Perjalanan ke pantai.Selama perjalanan hanya ada pertanyaan yang keluar dari mulut kecil Haru, seperti biasanya pria kecil itu banyak bertanya dan Liera? Dia hanya terkadang menjawabnya dan terkadang diam. Mencoba tetap fokus mengemudi tapi dia tetap juga fokus mendengarkan Haru, sampai akhirnya mobil itu terparkirkan dengan rapi, Liera dan Haru keluar secara bergantian.Wanita itu membawa tas besar dengan sebagain dari isinya adalah punya Haru, siang hari dimana matahari rasa begitu terik saat kaki keduanya menginjak pasir putih, suasana kali ini cukup ramai. Mengingat ini adalah akhir pekan.Siapapun akan berkunjung kesini, apalagi ini akhir penghujung musim panas dan akan segera datangnga musim semi.Terlihat sangat jelas wajah bahagia Haru ketika tangannya masih bergandengan dengan ibunya, dia melihat pantai dan suasana dengan tatapan tidak percaya, kesini lagi setelah sekian lama, tentu saja dia sangat senang dan tidak akan menyia-siakan kesempatan ini, sebisa mungkin dia akan
Beberapa hari berlalu.Kehidupan tetap berjalan seperti biasanya, Liera pikir setelah pindah ke Group Choi, hidupnya akan selalu bertemu dengan pria itu, tapi—nyatanya tidak.Sejauh ini, setelah lima hari dirinya bekerja di gedung ini, dia tidak pernah bertemu dengannya, bisa di katakan Liera nyaman bekerja disini, dia juga tidak bertemu dengan mantan suaminya.Ex Husband.Setidaknya hidupnya tidak benar-benar buruk, mungkin ini sebuah takdir baik, setelah dia terluka dan mendapatkan penghianatan, kini Tuhan sedang berbaik hati padanya, memberikan kehidupan dan pekerjaan yang sesuai, terutama fasilitas dan tidak lupa gajinya.Dimana dia bisa menyisihkan lebih banyak untuk masa depan Haru."Nona Song? Hari ini seluruh divisi akan melakukan rapat pertemuan, apakah anda sibuk?" Tanya seseorang yang datang keruangan Liera, dia berdiri tepat di depan meja kantor Liera.Liera mengangkat wajahnya, melepaskan pekerjaan sementara, menatapnya dan memberikan bungkuk hormat padanya, karena di kan
Ini hidupku, menjadi single Mom dengan satu anak memang bukan hal yang bisa dibanggakan, usiaku masih 26 tahun. namaku Hye Leira Song, bagi orang Korea Selatan umur 26 adalah hal yang masih muda untuk mengurus seorang putra. Tapi tak apa, aku tidak pernah memikirkan apapun yang orang lain katakan, bagiku putraku adalah duniaku. Dunia dimana hanya ada aku dan dia, orang lain hanya orang lain, tidak ada hubungan apapun dengan kehidupanku. Aku tidak masalah ketika para teman kuliahku menanyakan bagaimana kehidupan putraku, dan aku dengan bangga selalu berkata. 'Dia putraku, anak yang hebat, cerdas, kuat dan mandiri, dia adalah my galaxy. My World and my heart, aku sangat mencintainya dan tidak ada kata penyesalan saat putraku lahir kedunia ini.'Aku menikah di usia dua puluh tahun. Bercerai setelah usia kandunganku berjalan tiga bulan, pernikahan yang terjadi karena tidak pernah ada kata aku mencintaimu dari mulutnya, pernikahan itu murni karena sebuah
Beberapa jam berlalu. Leira berjalan keluar dari Media CT. Kakinya segera berlari saat waktunya untuk segera menghabiskan waktu bersama putranya, Leira sudah berjanji pada Haru. Jadi tidak ada hal yang bisa membuat Leira tetap berada di kantor, apalagi Haru adalah segalanya, sekeras apapun Leira bekerja, dia tidak pernah bisa menolak permintaan putranya. Leira menaiki bus setelah menunggu selama lima menit, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada sang Ibu, menanyakan apakah Haru sudah makan atau sekarang apa yang sedang putranya lakukan. Leira mendapatkan email jika dirinya akan ikut tim Tuan Han dengan beberapa orang, mereka semua akan berangkat ke kantor Group Choi, untuk memberikan laporan setiap bulan, melakukan presentasi dalam banyak hal entah itu laporan laba dan rugi dalam penjualan setiap hari atau perminggu yang dijadikan satu dalam hitungan bulan. Ini pertama kalinya Leira kesana, dia tidak pernah terpilih telah dua tahun
Keesokan paginya.Aktivitas rutin, tentu Leira terlebih dahulu mengantar sang putra ke sekolahnya, Leira hanya sebatas mengantar Haru sampai bus sekolah menjemputnya, kebetulan kantor Group Choi. Tidak jauh dari Seoul, Leira bisa sedikit merasa tenang. Seharusnya dia berangkat dengan tim-nya namun karena Leira tidak punya waktu, itulah kenapa dirinya memutuskan untuk sendiri kesana. Dia sudah mempelajari agenda hari ini, Leira bangun pagi kali ini, dia meluangkan waktu untuk membuat bekal Haru dan mencatat kebutuhan yang mulai menipis. Harus segera dibeli.Dan kebetulan Leira akan menerima gaji bulannya akhir pekan ini, itu berarti libur musim semi Leira ada waktu untuk mengajak Haru berlibur ke pantai. Sudah lama juga Leira tidak kesana, terakhir saat merayakan pernikahannya dan reuni angkatan universitas.Setelah itu, hidupnya sepenuhnya untuk Haru, Leira sangat jarang bertemu dengan teman masa SMA-nya lagi, biasanya di akhir pekan mereka akan
Malam harinya. Leira melewati jalanan kota Seoul, udara cukup sejuk untuk menyambutnya musim semi, selalu seperti ini setelah bertemu dengan Nam Jun. Bayangan masa lalu tentang betapa bodoh dirinya, bagaimana bisa Leira begitu mencintai pria itu, padahal sangat jelas jika Nam Jun lebih memilih untuk bersama kekasihnya walau pria itu sangat jelas tahu sudah memiliki seorang istri, dan Leira tetap berada di sampingnya, menerima semua luka itu. Leira berhenti pada sebuah klub, kenapa dia kesini? Mungkin dengan sebotol alkohol bisa membuatnya tenang, tapi secepat itu Leira memutuskan untuk tidak melangkah masuk, dia seorang Ibu. Tidak baik kembali dengan keadaan mabuk, Leira yakin Haru akan kembali memarahi dirinya. Leira kembali tersenyum, dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sang Ibu, mengatakan jika hari ini dia tidak bisa menjemput Haru.'Leira kau belum pulang?' - sang Ibu.Leira menempelkan benda tipis itu, memilih du
“Mommy! Haru tidak suka, mom selalu tidur diruang tamu!” Leira mengusap matanya dan menatap ke arah sumber suara, dia segera merapikan pakaiannya dan berjalan mendekati Haru dan Ibunya, dia tidak tahu jika ini akan membuatnya lebih kacau. Lagi-lagi dirinya bertindak seperti anak kecil, dia mengabaikan jika dirinya adalah seorang Ibu, Leira mendekati putranya, tersenyum dan mencoba membuat putranya tidak marah lagi padanya. “Haru sudah datang? Maaf, Mom janji--,” “Janji tidak akan melakukannya lagi? Mom selalu seperti ini, bagaimana Haru bisa tenang jika tinggal bersama Ibu?” Ucap Haru, walau putranya begitu sering memarahinya, ketahuilah dia berusaha bersikap dewasa di usianya.Leira menatap kearah Ibunya, meminta bantuan untuk sedikit membuat Haru berhenti memarahinya, menyadari hal itu sang Ibu segera menggenggam tangan Haru, membawanya ke dalam kamar.“Haru bilang ingin menunjukkan gambarmu, sekarang Ibu ingin melihatnya.” ucap Nyonya Song, dia me
Dia menghela nafas, bohong jika perasaan kecewa terhadap ibunya sudah hilang, tetap saja jika saat itu Ibunya tidak mendesak Nam Jun untuk menemuinya dan membuat dirinya jatuh cinta, mungkin saat ini Leira tidak akan membenci siapapun, dan akankah dirinya bisa percaya lagi untuk mencintai seseorang?“Untuk saat ini atau bahkan beberapa tahun kedepan, aku hanya berharap Haru selalu bersamaku.” ucapnya, Leira meninggalkan ruang tamu dengan box berisi naskah, dia meletakkan benda itu di ruang perpustakaan mini miliknya.Kakinya terhenti saat melihat Haru yang terdiam di dalam kamar, Leira melihat dari cela pintu dan mencari tahu apa yang sedang putranya lakukan.“Apakah menyenangkan mempunyai Daddy? Haru ingin memiliki Daddy.” Samar-samar Leira mendengar itu, dia mengurung untuk melangkah masuk kedalam, ucapan Haru mengoreskan luka pada hatinya. Leira tahu, sekeras apapun dirinya mencoba menjadi ayah dan ibu untuk Haru, tetap saja tidak akan bisa disamakan dengan