Nasib Kevin memang sangat beruntung, dia dilahirkan dan tumbuh besar dari keluarga yang sangat kaya, Kevin sudah terbiasa hidup dengan kemewahan, apapun yang dia inginkan pasti akan terlaksana. Saat dia pergi kemanapun selalu ditemani oleh banyak pengawal, karena keluarganya khawatir akan masa depan Kevin yang terbiasa hidup dengan kemewahan, mereka merasa takut bila suatu saat nanti keluarganya jatuh miskin dan Kevin tidak akan bisa hidup dengan kemiskinan.
Demi menjaga semuanya itu terjadi, keluarganya pun memutuskan untuk menguji Kevin dengan menitipkan dirinya ke suatu tempat yang telah diatur sebelumnya oleh keluarganya. Dimana dia bisa merasakan hidup miskin dan penuh dengan kesengsaraan, sehingga ketika dia tumbuh besar nanti, dia bisa lebih menghargai harta yang dimilikinya.Berbagai macam masalah selalu menghampiri dirinya, saat dia masuk sekolah hampir setiap hari Kevin selalu di bully oleh teman-temanya, dia harus pergi berkerja paruh waktu hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, baik untuk makan maupun untuk kebutuhan lainnya.Kevin sangat dikucilkan dilingkungannya karena dia tidak mempunyai apapun, untuk makan saja Dia harus bekerja terlebih dahulu. Orang yang melihatnya merasa jijik dengan Kevin.Waktu cepat berlalu Kevin tumbuh dengan sangat dewasa di bandingkan dengan teman sebayanya. Tepat di usianya yang beranjak 19 tahun, dimana hari ini dia memasuki bangku kuliah, Dia diterima di universitas ternama di kota Bengkulu. Dari sinilah awal mula Dia bertemu dengan Dinda, mereka satu angkatan dan bertemu sejak pertama kali mengikuti orientasi studi dan pengenalan kampus.Kevin pun jatuh cinta pada pandangan pertama saat Dinda memperkenalkan diri di depan kelas mereka, Dinda yang begitu lugu, baik dan sangat jujur itu membuat hati Kevin ingin memilikinya. Tidak butuh waktu lama Kevin dan Dinda resmi berpacaran.Hari demi hari mereka lalui begitu cepat, dan tidak terasa hubungan Kevin dan Dinda akan beranjak 1 tahun. Tapi sebulan terakhir ini dinda sangat susah untuk dihubungi oleh Kevin, Dinda selalu mengatakan bahwa Dia sibuk dengan tugas ataupun dengan teman-temannya.Tapi Kevin tidak pernah curiga dengan Dinda, Dia selalu percaya dengan perkataan Dinda. Sampai suatu hari Dia melihat Dinda dihotel dengan Mario, Kevin sangat tidak percaya bahwa wanita yang Dia percaya telah mengkhianatinya. Dia sangat terkejut bahwa Dia mengantarkan barang jijik itu untuk Dinda dan Mario.Kevin selalu berfikir jika Dinda tulus dengan Kevin, Dia mengerti dengan kehidupan Kevin yang sangat sederhana itu. Tapi ternyata Dinda lebih memilih laki-laki kaya dibandingkan hubungannya dengan Kevin yang akan beranjak 1 tahun.Perjuangan Kevin selama ini sangat sia-sia Dia tidak menyangka hubungannya dengan Dinda akan berakhir seperti ini, tapi Dia tidak begitu lama menangisi perginya Dinda hanya untuk laki-laki seperti Mario. Karena pesan masuk dari keluarganya telah membuat Kevin sangat yakin bahwa Dinda tidak baik untuknya.Dalam delapan tahun ini, karena kemiskinannya, Kevin telah mengalami banyak penderitaan yang tak terhitung jumlahnya. Saat ini, hanya penderitaan yang terlintas di benak Kevin, dia merasakan kehidupannya ini sama seperti dalam film saja.Jika bukan karena pesan tempo itu, Kevin hampir saja melupakan identitasnya sebagai generasi kedua dari orang yang super kaya, tetapi sekarang sudah tidak penting lagi, karena semua yang termasuk miliknya sudah kembali.Keesokan harinya, setelah Kevin bangun, dia jarang-jarang untuk naik taksi dan langsung pergi ke sebuah bank yang ada di pusat kota.Bank itu terletak di kawasan pusat bisnis kota Bengkulu, di mana semua perusahaan terkaya di kota ini telah berkumpul di sana. Ada bermacam-macam mobil mewah yang diparkir di sekitar Bank tersebut. Orang-orang di sekitar sana, baik dalam pakaian ataupun kepribadiannya sudah terlihat jelas, menegaskan bahwa identitasnya sebagai orang kaya sangat terlihat. Kevin melangkah menuju pintu bank yang ada di depannya dan mendorong pintu tersebut untuk masuk ke dalam lobi. Pintu lobi bank memang sudah otomatis bisa didorong untuk keluar dan ke dalam, tetapi ketika Kevin ingin masuk dan mendorongnya, dia sedikit ceroboh, karena kebetulan Dia bertemu dengan seorang gadis berkulit putih mulus yang datang dari dalam dan mencoba keluar dari bank tersebut. Gadis tersebut terbentur oleh pintu yang disebabkan oleh Kevin, Dia meminta maaf kepada gadis itu segera, berkata "Maaf nona, aku tidak sengaja menabrak, karena aku benar-benar tidak melihatmu." Gadis ini menjawab, "Apakah aku transparan, sehingga kamu tidak bisa melihatku…?" Gadis yang berkulit putih mulus itu seketika mengerutkan dahinya dan menatap Kevin dengan sangat marah.Di sana manajer lobi depan, yang bernama Nina, segera menghampiri dengan sepatu hak tinggi yang ia kenakan, lalu bertanya tentang kondisi gadis yang berkulit putih itu. Gadis itu menurunkan tangannya dan menatap Kevin dengan sangat tidak senang. Ketika melihat Kevin yang mengenakan pakaian murahan di seluruh tubuhnya, wajahnya muncul kesan kecurigaan.Bank itu berbeda dengan bank lainnya. Nasabah utamanya adalah pebisnis kelas atas. Dia juga datang bersama dengan ayahnya, ada apa Kevin datang ke Bank itu?"Tuan, mohon maaf apakah Anda datang kesini untuk apa…? Tanya Nina. Jika dilihat dari penampilan dan usia Kevin, jelas bukan target nasabah Bank elit itu. Kevin berkata dengan santai. "Aku datang kesini untuk menarik uang…" Terkejut dengan apa yang dikatakannya, Nina berbicara "Apa! Ingin menarik uang…?" Wanita di samping terkejut, lalu segera berubah menjadi senyuman yang sinis dan menatap Kevin dengan menyeringai. Setidaknya kamu harus punya kartu untuk menarik uang, bukan? Tidaklah mudah untuk mengajukan kartu di bank, karena perlu menyetor seratus juta terlebih dahulu agar dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan kartu tertentu.Ketika melihat penampilan Kevin yang sangat biasa dan terlihat tidak punya uang seperti itu, bukannya sudah jelas apakah dia bisa mengajukan kartunya atau tidak? "Apakah Anda punya kartunya…?" Kata Nina. Dia merasa bahwa Kevin pasti tidak memiliki pengalaman dan tidak tahu aturan bank mereka, atau pun berpikir bahwa kartu dari bank lain dapat digunakan di sini."Tidak..." Kevin menggelengkan kepalanya, Gadis berkulit putih di samping tidak bisa menahan tawa ketika mendengar bahwa jawaban Kevin yang sangat jujur kepada manajer bank itu, dan bahkan dia tidak ingin melihat Kevin."Putriku, ayo kita pergi…" Pada saat ini, ayah dari gadis yang berkulit putih itu datang dengan membawa bukti setoran di tangannya. "Manajer Nina, aku dan ayahku akan pergi terlebih dahulu…" Gadis yang berkulit putih itu meraih tangan Nina, kemudian mengalihkan pandangannya ke sekitar tubuh Kevin."Manajer Nina, orang seperti ini akan mempengaruhi citra bank kalian dan juga suasana hati kami tidak akan senang dan kami akan merasa terganggu sebagai nasabah! Berharap saya tidak akan melihat Dia muncul di situasi seperti ini lagi untuk kedepannya…" Setelah gadis yang berkulit putih itu dan Ayahnya selesai berbicara, dia menggenggam tangan ayahnya dan mendorong pintu sampai terbuka."Pak Wijaya, hati-hati di jalan..." Nina mengantarkan sampai depan pintu, sambil menatap kedua orang ayah dan putri itu pergi dengan mobil mewahnya, kemudian berbalik ke lobi dengan kesal dan memutuskan bahwa Kevin harus dipersilakan keluar secepat mungkin! Tapi di manakah orang itu?Tempat di mana Kevin berdiri sekarang sudah tidak ada orang dan Nina mulai mencurigai Kevin. Mungkinkah anak ini merasa malu dan pergi dengan diam-diam dari Bank itu? Ketika Nina memikirkannya, dia merasa tenang bahwa Dia tidak harus mengusir orang miskin itu, kemudian ketika dia hendak pergi bekerja, dia melirik ke sebuah sosok bayangan.Anak itu! Tidak heran bahwa Nina tidak melihatnya tadi, karena dia sudah berjalan ke pintu ruang VIP.Pilar di lobi tadi telah menghalangi sosok bayangannya. Ruang VIP diperuntukkan bagi nasabah dengan status yang lebih tinggi dan setidaknya memiliki deposito sebesar Satu milyar rupiah!Kevin bahkan tidak punya kartu, bukannya ini menjadi kewajiban manajer operasional un
"Baik tuan, tunggu sebentar…." Setelah selesai berbicara, Indra duduk di depan komputer dan mengoperasikannya. Berdasarkan instruksi Indra, Kevin menekan beberapa sidik jari lagi."Sudah bisa, Tuan Kevin..." Indra menekan tombol "OK" di layar dan tabel akun Kevin telah muncul. Indra mengarahkan jarinya ke nomor di bawah sisa saldo rekening di layar komputer dan berkata, "Tuan Kevin, ini adalah total rekening pribadi Anda saat ini..." Awalnya Indra biasa saja, tetapi setelah melihat dengan jelas, dia sangat terkejut."Salah…!" Indra tiba-tiba menyadari bahwa dia telah salah menghitungnya, "Sisa saldonya senilai 30 triliun rupiah." Setelah selesai membacanya, Indra tidak tahan untuk menarik nafas karena masih tidak percaya pria 20 tahun yang ada di depannya adalah seorang yang sangat kaya raya.Seorang pemuda berusia 20 tahun seperti Kevin, saat ini memiliki aset yang begitu besar! Ini adalah uang di mana hampir 99% orang di dunia tidak bisa mendapatkannya dalam hidup mereka. Kevin mena
Namun, ketika dia melangkah menuju lobi, dia malah melihat Nina memukul dan menarik Kevin dengan ekspresi yang begitu kejam! Sedangkan Kevin terlihat sangat marah! Hati Indra tiba-tiba merasa terkejut, Nina yang bodoh itu sudah berurusan dengan orang yang sangat penting. Dia sekarang tidak hanya bermain api sendirian, tetapi sangat mungkin akan melibatkannya! Nina begitu berani terhadap Kevin, jikalau Dia tahu bahwa orang yang dia tarik adalah orang yang mempunyai uang 30 triliun di rekeningnya, dia benar-benar sudah membuat Indra mati rasa. Orang yang kaya sangat mudah untuk menyuruh siapapun berbuat apa yang dia inginkan, ketika orang itu menggerakkan jari tangannya, itu akan membiarkan siapapun mati tanpa mengetahui bagaimana caranya dia mati. "Habislah kau Nina, aku pun kena getahnya nanti…!" Indra kembali cemas dalam hatinya.Indra bergegas menuju ke kerumunan yang sedang membawa Kevin. Sebelum dia sempat untuk berbicara, Nina memperlihatkan kartu blackgold di tangannya kepada I
Terdengar ada suara yang memanggil, orang itu datang melalui pintu samping, "Dinda…!". Semua teman sekelas melihat ke arah suara tersebut dan begitu melihatnya, ternyata Mario yang datang. Mario masuk dari pintu samping dan berjalan mendekati Dinda yang sedang mengobrol dengan teman sebangkunya. Dinda berdiri dan langsung memeluk Mario dengan erat. Mario mengelus wajah Dinda yang mulus itu, dengan tidak memperdulikan orang sekitar keduanya pun tiba-tiba saling berciuman. Ketika melihat adegan Dinda dengan Mario, banyak teman sekelas yang melihat ke arah Kevin lagi. Karena semua orang tahu, bahwa Kevin adalah pacar Dinda sebelumnya dan mereka masih tidak tahu bahwa Dinda telah putus dengan Kevin sudah beberapa minggu ini. Sedangkan Kevin hanya merasa jijik dengan kelakuan mereka berdua, Kevin tahu bahwa Mario tidak sebaik yang Dia kira. Karena dia pernah mendengar dari teman sekamarnya yang berkata, bahwa Mario setidaknya pernah membawa sepuluh perempuan untuk tinggal di asrama kamp
Tantri tersenyum kecut dan mengikuti akting Kevin, "Oke, aku tunggu, jujur saja, aku masih belum pernah masuk restoran itu…!"Tantri mana tahu jika ajakan Kevin itu benar benar akan dilakukannya, karena dia tahu Kevin hanya bercanda. Tantri lalu pergi karena Kevin dipanggil oleh kedua sahabatnya.Kedua teman sekamar Kevin berjalan dan mengajaknya ke kantin untuk makan siang.Di dekat pintu masuk kantin itu, Fadli tiba-tiba berhenti, kemudian menatap ponsel dan berkata dengan keras, "Sial, Andre sudah mendapatkan pasangan, kalian lihatlah grup asrama kita…!""Benarkah?" Kevin dan Doni segera mengeluarkan ponselnya dan membuka grup asrama. Andre baru saja mengirimkan sebuah pesan, "Hai kawan-kawan, aku secara resmi mulai hari ini mengumumkan bahwa aku sudah tidak sendiri lagi! Cepatlah kembali ke asrama, aku akan mentraktir kalian makan siang hari ini…!""Anak itu akhirnya telah menemukan seseorang yang bisa menemani dan akhirnya tidak akan merasa kesepian lagi..." Ujar Doni. "Ayo, kita
Oh ini…" Lisa menyentuh bintik kecil di dahinya dan wajahnya yang cantik itu sedikit marah, "Jangan tanya lagi, tadi pagi aku pergi ke Citibank untuk menarik uang dengan ayahku, dan aku tidak sengaja disentuh oleh pria sialan…""Hah, disentuh? Kalau begitu apakah pria itu sudah meminta maaf padamu.?"Lisa mengambil ponsel untuk berkaca dan menyadari bahwa bintik merah itu tidak terlalu jelas, kemudian dia meletakkan kaca itu sambil tersenyum, "Dia sudah meminta maaf, tetapi kalian juga tahu bahwa nasabah seperti apa dulu yang dilayani oleh Citibank itu, dan kalian tebaklah pakaian apa yang dia kenakan saat itu? Produk murahan dan aku sedikit tercengang melihat cara berpakaiannya, karena mau apa dia pergi ke citibank yang bukan untuk level seperti dia...""Produk murahan? Maksudmu dia memakai baju yang biasa saja?""Tapi di Citibank itu bukannya hanya bisa mengajukan kartu dengan saldo minimal 100 juta? Jika di drama sinetron, semakin rendah sikapnya, semakin kaya juga orangnya. Kalau
Ini membuat Doni dan Fadli merasa sangat canggung dan malu, sedangkan Elsa dan Amanda hanya mengobrol sambil menggunakan ponsel mereka dan tidak menghiraukannya.Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa ada yang salah dengan sikap mereka. Meja itu terdiri dari empat bangku kayu. Satu bangku bisa diduduki oleh dua orang. Elsa dan Amanda duduk di satu bangku, Doni dan Fadli satu bangku, Andre dan Syifa juga satu bangku sedangkan Lisa duduk sendirian di satu bangku.Syifa dan Andre merasa sangat tidak percaya diri, karena Lisa adalah satu-satunya teman sekelasnya yang paling cantik dan pemilih. Ketika Kevin datang, bagaimana dengan reaksi Lisa ketika bertemu dengan Kevin.Meskipun Kevin terlihat lumayan, tetapi pakaian yang dia kenakan benar-benar lusuh dan kotor! Andre dan Syifa menyapa yang lain untuk memesan makanan, sedangkan Elsa dan Amanda mengarahkan pandangan mereka pada menu makanan. Mereka sama sekali tidak peduli ada Fadli dan Doni yang berada di depannya."Mengapa yang datan
Syifa merasa ragu dan Lisa telah memberikan jawabannya melalui sikapnya. Dia tetap tersenyum dingin dan menatap Andre dan Syifa. "Syifa, selamat untukmu yang telah mendapatkan pacar yang tampan seperti Andre, aku masih ada sedikit urusan dan sedang tidak ingin makan, aku pergi dulu."Setelah selesai berbicara, Lisa berdiri, berbalik dan berjalan keluar.Bisa dikatakan bahwa acara makan ini direncanakan oleh Lisa. Menurutnya, Andre terlihat lumayan, apalagi dia dari jurusan ekonomi, Lisa berfikir bahwa teman-teman Andre pasti juga akan sama terlihat lumayan.Dalam hatinya ingin mencari pasangan yang cocok dan malas untuk Memilah milih lagi. Meskipun itu tidak cocok, tetapi juga bukanlah hal yang buruk untuk mengenal pria yang tampan lagi.Tak terduga, teman sekamar Andre, Fadli terlihat sedikit frustrasi, sedangkan Doni terlihat biasa saja. Dia masih bisa menahan kedua orang ini.Tetapi ketika dia melihat Kevin, Lisa tidak bisa menahannya lagi. Di dalam pikirannya, Kevin adalah seoran