Alisnya terangkat, Leira mengurungkan niatnya untuk kembali meneguk gelas miliknya, apakah dirinya butuh persetujuan Mira? Padahal jelas jika penawaran yang pria itu berikan benar-benar diluar harapan Leira, dalam artian gaji yang dirinya harapan sudah ada didepannya.
“Ini demi kebaikanku Mir,” ucapnya,Leira tidak bisa berbohong jika dirinya merasa tidak nyaman saat tatapan dari tempat lain begitu mengusiknya, kenapa harus terus bertemu dengannya? Apakah kota Seoul sesempit itu?“kebaikanmu? Apakah masih ada hal yang ingin kamu dapatkan?” Mira bertanya, dia gadis yang suka bertanya dan keingintahuannya begitu tinggi, seorang yang tidak pandai berkencan dan begitu menyukai kedamaian.Leira tidak tahu hal apa yang membuat keduanya bisa bertemu dan berteman hingga saat ini, tapi itu adalah sebuah takdir, dimana hal tak terduga selalu datang diwaktu tertentu.“Tentu, seperti sekarang waktunya—untukku mematangkan segala kebutuhan Haru, menjamin masa depannya.”"Nothing ra." Mira hanya bisa menggelengkan kepalanya, tangannya masih menggenggam gelas, matanya melihat ke seluruh penjuru ruangan ini, mencari sesuatu menarik untuk di lihat.Tapi seperti kedai ini tidak akan di kunjungi oleh seseorang, lihatlah. Ini begitu sepi dan tidak banyak yang berkunjung.Sedang wanita yang ada di hadapannya, hanya terdiam, melihat gelas di tangannya dimana tidak nyaman menatap objek lain, hanya cukup melihat itu saja, karena feeling tahu jika dari arah lain ada sorotan mata yang menanti, dirinya melihat ke arah dirinya."Aku harus bagaimana, aku berbeda dengan Mir, kau memiliki kekasih kaya raya, sedang aku memiliki Haru, hal yang harus aku jaga dan membuatku tidak bisa memikirkan hal lain.""Kau bukan? Aku tidak mencintainya, aku bahkan tidak pernah tidur dengannya, semua ini keinginan eomma-ku."Mira mengangkat gelasnya, mengajak Liera untuk meminum secara bersama, apapun keputusan. Dia yakin Liera sudah mempertimbangkan jauh lebih matang darinya."Kau berencana untuk pindah?" Mira tanya, dia tahu jika Liera tidak nyaman sejak dia tahu ada mantan suaminya di kedai ini, tapi seperti pria itu juga tidak menghiraukan kedatangannya."Saat ini aku sedang pertimbangkan, sulit mencari apartemen dengan harga terjangkau, aku juga memikirkan Haru, ini sulit untukku." Balasnya, wanita itu mengecap bibirnya, seperti vodka ini terlalu kuat untuknya, semakin bertambah usia.Kadar alkohol semakin berkurang, dia jadi bukan peminum yang baik."Kenapa berpikir seperti ini, dengarkan aku. Pria itu—bukankah sudah sering mendatangi apartemenmu?" Tanya Mira, kini wajahnya penuh dengan keseriusan, dia juga meletakan gelas yang ada di tangannya."Aku tidak perduli jika dia sering datang Mir, yang menjadi masalah sekolah Haru, aku tidak waktu mengurus kepindahannya, dia juga sulit beradaptasi di lingkungan baru, dan Group Choi tidak jauh dari apartemen lamaku, jadi kenapa aku harus berpikir pindah.""Kau benar! Seperti hanya aku yang khawatir." Mira mengangguk paham, dia terlalu memikirkan kehidupan sahabatnya.Liera tersenyum, baiklah. Bisa di katakan Mira adalah teman terbaiknya, bahkan dia yang menjadi salah satu saksi dirinya bisa sampai di sini, Mira yang membuat dirinya semakin baik."Kau terlalu memikirkanku, terima kasih untuk itu." Ucap Liera, dia memutuskan untuk menuangkan soju kedalam gelas milik Mira. "Sudah ya, kita nikmati saja hari ini, kapan lagi kita bisa seperti ini."Liera kembali mengangkat gelasnya, mengajak sahabatnya untuk menikmati waktu dimana tidak perlu mengkhawatirkan hal apapun.Sampai tanpa sadar tengah malam sudah waktunya. Jalanan kota semakin dipenuhi oleh banyaknya taksi yang melintas. Dan beberapa toko juga yang memutuskan untuk tutup, kedai-kedai semakin ramai, tidak terkendali jika mulai banyak yang terlarut dalam minuman dengan kadar alkohol rendah. Memang, jika hanya meminum satu sampai dua botol tidak berat, lebih dari itu semua akan mabuk pada waktunya. Jun memperhatikan setiap hal yang mantan istrinya lakukan dengan temannya, pertemuannya dengan seseorang membuatnya tidak fokus, sesekali harus melirik ke arahnya, terkadang dia juga harus menghela nafas. 'Leira, bagaimana aku tidak memikirkanmu.' "Bagaimana jika kita akhirnya pertemuan ini saja? Seperti Tuan Nam juga terlihat lelah, yang terpenting aku sudah menjelaskan dan jika berkenan anda bisa membacanya kembali." Ucap pria yang ada di hadapan Jun, dia memberikan sebuah map coklat, mendorong hingga berhenti di hadapannya. Pria itu mengalihkan pandangannya, memberikan senyuman padanya, lalu men
'Pak Ceo? Bagaimana dia—,' "Tiba-tiba menghubungiku, katakan. Kenapa kamu bisa berakhir seperti ini?" Tanya Sean, pria itu memang datang kesini karena khawatir, dia tahu jika ini sangatlah bukan haknya, entahlah hal apa yang membuatnya bisa berakhir berada di sini. Liera terdiam, dia tidak bisa mengatakan hal apapun, siatuasi apa ini, tangannya di menggenggam erat oleh mantan suaminya di hadapannya ada pak ceo, dimana dia akan mulai bekerja di bawah naungan Group Media T. "Maaf, maafkan saya. Hal itu—," Sean hanya menghela nafas, dia terkejut melihat pria yang berdiri tepat di belakang Liera, pria itu—yang sering mengganggu Liera dan kini dia menggenggam tangan wanita itu? "Maaf, tapi anda tidak bisa memaksa Nona Song. Aku bisa mengantarnya pulang." Ucap Sean, dia memutuskan melepaskan tangan Liera dari genggaman pria itu, menarik wanita itu untuk menjauh darinya dan berdiri di belakang dirinya. Jun hanya menatap tidak percaya, dia mengenal pria yang kini membawa Liera menjauh, hanya
Keesokan paginya.Liera bangun lebih awal karena nada dering ponselnya dan bisingnya suara bell apartemennya, dia mengusap matanya, lalu menyingkirkan selimut di tubuhnya, melihat siapa yang berkunjung di akhir pekan ini, dia mengintip siapa melalui layar monitor. Bola matanya langsung terbuka lebar, sungguh dia dengan terburu-buru langsung membukanya dan mengabaikan dirinya yang begitu kacau, dia belum sempat mengganti pakaiannya."Mom? Ada apa? Kenapa lama sekali membuka pintu dan bahkan mom tidak menjawab panggilan dari nenek." Ucap Haru, putranya sudah berdiri di depan pintu, dengan tatapan bingung bersama ibunya Liera.Hanya memberikan memberikan menggelengkan kepalanya, dari cari Liera berdiri sudah pasti semalam wanita itu minum, dengan singkat wanita itu memutuskan membawa masuk Haru, pria kecil itu bisa marah jika tahu ibunya kembali meminum."Haru meminta cepat pulang, dia mengatakan kamu sudah menjadi akan mengajaknya jalan-jalan hari ini." Ucap ibunya Liera, dia melepaska
Perjalanan ke pantai.Selama perjalanan hanya ada pertanyaan yang keluar dari mulut kecil Haru, seperti biasanya pria kecil itu banyak bertanya dan Liera? Dia hanya terkadang menjawabnya dan terkadang diam. Mencoba tetap fokus mengemudi tapi dia tetap juga fokus mendengarkan Haru, sampai akhirnya mobil itu terparkirkan dengan rapi, Liera dan Haru keluar secara bergantian.Wanita itu membawa tas besar dengan sebagain dari isinya adalah punya Haru, siang hari dimana matahari rasa begitu terik saat kaki keduanya menginjak pasir putih, suasana kali ini cukup ramai. Mengingat ini adalah akhir pekan.Siapapun akan berkunjung kesini, apalagi ini akhir penghujung musim panas dan akan segera datangnga musim semi.Terlihat sangat jelas wajah bahagia Haru ketika tangannya masih bergandengan dengan ibunya, dia melihat pantai dan suasana dengan tatapan tidak percaya, kesini lagi setelah sekian lama, tentu saja dia sangat senang dan tidak akan menyia-siakan kesempatan ini, sebisa mungkin dia akan
Beberapa hari berlalu.Kehidupan tetap berjalan seperti biasanya, Liera pikir setelah pindah ke Group Choi, hidupnya akan selalu bertemu dengan pria itu, tapi—nyatanya tidak.Sejauh ini, setelah lima hari dirinya bekerja di gedung ini, dia tidak pernah bertemu dengannya, bisa di katakan Liera nyaman bekerja disini, dia juga tidak bertemu dengan mantan suaminya.Ex Husband.Setidaknya hidupnya tidak benar-benar buruk, mungkin ini sebuah takdir baik, setelah dia terluka dan mendapatkan penghianatan, kini Tuhan sedang berbaik hati padanya, memberikan kehidupan dan pekerjaan yang sesuai, terutama fasilitas dan tidak lupa gajinya.Dimana dia bisa menyisihkan lebih banyak untuk masa depan Haru."Nona Song? Hari ini seluruh divisi akan melakukan rapat pertemuan, apakah anda sibuk?" Tanya seseorang yang datang keruangan Liera, dia berdiri tepat di depan meja kantor Liera.Liera mengangkat wajahnya, melepaskan pekerjaan sementara, menatapnya dan memberikan bungkuk hormat padanya, karena di kan
Ini hidupku, menjadi single Mom dengan satu anak memang bukan hal yang bisa dibanggakan, usiaku masih 26 tahun. namaku Hye Leira Song, bagi orang Korea Selatan umur 26 adalah hal yang masih muda untuk mengurus seorang putra. Tapi tak apa, aku tidak pernah memikirkan apapun yang orang lain katakan, bagiku putraku adalah duniaku. Dunia dimana hanya ada aku dan dia, orang lain hanya orang lain, tidak ada hubungan apapun dengan kehidupanku. Aku tidak masalah ketika para teman kuliahku menanyakan bagaimana kehidupan putraku, dan aku dengan bangga selalu berkata. 'Dia putraku, anak yang hebat, cerdas, kuat dan mandiri, dia adalah my galaxy. My World and my heart, aku sangat mencintainya dan tidak ada kata penyesalan saat putraku lahir kedunia ini.'Aku menikah di usia dua puluh tahun. Bercerai setelah usia kandunganku berjalan tiga bulan, pernikahan yang terjadi karena tidak pernah ada kata aku mencintaimu dari mulutnya, pernikahan itu murni karena sebuah
Beberapa jam berlalu. Leira berjalan keluar dari Media CT. Kakinya segera berlari saat waktunya untuk segera menghabiskan waktu bersama putranya, Leira sudah berjanji pada Haru. Jadi tidak ada hal yang bisa membuat Leira tetap berada di kantor, apalagi Haru adalah segalanya, sekeras apapun Leira bekerja, dia tidak pernah bisa menolak permintaan putranya. Leira menaiki bus setelah menunggu selama lima menit, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada sang Ibu, menanyakan apakah Haru sudah makan atau sekarang apa yang sedang putranya lakukan. Leira mendapatkan email jika dirinya akan ikut tim Tuan Han dengan beberapa orang, mereka semua akan berangkat ke kantor Group Choi, untuk memberikan laporan setiap bulan, melakukan presentasi dalam banyak hal entah itu laporan laba dan rugi dalam penjualan setiap hari atau perminggu yang dijadikan satu dalam hitungan bulan. Ini pertama kalinya Leira kesana, dia tidak pernah terpilih telah dua tahun
Keesokan paginya.Aktivitas rutin, tentu Leira terlebih dahulu mengantar sang putra ke sekolahnya, Leira hanya sebatas mengantar Haru sampai bus sekolah menjemputnya, kebetulan kantor Group Choi. Tidak jauh dari Seoul, Leira bisa sedikit merasa tenang. Seharusnya dia berangkat dengan tim-nya namun karena Leira tidak punya waktu, itulah kenapa dirinya memutuskan untuk sendiri kesana. Dia sudah mempelajari agenda hari ini, Leira bangun pagi kali ini, dia meluangkan waktu untuk membuat bekal Haru dan mencatat kebutuhan yang mulai menipis. Harus segera dibeli.Dan kebetulan Leira akan menerima gaji bulannya akhir pekan ini, itu berarti libur musim semi Leira ada waktu untuk mengajak Haru berlibur ke pantai. Sudah lama juga Leira tidak kesana, terakhir saat merayakan pernikahannya dan reuni angkatan universitas.Setelah itu, hidupnya sepenuhnya untuk Haru, Leira sangat jarang bertemu dengan teman masa SMA-nya lagi, biasanya di akhir pekan mereka akan