Share

Manusia 30 Triliun
Manusia 30 Triliun
Penulis: Lembayung

Bab 1

Tepat pukul 7 malam, terdengar dari luar suara hujan yang turun sangat deras, suara gemuruh itu sangat jelas terdengar di telinga, sampai-sampai suara pesan yang masuk ke handphone minimarket pun sedikit tidak terdengar, hari ini tepat di sekitar universitas bintang ternama di kota bengkulu Kevin sedang bekerja seperti biasanya, menjaga toko minimarket yang sudah dari dulu berdiri disana.

"Selamat malam kakak, bisa tolong antarkan sekotak pengaman, satu bungkus tisu magic dan vigel, lalu kirimkan barang tersebut ke alamat ini, di perempatan jalan anggrek. Hotel Surya, lantai 3 kamar nomor 1625, ditunggu segera!, Terimakasih…"

Setelah membaca pesan, Kevin langsung mencari dan mempersiapkan barang yang dipesan, dan bersiap-siap untuk mengantarkan barang tersebut. Dengan mengendarai sepeda motornya, karena hujan sangat deras,  dia pun mengenakan jas hujan dan bergegas menuju hotel surya di perempatan Anggrek.

Saat kevin melewati sebuah jalan yang tergenang air cukup panjang, Kevin tidak sengaja jatuh dan terpeleset. Celana dan sepatunya menjadi basah dan itu terlihat sangat memalukan. Tetapi untungnya barang yang di bawanya tidak basah, dia juga tidak berani untuk berlama lama meratapi kemalangannya, kemudian Kevin menaiki motornya kembali dan melanjutkan perjalanan menuju hotel.

Setelah sampai di hotel surya, kevin langsung melangkahkan kakinya menuju lantai atas kamar 1625, Kevin menaikkan tangannya untuk mengetuk pintu dan tidak lama pintu itu pun terbuka. "Halo selamat malam kak, ini barang yang anda pesan..." Kevin tercengang ketika dia mengatakan setengah dari kalimatnya.

Wanita di depannya bukanlah orang lain, melainkan dia adalah pacarnya sendiri, dengan sangat terkejut dia melihat ke arah orang itu, dan berkata. "Dinda! Kamu…?"

Dia hanya melihat Dinda yang hanya mengenakan handuk mandi berwarna putih dan rambut panjangnya yang hitam terurai menutupi kedua bahunya, sedangkan aroma campuran sabun mandi dan sampo berhembus ke arah wajah Kevin.

 "Din.. Dinda, kenapa kamu berada di sini…?" Kevin menatap Dinda dengan sangat tidak percaya. Hingga sekarang, pikirannya masih dalam kondisi bingung. Berkata dalam hati, "Apa jangan-jangan dia sengaja ingin menemuiku…"

Tiba-tiba Dinda bertanya kepadanya, "Kenapa yang mengantarkan barang ini adalah kamu…?" Dinda terkejut karena Kevin yang tiba-tiba muncul di hadapannya, dengan tanpa sadar Dinda melangkahkan kaki nya sedikit mundur selangkah ke belakang, Dinda bingung bagaimana menjelaskan ini semua kepada Kevin, jelas-jelas dia sudah tertangkap basah, walaupun kecurigaan Kevin belum ke arah manapun, tetapi Dinda sangat tertekan dengan hadirnya Kevin saat ini.

Terdengar suara dari dalam kamar itu, "Ada apa ini, kenapa lama sekali…?" Suara itu ternyata dari seorang pria yang berjalan keluar dari dalam kamar dan juga dia mengenakan handuk mandi yang melingkari setengah badannya. Kevin dibuat sangat terkejut untuk kedua kalinya, ternyata dia mengenali pria tersebut. pria itu tidak lain adalah Mario, pria yang begitu tampan dan sangat kaya dari jurusan Manajemen Ekonomi di universitas bintang, kota Bengkulu ini.

Mario telah dikenal oleh banyak orang, terutama oleh kaum hawa, dia adalah lelaki yang sangat kaya dan ada banyak wanita yang ingin sekali mendekatinya, tapi kevin bergumam dalam hati "Kenapa pacarku juga dia dekati…?" Kevin langsung mendekat ke arah Mario, dengan sangat emosi dia berkata kepadanya,  "Mario! Berani-beraninya kamu menyentuh wanitaku..." Kevin tidak bisa menahan amarahnya dia sudah mengepalkan kedua tangannnya untuk bersiap-sip memukul wajah lelaki hidung belang itu. "Hentikan…!" 

Dinda menghalanginya saat Kevin akan memukul Mario, mendengar perkataan Dinda, Kevin segera menenangkan dirinya, melonggarkan kedua kepalan tangannya. 

Dengan sikap yang sangat dingin Mario berbicara kepada Dinda, "Jika kita sudah ketahuan oleh Kevin, maka tidak ada yang perlu disembunyikan lagi, lebih baik untuk kita mengakui saja semuanya tentang hubungan yang kita jalani selama ini…!" Ujar Mario kepada Dinda.

Dinda berteriak pada Kevin dengan tajam, "Kevin, hubungan kita cukupkan saja sampai disini…!" 

Kevin dibuat tercengang atas perkataan Dinda, "Apa? Maksudmu kita putus…?" Matanya melebar dan memelototi Dinda karena tidak percaya dengan kata katanya, "Dinda, hubungan kita sudah lebih dari setahun, dan sekarang kamu minta putus denganku…?"

"Benar, Putus!..." Dinda menatap Kevin tanpa mengelak, "Sangat terkejut bukan? Ketika aku jalan keluar untuk makan bersama kamu, aku hanya bisa makan di warung pinggir jalan yang sangat sederhana dan tidak enak. Kosmetik yang selalu kamu belikan untukku sangat murahan. Lihatlah pakaian yang kamu beli tidak lebih dari 100 Ribu. Setiap kali jalan-jalan denganmu, orang lain diam-diam menertawakan aku, asalkan kamu tahu, aku sangat malu dengan semua ini…?"

"Ini bukan kehidupan yang aku inginkan, kehidupanku sangatlah mahal dan sama sekali bukan dengan orang pecundang miskin seperti dirimu. Ketika aku masih mahasiswi, aku terlalu naif untuk dibodohi oleh dirimu Kevin…!" 

Ketika Dinda berbicara demikian, dia membawa aura kebencian yang sangat kuat! Dinda menggenggam tangan Mario yang ada di sebelahnya dan berkata kepada Kevin, "Ini adalah pacarku! Mulai sekarang, aku Dinda tidak ada hubungannya denganmu lagi dan jangan datang mengganggu diriku, karena aku sudah bahagia bersamanya, mulai dari sekarang dan seterusnya…!"

"Tampaknya kamu adalah mantan pacar Dinda yang malang itu…!" Mario menatap Kevin dengan senyuman sinis dan menantang. Kevin yang mengenakan jas hujan dengan lumpur di celana dan sepatunya benar-benar terlihat seperti pecundang di hadapan Dinda dan Mario.

Mario mengulurkan tangannya dan mengambil kantong plastik di tangan Kevin. Dia mengeluarkan kotak pengaman dari dalamnya, lalu mengguncangnya, Mario tertawa ringan dan berkata kepada Kevin, "Kamu Secara khusus mengantarkan pengaman ke hotel ini untuk mantan pacarmu, aduh sobat, kamu sungguh murah hati sekali, haha…!" Dengan tertawa sangat keras, Mario begitu merendahkan Kevin dihadapan Dinda.

"Apakah kamu tidak keluar dari sini…?" Ujar Dinda yang sangat sinis berkata terhadap Kevin. "Lebih baik jika dia tidak keluar, mungkin saja dia ingin melihat apa yang akan dilakukan aku dengan kamu. Mari kita melakukan siaran langsung di depan matanya..." Kata Mario sambil mengejek dan menatap ke arah Kevin.

Ketika melihat Dinda yang Dia cintai mengkhianatinya, Kevin pun melihat bahwa Dinda memang sudah tidak ingin bersama Dirinya. Kevin sedang dalam suasana hati yang buruk dan hancur. Dia perlahan berbalik dan berjalan menjauh dari kamar itu selangkah demi selangkah.

"Hei kawan, apa kamu tidak akan mengambil uangnya? Sungguh sangat menarik, selain pacar, masih dapat pengaman gratis haha…!" Mario merasa sangat puas ketika melihat Kevin yang putus asa, kemudian menutup pintu kamar. Saat keluar dari hotel itu, hujan turun semakin deras. 

Kevin melepaskan jas hujannya dan hujan yang deras itu telah membasahi seluruh tubuhnya, tetapi itu juga membuat pikirannya lebih tenang. Bagaimanapun, Dinda masih berpikir dia tidak punya uang. Dia seharusnya merasa beruntung untuk kehilangan wanita yang realistis dan matre seperti Dinda, mengapa dia harus merasa sedih?

Ponsel Milik Kevin di sakunya bergetar. Kevin mengeluarkannya dan melihat ada sebuah pesan, tetapi ketika dia melihat nomor itu, Kevin terkejut dan menghentikan laju motornya..."Menurut keputusan dari pengadilan, keturunan dari keluarga Jaya, Kevin lulus dari uji pelatihan kemiskinan dan mulai sekarang akan diberi hak untuk mengontrol harta kekayaannya." Air hujan yang menetes di atas layar, membuat pesan ini berangsur-angsur tidak terlihat lagi.

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Marielyssa Hiraizawa
cuma tukar nama aja
goodnovel comment avatar
Marielyssa Hiraizawa
mcm gelard crawford
goodnovel comment avatar
Gumenk Meleng'k Hijrah
kok hampir sama cerita awal dengan kejadian sekarang,yakni anak dari Mentri dan anak dari banser
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status