

Hati Adelia rasanya sakit sekali mendengar teguran dari Adrian. Padahal ia terpaksa makan tengah malam karena menunggu Adrian pulang. Sebelumnya pun sebenarnya Adelia sudah bertanya, tapi suaminya baru membalas saat sudah larut, bahwa ia tadi sempat makan dengan rekan bisnisnya.

Alhasil, Adelia buru-buru makan sebelum suaminya datang. Akan tetapi, tetap saja ketahuan.

“Sudahlah, aku mandi dulu,” ucap Adrian kemudian, terdengar lelah. “Bereskan pecahan gelasnya ya, jangan sampai melukai orang. Lalu, kalau memang kamu lapar sekali malam-malam begini, makan buah aja. Jangan nasi.”

Usai mengatakan itu, Adrian berbalik dan melangkah ke arah kamar. Sementara itu, Adelia membereskan pecahan gelas di lantai.

Ia sudah tidak nafsu makan lagi. Seleranya hilang setelah mendengar perkataan Adrian. 

Dulu, Adrian tidak seperti ini–begitu ketat dan kerap kali menegurnya karena hal-hal kecil. Apalagi terkait penampilannya. Semuanya dimulai saat pria itu dipromosikan menjadi wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja.

“Padahal baru tiga bulan menikah denganmu, tapi rezekiku sudah lancar sekali, Sayang,” ucap Adrian waktu itu. “Mulai sekarang kamu jangan khawatir soal uang dan biaya ya. Makan yang ingin kamu makan, beli yang ingin kamu beli. Aku bisa kasih semua.”

Sejak saat itu hidup Adelia serba kecukupan. Ia tidak lagi mengeluhkan kekurangan uang atau belanja. Rumahnya bagus, bajunya bagus-bagus, dan makanannya juga enak-enak.

Namun, makin lama, Adelia merasa kesepian karena Adrian makin sibuk dengan pekerjaannya. Sering pulang larut malam, bahkan dini hari. Mereka juga jadi jarang mengobrol. Pun mengobrol, akan ada saja hal kecil yang mendapatkan teguran dari Adrian.

“Adelia. Harusnya sekarang itu kamu rajin ke salon. Dandan atau perawatan, atau apalah,” kata Adrian suatu kali. “Pakai baju juga yang benar. Belilah yang bermerk.”

“Tapi aku merasa hal itu tidak terlalu perlu, Mas,” balas Adelia. “Aku tidak mau buang-buang uang.”

“Uangku banyak. Kita sudah tidak kekurangan! Kenapa kamu mencemaskan itu?” Adrian terdengar bangga dan agak pingah.

Adelia tertegun. Baru kemudian ia menyadari perubahan sang suami yang mulai bergaya.. 

“Pokoknya, mulai sekarang kamu harus belajar hidup seperti kalangan atas. Aku tidak mau kamu terlihat miskin seperti sebelumnya. Kamu harus terlihat cantik dan berkelas, seperti istri bos dan para rekan kerjaku.”

Mulai dari situ, Adrian mulai mengatur segala aspek dalam hidup Adelia. Wanita itu tidak pernah protes, tapi ia makin merasa asing pada sang suami.

“Mas?” panggil Adelia saat ia memasuki kamar. Dari sana ia bisa mendengar suara air mengalir dari arah kamar mandi.

Pandangan wanita itu jatuh ke keranjang cucian kotor di ujung ruangan. Kemeja Adrian jatuh di lantai samping keranjang tersebut. 

Gegas, Adelia menghampiri benda itu dan memungutnya, berniat memasukkannya ke keranjang pakaian kotor.

Namun, gerakannya terhenti.

Matanya mengerjap berulangkali, manakala melihat ada lipstik merah di kerah baju suaminya. 

Sempat ia mengira mungkin itu adalah bekas lipstiknya. Tapi itu tidak mungkin. Adelia tidak pernah memakai lipstik dengan warna ini.

Lalu, lipstik siapakah itu? 

---Bersambung---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Sosis Ajaib

    Ariska merasa Bian memang sengaja memilih tempat yang jauh dari perkotaan agar dirinya tidak kemana-mana."Sialan, ia mengurungku di sini. Mana aku tidak tahu jalan keluarnya," gumam Ariska.Ariska baru sadar, sekarang saja babak pertama dia sudah kalah dari Bian. Pria itu diam-diam mengambil langkah yang tak dapat di prediksinya. Bian tidak dapat di remehkan. Pria itu bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang di inginkannya.'Kamu pikir bisa menembus benteng pertahananku, jangan harap,' batin Ariska."Aku harap kau betah tinggal di sini selama sembilan bulan ke depan," kata Bian yang sudah muncul di ambang pintu."Kerasan atau tidak, bukan urusanmu. Yang penting kau tidak menjebakku di sini," sindir Arista."Menjebak? Yang benar saja. Mana mungkin, aku bisa menjebak Nina Ariska yang cerdas ini," kata Bian."Aah, tidak usah basa-basi. Pergilah, aku mau istirahat," usir Ariska."Aku tidak akan pergi sebelum kamu makan dulu, aku tidak ingin bayiku kurus nantinya," kata Bian.Baru

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Garis Merah Dua

    "Apa! Tidak, ini tidak mungkin!" pekik Arista melempar uji tes kehamilannya ke lantai. Ia tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Memang akhir-akhir ini ia sering merasa kepalanya pusing, juga tidak enak badan. Kecurigaannya muncul karena ia sering muntah-muntah."Aku tidak mau hamil anak, Bian," tangis Arista. Ia benci pada suaminya itu. Tujuannya berhasil menggagalkan perceraian mereka. Kalau Arista hamil, pengadilan tidak akan mengijinkan adanya perceraian.Arista terduduk lesu, ia memukuli perutnya seolah janin yang di kandungnya itu anak haram. Padahal statusnya dengan Bian masih suami istri."Kau benar-benar brengsek Bian!""Arrgh!" Arista mengobrak-abrik kosmetiknya hingga tercecer di lantai. Ia tidak terima kalau dirinya sekarang hamil anak Bian."Kamu pikir aku akan tinggal diam, akan kugugurkan anak ini. Aku tidak mau hamil dari orang yang tidak pernah aku cintai," gerutunya.Arista sudah gila, ia tidak tahu kalau menggugurkan kandungan juga membahayakan nyawanya sendiri.

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Minta Jatah

    "Sayang, mama kan sudah pulang jadi aku dapet jatah dong," goda Arga."Dapetlah, jatahnya mijitin kakiku. Perutku makin besar, jadi aku gampang kecapekan, sayang," jawab Adelia mengalihkan."Bukan itu maksudku, jatah yang bikin suara huhah," canda Arga."Ooh, mau makan rujak?" kata Adelia mengalihkan perhatian Arga."Duh, gimana lagi mau menjelaskan pada istriku yang sangat cerdas ini. Punya perusahaan kosmetik terkenal, tapi kenapa istilah begitu saja gagal paham," kata Arga geleng-geleng kepala."Maksudmu kamu mau bilang kalau aku ini bodoh?" ucap Adelia pura-pura cemberut."Bukan begitu sayang, sudah... lupakan saja. Aku mau mandi dulu," kata Arga.Adelia ingin sekali tertawa melihat suaminya sudah menyerah kalah karena beradu argumen dengannya. Ia tahu Arga tidak mungkin bertengkar dengannya, lelaki itu memilih untuk mengalah.Usai Arga mandi, ia mencium bau harum parfum baru Adelia. Harumnya seperti vanila, di tambah lagi ia kaget dengan penampilan istrinya yang aduhai."Sayang,

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Sayang Menantu

    Adrian pulang dengan rasa letih yang mendera tubuhnya. Pekerjaannya sebagai cleaning servis membuatnya kelelahan. Badan terasa pegal-pegal semua. Ruangan yang begitu luas ia bersihkan bersama teman-teman cleaning servisnya. Untung saja, dia tidak membersihkan bagian kaca gedung. Hal itu lebih sulit lagi.Rasa letihnya hilang manakala bertemu dengan putri kecilnya yang sudah genap tujuh bulan. Alangkah terkejutnya ia mendapati putrinya sudah bisa duduk dan tersenyum padanya."Eh, anak papa sudah bisa duduk," sambut Adrian."Pak Adrian sudah pulang? Alhamdulillah, putrinya tidak banyak menangis. Makannya juga banyak," kata yang nengasuh Alisa."Oh, bagus dong Alisa. Kamu memang anak papa yang hebat." Adrian mengendong Alisa."Terima kasih, Bu sudah menjaga Alisa hari ini. Ini bayaran hariannya," kata Adrian menyerahkan selembar uang."Saya juga terima kasih, dengan momong Alisa saya juga dapat pekerjaan," kata Bu Jum.Adrian membawa Alisa pulang ke rumah kontrakannya. Mereka tinggal ber

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Menjadi Cleaning Servis

    Hari ini adalah hari pertama Adrian bekerja sebagai cleaning servis. Ijasah S2-nya seolah tiada guna. Untuk saat ini ia hanya bisa pasrah menerima pekerjaan barunya. Daripada tidak memiliki uang sama sekali.Perusahaan yang dulu pernah membesarkan namanya, dan juga sebagai tempat perselingkuhannya dengan Salsa. Sampai dia di depak keluar dari perusahaan karena tidak mau menerima hukumannya sebagai cleaning servis.Sekarang ia tidak bisa menolak pekerjaan itu, karena tidak ada pilihan lain baginya, cari pekerjaan sangat sulit. Apalagi namanya yang sudah terlanjur tercoreng karena masa lalunya, membuatnya sulit mendapatkan pekerjaan yang bagus.Adrian menatap gedung pencakar langit di depannya. Ia memang harus tiba lebih awal ketimbang yang lainnya. Karena, pekerjaannya membersihkan seluruh ruangan di gedung bersama cleaning servis lainnya."Kamu karyawan baru?" tanya salah seorang cleaning servis."Iya, perkenalkan namaku Adrian."Adrian mengulurkan tangannya, namun pria di depannya it

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Kejutan Untuk Arga

    Arga baru saja pulang dari kantor, ia pulang agak terlambat tidak seperti biasanya. Karena pekerjaan di kantor yang menumpuk serta pertemuan dengan para klien. Ada rasa bersalah memenuhi batin Arga karena tidak datang tepat pada waktunya.Suasana rumah tampak sepi karena memang sudah malam, para pelayan beristirahat di kamarnya masing-masing. Hanya satpam penjaga yang masih berjaga di pos penjagaan.Perlahan Arga membuka pintu kamarnya, tapi kenapa lampu kamar di matikan sehingga tidak terang benderang seperti biasanya. Arga sedikit tidak enak pada Adelia karena keterlambatannya. Ia takut Adelia berpikir macam-macam sehingga mempengaruhi kondisi janinnya.Arga menyalakan lampu kamarnya, kaget tidak ada siapapun di ranjangnya. Padahal Arga sudah membayangkan Adelia bergumul srlimut dan tertidur lelap di sana.Lalu dimana Adelia? Mengapa kamar tampak sepi. Padahal sudah larut malam.Rasa gelisah menghantui Arga, ia khawatir terjadi apa-apa pada Adelia. Segera ia keluar dari kamarnya dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status