Share

Bab 10

Alisnya terangkat, Leira mengurungkan niatnya untuk kembali meneguk gelas miliknya, apakah dirinya butuh persetujuan Mira? Padahal jelas jika penawaran yang pria itu berikan benar-benar diluar harapan Leira, dalam artian gaji yang dirinya harapan sudah ada didepannya.

“Ini demi kebaikanku Mir,” ucapnya,

Leira tidak bisa berbohong jika dirinya merasa tidak nyaman saat tatapan dari tempat lain begitu mengusiknya, kenapa harus terus bertemu dengannya? Apakah kota Seoul sesempit itu?

“kebaikanmu? Apakah masih ada hal yang ingin kamu dapatkan?” Mira bertanya, dia gadis yang suka bertanya dan keingintahuannya begitu tinggi, seorang yang tidak pandai berkencan dan begitu menyukai kedamaian.

Leira tidak tahu hal apa yang membuat keduanya bisa bertemu dan berteman hingga saat ini, tapi itu adalah sebuah takdir, dimana hal tak terduga selalu datang diwaktu tertentu.

“Tentu, seperti sekarang waktunya—untukku mematangkan segala kebutuhan Haru, menjamin masa depannya.”

"Nothing ra." Mira hanya bisa menggelengkan kepalanya, tangannya masih menggenggam gelas, matanya melihat ke seluruh penjuru ruangan ini, mencari sesuatu menarik untuk di lihat.

Tapi seperti kedai ini tidak akan di kunjungi oleh seseorang, lihatlah. Ini begitu sepi dan tidak banyak yang berkunjung.

Sedang wanita yang ada di hadapannya, hanya terdiam, melihat gelas di tangannya dimana tidak nyaman menatap objek lain, hanya cukup melihat itu saja, karena feeling tahu jika dari arah lain ada sorotan mata yang menanti, dirinya melihat ke arah dirinya.

"Aku harus bagaimana, aku berbeda dengan Mir, kau memiliki kekasih kaya raya, sedang aku memiliki Haru, hal yang harus aku jaga dan membuatku tidak bisa memikirkan hal lain."

"Kau bukan? Aku tidak mencintainya, aku bahkan tidak pernah tidur dengannya, semua ini keinginan eomma-ku."

Mira mengangkat gelasnya, mengajak Liera untuk meminum secara bersama, apapun keputusan. Dia yakin Liera sudah mempertimbangkan jauh lebih matang darinya.

"Kau berencana untuk pindah?" Mira tanya, dia tahu jika Liera tidak nyaman sejak dia tahu ada mantan suaminya di kedai ini, tapi seperti pria itu juga tidak menghiraukan kedatangannya.

"Saat ini aku sedang pertimbangkan, sulit mencari apartemen dengan harga terjangkau, aku juga memikirkan Haru, ini sulit untukku." Balasnya, wanita itu mengecap bibirnya, seperti vodka ini terlalu kuat untuknya, semakin bertambah usia.

Kadar alkohol semakin berkurang, dia jadi bukan peminum yang baik.

"Kenapa berpikir seperti ini, dengarkan aku. Pria itu—bukankah sudah sering mendatangi apartemenmu?" Tanya Mira, kini wajahnya penuh dengan keseriusan, dia juga meletakan gelas yang ada di tangannya.

"Aku tidak perduli jika dia sering datang Mir, yang menjadi masalah sekolah Haru, aku tidak waktu mengurus kepindahannya, dia juga sulit beradaptasi di lingkungan baru, dan Group Choi tidak jauh dari apartemen lamaku, jadi kenapa aku harus berpikir pindah."

"Kau benar! Seperti hanya aku yang khawatir." Mira mengangguk paham, dia terlalu memikirkan kehidupan sahabatnya.

Liera tersenyum, baiklah. Bisa di katakan Mira adalah teman terbaiknya, bahkan dia yang menjadi salah satu saksi dirinya bisa sampai di sini, Mira yang membuat dirinya semakin baik.

"Kau terlalu memikirkanku, terima kasih untuk itu." Ucap Liera, dia memutuskan untuk menuangkan soju kedalam gelas milik Mira. "Sudah ya, kita nikmati saja hari ini, kapan lagi kita bisa seperti ini."

Liera kembali mengangkat gelasnya, mengajak sahabatnya untuk menikmati waktu dimana tidak perlu mengkhawatirkan hal apapun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status